PENGARUH
HIV MENGALAMI UTI, HIP DISLOCATION, SCIATIC NERVE PAIN PENGGUNAAN KONTRASEPSI
DARURAT DISERTAI PTSD
R. Mohamad Javier1, Andisa
Fadhila Rialdi2, Abdillah Budi Ksatria3,
Bima Mahardhika Aji 4, Budi
Prakoso5, Maisuri T. Chalid6,
Bambang Widiwanto7, Mochamad
Aleq Sander8,
Risma Karlina Prabawati9,
Rachmat Budi Prasetyo10
Universitas
Muhammadiyah Malang, Malang, Indonesia1,3,4,5,7,8,9
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Makasar, Sulawesi Selatan2.6
Ilmu
Bedah Sub Urologi, Kepala Rumah Sakit Tk II dr. R. Hardjanto Balikpapan10
Email: japhil98@live.com, andisafadhila@gmail.com,
abdillahksatria@webmail.umm.ac.id, bimamahardhika@webmail.umm.ac.id,
budiprakoso87@gmail.com, maisurichalid@gmail.com
bambangwidianto@umm.ac.id, aleq.sander@yahoo.com,
risma@umm.ac.id, rachmatbd69@gmail.com
Keywords: HIV; UTI (Urinary Tract Infection); Hip Dislocation; PTSD. Kata Kunci: HIV; ISK (Infeksi Saluran Kemih); Dislokasi Pinggul; PTSD. |
ABSTRAK HIV (Human Immunodeficiency Virus) is a virus that attacks the immune
system making the body susceptible to various diseases, such as TB, TORCH and
others. Knowing the effect of the incidence of HIV (Human Immunodeficiency
Virus) which has CD-8 T Cell maturity accompanied by UTI (Urinary Tract
Infection) and Hip Dislocation with Sciatic Nerve Pain using the minipill as
emergency contraception accompanied by PTSD (Post Traumatic Syndrome
Disorder) in Commercial Sex Workers. This research is a Systematic Review
using the Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-analyses
method or commonly called PRISMA, this method is carried out systematically
by following the correct research steps or protocols. Sources were taken from
the PubMed site and the Google Scholar site with journals published in
2017-2022 and then screening was carried out to obtain 20,486 results.
Journal clustering was carried out and the number of Scopus Q1 indexed
journals was 1 journal, 2 journals Q2, 1 journal indexed Sinta S1, so that 4
journals were extracted. The majority of journals discuss age related to the
influence of HIV (Human Immunodeficiency Virus) events which experience CD-8
T Cell maturity accompanied by UTI (Urinary Tract Infection) and Hip
Dislocation with Sciatic Nerve Pain using the minipill as emergency
contraception accompanied by PTSD (Post Traumatic Syndrome) Disorder) in
commercial sex workers. ABSTRACT HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah
virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh rentan terhadap
berbagai penyakit, seperti TB, TORCH dan lain-lain. Mengetahui pengaruh
kejadian HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang mengalami maturitas Sel T
CD-8 disertai UTI (Urinary Tract Infection) dan Hip Dislocation dengan
Sciatic Nerve Pain yang menggunakan minipill sebagai kontrasepsi darurat
disertai PTSD (Post Traumatic Syndrome Disorder) pada Pekerja Seks Komersil.
