PENANGKAPAN
NON-OSSEOUS TECHNETIUM-99M METHYLENE DIPHOSPHONATE (TC-99M MDP) PADA
PEMERIKSAAN SIDIK TULANG
Miraz Hedi Kusumah, Erwin Affandi
Universitas
Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Email: hedikusumah@gmail.com, erwin.affandi711@gmail.com
Keywords: Non-Osseous Uptake; Tc-99m MDP; Bone Scintigraphy. Kata Kunci: Pengangkapan Non-Osseous;
Tc-99m MDP; Sidik Tulang. |
ABSTRACT Non-osseous uptake on Tc-99m
methylene diphosphonate can be caused by the processing of neoplasms, trauma,
inflammatory processes, ischemic, and artifacts. Using Tc-99m MDP in bone
scintigraphy imaging can show the changes in the metabolism of non-osseous lesions.
Bone scintigraphy can show soft tissue lesions due to increased focal area
activity. This study aimed to determine the non-osseous uptake of Tc-99m MDP
in bone scintigraphy. The methods of this article were an article review of
the current literature published in the last ten years until 2022 that
discusses the uptake of non-osseous Tc-99m MDP on bone scintigraphy. This
study found that proper identification of non-osseous uptake on bone
scintigraphy can provide a diagnostic clue to the pathologic process. In
conclusion, imaging of Tc-99m MDP uptake on the bone scintigraphy can provide
additional information to reduce the risk of misinterpretation of bone
scintigraphy results. ABSTRAK Penangkapan
non-osseous pada pemeriksaan sidik tulang dengan menggunakan radiofarmaka
Technetium-99m methylene diphosphonate (Tc-99m MDP) dapat disebabkan karena
proses neoplasma, trauma, proses inflamasi, iskemik, dan artefak. Perubahan
metabolisme lesi non-osseous dapat diketahui pada pencitraan sidik tulang
dengan menggunakan radiofarmaka Tc-99m MDP. Lesi pada jaringan lunak dapat
terlihat pada pemeriksaan sidik tulang karena adanya peningkatan aktivitas
pada area fokal. Tujuan penulisan telaah pustaka ini adalah untuk mengetahui
gambaran penangkapan non-osseous Tc-99m MDP pada pemeriksaan sidik tulang.
Metode penelitian ini adalah tinjauan pustaka dari semua literatur mengenai
penangkapan non-osseous Tc-99m MDP pada sidik tulang yang dipublikasikan
dalam 10 tahun terakhir hingga tahun 2022. Hasil penelitian ini didapatkan
bahwa identifikasi yang tepat dari penangkapan Tc-99m MDP pada sidik tulang
dapat memberikan petunjuk diagnostik pada proses patologis. Kesimpulan dari
telaah pustaka ini adalah pencitraan penangkapan non-osseous Tc-99m MDP pada
pemeriksaan sidik tulang dapat memberikan informasi tambahan sehingga dapat
mengurangi risiko salah interpretasi dalam membaca hasil pemeriksaan sidik
tulang. |
Info Artikel |
Artikel
masuk 01-04-23, Direvisi 17-04-23, Diterima 20-04-23 |
PENDAHULUAN
Technetium-99m
methylene diphosphonate (Tc-99m MDP) umumnya digunakan pada pemeriksaan sidik
tulang. Tc-99m MDP digunakan dalam pencitraan sidik tulang karena sifatnya yang
stabil dalam tubuh dan clearance darah yang cepat (Dadgar et al., 2022). Contoh kasus pemeriksaan sidik tulang pada skeletal
yaitu: osteomyelitis, proses metastasis, dan trauma (Love & Palestro, 2016), (L. Zhang et al., 2019), (Minamimoto et al., 2015).
Gambaran
normal penangkapan Tc-99m MDP pada pemeriksaan sidik tulang terdapat pada
tulang, kandung kemih, dan ginjal. Namun demikian, penangkapan patologis Tc-99m
MDP dapat menunjukkan gambaran penangkapan non-osseous. Penangkapan non-osseous
dapat ditemukan pada jaringan lunak (Mir et al., 2022), (Liu et al., 2020), (Khor et al., 2013).
Salah
satu faktor yang berperan dalam peningkatan penangkapan non-osseous Tc-99m MDP
adalah proses penyakit yang mengakibatkan ekspansi cairan ekstraseluler.
Perbedaan visualisasi pada penangkapan radiofarmaka yang terdapat di jaringan
lunak menunjukkan perubahan cairan ekstraseluler regional (Liu et al., 2020).
Konsentrasi
Tc-99m MDP secara langsung berhubungan dengan aliran darah dan vaskularisasi.
Peningkatan vaskularisasi dan permeabilitas vaskulnoner berperan dalam
peningkatan penangkapan non-osseous pada Tc-99m MDP. Adanya senyawa vasoaktif
mengakibatkan perubahan permeabilitas kapiler. Sedangkan neovaskularisasi
merupakan faktor tambahan yang menyebabkan akumulasi Tc-99m MDP pada jaringan (Şahin et al., 2014).
Pada
keadaan tertentu, mekanisme pasti dari penangkapan non-osseous Tc-99m MDP belum
diketahui dengan pasti. Obstruksi, anomali dan disfungsi dari traktus urinarius
dapat terlihat dari pencitraan Tc-99m MDP (Wright & Sharma, 2015). Akumulasi dari Tc-99m MDP di luar skeletal tubuh
mempunyai implikasi diagnostik praktis dan mengindikasikan adanya penyakit
sistemik (Şahin et al., 2014). Pengenalan dari berbagai jenis penangkapan non-osseous
Tc-99m MDP dapat meningkatkan nilai diagnostik dari pemeriksaan sidik tulang (Bermo et al., 2018). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
gambaran penangkapan non-osseous Tc-99m MDP pada pemeriksaan sidik tulang.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini mengunakan metode literature review atau studi kepustakaan.
