HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN HASIL PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA)

 

Novia Arista Cahyani, Adib Ahmad Shammakh, Sabariah, Putu Dedi Arjite

Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Al-Azhar, Mataram, Indonesia

Email: Noviaaristacahyani1@gmail.com, adibahmads@gmail.com,

hussabariah@yahoo.co.id, iputudedyarjita@gmail.com

Keywords:

Hormonal Contraception; IVA.

 

 

 

 

 

 

 

 

Kata Kunci: 

Kontrasepsi Hormonal; IVA.

ABSTRACT

Cervical cancer is a malignancy of cells that occurs in the cervix. In 2015, in NTB there were 8,020 people who had cervical cancer and in 2016 it had increased to 14,431 people. Hormonal contraception is a risk factor for cervical cancer. This study aims to determine the relationship between the use of hormonal contraception and VIA examination results at the Meninting Public Health Center. Cross Sectional research design with medical record measurement tools. A total of 59 research samples were carried out using a purposive sample sampling technique in patients who underwent IVA examinations at the puskesmas, stating that from June 2021 - November 2022 data. Bivariate analysis test using the Chi Square correlation test. The results showed that 30 samples had positive IVA and 29 samples had negative IVA results. Obtained a p-value of 0.011 (p-value,0.05) for the use of contraceptive pills with IVA examination results, a P-value of 0.000 (p-value 0.05) for the use of injecting contraceptives with IVA examination results and a p-value of 0.030 (p- value, 0.05) for the use of implant contraception with IVA examination results. There is a significant relationship between the use of hormonal contraception and the results of visual inspection of acetic acid (IVA) at the Meninting Health Center.

 

ABSTRAK

Kanker serviks merupakan keganasan sel yang terjadi pada serviks. Pada tahun 2015, di NTB terdapat 8.020 penduduk yang mengalami kanker serviks dan pada tahun 2016 mengalami peningkatan menjadi 14.431 jiwa. Kontrasepsi hormonal merupakan factor resiko penyebab kanker serviks. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan kontrasepsi hormonal dengan hasil pemeriksaan IVA di puskesmas meninting. Desain penelitian Cross Sectional dengan alat ukur rekam medis. Sebanyak 59 sampel penelitian dilakukan dengan teknik pengambilan sampel purposive sample pada pasien yang melakukan pemeriksaan IVA di puskesmas meninting dari data bulan juni 2021 – November 2022. Uji analisis bivariat menggunakan uji korelasi Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 30 sampel mengalami positif IVA dan 29 sampel dengan hasil pemeriksaan negative IVA. Didapatkan p-value 0,011 (p-value,0,05) untuk penggunaan kontrasepsi pil dengan hasil pemeriksan IVA, P-value 0,000 (p-value0,05) untuk penggunaan kontrasepi suntik dengan hasil pemeriksaan IVA dan p-value 0,030 (p-value,0,05) untuk penggunaan kontrasepsi implant dengan hasil pemeriksaan IVA. Terdapat hubungan yang signifikan Antara Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Dengan Hasil Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) Di Puskesmas Meninting.

Info Artikel

Artikel masuk 01-04-23, Direvisi 14-04-23, Diterima 21-04-23

 


PENDAHULUAN

Kanker serviks adalah tumor ganas primer yang berasal dari sel epitel skuamosa serviks atau leher rahim (Chrisanti et al., 2019).  Penyebab penyakit kanker yang menyerang leher rahim pada organ reproduksi wanita adalah infeksi virus HPV (human papillomavirus). Kondisi ini umumnya disadari Ketika telah memasuki stadium lanjut, kanker leher rahim merupakan kanker yang paling sering   dijumpai   dan   merupakan   penyebab kematian kedua setelah kanker payudara (Sari, 2021).

WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa kanker serviks merupakan kanker tersering pada wanita dengan perkiraan kasus sebesar 570.000 pada tahun 2018. Sekitar 90% kematian akibat kanker serviks terjadi dinegara-negara berpenghasilan rendah dan menengah (Issa et al., 2021).

