HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN
PERUBAHANBERAT BADAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI BPS ELLY SUHAELIAH, S.ST KOTA CIREBON
Kunnati, Rica Arieb
Poltekes
Bhakti Pertiwi Husada Cirebon
Email: nenkatty1211azzahra@gmail.com dan ricaarieb85@gmail.com
INFO ARTIKEL |
ABSTRAK |
Hanya
menggunakan AIJ: Tanggal
diterima Tanggal revisi Tanggal yang
diterima |
Kontrasepsi
suntik memiliki kelebihan dan kekurangan. Kekurangan dari kontrasepsi suntik
adalah terganggunya pola haid diantaranya adalah amenorrhea, menoragia dan
muncul bercak (spotting), dan perubahan berat badan. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan antara penggunaan kontrasepsi suntik dengan
perubahan berat badan pada akseptor KB suntik di BPS Elly Suhaeliah, S.ST
kota cirebon tahun 2012. Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode
penelitian survey analitik (korelasioanal), dengan menggunakan pendekatan
cross sectional. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh akseptor KB suntik di BPS Elly Suhaeliah, S.ST
yaitu sebanyak 195 orang. Yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah
akseptor KB suntik yang periksa di BPS Elly Suhaeliah,S.ST pada tanggal 18 –
22 Juli 2012 yaitu berjumlah 34 orang. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan pada penelitian ini adalah Nonrandom sampling, jenisnya yaitu
Accidental sampling. Data yang di ambil berupa data primer, dan instumen
pengumpulan data yang digunakan yaitu kuesioner. Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa Pengguna kontrasepsi suntik 3 bulan berjumlah lebih banyak
yaitu sejumlah 25 orang dengan persentase 74%. Dan responden yang mengalami
perubahan berat badan berjumlah lebih banyak yaitu 26 orang dengan persentase
77% . Hasil uji statistik diperoleh nilai P value sebesar 0,013 < dari
nilai α (0,05) dimana hal ini berarti “Ha diterima dan H0 ditolak”, maka
terdapat hubungan antara penggunaan kontrasepsi suntik dengan perubahan berat
badan.Diharapkan tenaga kesehatan dapat memberikan penyuluhan tentang efek
samping dari pemakaian alat kontrasepsi suntik |
Kata kunci:
Keluarga Berencana, Kontrasepsi Suntik, Perubahan Berat Badan |
Pendahuluan
Program
pelayanan keluarga berencana (KB) mempunyai arti penting dalam mewujudkan
manusia Indonesia yang sejahtera, disamping program pendidikan dan kesehatan.
Kesadaran mengenai pentingnya kontrasepsi di Indonesia masih perlu ditingkatkan
untuk mencegah terjadinya peningkatan jumlah penduduk di Indonesia pada tahun
2015 (BKKBN, 2008).
Pembangunan Gerakan Keluarga Berencana Nasional ditujukan terutama untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Keluarga sebagai kelompok sumber
daya manusia terkecil yang mempunyai ikatan batiniah dan lahiriah. Dimana
merupakan pengembangan sasaran dalam mengupayakan terwujudnya visi Keluarga
Berencana Nasional yaitu “Keluarga Berkualitas 2015“. Keluarga yang berkualitas
adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang
ideal, berwawasan kedepan dan terpenuhi hak-hak reproduksinya (Saifuddin,
2006).
Fakta
yang perlu diperhatikan adalah pola kecenderungan pemakaian kontrasepsi di
Indonesia. Pemakaian metode kontrasepsi suntik memperlihatkan kecenderungan
peningkatan pada beberapa kurun waktu terakhir ini. Berdasarkan hasil Survei
Demografi dan Kependudukan Indonesia (SDKI) pada tahun 2007, pola pemakaian
kontrasepsi terbesar yaitu suntik sebesar 31,6 %, terjadi kenaikan pemakaian metode
kontrasepsi suntik dari tahun 1991 sampai 2007. Pada tahun 1991 terdapat 11,7
%, 1994 menjadi 15,2 %, 1997 menjadi 21,1 %, 2003 menjadi 27,8 % dan 2007
mencapai 31,6 % (BKKBN, 2008).
Di Jawa Barat pencapaian peserta KB aktif pada tahun 2009 telah mencapai
6.552.384 akseptor, akseptor kontrasepsi suntik sebanyak 3.338.066 atau 51 dari
total peserta KB aktif (BKKBN, 2009).
Jumlah peserta Keluarga Berencana di Kota Cirebon,
Jawa Barat mencapai 33.618 akseptor, jumlah akseptor KB suntik di cirebon
yaitu 19.510 orang (BKKBN,
2012).