Telaah pustaka pada studi ini menggunakan mesin pencari referensi dari pubmed
NCBI. Kami mencari artikel berbahasa Ingris dari Pubmed. Kata kunci yang
digunakan dalam penelusuran pustaka adalah non-osseous atau extraosseous,
Tc-99m methylene diphosphonate, bone scintigraphy atau bone scan. Referensi yang digunakan
dibatasi 10 tahun terakhir, yaitu tahun 2012-2022.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN
Kami mendapatkan artikel sesuai kriteria
inklusi yang berkaitan dengan gambaran penangkapan non-ossous pada pemeriksaan
sidik tulang. Artikel tersebut berupa penelitian, case-report, dan systematic
review.
PEMBAHASAN
Mekanisme
Penangkapan Non-Osseus Tc-99m MDP
Perubahan
metabolisme pada lesi non-osseus dapat diketahui pada pencitraan sidik tulang
dengan menggunakan radiofarmaka Tc-99m MDP. Radiofarmaka Tc-99m MDP berdifusi
dari vaskular ke ruang ekstra selular pada penyuntikan intravena. Aktivitas osteoblast
menyebabkan ikatan radiofarmaka Tc-99m MDP dengan substansi anorganik (kalsium
hidroksiapatite, kalsium fosfat dan kalsium karbonat (Wale et al., 2015).
Penangkapan
Tc-99m MDP yang meningkat dapat disebabkan oleh berbagai proses penyakit akibat
difusi cairan ekstra selular. Fase awal dari konsentrasi Tc-99m MDP pada
jaringan normal berhubungan dengan vaskularisasi. Peningkatan penangkapan
Tc-99m MDP berhubungan dengan peningkatan perfusi regional karena difusi pasif
pada jaringan yang mengalami inflamasi contohnya pada bursitis. Sebaliknya
penurunan penangkapan Tc-99m MDP terjadi pada proses avaskular contohnya
nekrosis pada rongga abses. Peningkatan perfusi saja tidak menghasilkan uptake
yang tinggi pada jaringan lunak seperti pada proses inflamasi, trauma dan
neoplasma meskipun aliran darah regional merupakan faktor penentu dari
penangkapan Tc-99m MDP (Shao et al., 2019), (Torres et al., 2021).
Konsentrasi Tc-99m MDP pada jaringan normal berbanding
lurus dengan kadar kalsium yang terkandung didalamnya, dengan konsentrasi
tinggi pada tulang (14%-24%) dan konsentrasi rendah pada otot (0.005% kalsium).
Proses penangkapan oleh Tc-99m MDP pada jaringan tulang yang normal hampir sama
dengan jaringan lunak. Peningkatan kalsium pada infark miokard atau kerusakan
otot skeletal terlihat pula pada pemeriksaan sidik tulang Tc-99m MDP. Kalsium
di luar jaringan tulang berhubungan dengan kolagen, osteoid, miofibril dan
substrat organik yang lain. Methylene diphosphonate bertindak sebagai ligan
yang menyerap masuk ke dalam kalsium jaringan, menempatkan Tc-99m MDP pada fase
mineral tanpa interaksi substrat organik secara signifikan (Zhong et al., 2015).
Aviditas Tc-99m MDP terhadap jaringan lunak dapat
ditentukan dari konsentrasi kalsium jaringan secara absolut. Faktor reaktivitas
dari diphosphonate terhadap deposit kalsium dapat ditentukan oleh ion metalik,
area permukaan kristalin dan rasio molar kalsium-fosfat. Tempat yang sering
mengalami kalsifikasi terjadi pada rasio molar CA:PO4 yang rendah dan pada
permukaan area yang luas. Penangkapan non-osseus dari Tc-99m MDP dihasilkan
oleh deposit magnesium dan kalsium fosfat serta konsentrasi zat besi yang
tinggi pada jaringan lunak. Technetium-99m terpisah dengan methylene
diphosphonate pada keadaan peningkatan kadar besi pada jaringan. Proses penangkapan non-osseus juga dapat
terjadi karena adanya ekstravasasi hem ke dalam jaringan lunak sehingga
menghasilkan keadaan yang berlebihan zat besi. Proses tersebut menggambarkan
jaringan lunak yang abnormal (Zhong et al., 2015).
Tiga jam setelah penyuntikan Tc-99m MDP, ditemukan dosis
radiofarmaka berada dalam jaringan lunak sebesar 2%-10%. Jumlah penangkapan
radiofarmaka dipengaruhi oleh fungsi ginjal dan status hidrasi yang sangat
menurunkan clearance darah dan clearance pada jaringan lunak. Keadaan
lesi simetris memegang peranan penting dalam deteksi abnormalitas penangkapan
non-osseus yang terdapat pada pemeriksaan tulang dalam keadaan patologis (Verma et al., 2016).
Interprestasi Pencitraan
Lesi pada jaringan lunak dapat terlihat pada pemeriksaan
sidik tulang karena adanya peningkatan aktivitas pada area fokal. Deteksi
abnormalitas membutuhkan pencitraan dengan kualitas baik, proyeksi tambahan dan
pemeriksaan secara teliti. Penyesuaian kontras dan penguatan warna secara
digital diperlukan untuk membedakan antara penangkapan normal dan abnormal (Verma et al., 2016).
Akumulasi dari Tc-99m MDP pada
jaringan payudara pada umumnya bervariasi namun bersifat uniform dan simetris,
sedangkan pada hasil pencitraan jaringan lunak lainnya tampak samar-samar.(Orcajo-Rincon et al., 2022) Timbulnya kalsifikasi pada kartilago dan pembuluh darah
dapat dipengaruhi oleh proses usia sehingga tidak disamakan dengan aktivitas
abnormal dari jaringan lunak.(Minamimoto et al., 2015), (Shen et al., 2014).