International Agency for Research on Cancer (IARC) menyebutkan bahwa di Indonesia kanker serviks menempati urutan kedua dengan persentase sebesar 13,8% dari sepuluh kanker terbanyak pada tahun 2018.  Kematian akibat kanker serviks di Indonesia adalah sebanyak 18.279 kasus setiap tahunnya (Meta et al., 2020).

Di NTB tahun 2015 sendiri berdasarkan profil kesehatan Provinsi NTB prevalensi kanker leher rahim sejumlah 8.020 jiwa dan ditemukan IVA positif 146 kasus, pada tahun 2016 prevalensi kanker leher rahim sejumlah 14.431 jiwa dan ditemukan IVA positif 290 kasus (Suseno & Imani, 2020).

Kejadian kanker serviks dipengaruhi oleh berbagai faktor terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap kanker serviks yaitu faktor sosiodemografis yang meliputi pekerjaan, pendidikan, usia, status sosial ekonomi, dan faktor aktifitas sekual yang meliputi usia pertama kali melakukan hubungan seks, pasangan seks yang   berganti-ganti, paritas, kurang menjaga kebersihan diri, merokok dan menggunakan alat kontrasepsi hormonal (Sari, 2021).

Kanker   serviks   sebagian   besar disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) yaitu HPV  16 dan 18 yang akan menginvasi   melalui   aktivitas   seksual (Ni Made Ayu Dewi Adnyani, 2021). Umumnya infeksi HPV hanya bersifat sementara dan akan dieliminasikan oleh tubuh, tetapi beberapa akan menetap dan berkembang progresif menjadi neoplasia intraepitel serviks.  HPV tidak cukup kuat untuk    melakukan    proses    neoplasia dikarenakan progresifitas untuk perkembangan kanker memungkin kan bila terjadi   ketidakseimbangan   hormonal (Issa et al., 2021).

Faktor hormonal merupakan factor pendorong perkembangan kanker serviks bisa   di dapat dari kontrasepsi yang digunakan dalam waktu yang lama (Meta et al., 2020). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang telah menggunakan kontrasepsi selama 5 tahun atau lebih memiliki risiko kanker serviks yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak menggunakan kontrasepsi dan akan menurun setelah penggunaan kontrasepsi dihentikan. 1 Penelitian lain menunjukkan sebanyak 34 penderita memikili riwayat penggunaan kontrasepsi selama 4 tahun dari 48 penderita kanker serviks (Meta et al., 2020).

Menurut World Population Data Sheet 2013, Indonesia merupakan negara ke-5 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk terbanyak, yaitu 249 juta (Fitri & Putri, 2020). Di antara negara ASEAN, Indonesia dengan luas wilayah terbesar tetap menjadi negara dengan penduduk terbanyak, jauh di atas 9 negara anggota lain (Awaliyah, 2021).

Data SDKI 2012 menunjukkan tren Prevalensi Penggunaan Kontrasepsi atau Contraceptive Prevalence Rate (CPR) di Indonesia sejak 1991-2012 cenderung meningkat. Data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menunjukkan bahwa pada tahun 2013 ada 8.500.247 PUS (Pasangan Usia Subur) yang merupakan peserta KB baru, dan hampir separuhnya (48,56%) menggunakan metode kontrasepsi hormonal. Pada tahun 2013, cakupan KB aktif secara nasional sebesar 75,88%. 

WHO merekomendasikan suatu pendekatan alternatif bagi negara yang sedang berkembang dengan konsep down staging terhadap kanker serviks, salah satunya adalah dengan cara Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA). Tes IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) dilakukan dengan mengusap atau mengoles leher Rahim (serviks) dengan asam asetat 3-5% dan larutan iodium lugol dengan bantuan lidi wotten (Puspitaningrum, 2020).