Dari
data di atas, dapat dikatakan bahwa KB suntik merupakan alat kontrasepsi yang
paling banyak digunakan. Kontrasepsi suntik memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kekurangan dari kontrasepsi suntik adalah terganggunya pola haid diantaranya
adalah amenorrhea, menoragia dan muncul bercak (spotting),
terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian, peningkatan berat
badan (Saifuddin, 2006).
Perubahan berat badan
adalah berubahnya ukuran berat, baik bertambah atau berkurang akibat dari konsumsi
makanan yang diubah menjadi lemak dan disimpan di bawah kulit (Suparyanto, 2010).
Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 10 Juli 2012 – 11 Juli 2012
bahwa dari 10 akseptor KB suntik di BPS Elly Suhaeliah,S.ST yaitu 4 orang
diantaranya mengalami perubahan berat badan.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Hubungan Antara Penggunaan Kontrasepsi Suntik
Dengan Perubahan Berat Badan Pada Akseptor KB Suntik Di BPS Elly Suhaeliah,
S.ST Kota Cirebon Tahun 2012”.
Metode Penelitian
Penelitian
ini penulis menggunakan metode penelitian survey
analitik (korelasional) dengan
menggunakan pendekatan cross
sectional. Pendekatan
tersebut bertujuan untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor – faktor
resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data
sekaligus pada suatu saat (point time approach). Variabel
independen yaitu penggunaan kontrasepsi suntik dan variabel dependen yaitu
perubahan berat badan.
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh akseptor KB suntik di BPS Elly
Suhaeliah, S.ST
kota Cirebon, yaitu
sebanyak 195 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada
penelitian ini adalah Nonrandom sampling jenisnya
yaitu Accidental
sampling dengan
jumlah sampel 34 responden. Analisis data dilakukan dengan analisa univariat dan analisa
bivariate untuk mengetahui apakah ada hubungan variabel independen dengan
variabel dependen.Analisa data akan dilakukan dengan menggunakan
perangkat lunak dengan program SPSS.
Hasil dan Pembahasan
1.
Hasil
Uji Univariat
Analisis ini mendeskripsikan hasil
penelitian dari setiap variabel
yang diteliti, baik variable terikat (dependen) maupun variabel bebas
(independen).
a.
Penggunaan
Kontrasepsi Suntik
Distribusi frekuensi responden berdasarkan penggunaan kontrasepsi suntik
di BPS Elly Suhaeliah, S.ST ada pada tabel berikut :
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penggunaan Kontrasepsi Suntik
Di BPS Elly Suhaeliah S.ST Kota Cirebon Tahun 2012
No |
Kontrasepsi Suntik |
Frekuensi |
Frekuensi
Relatif (%) |
1. |
Suntik
1 bulan |
9 |
26 |
2. |
Suntik
3 bulan |
25 |
74 |
Jumlah |
34 |
100 |
Dari tabel diatas dapat
diketahui bahwa penggunaan kontrasepsi suntik 1 bulan yaitu 9 orang (26%), dan
pengguna kontrasepsi suntik 3 bulan yaitu 25 orang (74%).
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan dari keseluruhan 34 responden yang digunakan
dalam penelitian ini sejumlah 9 orang (26%) termasuk kedalam kelompok akseptor
KB suntik 1 bulan, dan sejumlah 25 orang (74%) termasuk kedalam kelompok
akseptor KB suntik 3 bulan. Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
Pengguna kontrasepsi suntik 3 bulan berjumlah lebih banyak dibandingkan dengan
pengguna kontrasepsi suntik 1 bulan.
Seperti yang dikemukakan
oleh BKKBN bahwa kontrasepsi suntik 3 bulan (depo-progestin) adalah kontrasepsi suntik yang paling banyak dipakai di Indonesia, dengan
tingkat penggunaan sekitar 46% ( BKKBN, 2010 ).
b.
Perubahan Berat Badan
Distribusi frekuensi responden
berdasarkan perubahan berat badan di BPS Elly Suhaeliah, S.ST ada pada tabel
berikut :
Tabel 2 Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan Perubahan Berat Badan Di BPS Elly Suhaeliah S.ST Kota
Cirebon Tahun 2012
No |
Perubahan berat badan |
Frekuensi |
Frekuensi Relatif (%) |
1. |
Naik |
18 |
53 |
2. |
Tetap |
8 |
24 |
3. |
Turun |
8 |
24 |
Jumlah |
34 |
100 |
Dari tabel diatas dapat
diketahui bahwa responden yang mengalami kenaikan berat badan yaitu 18 orang
(53%), yang mengalami
penurunan berat badan yaitu 8 orang
(24%), dan yang tidak mengalami perubahan berat badan (tetap) yaitu 8 orang
(24%). Maka, responden yang mengalami
perubahan berat badan yaitu 26 orang (18+8) dengan persentase 77% (53%+24%).