Jenis-Jenis
Penangkapan Non-Osseus
Penangkapan Tc-99m MDP dapat ditimbulkan dari berbagai
proses neoplasma jinak dan keganasan.(Torres et al., 2021),(Sun et al., 2020),(Pirayesh et al., 2013) Neoplasma jinak yang ditandai oleh massa juxtaarticular
yang terdiri dari kalsium fosfat merupakan tumor calcinosis.(Asokendaran & Lenzo,
2016),(Sha et al., 2019) Tumor ini berupa nodul yang mengalami kalsifikasi pada
jaringan lunak sekitar persendian. Nodul ini dapat membesar dan menimbulkan
keluhan nyeri. Deposit garam kalsium terutama pada daerah sendi besar seperti
pinggul, bahu, siku tangan, serta pergelangan tangan atau kaki. Kapsul jaringan
penyambung dengan permukaan berlobulasi mengelilingi massa tumor. Deposit dari
kalsium periartikular dapat dilihat dengan ketiadaan kalsifikasi vaskular atau
visceral dalam keadaan normokalsemia dan fungsi ginjal normal. Metode untuk
mendekteksi adanya lesi dan menghitung jumlah lesi dapat dilakukan dengan
pemeriksaan sidik tulang (Sonavane et al., 2013). Peningkatan penangkapan Tc-99m MDP oleh massa yang
mengalami kalsifikasi dapat terlihat pada pemeriksaan tersebut. (Itani et al., 2017), (An et al., 2015).
Lesi primer atau metastasis
ganas dapat mengakumulasi Tc-99m MDP akibat dari kalsifikasi tumor. Tumor
primer yang banyak menangkap Tc-99m MDP yaitu kanker payudara, karsinoma hepatoseluler,
osteosarkoma, neuroblastoma, sarkoma, dan glioma. Metastasis jaringan lunak
diketahui mengalami kalsifikasi dan mengakumulasi Tc-99m MDP termasuk
osteosarkoma, ovarium berlendir dan tumor gastrointestinal, neuroblastoma,
serta kanker payudara dan paru-paru (Gambar. 1A-D) (Shen et al., 2014).
Gambar 1. Pencitraan
sidik tulang pada neoplasma
Pencitraan sidik tulang anterior pada pasien dengan riwayat
reseksi osteosarkoma sebelumnya yang menunjukkan penangkapan fokus yang banyak
di dalam paru-paru (panah) (A) disebabkan oleh kalsifikasi metastasis nodul
(tanda panah) pada radiografi dada (B). Pencitraan sidik tulang anterior (C)
pada pria berusia 68 tahun dengan adenokarsinoma usus besar yang menunjukkan
penangkapan fokus di kuadran kanan atas (panah) yang sesuai dengan kalsifikasi
metastasis lesi (tanda panah) pada CT (D).
Inflamasi/infeksi
Bursitis sering muncul secara spontan karena proses
pergesekan yang berlebihan atau infeksi. Pada awal kondisi akut, bursa
membengkak karena adanya cairan serosa dan mukoid. Selama proses inflamasi
berlangsung, presipitat “pasir” kalsium berkembang dalam cairan bursa.
Kalsifikasi dan hiperemia pada bursa sendi yang mengalami inflamasi menimbulkan
deposit radioframaka pada tempat tersebut (Kousik & Ram, 2021).
Deposit kristal didalam
persendian menimbulkan hiperemia pada sinovial, edema, dan proliferasi yang
merupakan tanda dari crystalline arthropathies. Peningkatan perfusi regional
dan peningkatan permeabilitas sehingga ekstravasasi Tc-99m MDP kedalam
interstitial sinovial yang mengalami edema. Kemudian Tc-99m MDP terikat pada
kalsium dan kristal urat (Kousik & Ram, 2021).
Pembentukan abses menghasilkan infiltrasi neutrofil ke
jaringan sekitarnya dan eksudasi plasma secara akut. Proses hiperemia dan edema
lokal pada tepi dari abses menimbulkan peningkatan difusi Tc-99m MDP kedalam
abses dan tertahan didalam jaringan lunak. Sebagai alternatif, abses kronik
kurang menimbulkan respon eksudatif. Tampak dinding dari jaringan granulasi
bersifat sirkumskripta dengan area fokal yang mengalami nekrosis. Tc-99m MDP
terdeposit pada daerah nekrosis yang mengalami kalsifikasi atau sebagai hasil
proliferasi jaringan fibrosa (Kousik & Ram, 2021).
Radiofarmaka Tc-99m MDP dapat terakumulasi pada penyakit
granulomatosa kronis atau infeksi tidak aktif, kemungkinan disebabkan oleh
mikro atau makrokalsifikasi. Tc-99m MDP dapat terakumulasi juga pada peradangan
non infeksi. Tc-99m MDP yang terakumulasi di lokasi infeksi aktif kemungkinan
terkait dengan peningkatan aliran darah, peningkatan permeabilitas kapiler, dan
perubahan metabolisme kalsium. Contohnya adalah penangkapan di dalam kulit
selulitis, di dalam paru-paru karena pneumonia (Gambar.2C, D) (Bermo et al., 2018).