Cara ini dilakukan untuk melihat perubahan warna yang terjadi pasca dilakukan olesan. Perubahan warna ini bisa langsung diamati setelah1-2 menit pasca pengolesan dan bisa dilakukan oleh mata telanjang. Pengolesan asam asetat 3-5% pada serviks yang abnormal akan memberikan gambaran bercak putih yang disebut acetowhite. Gambaran ini muncul oleh karena tingginya tingkat kepadatan inti dan konsentrasi protein (Setiawati, 2017).

Penelitian menunjukkan bahwa resiko kanker serviks semakin meningkat     selama seorang wanita menggunakan kontrasepsi hormonal, tetapi resikonya   kembali turun lagi setelah kontrasepsi hormonal dihentikan. Sehingga   riset dilakukan    untuk    mencari    hubungan antara   kontrasepsi   hormonal   dengan risiko   kanker   serviks.   Namun, hasil studi     populasi     untuk     menentukan hubungan antara dua variabel ini tidak pernah konsisten (Suseno & Imani, 2020).

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari tahun 2021, bahwa wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal 4-5 tahun lebih banyak ditemukan pada wanita dengan hasil IVA positif (81.5%) dibandingkan dengan wanita dengan hasil IVA negatif (18.5%). Uji statistik Chi-Square menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara hasil IVA dengan penggunaan kontrasepsi hormonal . Sedangkan Penelitian yang dilakukan oleh Nurhaeda dkk dengan judul hubungan usia nikah, penggunaan kontrasepsi hormonal dan personal hygiene dengan kejadian displasia serviks melalui pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) di puskesmas bara baraya makassar menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kejadian lesi prakanker serviks.

UPT BLUD Puskesmas Meninting berada di Kecamatan Batu Layar Kabupaten Lombok Barat yang merupakan salah satu daerah tujuan utama pariwisata di Nusa Tenggara Barat sehingga dibangun berbagai fasilitas penunjang bagi kenyamanan wisatawan/pendatang, sehingga Puskesmas Meninting aktif melakukan penyuluhan, pendampingan dan sudah melaksanakan program pencegahan kanker leher rahim dengan deteksi dini IVA sejak bulan April 2013 (Suseno & Imani, 2020).

Data pasien yang sudah dilakukan IVA di UPT BLUD Puskemas Meninting pada Tahun 2015 sebanyak 2 kasus dari 203 pengunjung kemudian jumlah penderita IVA pada Tahun 2016 sebanyak 1 kasus dengan jumlah kunjungan 206 dan meningkat drastis pada tahun 2017 menjadi 102 kasus dengan jumlah kunjungan 885 (Suseno & Imani, 2020). Bulan Juni 2021 – Agustustus 2022 menunjukkan jumlah kunjungan di Ruang Pemeriksaan Voluntary Counselling and Testing (VCT) 143 orang, dan didapatkan sebanyak 33 orang IVA positif.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan penggunaan kontrasepsi dengan hasil pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) di puskesmas meniting.        

 

Tujuan Penelitian

Mengetahui efektivitas pengaruh pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) dengan kejadian kasus kanker serviks.

 

Manfaat Penelitian

Memberikan suatu informasi serta data-data ilmiah mengenai alat kontrasepsi serta bahaya penyakit kanker serviks pada masyarakat. Sebagai bahan data kasus  inspeksi visual asam asetat (IVA) di puskesmas meniting.        

 

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan suatu penelitian analitik Cross-Sectional, populasi   dalam penelitian   ini   adalah semua  pasien  yang  datang  melakukan pemeriksaan IVA    di Puskesmas Meninting dari bulan Juni sampai November sebanyak 133 orang. Pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik pemilihan secara Purposive sampling yaitu yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan peneliti yang telah lolos kriteria inklusi dan eksklusi, yaitu sebesar 59 sampel. Jenis variabel pada  penelitian    ini diklasifikasikan menjadi  dua  yaitu variable dependent yaitu  hasil pemeriksaan IVA dan variabel Independent (Variabel tidak terikat/bebas) yaitu penggunaan kontrasepsi hormonal. Data dianalisa menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji analisis Chi square.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan dari tanggal 14 Desember 2022 sampai tanggal 17 Desember 2022. Penelitian ini dilakukan menggunakan Teknik pengambilan sampel yaitu Non-Probability Purposive Sampling dimana sampel yang diambil dibagi menjadi 2 kriteria yaitu kriteria inklusi dan kriteria eksklusi, kriteria yang tidak sesuai dengan dengan kriteria penelitian maka masuk kedalam kriteria eksklusi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Teknik Purposive Sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan peneliti yang telah lolos kriteria inklusi dan eksklusi, yaitu sebesar 59 sampel.