Sedangkan yang tidak mengalami perubahan berat badan yaitu 8 orang (24%). Dan
perubahan berat badan yang paling sering dialami adalah kenaikan berat badan
denga persentase 53%.
2.
Hasil
Uji Bivariat
a.
Hubungan Antara Penggunaan
Kontrasepsi Suntik Dengan Perubahan Berat Badan
Distribusi
frekuensi responden berdasarkan hubungan antara penggunaan kontrasepsi suntik
dengan perubahan berat badan di BPS Elly Suhaeliah, S.ST ada pada tabel
berikut:
Tabel 3 Distribusi
Frekuensi Penggunaan Kontrasepsi Suntik Dengan Perubahan Berat Badan Di BPS
Elly Suhaeliah S.ST Kota Cirebon Tahun 2012
|
|
|
Kontrasepsi |
Total |
|
|
|
|
Suntik
1 bulan |
Suntik
3 bulan |
|
Berat Badan |
Naik |
F |
1 |
15 |
16 |
Persentase (%) |
6.3% |
93.8% |
1000% |
||
Turun |
F |
3 |
7 |
10 |
|
Persentase (%) |
30.0% |
70.0% |
1000% |
||
Tetap |
F |
5 |
3 |
8 |
|
Persentase (%) |
62.5% |
37.5% |
100.0% |
||
Total |
F |
9 |
25 |
34 |
|
Persentase (%) |
26.5% |
73.5% |
100.0% |
Dari
tabel diatas dapat diketahui bahwa Dari 9 responden pengguna kontrasepsi suntik
1 bulan yang mengalami kenaikan berat badan adalah 1 orang (6.3%), yang tidak
mengalami perubahan berat badan (tetap) adalah 5 orang (62.5%), dan yang
mengalami penurunan berat badan adalah 3 orang (30.0%). Dan dari 25 responden
pengguna kontrasepsi suntik 3 bulan yang mengalami kenaikan berat badan adalah
15 orang (93.8%), yang tidak mengalami
perubahan berat badan (tetap) adalah 3 orang (37.5%),
dan yang mengalami penurunan berat badan adalah 7 orang (70.0%).
Uji Chi Square pada penelitian ini
menggunakan program SPSS versi 16. Hasil uji statistik dengan menggunakan
program tersebut disajikan pada tabel berikut :
Hasil
uji statistik diperoleh nilai P value sebesar 0,013 < dari nilai α
(0,05) dimana hal ini berarti Ha diterima dan H0 ditolak, maka terdapat
hubungan antara penggunaan kontrasepsi suntik dengan perubahan berat badan.
Hasil analisa Pearson Chi-Square yang memperlihatkan
nilai P value 8.761a perlu dibandingkan dengan harga tabel chi
square yaitu dengan nilai α
(5%) dan df 2, nilainya adalah 5,99. Hal ini berarti 8.761 >r tabel (5,99), maka diperoleh
bahwa Ha diterima.
Hasil
uji Likelihood Ratio dengan df 2 memperlihatkan nilai
P value 9.015 dan nilai α (0.011)
sedangkan dari nilai Linear-by-Linear Association dengan df 1 menunjukan nilai
P value 8.438dan nilai α 0.004.
b.
Hubungan Antara Penggunaan
Kontrasepsi Suntik Dengan Perubahan Berat Badan
Hasil
uji hubungan antara penggunaan kontrasepsi suntik dengan perubahan berat badan
diperoleh nilai P value sebesar 0,013 < dari nilai α (0,05) dimana hal
ini berarti Ha diterima dan H0 ditolak, maka terdapat hubungan yang signifikan
antara penggunaan kontrasepsi suntik dengan perubahan berat badan.
Dan
hasil analisa Pearson Chi-Square yang memperlihatkan
nilai P value 8.761a perlu dibandingkan dengan harga tabel chi
square yaitu dengan nilai α
(5%) dan dk 2, nilainya adalah 5,991. Hal ini berarti 8.761 >r tabel (5,991), maka diperoleh
bahwa Ha diterima.