Penelitian ini merupakan Systematic Review dengan menggunakan metode
Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-analyses atau biasa
disebut PRISMA, metode ini dilakukan secara sistematis dengan mengikuti
tahapan atau protokol penelitian yang benar. Sumber diambil dari situs PubMed
dan situs Google Scholar dengan jurnal terbitan tahun 2017-2022 lalu
dilakukan screening didapatkan hasil 20.486. Dilakukan klasterisasi jurnal
dan didapatkan jumlah jurnal terindex scopus Q1 sejumlah 1 jurnal, Q2 2
jurnal, terindeks Sinta S1 1 jurnal, sehingga terdapat 4 jurnal yang
diekstraksi. Mayoritas jurnal membahas mengenai usia yang berkaitan dengan
pengaruh kejadian HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang mengalami maturitas
Sel T CD-8 disertai UTI (Urinary Tract Infection) dan Hip Dislocation dengan
Sciatic Nerve Pain yang menggunakan minipill sebagai kontrasepsi darurat
disertai PTSD (Post Traumatic Syndrome Disorder) pada pekerja seks komersiil. |
Info Artikel |
Artikel masuk 06 February 2023, Direvisi 13
February 2023, Diterima 20 February 2023 |
PENDAHULUAN
HIV
(Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan
tubuh sehingga tubuh rentan terhadap berbagai penyakit, seperti TB, TORCH dan
lain-lain. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrom) yaitu terminologi sindrom
(tahap klinis akhir dari infeksi HIV) karena kehilangan imunitas seluler (Patel et al., 2018). AIDS adalah penyakit retrovirus yang
disebabkan oleh virus HIV ditandai dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh
khususnya menyerang limfosit T serta menurunnya jumlah CD4 yang bertugas
melawan infeksi (Purwaningsih & Widayatun, 2008). Jumlah CD4 menurun hingga kurang dari 200 sel
per µL darah atau 1 4 % dari seluruh limfosit tanpa memperhatikan status
klinis. Jumlah CD4 1-4 normal yaitu 400 – 1200 sel per µL darah.
Di
Indonesia kumulatif kasus HIVAIDS tahun 2010 sampai dengan 31 Maret 2021 sebanyak 134.042 kasus HIV dan AIDS 54.231
kasus. Infeksi baru HIV terjadi kenaikan yaitu tahun 2012 sebanyak 21.511 kasus
menjadi 29.037 kasus pada tahun 2013, dan kasus pada bulan Januari-Maret 2014
sebanyak 6.626 kasus. Kasus AIDS terjadi penurunan tahun 2019 sebanyak 8,747 kasus menjadi 6.266 kasus pada
tahun 2020, dan
bulan Januari-Maret 2021
sebanyak 308 kasus. Jumlah kasus kematian akibat AIDS terus meningkat hingga
tahun 2019
mencapai 1.489 kasus, dan tahun 2020 terjadi
penurunan menjadi 726 kasus, dan pada bulan Januari-Maret 2021 sebanyak 30 kasus. Angka kematian (CFR) AIDS
menurun dari 18,5% pada tahun 2019 9
menjadi 12,9% pada tahun 2020.
Infeksi
saluran kemih adalah adanya mikroorganisme patogen dalam jumlah tertentu (Irawan,
2018). Kultur urin positif didefinisikan ketika
jumlah koloni bakteri lebih besar dari atau sama dengan 103 unit pembentuk
koloni per μl organisme dalam saluran kemih yang normal. Bakteri penyebab
infeksi yang paling sering di dunia dan di masyarakat adalah E. coli. Infeksi
saluran kemih, baik yang bergejala maupun yang tidak bergejala, tetap masalah
kesehatan no 1 di dunia yang dapat mengakibatkan penurunan kualitas hidup dan
produktivitas.
Kelompok
orang tertentu berisiko lebih tinggi terkena infeksi saluran kemih. Populasi
yang rentan adalah wanita, terutama selama kehamilan, ibu menyusui dan pasien
usia lanju. Pada kondisi tertentu yang dapat meningkatkan kerentanan terhadap
infeksi saluran kemih adalah cedera tulang belakang, kesalahan dalam pemasangan
kateter urin, diabetes, multiple sclerosis, imunodefisiensi dan kelainan
urologi yang mendasarinya.
Pasien yang
positif HIV juga rentan terhadap infeksi saluran kemih. Insiden infeksi saluran
kemih pada populasi HIV yang terkait dengan infeksi dan penurunan fungsi
kekebalan tubuh, dilihat berdasakan jumlah sel CD4+ limfosit. Sebagaimana
berdasarkan hasil studi observasional dimana kejadian infeksi bakteri pada
pasien yang terinfeksi HIV, termasuk infeksi saluran kemih, berkorelasi terbalik
dengan jumlah CD4+ limfosit.