Subjek penelitian adalah pasien yang melakukan pemeriksaan IVA di Puskesmas Meninting Lombok barat dari bulan Juni 2021 sampai bulan November 2022. Sampel diambil melalui data sekunder dari data rekam medis dengan desain penelitian Chi-Square. Setelah dilakukan penelitian dan diperoleh data, selanjutnya data tersebut akan dianalisis secara univariat dan bivariat serta untuk melihat karakteristik dari masing-masing sampel dan menilai hubungan antara kedua variabel penelitian.

 

Analisis Univariat

 

Tabel 1. Analisis Univariat Responden Berdasarkan Hasil Pemeriksaan IVA

Hasil IVA

Frekuensi

Jumlah (n)

Persentase

Positive

30

50,8%

Negative

29

49,2%

Total

59

100%

         Sumber: Data Sekunder Tahun 2021 dan 2022

 

Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari 59 sampel didapatkan bahwa sampel dengan hasil pemeriksaan IVA positif yaitu 30 sampel (50,8%) dan sampel dengan hasil pemeriksaan negatif yaitu 29 sampel (49,2%).

 

Tabel 2. Analisis Univariat Responden Berdasarkan Penggunaan Kontrasepsi Pil

Kontrasepsi Pil

Frekuensi

Jumlah (n)

Persentase

Ya

6

10,2%

Tidak

53

89,8%

Total

59

100%

           Sumber: Data Sekunder Tahun 2021 dan 2022

 

Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari 59 sampel didapatkan bahwa jumlah sampel yang menggunakan kontrasepsi pil yaitu 6 sampel (10,2%), sedangkan yang tidak menggunakan kontrasepsi pil sebesar 53 sampel (89,8%).

 

Tabel 3. Analisis Univariat Responden Berdasarkan Penggunaan Kontrasepsi Suntik

Kontrasepsi Suntik

Frekuensi

Jumlah (n)

Persentase

Ya

35

59,3%

Tidak

24

40,7%

Total

59

100%

         Sumber: Data Sekunder Tahun 2021 dan 2022

 

Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari 59 sampel didapatkan bahwa jumlah sampel yang menggunakan kontrasepsi suntik yaitu 35 sampel (59,3%), sedangkan yang tidak menggunakan kontrasepsi suntik sebesar 24 sampel (40,7%).

 

Tabel 4. Analisis Univariat Responden Berdasarkan Penggunaan Kontrasepsi Implant

Kontrasepsi Implant

Frekuensi

Jumlah (n)

Persentase

Ya

18

30,5%

Tidak

41

69,5%

Total

59

100%

          Sumber: Data Sekunder 2021 dan 2022

 

Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari 59 sampel didapatkan bahwa jumlah sampel yang menggunakan kontrasepsi Implant yaitu 18 sampel (30,5%), sedangkan yang tidak menggunakan kontrasepsi implant sebesar 41 sampel (69,5%).