Berdasarkan
data yang diuraikan pada table 5.3 dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian
besar responden pengguna kontrasepsi suntik 1 bulan di BPS Elly Suhaeliah, S.ST
tidak mengalami perubahan berat badan (tetap) dengan persentase sebanyak 55,6
%. Dan sebagian besar responden pengguna kontrasepsi suntik 3 bulan di BPS Elly
Suhaeliah, S.ST mengalami kenaikan berat badan dengan persentase sebanyak 60 %.
Hasil penelitian ini juga didukung
oleh penelitian yang dilakukan oleh University of Texas Medical Branch (UTMB),
wanita yang menggunakan kontrasepsi medroxyprogesterone acetate (DMPA)
atau dikenal dengan KB suntik 3 bulan, rata-rata mengalami peningkatan berat
badan sebanyak 11 pon atau 5,5 kg dan mengalami peningkatan lemak tubuh
sebanyak 3,4% dalam waktu 3 tahun pemakaian, berdasarkan penelitian yang
dilakukan melibatkan 703 wanita yang dibagi dalam 2 kategori, usia 16 – 24
tahun, dan usia 25 – 33 tahun, menggunakan kontrasepsi DMPA (KB suntik 3
bulan), oral (desogestrel) atau nonhormonal (kondom, abstinensia) selama 3 tahun.
Peneliti membandingkan berat badan dan komposisinya yang mencakup pengaruh
usia, ras, intake atau asupan kalori, dan olahraga atau aktivitas fisik selain
dari faktor-faktor lain. Peneliti membandingkan pengguna DMPA
memiliki risiko 2
kali lipat dibandingkan pengguna kontrasepsi lainnya untuk
mengalami obesitas selama
3 tahun pemakaian ( http://semararatih.wordpress.com).
Menurut dr.Suparyanto faktor yang
mempengaruhi perubahan berat badan akseptor KB suntik adalah adanya hormon
progesteron yang kuat sehingga merangsang hormon nafsu makan yang ada di
hipotalamus. Dengan adanya nafsu makan yang lebih banyak dari biasanya tubuh
akan kelebihan zat-zat gizi. Kelebihan zat-zat gizi oleh hormon progesteron
dirubah menjadi lemak dan disimpan di bawah kulit. Perubahan berat badan ini
akibat adanya penumpukan lemak yang berlebih hasil sintesa dari karbohidrat
menjadi lemak (Suparyanto, 2010).
Menurut Peneliti perubahan berat badan
juga disebabkan dari banyak faktor seperti faktor usia, psikologis, kebiasaan
sehari-hari, aktivitas, gaya hidup, dan lain-lain.
Hal
ini diperjelas oleh teori dari dr.Suparyanto bahwa pada dasarnya perubahan
berat badan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Secara umum faktor tersebut dapat
dibagi atas dua golongan besar yaitu faktor intern dan faktor ekstern
(Suparyatno, 2010) :
Dan
cara lain dalam mengatasi perubahan berat badan adalah Tanamkan tiga kata dalam
diri anda sebagai langkah pertama yaitu
“Saya harus bisa!!!”. Jangan lupa untuk sarapan, jangan melakukan diet, untuk
jangka pendek memang diet akan menurunkan berat badan anda, namun bila diet
anda hentikan maka berat badan anda akan bertambah kembali. selalu makan secara
teratur, Perbanyak konsumsi serat, pilihlah makanan yang sedikit mengandung
lemak jenuh. Perbanyak konsumsi buah buahan dan sayur sayuran. olahraga, buang
kebiasaan ngemil di malam hari, perbanyak konsumsi protein, Buang kebiasan
buruk yang membuat berat badan anda bertambah dan gantikan dengan kebiasaan
yang lebih sehat, jadikan orang orang disekitar anda sebagai motivator, catat
setiap perkembangan yang terjadi pada diri anda selama anda mengikuti program
penurunan berat badan, minum yang cukup.
Kesimpulan
Dari
hasil penelitian tentang penggunaan kontrasepsi suntik dengan perubahan berat
badan menunjukan bahwa :
1.
Pengguna
kontrasepsi suntik 3 bulan berjumlah lebih banyak yaitu sejumlah 25 orang
dengan persentase 74%.
2.
Responden
yang mengalami perubahan berat badan berjumlah lebih banyak yaitu 26 orang
dengan persentase 77% . Dan perubahan berat badan pada akseptor KB suntik yang
lebih sering terjadi adalah kenaikan berat badan yaitu sejumlah 18 orang dengan
persentase 53%.
3.