Dislokasi adalah pindahnya permukaan sentuh tulang yang menyusun
sendi. Cedera ini dihasilkan ole gaya yang menyebabkan sendi melampaui batas
normal anatomisnya. Pindahnya ujung tulang yang incomplete disebut dislokasi
tidak sempurna atau subluxation. Karena fungi ligament adalah juga untuk
mencegah perpindahan tau pergerakan sendi yang abnormal, semua sprains
menghasilkan beberapa derajat subluxation. Dislokasi yang komplit, atau
luxation, terjadi saat ada pemisahan yang komplit dari ujung tulang
Dislokasi pinggul (hip dislocation) secara traumatik hampir
selalu disebabkan ole trauma yng tinggi. Adanya cedera dislokasi menandakan
bahwa ada gaya yang mencapal 90 pound atau bahkan lebih pada mekanisme
traumatik atau adanya patologi yang mendasari yang menyebabkan ketidakstabilan
sendi. Dislokasi anterior dihasilkan dari rotasi eksternal dan abduksi panggul.
Kasus dislokasi posterior mendekall 90% kasus, sementara dislokasi anterior
hanya 10% 2-3, dan cedera nervus sciatic mungkin terjadi pada 10-20% kasus dan
lebin dari setengah pasten juga mencalami fraktur.
Sebagian
besar pekerja seks komersil
mengalami kecemasan yaitu kecemasan akan tertularnya infeksi menular seksual.
Hal ini disebabkan karena keterbatasan pemahaman dan pengetahuan penyakit
menular seksual, HIV/AIDS dan cara pencegahan terhadap penyakit menular
tersebut (Herdiansyah, 2007).
Adapun kontarsepsi yang
sering diminum oleh para pekerja seks komersil adalah kontrasepsi hormonal
dalam bentuk mini pil. Dalam riset Carmen P. McLean dkk dari National
Center for PTSD bahwa pekerja seks komersial dapat mengalami gangguan mental,
seperti gangguan mood, gangguan kecemasan ataupun post-tramatic. Selain itu,
seseorang dapat menderita gangguan secara mental karena adanya 3 faktor yaitu
lingkungan bekerja, dukungan sosial, dan tindak kekerasan atau pelecehan (Saifuddin, 2021). Prostitusi mengakibatkan multipel traumatik
bagi perempuan yang dilacurkan (Pedila), diantaranya 71% kekerasan fisik, 63%
perkosaan, 89% tidak menyukai prostitusi tapi tidak berdaya untuk keluar, 68%
terkena Post Traumatic Stress Disorder (PTSD).
Oleh karena itu berdasarkan
latar belakang diatas peneliti ingin meneliti mengenai pengaruh kejadian hiv (human immunodeficiency virus)
yang mengalami maturitas sel T CD-8 disertai UTI (urinary tract infection)
dan hip dislocation dengan sciatic nerve pain yang menggunakan mini pil sebagai
kontrasepsi darurat disertai PTSD (post traumatic syndrome disorder)
pada pekerja seks komersil masih dipertanyakan. Untuk mengatasi masalah ini, kami melakukan tinjauan sistematis secara meta analisis untuk mengevaluasi secara komprehensif peran prediktif minipil dan HIV (human immunodeficiency virus) dalam prognosis UTI (urinary tract
infection) dan hip dislocation dengan sciatic nerve pain yang disertai PTSD
(post traumatic syndrome disorder).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan Systematic Review dengan menggunakan
metode Preferred Reporting Items for
Systematic Reviews and Meta-analyses atau biasa disebut PRISMA, metode ini
dilakukan secara sistematis dengan mengikuti tahapan atau protokol penelitian
yang benar. Systematic review merupakan salah satu metode yang menggunakan review, telaah, evaluasi terstruktur,
pengklasifikasian, dan pengkategorian dari evidence
based yang telah dihasilkan sebelumnya. Langkah dalam pelaksanaan systematic review sangat terencana dan
terstruktur sehingga metode ini sangat berbeda dengan metode yang hanya sekedar
untuk menyampaikan studi literatur. Prosedure dari systematic Review ini terdiri dari beberapa langkah yaitu 1)