 

Analisis Bivariat

 

Tabel 5. Analisis Bivariat Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Pil Dengan Hasil Pemeriksaan IVA

Pil

Diagnosis

 

Jumlah

 

95%Cl

 

PR

 

p-value

 

IVA positif

IVA negatif

 

 

 

 

 

N

%

N

%

N

%

1.8189-1.9777

2.212

0,011

 

Ya

6

20,0

0

0,0

6

10,2

 

 

 

Tidak

24

80,0

29

100

53

89,8

Total

30

100

29

100

59

100

 

Berdasarkan data analisis bivariat yang dilakukan pada 59  sampel penelitian didapatkan hasil wanita yang menggunakan kontrasepsi Pil dengan hasil pemeriksaan IVA Positif adalah sebanyak 6 responden (20,0%), sedangkan wanita yang menggunakan kontrasepsi Pil dengan hasil pemeriksaan IVA negative adalah sebanyak 0 responden (0,0%). Wanita yang tidak menggunakan kontrasepsi pil dengan hasil pemeriksaan IVA positif adalah sebanyak 24 responden (80,0%), dan wanita yang tidak menggunakan kontrasepsi pil dengan hasil pemeriksaan IVA negative adalah sebanyak 29 responden (100,0%).

Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji korelasi Chi-Square didapatkan nilai P-Value sebesar 0,011 (P-Value <0,05), berarti H0 ditolak sehingga terdapat hubungan yang signifikan (P-Value <0,05) antara penggunaan kontrasepsi pil dengan  hasil pemeriksaan  IVA Positif di puskesmas meninting Lombok barat.

Pada penelitian ini didapatkan hasil perhitungan Prevalence Ratio (PR) sebesar 2,212 (PR >1). Hasil tersebut yang berarti menunjukan bahwa wanita yang menggunakan kontrasepsi pil beresiko 2.212 untuk mengalami positif IVA dibandingkan dengan wanita yang tidak menggunakan kontrasepsi pil.

 

Tabel 6. Analisis Bivariat Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Suntik Dengan Hasil Pemeriksaan IVA

Suntik

Diagnosis

 

Jumlah

 

95%Cl

 

PR

 

P-Value

 

IVA

positif

IVA  negatif

 

 

 

 

 

N

%

N

%

N

%

1.2777-1.5359

0,397

0,000

 

Ya

11

36,7

24

82,2

35

59,3

 

 

 

Tidak

19

63,3

5

17,2

24

40,7

Total

30

100

29

100

59

100

 

Berdasarkan data analisis bivariat yang dilakukan pada 59  sampel penelitian didapatkan hasil wanita yang menggunakan kontrasepsi suntik dengan hasil pemeriksaan IVA Positif adalah sebanyak 11 responden (36,7%), sedangkan wanita yang menggunakan kontrasepsi suntik dengan hasil pemeriksaan IVA negative adalah sebanyak 24  responden (82,8%). Wanita yang tidak menggunakan kontrasepsi suntik dengan hasil pemeriksaan IVA positif adalah sebanyak 19 responden (63,3%), dan wanita yang tidak menggunakan kontrasepsi suntik dengan hasil pemeriksaan IVA negative adalah sebanyak 5 responden (17,2%).

Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji korelasi Chi-Square didapatkan nilai P-Value sebesar 0,000 (P-Value <0,05), berarti H0 ditolak sehingga terdapat hubungan yang signifikan (P-Value <0,05) antara penggunaan kontrasepsi suntik dengan  hasil pemeriksaan  IVA positif di Puskesmas Meninting Lombok barat.

Pada penelitian ini didapatkan hasil perhitungan Prevalence Ratio (PR) sebesar 0.397 (PR< 1). Hasil tersebut yang berarti menunjukan bahwa wanita yang menggunakan kontrasepsi suntik beresiko 0.397 untuk mengalami positif IVA dibandingkan dengan wanita yang tidak menggunakan kontrasepsi suntik.

