Jurnal Health
Sains: p–ISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398 |
Vol. 3, No.12, Desember
2022 |
PENGARUH KELAS REMAJA PUTRI DAN INTEGRASI MODEL
APLIKASI ANDROID "MY PERIODE TRACKER" UNTUK MENURUNKAN GEJALA
KECEMASAN PREMENSTRUAL SYNDROME
Alice
Leiwakabessy, Henny Novita, Endah Dian Marlina, Ayi Tansah Rohaeti, Jusuf
Kristianto
Politeknik
Kesehatan Jakarta I, Jurusan Kebidanan, Jakarta, Indonesia
Email: alice.leiwakabessy@yahoo.co.id, hennynovita58@gmail.com dan marlina.endahdian@gmail.com,
ayitansahrohaeti@gmail.com,
jusufkristianto@gmail.com
INFO ARTIKEL |
ABSTRAK |
Diterima 5 Oktober 2022 Direvisi 12 Desember 2022 Disetujui 13 Desember 2022 |
Wanita
yang akan menstruasi dapat mengalami perubahan fisik dan psikis yang disebut
dengan Premenstrual Syndrome (PMS). Sekitar 75% terjadi pada wanita usia
reproduksi termasuk remaja puteri. Jika
PMS tidak ditangani dengan baik, kondisi tersebut dapat menyebabkan remaja
bermasalah dengan prestasi akademik dan hubungan sosial dengan teman sebaya,
atau terganggunya aktivitas sehari-hari. Untuk mengurangi gejala PMS dapat
dilakukan dengan beberapa strategi, diantaranya manajemen stress dan terapi
komplementer seperti Yoga dan Latihan pernapasan yang telah dikembangkan
kedalam aplikasi berbasis website. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil
data Siswa SMK Al Hidayah Jakarta Selatan yang diberikan perlakukan kelas
Remaja Putri dan pemantauan gejala PMS menggunakan Aplikasi “Premenstrual
Syndrome Tracker” untuk kelompok Intervensi dan kelompok kontrol yang
diberikan penyuluhan. Kesimpulan penelitian penggunaan aplikasi ini untuk
menurunkan gejala premenstrual syndrome menunjukan hasil positif. Dari hasil
penelitian mencerminkan bahwa para remaja putri mengatakanbahwa aplikasi yang
mereka gunakan mampu memberdayakan mereka dan memberikan pengetahuan dan
lebih menyadari dan waspada terhadap siklus menstruasi mereka, mereka juga
dapat mengetahui ketidakteraturan siklus menstruasi dan cara mengatasi ketidaknyamanan baik
fisik maupun psikis sebelum dan saat menstruasi yang nantinya dapat digunakan
sebagai informasi untuk tenaga kesehatan. |
Kata Kunci: Kelas Remaja Putri; Aplikasi; Premesntrual Syndrome
Tracker; Kecemasan;
Premenstrual Syndrome. |
|
Keywords: Teenage
Girls Class; Application; Premenstrual Syndrome Tracker; Anxiety;
Premenstrual Syndrome. |
ABSTRACT Women
who will menstruate can experience physical and psychological changes called
Premenstrual Syndrome (PMS). Approximately 75% occurs in women of
reproductive age, including adolescent girls. This situation can cause
teenagers to experience problems in terms of achievement in school and social
relationships with peers or disruption of daily activities if PMS is not
handled properly. To reduce PMS symptoms, several strategies can be used,
including stress management and complementary therapies such as yoga and
breathing exercises that have been developed into a website-based
application. This research was conducted by taking data from Al Hidayah
Vocational High School students in South Jakarta who were given treatment in
the Young Women class and monitoring PMS symptoms using the
"Premenstrual Syndrome Tracker" application for the intervention
group and the control group who were given counseling. The conclusion of the
study using this application to reduce the symptoms of premenstrual syndrome showed
positive results. The results of the study reflect that young women say that
the applications they use are able to empower them and provide knowledge and
are more aware and aware of their menstrual cycles, they can also find out
about menstrual cycle irregularities and how to overcome physical and
psychological discomfort before and during menstruation. can be used as
information for health workers. |
Pendahuluan
Pada Tahun 2020,
seluruh dunia mengalami kondisi pandemi covid-19. Kondisi pandemi Covid-19
menyebabkan sebagian orang merasa khawatir atau takut berlebihan dan memiliki
pemikiran yang tidak rasional. Mereka sering mengembangkan kecurigaan dan
prasangka terhadap orang yang menunjukkan tanda-tanda Covid-19. Hal ini membuat
masyarakat berusaha lebih keras untuk mencari berita tentang Covid-19, dan
tidak dapat memilah berita yang akurat sehingga menimbulkan kecemasan. Kondisi
ini dapat menyebabkan insomnia, sakit kepala, dan ketidaknyamanan fisik
lainnya. Inilah yang disebut keadaan stres.