menyusun Background and Purpose (Latar
Belakang dan tujuan), 2) Research
Question, 3) Searching for the
literature 4) Selection Criteria 5)
Practical Screen 6) Quality Checklist and Procedures 6) Data Extraction Strategy, 7) Data Synthesis Strategy
Pengaruh kejadian HIV (human
immunodeficiency virus) yang yang menderita UTI (urinary tract infection) Hip Dislocation, Sciatic Nerve Pain, Dengan Mini Pil Sebagai Kontrasepsi Darurat Disertai PTSD (Post
Traumatic Syndrome Disorder)
Infeksi saluran kemih masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat yang serius di negara-negara miskin, termasuk Etiopia. Prevalensinya
dipicu oleh infeksi virus human immunodeficiency, yang merupakan masalah
kesehatan yang signifikan di antara populasi ini. Tentang 7 penelitian dengan
2257 peserta penelitian dimasukkan dalam tinjauan sistematis dan meta-analisis
ini. Penelitian ini berlangsung antara tahun 2013 dan 2020. Semua studi
bersifat observasional (cross-sectional), dan studi peserta dipilih menggunakan
acak sederhana, acak sistematis, dan pendekatan convenience sampling. Ukuran
sampel untuk setiap penelitian berkisar antara 165 hingga 465 orang.
Temuan penelitian ini lebih rendah dari penelitian
yang dilakukan di Kamerun (67,4%), 27,7% di Nigeria [35] dan penelitian lain di
Nigeria 25,3% [36], 40,5% di Nigeria [37]. Ini bisa jadi karena dalam
penelitian sebelumnya, hampir setengah dari peserta penelitian [34] memiliki
kurang dari 200 CD4 terhitung, sedangkan dalam penelitian kami, hanya seperlima
dari peserta penelitian yang memiliki kurang dari 200 CD4 dihitung, menunjukkan
bahwa status kekebalan peserta penelitian kami relatif utuh dibandingkan dengan
sebelumnya. Peserta penelitian dengan kekebalan yang sangat baik lebih kecil
kemungkinannya untuk mendapatkan infeksi saluran kemih daripada mereka yang mengalami
gangguan kekebalan. Sebagai akibatnya, para besarnya infeksi saluran kemih
dalam penelitian kami kurang dari yang sebelumnya.
Di Etiopia, satu dari setiap delapan pasien
HIV-positif memiliki kemungkinan mengembangkan ISK. Terlepas dari itu, kami
mencari hubungan antara jenis kelamin, residensi, CD4, riwayat kateterisasi,
dan DM dan ISK, tetapi tidak ada. Untuk menghindari fenomina ini, setiap pasien
HIV harus mengalami ISK pemeriksaan pada setiap tindak lanjut.
Analisa molekuler menunjukkan bahwa sel mukosa
yang terinfeksi pertama kali pada penderita HIV adalah sel limfosit T yang
mengekspresikan molekul CD4 dan ko reseptor CCR5 dipermukaannya. Beberapa hari
setelah paparan pertama dengan HIV, replikasi virus dalam jumlah banyak dapat
dideteksi di kelenjar getah bening. Replikasi ini menyebabkan viremia disertai
dengan sindrom HIV akut (gejala dan tanda nonspesifik seperti infeksi virus
lainnya)(Bambona,
2022). Virus
menyebar ke seluruh tubuh dan menginfeksi sel T subset CD4 atau T helper,
makrofag, dan sel dendrit di jaringan limfoid perifer. Setelah penyebaran
infeksi HIV, terjadi respons imun adaptif baik humoral maupun selular terhadap
antigen virus. Respons imun dapat
mengontrol sebagian dari infeksi dan produksi virus, yang menyebabkan
berkurangnya viremia dalam 12 minggu setelah paparan pertama (Utami & Sulisno, 2017)(Barnett & Stephens, 1997). Hal tersebut berdampak pada terjadinya UTI. Terjadi
turnover cepat dari sel limfosit T CD4 yang pada akhirnya menyebabkan sel ini
mudah rusak dan menjadi berubah dalam jaringan limfoid yang akhirnya menghambat
fungsi respon imun dan menyebabkan terjadinya UTI (Whiting et al., 2005)(Foxman, 2010).