 

Tabel 7 Analisis Bivariat Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Implant Dengan Hasil Pemeriksaan IVA

Implant

Diagnosis

 

Jumlah

 

95%Cl

 

PR

 

P-Value

IVA

Positif

IVA

Negatif

N

%

N

%

N

%

1.5739-1.8159

1.743

0,030

Ya

13

43,3

5

17,2

18

30,5

Tidak

17

56,7

24

82,8

41

69,5

Total

30

100

29

100

59

100

 

Berdasarkan data analisis bivariat yang dilakukan pada 59  sampel penelitian didapatkan hasil wanita yang menggunakan kontrasepsi implant dengan hasil pemeriksaan IVA Positif adalah sebanyak 13 responden (43,3%), sedangkan wanita yang menggunakan kontrasepsi implant dengan hasil pemeriksaan IVA negatif  adalah sebanyak 5 responden (17,2%). Wanita yang tidak menggunakan kontrasepsi Implant dengan hasil pemeriksaan IVA positif adalah sebanyak 17 responden 56,7(%), dan wanita yang tidak menggunakan kontrasepsi implant dengan hasil pemeriksaan IVA negative adalah sebanyak 24 responden (82,8%).

Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji korelasi Chi-Square didapatkan nilai P-Value sebesar 0,030 (P-Value <0,05), berarti H0 ditolak sehingga terdapat hubungan yang signifikan (P-Value <0,05) antara penggunaan kontrasepsi implant dengan hasil pemeriksaan IVA positif di puskesmas meninting Lombok barat.

Pada penelitian ini didapatkan hasil perhitungan Prevalence Ratio (PR) sebesar 1.743 (PR>1). Hasil tersebut yang berarti menunjukan bahwa wanita yang menggunakan kontrasepsi implant beresiko 1.743 untuk mengalami positif IVA dibandingkan dengan wanita yang tidak menggunakan kontrasepsi implant.

 

Pembahasan

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Dwi Putri pada tahun 2017 menunjukkan bahwa penggunaan kontrasepsi hormonal meningkatkan risiko kanker serviks dengan metode kontrasepsi pil sebesar 3,94 kali, suntik 1,90 kali, dan implan 2,44 kali. Kontrasepsi hormonal yang dipakai dalam jangka panjang lebih dari 5 tahun dapat meningkatkan risiko relatif seseorang menjadi 2 kali daripada orang normal. Proses tersebut diduga karena regulasi trasnkrip DNA virus dapat mengenali hormon dalam kontrasepsi hormonal sehingga meningkatkan karsinogenesis virus.

Desain Case Control dengan sampel sebanyak 42 responden dengan nilai signifikasi uji Chi Square menunjukkan (P-Value = 0,005) dengan nilai OR 6.9. Penggunaan kontrasepsi hormonal meningkatkan level serum hormon seks steroid (ARDIYANI et al., 2021). Selain itu, penggunaan kontrasepsi hormonal dosis tinggi berhubungan dengan kanker serviks secara signifikan dengan infeksi HPV. Peningkatan hormon steroid eksogen pada ektopik serviks mempermudah masuknya HPV ke epitel serviks (Rahmawati, 2020). Peningkatan pertumbuhan kanker berhubungan dengan hormon endogen estradiol yang rendah dan progesteron yang tinggi. Wanita dengan progesteron yang tinggi memiliki ketahanan hidup lebih rendah dibandingkan dengan wanita dengan progesteron lebih rendah.

Penelitian Cross Sectional berjumlah 156 sampel penelitian, menunjukkan nilai signifikasi uji Chi-Square (P-Value<0,05) dengan nilai OR (r=0.348). Kontrasepsi pil merupakan kontrasepsi hormonal yang mengandung hormon dalam bentuk kombinasi progestin dengan estrogen. Kontrasepsi hormonal menyebabkan wanita sensitif terhadap HPV yang dapat menyebabkan adanya peradangan pada genitalia sehingga berisiko untuk terjadi kanker serviks. Salah satu sifat khas dari hormon esterogen dan progresteron adalah menimbulkan perlunakan pada serviks (Sulastry Pakpahan, Ruth DJ, 2021).