Gambar 2. Pencitraan sidik
tulang pada inflamasi/infeksi
Pencitraan sidik tulang anterior abdomen pada pria berusia
47 tahun dengan kanker paru-paru (A) menunjukkan retensi radiofarmaka difus
yang ditandai di dalam ginjal (panah). Pencitraan sidik tulang anterior abdomen
dan panggul (B) menunjukkan bagian kanan bawah kuadran kanan bawah (panah) yang
sesuai dengan transplantasi ginjal yang diketahui. Sidik tulang anterior gambar
dada pada pria berusia 60 tahun (C) yang menunjukkan penyerapan di lobus kanan
atas (tanda panah) terkait dengan pneumonia dan konsolidasi yang terlihat pada
radiografi dada (tanda panah) (D).
Iskemia
Penyakit sickle cell, penyakit sickle cell-hemoglobin
C, dan anemia hemolitik umumnya disebabkan oleh kelainan pada lien.
Mikrotrombosis menyebabkan terjadinya kongesti pasif dan pembesaran pada organ.
Selanjutnya pada jaringan yang mengalami hipoksia terjadi infark secara
progesif dan deposit dari hemosiderin dan kalsium yang mempunyai afinitas
terhadap penangkapan Tc-99m MDP. Penangkapan pada hati dan infark pada otak
meskipun jarang, mempunyai mekanisme yang hampir sama (Caobelli et al., 2013), (Kannivelu et al., 2013).
Dampak iskemik terhadap membran selular mengakibatkan
terjadinya influk kalsium secara cepat ke intraselular, yang berpresipitasi
sebagai garam didalam mitokondria. Protein yang mengalami denaturasi
selanjutnya bertindak sebagai substrat untuk deposit kalsium. Tc-99m MDP juga
dapat terdeposit pada sel otot yang rusak atau yang mati jika masih terdapat
aliran darah yang tersisa. Sepuluh persen dari perfusi normal diperlukan untuk
menghantarkan Tc-99m MDP pada jaringan infark sehingga dapat menghasilkan
pencitraan (Delaney et al., 2021). Setelah 7-10 hari, lokasi yang mengalami infark tidak
lagi mempunyai ikatan terhadap Tc-99m MDP. Tc-99m pyrophospate mempunyai ikatan
yang lebih baik dari Tc-99m MDP terhadap jaringan infark sehingga merupakan
pemeriksaan utama pada infark (Bermo et al., 2018).
Jaringan yang mengalami infark/iskemik memiliki jumlah
kalsium intraseluler yang tinggi yang disimpan ke dalam mitokondria; jaringan
ini kemudian dapat menangkap Tc-99m MDP. Sebagai contoh, penumpukan Tc-99m MDP
dapat dilihat dalam kondisi infark miokard karena pelepasan kalsium dari miosit
yang mati (Gambar. 3A). Penyebab serupa lainnya dari penangkapan MDP miokard
termasuk amiloidosis jantung, angina tidak stabil, gagal jantung kongestif.
Penumpukan MDP Tc-99m juga dapat dilihat di dalam lien yang mengalami infark
pada pasien dengan anemia sel sabit (Gambar. 3B) (Kannivelu et al., 2013).
Gambar 3. Pencitraan sidik tulang pada
iskemia/infark
Pencitraan sidik tulang anterior (A) yang menunjukkan
penangkapan Tc-99m MDP miokard fokal (panah) pada pasien berusia 69 tahun
dengan kanker paru-paru yang mengalami infark miokard akut. Pencitraan sidik
tulang posterior (B) pada pasien penyakit sel sabit yang menunjukkan penagkapan
TC-99m MDP lien yang menyebar (panah) yang berhubungan dengan infark lien
kronis.
Trauma
Stres cedera pada otot, membran interosseous, atau tendon
dapat muncul apabila mendapat beban berlebihan akibat aktivitas fisik secara
abnormal dan berulang ulang (Abe et al., 2019),(Saxena et al., 2017),(Verrall & Dolman, 2016). Influk kalsium, inflamasi, dan edema pada daerah yang
mengalami cedera menyebabkan akumulasi lokal oleh Tc-99m MDP (Kim et al., 2017),(Govaert et al., 2017). Pada sidik tulang, seluruh otot yang mengalami cedera
dapat nampak pada pencitraan. Konsentrasi radiofarmaka secara maksimal muncul
pada 48 jam pertama setelah cedera (Mandegaran et al., 2019),(Manganaro et al., 2019). Penangkapan radiofarmaka pada fascia dan tendon bersifat
fokal dan terbatas pada lesi cedera. Pada proses hematom post-trauma terjadi
pertumbuhan kapiler-kapiler dan migrasi fibroblast secara cepat. Di dalam
gumpalan darah (clot) terdapat hemosiderin dan kalsium presipitat. Lokalisasi
Tc-99m MDP pada lokasi hemoragi bergantung dari derajat hiperemia dan jumlah deposit zat besi dan garam kalsium
(Heindel et al., 2014).
Heterotopic ossification (HO) merupakan pembentukan tulang
baru secara reaktif, yang muncul pada jaringan lunak setelah terjadinya trauma.