Mahasiswa yang
menyelesaikan studinya juga mengalami stres akademik. Kerja lapangan tidak
dapat dilakukan secara langsung, memaksa mahasiswa untuk mengubah topik
pembahasan, bahkan banyak yang menunda penyelesaian tugas akhir. Hal ini diperparah
dengan situasi keuangan yang dalam beberapa kasus bermasalah sehingga
menyebabkan mahasiswa mengambil cuti. Dampak yang terjadi akan menimbulkan
frustasi dan stress di kalangan mahasiswa (Muslim, 2020).
Dampak gejala kecemasan
yang dialami saat PMS mengganggu aktivitas sehari-hari, antara lain masalah
sekolah, pekerjaan, keluarga, dan sosial. Jika PMS tidak ditangani dengan baik,
kondisi tersebut dapat menyebabkan remaja bermasalah dengan prestasi akademik
dan hubungan sosial dengan teman sebaya, atau terganggunya aktivitas
sehari-hari (Dewi, 2015).
Keadaan ini diperparah dengan kondisi pandemic covid-19 yang dapat menimbulkan
stress akademik akibat belajar daring dan tugas yang menumpuk.
Wanita yang akan menstruasi
dapat mengalami perubahan fisik dan psikis yang disebut dengan Premenstrual
Syndrome (PMS). Sekitar 75% terjadi pada wanita usia reproduksi. Gejala
tersebut muncul secara siklik dapat terjadi setiap waktu antara 1 - 14 hari
(biasanya 7-10 hari) Hilang sebelum menstruasi dan menghilang saat menstruasi
dimulai. Jika PMS tidak ditangani dengan baik, kondisi tersebut dapat
menyebabkan remaja bermasalah dengan prestasi akademik dan hubungan sosial
dengan teman sebaya, atau terganggunya aktivitas sehari-hari..
Untuk mengurangi gejala
PMS dapat dilakukan dengan beberapa strategi, diantaranya manajemen stress dan
terapi komplementer seperti Yoga dan Latihan pernapasan. Strategi yang
dilakukan pada penelitian ini adalah Kelas Remaja Putri dengan menggunakan
Modul Kelas Remaja Putri yang dikreasikan oleh peneliti yang didalamnya
terdapat materi Manajemen Stres, Panduan Personal Hygiene dan Latihan Yoga dan
Pernapasan. Strategi ini penulis adopsi dari beberapa hasil penelitian tentang
manfaat dari “kelompok remaja”(SMITH‐ADCOCK et al., 2008).
Model dan Modul ini
telah dikembangkan dalam tahap awal pada penelitian tahun 2021 dan Modelnya
diintegrasikan kedalam aplikasi berbasis website pada penelitian tahun 2022.
Aplikasi yang akan dikembangkan pada penelitian tahun 2022 berbasis website
untuk memudahkan responden mengakses Modul Kelas Remaja Putri yang telah
dikembangkan pada Tahun 2021. Dalam Aplikasi ini, responden akan berikan tes
terlebih dahulu untuk menilai kondisi pre mesntrual syndromenya kemudian
responden dapat mengakses artikel-artikel yang terdapat dalam Modul Kelas
Remaja Putri dalam satu aplikasi.
Metode Penelitian
Besarnya sampel
penelitian ditentukan dengan rumus uji hipotesis beda rata-rata, dengan derajad
kemaknaan 5% dan kekuatan uji 90%. Dari perhitungan menggunakan, diperoleh
ukuran sampel minimum sebanyak 27 responden setiap kelompok. Untuk
mengantisipasi kemungkinan drop out besar sampel ditambahkan 3 sesuai
perhitungan sehingga besar sampel dalam
penelitian ini 30 responden pada masing-masing kelompok denan kriteria inklusi:
(1) Remaja Putri yang mengalami PMS; (2) Siklus menstruasi dalam rentang 28 –
36 hari, kriteria ekslusi: (1) Memiliki Riwayat penyakit obstetric ginekolog;
(2) Pernah menjalani operasi yang terkait penyakit obstetric dan ginekologi.
Ethical clearence diajukan pada minggu pertama Bulan Juli 2022. Keterangan Laik
Etik (Ethical Clearance) didapatkan pada tanggal 25 Juli 2022 dengan Nomor: 435/SK.KEPK/UNR/VII/2022.