Penelitian lainnya dengan desain penelitian Case Control dengan sampel 120 responden yang dilakukan oleh Siregar (2020) menunjukkan nilai signifikasi uji Chi-Square (P=0,026). Hormon yang terkandung pada kontrasepsi hormonal dapat mengubah kepekaan sel serviks terhadap HPV. Penelitian lain menunjukkan bahwa risiko kanker serviks semakin meningkat selama seorang wanita menggunakan kontrasepsi oral, tetapi resikonya kembali turun lagi setelah kontrasepsi oral dihentikan. Penelitian terbaru di dapatkan hasil bahwa risiko kanker serviks adalah dua kali lipat pada wanita yang mengambil pil KB lebih dari 5 tahun, namun resiko kembali normal 10 tahun setelah mereka hentikan.

Kontrasepsi hormonal dimungkinkan bertindak sebagai penambah untuk bertumbuhnya neoplasma. Pengaruh kontrasepsi hormonal terhadap terjadinya neoplasia serviks dapat menyebabkan hipersekresi kelenjar endoservikal serta proliferasi kelenjar endoservikal. Selain itu, progesteron juga menyebabkan metaplasia dan displasia epitel portio dan selaput lendir dari endoserviks.  Kontrasepsi hormonal meningkatkan risiko kanker serviks bagi wanita dengan HPV dan progesterone juga memicu efek karsinogenik dari HPV. Selain itu kelebihan progesteron juga dapat menimbulkan servisitis atau infeksi leher rahim (Prasistyami et al., 2018).

Kekentalan lendir pada serviks akibat penggunaan kontrasepsi suntik akan menyokong terjadinya kanker serviks. Hal ini dikarenakan kekentalan lendir ini akan memperlama keberadaan suatu agen karsinogenik (penyebab kanker) di serviks yang terbawa melalui hubungan seksual termasuk adanya virus HPV yang menjadi penyebab dari kanker serviks. Kontrasepsi hormonal diduga akan menyebabkan defisiensi asam folat, yang mengurangi metabolisme mutagen sedangkan estrogen kemungkinan menjadi salah satu ko-faktor yang dapat membuat replikasi DNA HPV yang menjadi faktor pencetus terjadinya kanker serviks dan meningkatkan risiko menderita kanker leher Rahim (LISMANIAR et al., 2021).

Penggunaan kontrasepsi implant dapat meningkatkan kejadian kanker serviks mengingat mekanisme kerja dari hormon pada implant untuk menebalkan mukus serviks. Proses penebalan mukus serviks merupakan pergantian sel-sel baru maupun penambahan sel pada serviks untuk mencegah masuknya sperma. Apabila penebalan mukus serviks terjadi terus menerus dan tidak terkontrol, maka penebalan tersebut akan menjadi abnormal yang dapat memicu terjadinya kanker serviks (LISMANIAR et al., 2021).

 

KESIMPULAN

Terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan kontrasepsi pil dengan hasil pemeriksaan IVA di puskesmas meninting menggunakan uji statistik Chi-Square dengan P-Value 0.011 (P-Value <0.05). Terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan kontrasepsi suntik dengan hasil pemeriksaan IVA di puskesmas meninting menggunakan uji statistik Chi-Square dengan P-Value 0.000 (P-Value <0.05). Terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan kontrasepsi Implant dengan hasil pemeriksaan IVA di puskesmas meninting menggunakan uji statistik Chi-Square dengan P-Value 0.030 (P-Value <0.05).

 

 

 

BIBLIOGRAFI

ardiyani, N. V., Manan, H., & Nurtjahyo, A. (2021). Hubungan Kontrasepsi Hormonal Dengan Kanker Serviks Di Rsup Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Sriwijaya University.

Awaliyah, A. U. H. (2021). Korelasi Faktor Risiko Dengan Stadium Penderita Kanker Serviks Di Rsup Dr. Wahidin Sudirohusodo Tahun 2019. Universitas Hasanuddin.

Chrisanti, M., Meta, M., Lidesna, A., Amat, S., Kontrasepsi, L. P., Serviks, K., & Smear, P. (2019). Hubungan Jenis Dan Lama Penggunaan Kontrasepsi Menggunakan Metode Pap Smear Di Puskesmas Bakunase Kupang. Cendana Medical Journalmedical Journal, 18(3), 357–363.