Keberadaan tulang pada jaringan lunak merupakan keadaan yang tidak normal (Mujtaba et al., 2019),(Ghanem et al., 2020),(R. Zhang et al., 2018). Kondisi yang mucul pada jaringan yang sakit seperti pada
tumor ini, perlu dibedakan dengan kalsifikasi metastatik pada keadaan
hiperkalsemia dan kalsifikasi distrofi. Pembentukan HO juga harus dibedakan
dengan pembentukan tulang pada tumor osteosarcoma dan osteochondroma. Ada dua
jenis HO, yaitu bentuk yang didapatkan (acquired) dan bentuk yang diturunkan
(herediter) namun bersifat jarang. Bentuk yang didapatkan (acquired) dari HO
sering muncul setelah trauma muskuloskeletal (trauma secara langsung, fraktur
dan tindakan ortopedik seperti total hip arthroplasty) dan penyebab
neurogenik (trauma medula spinalis, cedera otak). Bentuk yang diturunkan yang
sangat jarang adalah myositis ossificans progesif (Cheon & Yoo, 2022), (Jiang et al., 2015). Patogenesis dari ossifikasi jaringan lunak yang “sakit”
dapat membedakannya dengan kalsifikasi pada daerah metastatik dan distrofi pada
jaringan lunak. Patogenesis HO diduga terjadi karena perubahan dari sel
primitif yang berasal dari sel mesenkim yang muncul pada jaringan penyambung
dan otot, menjadi sel osteogenik diduga sebagai patogenesis terjadinya HO. Di
dalam lesi, osteoblast bergabung dengan proliferasi fibroblast membentuk tulang
lamelar. Tc-99m terikat erat pada tulang yang aktif secara metabolik dalam satu
minggu setelah terjadi cedera. Sebagai tulang ektopik yang matur, penangkapan
sidik tulang terbatas dan lebih rendah intensitasnya dibandingkan tulang yang
normal. Pencitraan secara serial dapat mendeteksi maturasi, dimana saat itu
merupakan saat yang tepat untuk melakukan eksisi. Pembentukan HO juga merupakan
komplikasi fraktur, dislokasi, dan trauma tumpul pada muskular. Pada pasien
yang mengalami kelemahan neurologik, pembentukan tulang heterotopik dapat
terjadi pada jaringan lunak sekitar sendi dan otot (Bermo et al., 2018).
Gangguan pada drainase limfatik menimbulkan edema
interstitial dan ekspansi regional ke kompartemen cairan ekstra selular.
Proliferasi jaringan fibrosa secara normal muncul sebagai respon limfedema yang
persisten. Seringkali sidik tulang pasien yang menjalani reseksi pembuluh
kelenjar limfe aksila memberikan gambaran limfedema pada extremitas atas (Eberl et al., 2022).
Pembentukan HO dikaitkan dengan riwayat trauma sebelumnya
atau imobilisasi yang lama. Osifikasi jaringan lunak berkembang menjadi
pembentukan tulang yang matang sehingga dapat membatasi mobilitas, tergantung
pada lokasi dan tingkat keparahannya (Gambar 4) (Bermo et al., 2018).
Gambar 4. Pencitraan sidik tulang pada trauma
Pencitraan sidik tulang anterior panggul pada pria berusia
37 tahun (A) yang menunjukkan penangkapan Tc-99m MDP di dalam paha (panah) yang
sesuai dengan kalsifikasi heterotopik jinak (tanda panah) pada radiografi
panggul (B). Pencitraan sidik tulang posterior dada pada wanita berusia 36
tahun dengan kanker payudara (C) yang menunjukkan penangkapan difus di dalam
hemithoraks posterior kanan (panah) sesuai dengan efusi pleura kanan (tanda
panah) pada CT (D).
Artefak dapat menunjukkan kemiripan dengan abnormalitas
jaringan lunak. Artefak yang umum disebabkan oleh kesalahan persiapan
radiofarmaka, administrasi Tc-99m MDP yang kurang baik, teknik pencitraan yang
tidak tepat (Kumar et al., 2017). Penangkapan artefak Tc-99m MDP dapat menyebabkan
dilematis diagnosa. Artefak yang bersifat teknis dibagi berdasarkan
penyebabnya:
Radiofarmaka
Kesalahan dalam persiapan radiofarmaka dapat mengubah
biodistribusi Tc-99m sehingga menyebabkan penangkapan jaringan lunak. Pengaruh
udara yang masuk kedalam vial reaksi menghasilkan Tc-99m (Tc04-) yang tidak
tereduksi maupun terikat pada MDP. Distribusi pertechnetate bebas (Tc04-) mirip
dengan iodine dan chlorine yaitu pada tiroid, mukosa gaster, pleksus koroid.
Penyebab yang lain adalah pengeluaran atau kebocoran alumunium melalui eluat
generator, pemakaian solusio dextrosa, jika dalam persiapan tidak dipakai dalam
jangka waktu lama, jika pada campuran reaksi PH terlalu tinggi atau tidak
sesuai. Kondisi lain yang harus diperhatikan adalah medikasi pasien yang dapat
mengubah distribusi komponen Tc-99m phospatase, contohnya diphosphonates sebagai
pengobatan osteoporosis dapat menurunkan penangkapan radiofarmaka pada tulang.(Parihar et al., 2022), (Lou et al., 2017).
Teknik penyuntikan
Abnormalitas pada sidik tulang dapat terjadi karena adanya
ekstravasasi dari lokasi penyuntikan Tc-99m MDP. Pemberian marker pada lokasi
injeksi dapat menghindari adanya ektravasasi. Tekanan dan gerakan selama
injeksi bolus dapat dengan mudah mengubah posisi jarum dari vena sehingga
menyebabkan terjadinya ekstravasasi radiofarmaka ke jaringan lunak sekitar.
Lokasi injeksi sering mempertahankan dosis kecil dari administrasi Tc-99m MDP.
Infiltrasi subcutaneus secara signifikan pada regio antekubiti dapat
menimbulkan penangkapan kelenjar getah bening aksila karena ekstravasasi Tc-99m
MDP sebagian dikeluarkan melalui pembuluh limfe. Sebagai tambahan, lokasi
penyuntikan radiofarmaka sering tidak tampak dari pencitraan, khususnya pada
lengan dan pergelangan tangan (Parihar et al., 2022).
Kesalahan yang terjadi terkait teknik injeksi adalah
kebocoran arteri dan penyuntikan radiofarmaka intra arterial. Setelah
penyuntikan intra arterial, bagian distal dari distribusi arteri akan
menampakkan penangkapan jaringan lunak. Sebagai contoh injeksi Tc-99m MDP ke
dalam arteri radius menghasilkan penangkapan pada seluruh sisi lateral tangan
serta pergelangan tangan (Bermo et al., 2018),(Gholami & Jafaripour,
2022).