Pinggul adalah sambungan bola-dan-soket yang
secara inheren stabil karena geometri tulangnya dan ligamen yang kuat,
memungkinkannya menahan peningkatan tekanan mekanis yang signifikan. Hip dislocation dan
sciatic nerve pain dapat terjadi pada pekerja seks komersiil yang terinfeksi
HIV & UTI yang mengalami sexual abuse pada pekerja tersebut. Perilaku yang
kasar, dan sepetti masochist pada pekerja tersebut dapat menimbulkan terjadinya
hal tersebut (Fadhli, 2017). Komponen anatomi yang berkontribusi terhadap
stabilitas pinggul meliputi kedalaman acetabulum, labrum, kapsul sendi,
penyangga otot, dan ligamen di sekitarnya ligamen utama menstabilkan sendi dari kekuatan arah
termasuk ligamen iliofemoral terletak anterior dan ligamen ischiofemoral yang
terletak di posterior. Karena ligamen anterior lebih kuat, sering terjadi
trauma pada pinggul hadir sebagai dislokasi posterior ketika ditemukan (90%
kasus) wanita
pekerja seks komersiil utamanya (Kambuaya, n.d.). Skiatika
atau sciatica nerve pain adalah nyeri di punggung
bawah yang menjalar ke pinggul, bokong, tungkai, hingga jari kaki, yaitu di
sepanjang jalur saraf skiatik (sciatic nerve). Dikarenakan
ligamen yang tipis, dan kekerasan yang dialami pekerja, nyeri pada jalur saraf
skiatik terjadi yang salah satunya disebabkan dislokasi panggul (Rempe et al., n.d.).
Mini Pil atau pil progestin merupakan
kontrasepsi yang megandung hormon sintesis progesteron. Jenis: kemasan dengan
isi 35 pil 300 µg levonorgestrel atau 350 µg noretrindon, kemasan dengan isi 28
pil 75 µg desogestrel (Zakiyah, 2020). Menurut beberapa
penelitian seseorang yang mengkonsumsi mini pil dapat mengalami post
traumatic stress disorder (PTSD) merupakan suatu kondisi atau keadaan
yang terjadi setelah seseorang mengalami peristiwa traumatik atau kejadian
buruk dalam hidupnya. Beberapa kejadian seperti hamil diluar pernikahan,
kejadian abottus, dapat mempengaruhi seorang pekerja seks komersiil menderita PTSD
(Bisson & Andrew, 2007). Orang yang mengalami PTSD merespon peristiwa
traumatik yang dialami dengan ketakutan dan keputusasaan, mereka akan terus
mengenang peristiwa itu dan selalu mencoba menghindari hal-hal yang dapat
mengingatkan kembali akan peristiwa tersebut. Respon imun dalam melawan virus menurun karena
kondisi PTSD yang tidak mampu memberikan proteksi kegagalan pemecahan CD8,
tetapi disini terjadi infeksi kronis yang persisten. Produksi sitokin dan dan
pembelahan sel mengarahkan respon imun untuk memberi proteksi tetapi juga
membuat virus mampu bereplikasi (Stein et al., 2006).
KESIMPULAN
Setelah serangkaian proses dilalui,berdasarkan hasil
penelitian pada jurnal terindeks Scopus dan
Sinta mengenai systematic review pengaruh
kejadian HIV (human immunodeficiency virus) yang menderiya UTI (urinary
tract infection) dan hip dislocation dengan sciatic nerve pain
yang menggunakan mini pil sebagai kontrasepsi darurat disertai PTSD (post
traumatic syndrome disorder), dapat ditarik kesimpulan yaitu mayoritas jurnal membahas mengenai usia dan jenis
kelamin yang berkaitan dengan karakteristik terjadinya HIV dengan variabel yang
telah dibahas sebelumnya. Dari sub bab yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa pengaruh kejadian HIV (human immunodeficiency virus)
yang menderita UTI (urinary
tract infection) dan hip dislocation dengan sciatic nerve pain
yang menggunakan mini pil sebagai kontrasepsi darurat disertai PTSD (post
traumatic syndrome disorder) ditentukan
berdasarkan jenis kelamin, residensi, CD4, riwayat
kateterisasi, dan DM dan ISK.