Hasil
uji statistik diperoleh nilai P value sebesar 0,013 < dari nilai α
(0,05) dimana hal ini berarti “Ha diterima dan H0 ditolak”, maka terdapat
hubungan antara penggunaan kontrasepsi suntik dengan perubahan berat badan.
Daftar Pustaka
Arisman, MB. Buku Ajar Ilmu Gizi:
Obesitas, Diabetes Melitus, & Dislipidemia: Konsep, teori dan penanganan
aplikatif. Jakarta: EGC. 2014
Alwi, Hasan; dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai
Pustaka, Jakarta, 1386 halaman;2008
Anggraini. Hubungan Gaya Hidup dan
Akses ke Sekolah dengan Berat Badan Lebih pada Siswa SDN Duren Sawit Januari 2013 http://lib.ui.ac.id/naskahringkas/2016-06/S-PDF-Fitri%20Anggraini%20Pradityaningsih
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik, Rineka Cipta, Jakarta, 370
halaman;2010.
Badan Peneltian Dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, 2015, Riset
Kesehatan Dasar Tahun 2015.
Dinas Kesehatan Jawa Barat, 2015, Profil Kesehatan Jawa Barat Tahun 2015
Departemen Kesehatan RI, 2014 Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014
Damayanti. Obesitas pada anak dan
permasalahannya.Jakarta : FKUI. 2009
Drapeau. Pola Makan Dan Obesitas Pada
Anak. 2004
Frazer, M. Diane dan Cooper, A.
Margaret.Myles Buku Ajar Bidan, EGC,
Jakarta, 1055 halaman ; 2009
Judarwanto, Wibowo.
Berbagai Jenis Susu formula [online],Tersedia(http://www.childrenclinic.wordpress.com), [14 Agustus 2018] ;2009
Handayani. Breastfeeding [online], Tersedia (http://www.susu-formula-manfaat-dan
kerugiannya.com), [9 Agustus 2018] ; 2010
Haines et al. Personal behavior and
environmental risk and protective factors for adolescent Overweight.Obesity.
2010
Hidayati SN, Irawan R, Hidayat B.
Obesitas Pada Anak. Surabaya: Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik, Ilmu
Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Unair. 2009
Musadat, A. Analisis Faktor-Faktor
Yang MempengaruhiKegemukan Pada Anak Usia 6-14 Tahun di Provinsi Sumatera Selatan.
Bogor: Sekolah Pasca Sarjana IPB. 2010
Manuaba, Ida
Bagus Gde. Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta, 507
halaman;2010
Nurfatimah, Annisa. Analisis Potensi
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali. Jurusan Ilmu Ekonomi Dan
Studi 64 Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. 2013.
Notoatmodjo, Soekidjo.Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka
Cipta, Jakarta, 208 halaman;2010
Pratiknya, Dr. Ahmad Watik. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran
Kesehatan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 236 halaman;2008
Padmiari. Hubungan Tingkat
Pengetahuan Ibu tantang Gizi dan dengan kejadian Obesitas Anak di SD Islam Al Azhar 32 P
Purwati. Hubungan Aktivitas dengan
Obesitas pada Anak Usia Sekolah 7-12 Tahun. http://repo.stikesicme-jbg.ac.id/78/1/wisnu_skripsi_8A.pdf.
2010
Roesli, Utami. Inisiasi Menyusui Dini Plus ASI Eksklusif, Pustaka Bunda, Jakarta,
76 halaman;2008
Sugiyono.Statistik Untuk Penelitian, Alfabet, Bandung, 284 halaman;2015
Soetjiningsih.ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan, Buku Kedokteran EGC, Jakarta,
196 halaman;2007
Supariasa,IDN. Pendidikan Dan
Konsultasi Gizi. Jakarta: EGC. 2014
Soetjiningsih, (2012). Tumbuh Kembang
Anak. Jakarta : EGC.
Triwibowo Cecep, Pusphandani Mitha Erlisya 2015.
Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat Nuha Medika: Yogyakarta
Triwibowo Cecep, Pusphandani Mitha Erlisya. 2015.
Kesehatan Lingkungan dan K3 Nuha Medika: Yogyakarta
Wahyu, G.G. (2009). Obesitas Pada
Anak. Jakarta: Bentang Pustaka.
World Heald Organization (WHO).
(2013). Childhood Overweight And Obesity. Global Strategy On Diet, Physical
Activity And Health, WHO. diakses pada tanggal 28 Maret 2017
Copyright holder: Kunnati, Rica Arieb (2020) |
First publication
right: Jurnal Health Sains |
|