Teknik pencitraan
Teknik pencitraan sangat penting dalam membedakan
penangkapan dari jaringan lunak atau tulang. Peningkatan penangkapan Tc-99m MDP
oleh jaringan lunak dapat muncul jika pada kamera gamma terjadi kesalahan peak
untuk photon Tc-99m. Jika energi window untuk Thalium-201 (68-83 keV),
Xenon-133 (81 keV) atau Cobalt-57 (122 keV) digunakan, Compton scatter dari
Tc-99n (140 keV) dicitrakan dalam gambar resultan. Keberadaan dari radionuklida
yang mempunyai energi photon yang lebih tinggi dari Tc-99m juga menciptakan
aktivitas difus pada jaringan lunak. Malfungsi dari alat kamera, kesalahan dari
flood correction map dapat menimbulkan penangkapan non-osseus
radiofarmaka sidik tulang. Namun hal yang sering terjadi adalah pergerakan pada
pasien yang dapat menimbulkan gambaran struktur yang kabur pada pencitraan yang
mirip dengan penangkapan pada jaringan lunak. Artefak karena pergerakan
memerlukan rekonstruksi pada pemeriksaan Single Photon Emission Computed
Tomography (SPECT) (Soundararajan et al., 2013). Kemudian yang harus diperhatikan adalah superposisi dari
lengan tangan terhadap abdomen maupun pelvis. Klinisi sebaiknya memonitor
selama proses pemeriksaan sidik tulang dan memeriksa kembali gambar pencitraan
sebelum pasien meninggalkan lokasi pemeriksaan (Biassoni et al., 2015).
Persiapan radiofarmaka yang tidak memadai mengakibatkan
peningkatan jumlah technetium sehingga terdapat penumpukan abnormal di dalam
tiroid dan lambung. Kelebihan aluminium dalam elute dari generator Tc-99m
menyebabkan pembentukan koloid, dengan partikel koloid berlabel radioaktif yang
disuntikkan kemudian terperangkap oleh retikuloendotelial menyebabkan penangkapan
difus di hepar yang lebih besar daripada lien (Gambar 5) (Biassoni et al., 2015).
Gambar 5. Artefak pada sidik tulang
Pencitraan sidik tulang anterior di atas abdomen (A)
menunjukkan peningkatan difus penangkapan radionuklida di dalam hepar (panah)
sebagai akibat dari ion aluminium yang berlebihan dalam eluat. Pencitraan sidik
tulang anterior pada pria berusia 55 tahun dengan mastositosis (B) menunjukkan
penangkapan fokus di dalam nodus epitroklear kanan (tanda panah) terkait dengan
ekstravasasi radionuklida di jaringan lunak lengan bawah dan tangan kanan
(panah).
KESIMPULAN
Identifikasi yang tepat dari penangkapan Tc-99m
MDP pada sidik tulang dapat memberikan petunjuk diagnostik pada proses
patologis. Gambaran penangkapan non-osseus Tc-99m MDP pada pemeriksaan sidik
tulang dapat memberikan informasi tambahan sehingga dapat mengurangi risiko
salah interpretasi dalam membaca hasil pemeriksaan sidik tulang.
BIBLIOGRAFI
Abe, K., Hashiguchi, H., Sonoki, K., Iwashita, S.,
& Takai, S. (2019). Tarsal navicular stress fracture in a young athlete: A
case report. Journal of Nippon Medical School, 86(2), 122–125.
An, Y. S., Suh, C. H.,
Jung, J. Y., & Kim, H. A. (2015). Role of bone scan in the assessment of
polymyositis/dermatomyositis. Clinical Rheumatology, 34(4),
699–706.
Asokendaran, M., &
Lenzo, N. (2016). Laxative related primary hyperphosphatemic tumoral calcinosis
identified by bone scintigraphy. World Journal of Nuclear Medicine, 15(03),
200–202.
Bermo, M., Behnia, S.,
Fair, J., Miyaoka, R. S., & Elojeimy, S. (2018). Review of Extraskeletal
Activity on Tc-99m Methylene Diphosphonate Bone Scintigraphy and Value of
Cross-Sectional and SPECT-CT Imaging Correlation. Current Problems in
Diagnostic Radiology, 47(5), 324–332.
Biassoni, L., Easty,
M., & Sinha, C. (2015). Technetium-99m-pertechnetate scintigraphy in
children with symptomatic Meckel’s diverticulum. Nuclear Medicine
Communications, 36(4), 406–407.
Caobelli, F., Paghera,
B., Pizzocaro, C., & Guerra, U. P. (2013). Extraosseous myocardial uptake
incidentally detected during bone scan: Report of three cases and a systematic
literature review of extraosseous uptake. Nuclear Medicine Review, 16(2),
82–87.
Cheon, M., & Yoo,
J. (2022). A Case Report of a Gluteus Hematoma Detected on99mTc-MDP Bone Scan. Diagnostics,
12(6), 10–13.
Dadgar, H.,
Norouzbeigi, N., Jokar, N., & Zareizadeh, J. (2022). Comparison of 18
F-NaF Imaging , 99m Tc-MDP Scintigraphy , and 18 F-FDG for Detecting Bone
Metastases.
Delaney, F. T.,
Dempsey, P., Welaratne, I., Buckley, B., O’Sullivan, D., & O’Connell, M.
(2021). Incidental cardiac uptake in bone scintigraphy: increased importance
and association with cardiac amyloidosis. BJR|case Reports, 7(3),
20200161.