Fitri, M., & Putri, C. A. (2020). Hubungan Dukungan Suami Dengan Keikutsertaan Ibu Akseptor Kb Iud Di Puskesmas Mandiangin Kec. Mks Di Kota Bukittinggi Tahun 2019. Jurnal Riset Hesti Medan Akper Kesdam I/Bb Medan, 5(2), 130. Https://Doi.Org/10.34008/Jurhesti.V5i2.200

Issa, T., Babi, A., Issanov, A., Akilzhanova, A., Nurgaliyeva, K., Abugalieva, Z., Azizan, A., Khan, S. A., Chan, C. K., Alibekova, R., & Aimagambetova, G. (2021). Knowledge And Awareness Of Human Papillomavirus Infection And Human Papillomavirus Vaccine Among Kazakhstani Women Attending Gynecological Clinics. Plos One, 16(12 December), 1–14. Https://Doi.Org/10.1371/Journal.Pone.0261203

Lismaniar, D., Wulan, W. S., Wardani, S. W., Gloria Purba, C. V., & Abidin, A. R. (2021). Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kanker Serviks Di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Provinsi Riau Tahun 2020. Media Kesmas (Public Health Media), 1(3), 1023–1042. Https://Doi.Org/10.25311/Kesmas.Vol1.Iss3.178

Meta, M. C. M., Damanik, E. M. B., & Amat, A. L. S. (2020). Hubungan Jenis Dan Lama Penggunaan Kontrasepsi Dengan Hasil Deteksi Dini Kanker Serviks Menggunakan Metode Pap Smear Di Puskesmas Bakunase Kupang. Cendana Medical Journal (Cmj), 8(1), 359–363.

Ni Made Ayu Dewi Adnyani, D. A. (2021). Gambaran Pengetahuan Siswi Tentang Imunisasi Human Papilloma Virus Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kuta Badung Tahun 2021. Gambaran Pengetahuan Siswi Tentang Imunisasi Human Papilloma Virus Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kuta Badung.

Prasistyami, A., Kusmiyati, Y., & Puji, H. (2018). Ungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Dengan Kejadian Kanker Serviks. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

Puspitaningrum, E. (2020). Rasio Prevalensi Paritas Terhadap Kejadian Kanker Serviks Di Kota Yogyakarta. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

Rahmawati, A. (2020). Hubungan Paparan Asap Rokok Dan Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal Dengan Pra-Kanker Serviks Di Wilayah Puskesmas Kota Metro. Poltekkes Tanjungkarang.

Sari, N. (2021). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Hasil Pemeriksaan Iva Test Pada Wanita Pasangan Usia Subur. Jurnal Ilmiah Pannmed (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist), 16(1), 72–76.

Setiawati, M. (2017). Hubungan Gejala Klinis Dan Faktor Risiko Dengan Hasil Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (Iva) Pada Wanita Usia Subur Di Puskesmas Kedaton.

Sulastry Pakpahan, Ruth Dj, E. S. (2021). Skrining Lesi Prakanker Leher Rahim Dengan Pemeriksaan Iv A Screening For Find Early Asymtomatic Lesions Cervical Cancer With Via Test Prodi Tarutung , Poltekkes Kemenkes Medan , 2 Rsud Tarutung , Kabupaten Tapanuli Utara , 3 Prodi Tarutung , Poltekkes Ke. Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan Rs. Dr.Soetomo, 7(1), 45–58.

Suseno, M. R., & Imani, R. D. S. (2020). Determinan Hasil Iva Positif Di Wilayah Kerja Upt Blud Puskesmas Meninting Lombok Barat. Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan), 7(1), 221–230. Https://Doi.org/10.36743/medikes.v7i1.226

 

Copyright holder:

Novia Arista Cahyani, Adib Ahmad Shammakh,

Sabariah, Putu Dedi Arjite (2023)

 

First publication right:

Jurnal Health Sains

 

     This article is licensed under:

         WhatsApp Image 2021-06-26 at 17