BIBLIOGRAFI
Bambona, N. R. B. (2022). Hubungan Pola Makan Terhadap
Kadar Kolesterol Darah Total Pada Dosen Universitas Muhammadiyah Parepare. Indonesian
Health Journal, 1(2), 74–81.
Barnett,
B. J., & Stephens, D. S. (1997). Urinary Tract Infection: An Overview. The
American Journal Of The Medical Sciences, 314(4), 245–249.
Bisson,
J., & Andrew, M. (2007). Psychological Treatment Of Post‐Traumatic
Stress Disorder (Ptsd). Cochrane Database Of Systematic Reviews, 3.
Fadhli,
M. (2017). Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan. Tadbir : Jurnal
Studi Manajemen Pendidikan, 1(2), 215.
Https://Doi.Org/10.29240/Jsmp.V1i2.295
Foxman,
B. (2010). The Epidemiology Of Urinary Tract Infection. Nature Reviews
Urology, 7(12), 653–660.
Herdiansyah,
H. (2007). Kecemasan Dan Strategi Coping Waria Pelacur. Indigenous: Jurnal
Ilmiah Psikologi, 9(1).
Irawan,
E. (2018). Faktor-Faktor Penyebab Infeksi Saluran Kemih (Isk)(Literature
Review). Prosiding Seminar Nasional Dan Penelitian Kesehatan 2018, 1(1).
Kambuaya,
L. (N.D.). Ayamaru Development. Penerbit Andi.
Patel,
P., Rose, C. E., Collins, P. Y., Nuche-Berenguer, B., Sahasrabuddhe, V. V,
Peprah, E., Vorkoper, S., Pastakia, S. D., Rausch, D., & Levitt, N. S.
(2018). Noncommunicable Diseases Among Hiv-Infected Persons In Low-Income And
Middle-Income Countries: A Systematic Review And Meta-Analysis. Aids
(London, England), 32(Suppl 1), S5.
Purwaningsih,
S. S., & Widayatun, N. F. N. (2008). Perkembangan Hiv Dan Aids Di
Indonesia: Tinjauan Sosio Demografis. In Jurnal Kependudukan Indonesia
(Vol. 3, Issue 2, Pp. 75–95).
Rempe,
Y., Ilyas, M., Murtala, B., Muis, A., Liyadi, F., & Bahar, B. (N.D.). Kesesuaian
Derajat Penekanan Radiks Saraf Pada Mri Lumbosakral Berdasarkan Pfirmann Dengan
Derajat Nyeri Skiatika Berdasarkan Vas Pada Penderita Hernia Nukleus Pulposus.
Saifuddin,
A. (2021). Merumuskan Faktor Penyebab Dan Solusi Pelecehan Seksual Menggunakan
Perspektif Psikologi, Sosial, Dan Agama. Academica: Journal Of
Multidisciplinary Studies, 5(2), 381–420.
Stein,
D. J., Ipser, J. C., Seedat, S., Sager, C., & Amos, T. (2006).
Pharmacotherapy For Post Traumatic Stress Disorder (Ptsd). Cochrane Database
Of Systematic Reviews, 1.
Utami,
A. K., & Sulisno, M. (2017). Gambaran Pengetahuan Perawat Mengenai Catheter
Associated Urinary Tract Infection (Cauti) Di Rsud H. Soewondo Kendal. Jurnal
Departemen Ilmu Keperawatan, 1, 1–8.
Whiting,
P., Westwood, M., Watt, I., Cooper, J., & Kleijnen, J. (2005). Rapid Tests
And Urine Sampling Techniques For The Diagnosis Of Urinary Tract Infection
(Uti) In Children Under Five Years: A Systematic Review. Bmc Pediatrics,
5(1), 1–13.
Zakiyah,
F. (2020). Gambaran Efek Samping Penggunaan Kontrasepsi Hormonal: Literature
Review.