Eberl, M., Fersing,
C., Guillemard, S., Ilonca, D., Guiu, S., & Deshayes, E. (2022). Unusual
Focal Lung Uptake without CT Abnormality on a Bone Scan : What Might It
Mean ? 10–13.
Ghanem, M. A.,
Dannoon, S., & Elgazzar, A. H. (2020). The added value of SPECT-CT in the
detection of heterotopic ossification on bone scintigraphy. Skeletal
Radiology, 49(2), 291–298.
Gholami, A., &
Jafaripour, I. (2022). Specific pattern of bone scan as a result of
unintentional-intraarterial injection into the ulnar artery. Caspian Journal
of Internal Medicine, 13(2), 439–441.
Govaert, G. A., IJpma,
F. F., McNally, M., McNally, E., Reininga, I. H., & Glaudemans, A. W.
(2017). Accuracy of diagnostic imaging modalities for peripheral post-traumatic
osteomyelitis – a systematic review of the recent literature. European
Journal of Nuclear Medicine and Molecular Imaging, 44(8), 1393–1407.
Heindel, W., Gübitz,
R., Vieth, V., Weckesser, M., Schober, O., & Schäfers, M. (2014). The
diagnostic imaging of bone metastases. Deutsches Ärzteblatt International,
111(44), 741–747.
Itani, M., Matesan,
M., Behnia, S., & Elojeimy, S. (2017). Calciphylaxis on bone scan:
correlation between molecular and cross-sectional findings. Radiology Case
Reports, 12(1), 175–178.
Jiang, R. F., Zhang,
L., Cheng, B., Huang, Z., Li, D. L., Wang, M. M., Lu, X. T., Zhang, Y. X.,
& Cao, W. (2015). Increased uptake of Tc-99m-methylene diphosphonate in the
jaw. Clinical Imaging, 39(6), 1068–1072.
Kannivelu, A., Padhy,
A. K., Srinivasan, S., & Ali, S. Z. (2013). Extraosseous uptake of
technetium-99m methylene diphosphonate by an acute territorial cerebral infarct
in a classical biodistribution pattern. Indian Journal of Nuclear Medicine,
28(4), 240–242.
Khor, L. K., Tan, K.
B., Loi, H. Y., & Lu, S. J. (2013). Nephrogenic systemic fibrosis in a
patient with renal failure demonstrating a “reverse superscan” on bone
scintigraphy. Clinical Nuclear Medicine, 38(3), 203–204.
Kim, C., Lee, S. J.,
Kim, J. Y., Hwang, K. T., & Choi, Y. Y. (2017). Comparative Analysis of
99mTc-MDP Three-Phase Bone Scan with SPECT/CT and 99mTc-HMPAO-Labeled WBC
SPECT/CT in the Differential Diagnosis of Clinically Suspicious Post-traumatic
Osteomyelitis. Nuclear Medicine and Molecular Imaging, 51(1),
40–48.
Kousik, V., & Ram,
S. (2021). Suprapatellar bursitis presenting as unilateral “Hot” patella sign
on 99mTc-methylene diphosphonate skeletal scintigraphy. World Journal of
Nuclear Medicine, 20(04), 408–410.
Kumar, N., Verma, S.,
Singh, R. K. R., Datta, D., Kheruka, S. C., & Gambhir, S. (2017).
Contamination, a major problem in nuclear medicine imaging: How to investigate,
handle, and avoid it. Journal of Nuclear Medicine Technology, 45(3),
241–242.
Liu, S., Xie, J., Yu,
F., Cai, H., Wu, F., Zheng, H., Ma, C., Lv, Z., & Wang, H. (2020).
99mTc-methylene diphosphonate uptake in soft tissue tumors on bone scintigraphy
differs between pediatric and adult patients and is correlated with tumor
differentiation. Cancer Management and Research, 12, 2449–2457.
Lou, J., Wen, G.,
Dong, K., & Zhang, Y. (2017). Early monitoring of osteoporosis treatment
response by technetium-99m-methylene diphosphonate bone scan. Nuclear
Medicine Communications, 38(10), 854–857.
Love, C., &
Palestro, C. J. (2016). Nuclear medicine imaging of bone infections. Clinical
Radiology, 71(7), 632–646.
Mandegaran, R.,
Dhillon, S., & Jen, H. (2019). Beyond the bones and joints: A review of
ligamentous injuries of the foot and ankle on 99mTc-MDP-SPECT/CT. British
Journal of Radiology, 92(1104).
Manganaro, M. S.,
Millet, J. D., Brown, R. K. J., Viglianti, B. L., Wale, D. J., & Wong, K.
K. (2019). The utility of bone scintigraphy with SPect/ct in the evaluation and
management of frostbite injuries. British Journal of Radiology, 92(1094).
Minamimoto, R.,
Loening, A., Jamali, M., Barkhodari, A., Mosci, C., Jackson, T., Obara, P.,
Taviani, V., Gambhir, S. S., Vasanawala, S., & Iagaru, A. (2015).
Prospective comparison of 99mTc-MDP scintigraphy, combined 18F-NaF and 18F-FDG
PET/CT, and whole-body MRI in patients with breast and prostate cancer. Journal
of Nuclear Medicine, 56(12), 1862–1868.
Mir, K. B., Fatima,
S., Batool, S., Marwat, N., Faheem, M., & Ammar, A. (2022). Extraosseous
soft tissue uptake-in Multiple Myeloma. JPMA. The Journal of the Pakistan
Medical Association, 72(7), 1454–1455.
Mujtaba, B., Taher,
A., Fiala, M. J., Nassar, S., Madewell, J. E., Hanafy, A. K., & Aslam, R.
(2019). Heterotopic ossification: Radiological and pathological review. Radiology
and Oncology, 53(3), 275–284.
Orcajo-Rincon, J.,
Muñoz-Langa, J., Sepúlveda-Sánchez, J. M., Fernández-Pérez, G. C., Martínez,
M., Noriega-Álvarez, E., Sanz-Viedma, S., Vilanova, J. C., & Luna, A.
(2022). Review of imaging techniques for evaluating morphological and
functional responses to the treatment of bone metastases in prostate and breast
cancer. Clinical and Translational Oncology, 24(7), 1290–1310.
Parihar, A. S.,
Schmidt, L. R., Crandall, J., Dehdashti, F., & Wahl, R. L. (2022). Adverse clinical events at the injection site
are exceedingly rare following reported radiopharmaceutical extravasation in
patients undergoing 99m Tc-MDP whole body bone scintigraphy: A 12-year
experience . Journal of Nuclear Medicine, jnumed.122.264994.
Pirayesh, E.,
Rakhshan, A., Amoui, M., Rakhsha, A., Poor, A. S., & Assadi, M. (2013).
Metastasis of femoral osteosarcoma to the abdominal wall detected on 99m Tc-MDP
skeletal scintigraphy. Annals of Nuclear Medicine, 27(5),
478–480.
Şahin, E.,
Elboǧa, U., & Kalender, E. (2014). An incidental finding of
extraosseous uptake in technetium 99m methylene diphosphonate bone
scintigraphy: Uterine leiomyoma. Journal of Medical Imaging and Radiation
Sciences, 45(2), 141–143.
Saxena, A., Behan, S.
A., Valerio, D. L., & Frosch, D. L. (2017). Navicular Stress Fracture
Outcomes in Athletes: Analysis of 62 Injuries. Journal of Foot and Ankle
Surgery, 56(5), 943–948.
Sha, Y., Hong, K.,
Liew, M. K. M., Lum, J. L., & Wong, R. C. W. (2019). Juxta-articular
tumoral calcinosis associated with the temporomandibular joint: A case report
and concise review. BMC Oral Health, 19(1), 1–7.
Shao, F., Li, N., Xie,
P., Li, Y., & Zhang, H. (2019). Increased Muscular MDP Activity in the
Lower Extremities Caused by Multiple Arterial Thromboses. 44(2),
2018–2020.
Shen, Y. Y., Wu, Y.
C., Kao, C. H., & Hsieh, T. C. (2014). Huge primary soft tissue sarcoma of
the breast on bone scan. Clinical Nuclear Medicine, 39(1),
99–101.
Sonavane, S. T.,
Marwah, A., Shah, H., & Jaiswar, R. (2013). Abnormal extraosseous activity
in both lungs and stomach in pre-transplant 99mTc-MDP bone scan disappearing
after renal transplant. Indian Journal of Nuclear Medicine, 28(3),
165–167.
Soundararajan, R.,
Naswa, N., Sharma, P., Karunanithi, S., Nazar, A. H., Das, K. J., Bal, C.,
Malhotra, A., & Kumar, R. (2013). SPECT-CT for characterization of
extraosseous uptake of 99mTc-methylene diphosphonate on bone scintigraphy. Diagnostic
and Interventional Radiology, 19(5), 405–410.
Sun, G., Zhang, Y. X.,
Liu, F., & Tu, N. (2020). Whole-body magnetic resonance imaging is superior
to skeletal scintigraphy for the detection of bone metastatic tumors: A
meta-analysis. European Review for Medical and Pharmacological Sciences,
24(13), 7240–7252.
Torres, L. P.,
Hernandez, M. A., Avellaneda, T. M., & Ramírez, A. I. G. (2021). Findings
in bone scintigraphy with [99mTc] Tc-MDP of a mandibular ameloblastic
carcinoma. Nuclear Medicine Review, 24(1), 27–28.
Verma, S., Kumar, N.,
Kheruka, S. C., & Gambhir, S. (2016). Extraosseous 99mTc-methylene
diphosphonate uptake on bone scan: Unusual scenario. Indian Journal of
Nuclear Medicine, 31(4), 280–282.
Verrall, G., &
Dolman, B. (2016). Deducing a mechanism of all musculoskeletal injuries. Muscles,
Ligaments and Tendons Journal, 6(2), 174–182.
Wale, D. J., Wong, K.
K., Savas, H., Kandathil, A., Piert, M., & Brown, R. K. J. (2015).
Extraosseous findings on bone scintigraphy using fusion SPECT/CT and
correlative imaging. American Journal of Roentgenology, 205(1),
160–172.
Wright, C. L., &
Sharma, A. (2015). Unusual appearance for urinary bladder obstruction detected
with 99mTc-MDP bone scintigraphy. Clinical Nuclear Medicine, 40(12),
967–968.
Zhang, L., He, Q.,
Zhou, T., Zhang, B., Li, W., Peng, H., Zhong, X., Ma, L., & Zhang, R.
(2019). Accurate characterization of 99mTc-MDP uptake in extraosseous neoplasm
mimicking bone metastasis on whole-body bone scan: Contribution of SPECT/CT. BMC
Medical Imaging, 19(1).
Zhang, R., Dong, F.,
Meng, Z., & Tan, J. (2018). Multiple heterotopic ossification of the
intestine detected by 99mTc-MDP bone scan in a patient with primary peritoneal
cancer. Clinical Nuclear Medicine, 43(10), 749–751.
Zhong, Z. A., Peck,
A., Li, S., VanOss, J., Snider, J., Droscha, C. J., Chang, T. A., &
Williams, B. O. (2015). 99mTC-Methylene diphosphonate uptake at injury site
correlates with osteoblast differentiation and mineralization during bone
healing in mice. Bone Research, 3, 1–8.
Copyright holder: Miraz Hedi
Kusumah, Erwin Affandi (2023) |
First publication right: Jurnal Health Sains |
This article is licensed
under: |