Penelitian ini
mengidentifikasi remaja putri di SMK Al Hidayah Cilandak yang mengalami
premenstrual syndrome menggunakan aplikasi “Premenstrual Syndrome Tracker”.
Responden diminta melakukan Penimbangan Berat Badan dan Tinggi Badan kemudian
peneliti menghitung IMT. Mengidentifikasi remaja putri di SMK Al Hidayah
Cilandak yang mengalami gejala kecemasan pada premenstrual syndrome dengan menggunakan
instrument HAM-A. Penilaian instrument HAM-A dilakukan menggunakan Aplikasi My
Periode Tracker.Kelompok Intervensi dan Kontrol akan dinilai derajat kecemasan selama 3
siklus menstruasi berturut-turut melalui aplikasi.
Pada siklus pertama,
kedua kelompok akan diberikan intervensi sesuai dengan desain penelitian dan
seterusnya sampai 3 siklus menstruasi. Kelompok X (intervensi) diberikan
intervensi berupa Kelas Remaja Putri, Remaja Putri menulis jurnal SPAF dalam
Aplikasi “Premenstrual Syndrome Tracker” untuk melihat kondisi PMSnya selama
siklus menstruasi, Kelompok Y diberikan intervensi berupa penyuluhan dan
diminta untuk menuliskan jurnal SPAF dalam google form untuk melihat kondisi
PMSnya selama siklus menstruasi. Follow Up untuk sampel yang tidak bersedia,
apabila ada yang tidak bersedia maka peneliti akan menghubungi sesuai waktu
yang telah dijadwalkan.
Peneliti melakukan
Kelas Remaja Putri pada kelompok intervensi dan menggunakan Penyuluhan dalam
kelompok kontrol selama 3 siklus berturut-turut. Hasil laporan jurnal SPAF dan
wawancara di olah untuk ditarik kesimpulan dari hasil intervensi yang telah
dilakukan yang diambil dari aplikasi “Premenstrual Syndrome Tracker”.
Analisis dalam
penelitian ini terdiri dari; (1) Analisis Univariat bertujuan untuk menampilkan
karakteristik responden. Karakteristik responden ditampilkan dalam bentuk
deskriptive yang meliputi: nilai pre dan post HAM-A. Digunakan ukuran statistik
rata-rata, simpangan baku, median, nilai minimum, maksimum, frekuensi dan
persentase.
(2) Analisis bivariat dilakukan
untuk mengetahui apakah ada hubungan atau pengaruh antara variabel independen
dengan variabel dependen. Uji yang digunakan adalah perbandingan rata-rata dua
kelompok tidak berpasangan, yaitu uji-t jika data berdistribusi normal atau uji
Mann-Whitney jika data tidak berdistribusi normal, dan perbandingan rata-rata
dua kelompok berpasangan yaitu uji-t jika Distribusi data normal, dan jika data
tidak terdistribusi normal, uji Wilcoxon dilakukan. Nilai p <0,05 digunakan
untuk menunjukkan signifikansi. Sedangkan uji normalitas data menggunakan uji
Shapiro Wilk untuk n < 50, dengan syarat data berdistribusi normal jika p
> 0,05. (3) Analisis Multivariat pada penelitian ini menggunakan uji regresi
linear yang bertujuan untuk mengestimasi hubungan satu variabel bebas dan
variabel terikan dengan mengontrol variabel yang menjadi confounding. Apabila
hasil analisis menunjukan nilai p>0,05, variabel tersebut bukan merupakan
confounding dan masih layak untuk dibandingkan. Dalam penelitian ini, pengaruh
Kelas Remaja Putri terhadap kecemasan dan pada remaja putri dianalisis
menggunakan uji Manova. Tujuan analisis ini adalah untuk menganalisis relasi
satu variabel bebas dengan tiga variabel terikat. Penerapan Modul dikatakan berpengaruh
jika nilai p<0,05 (Hotelling’s Trace). Pada uji multivariat dapat dilakukan
pengukuran effect size yang berguna untuk memberikan nilai objektif mengenai
peran intervensi yang dilakukan. Rumus perhitungan effect size tersebut adalah:
(nilai Pillai’s Trace/2) x 100%. Pembagi dalam rumus tersebut merupakan fungsi
diskriminan.
Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini dilakukan dengan
mengambil data Siswa SMK Al Hidayah Jakarta Selatan yang diberikan perlakukan
kelas Remaja Putri dan pemantauan gejala PMS menggunakan Aplikasi “Premenstrual
Syndrome Tracker” untuk kelompok Intervensi dan kelompok kontrol yang diberikan
penyuluhan. Rancangan penelitian menggunakan quasi-experimental group dan
pretest-Pottest control design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang
masing-masing dipilih secara acak, dengan satu kelompok sebagai kelompok
kontrol dan kelompok lainnya sebagai kelompok intervensi. Kelompok yang
menerima perlakuan disebut kelompok intervensi. Kelompok intervensi kemudian
dirawat untuk jangka waktu yang telah ditentukan. Setelah perlakuan selesai
dilakukan pengukuran pada kedua kelompok. Perbandingan hasil kedua kelompok
menunjukkan efek dari perlakuan yang diberikan. Jumlah responden 60 orang yang
terdiri dari 30 kelompok kontrol dan 30 kelompok Intervensi.
Tabel 1
Distribusi Karakteristik Responden
Berdasarkan Umur, Umur Menarch, Siklus Menstruasi,
Berat Badan dan Tinggi Badan
Variabel |
Kelompok Intervensi |
Kelompok Kontrol |
||||
Mean |
Min-Max |
SD |
Mean |
Min-Max |
SD |
|
Umur |
16.33 |
15-18 |
0.802 |
16.33 |
15-17 |
0.661 |
Umur Menarch |
11.13 |
9-14 |
1.196 |
11.60 |
9-14 |
1.567 |
Siklus Menstruasi |
29.77 |
18-35 |
5.829 |
30,27 |
25-47 |
4.008 |
BB |
48 |
35-60 |
7.139 |
61 |
40-63 |
5,500 |
TB |
156,77 |
140-172 |
7,074 |
155,80 |
146-175 |
5,536 |
Indeks Masa Tubuh |
19.53 |
14-23 |
2.417 |
19,93 |
13-25 |
2,333 |
Pada table 1. dapat
disimpulkan bahwa rerata umur responden pada kelompok intervensi dan kontrol
yaitu 16.33 tahun, sedangkan umur minimal pada kelompok intervensi adalah 15
tahun dan umur maksimal 18 tahun, pada kelompok control umur minimal adalah 15
tahun dan umur maksimal 17 tahun. Rerata umur menarch responden pada kelompok
intervensi adalah 11.13 tahun, sedangkan pada kelompok kontrol 11.60 tahun.
Umur menarch pada kedua kelompok masing-masing sama dengan umur menarch minimal
9 tahun dan umur menarch maksimal 14 tahun.
Rerata siklus
menstruasi responden pada kelompok intervensi adalah 29,77 hari dengan minimal
18 hari dan maksimal 35 hari, sedangkan pada kelompok control rerata 30.27 hari
dengan minimal 25 hari dan maksimal 47 hari. Rerata berat badan responden pada
kedua kelompok adalah 48 kg pada kelompok intervensi
dan 61 kg pada kelompok controlsedangkan minimal berat badan 35 kg dan maksimal
60 kg pada kelompok intervensi dan minimal 40 kg dan maksimal 63 kg pada
kelompok kontrol.
Rerata Tinggi Badan
responden pada kedua kelompok adalah 156.77 cm dengan minimal Tinggi Badan 140
cm dan maksimal 172 cm pada kelompok intervensi, sedangkan rerata tinggi badan
155.80 cm dengan minimal 146 cm dan maksimal 175 cm pada kelompok kontrol.
Rerata IMT responden pada kedua kelompok adalah 19.53 dengan minimal IMT 14 dan
maksimal 30 pada kelompok intervensi, sedangkan rerata IMT 19.93 dengan minimal
IMT 13 dan maksimal IMT 25 pada kelompok intevensi.
Tabel 2
Model Lincer Agrecation Analisis
Variabel |
Kelompok
Intervensi |
Kelompok
Kontrol |
||
Frekuensi (n =30) |
% |
Frekuensi (n = 30) |
% |
|
Lama Menstruasi |
|
|
|
|
Kurang dari sama dengan 7 hari |
18 |
60 |
21 |
70 |
Lebih dari 7 hari |
12 |
40 |
9 |
30 |
Riwayat PMS Ibu |
|
|
|
|
Ya |
5 |
16,7 |
13 |
43,3 |
Tidak |
25 |
83,3 |
17 |
56,7 |
Berdasarkan table 2. didapatkan dari
60 responden yang teridiri dari 30 kelompok intervensi dan 30 kelompok control.
Pada kedua kelompok mayoritas responden mengalami menstruasi yang kurang dari 7
hari dengan prosentase 60% pada kelompok intervensi dan 70% pada kelompok
control. Pada Riwayat ibu responden yang mengalami PMS, mayoritas pada kedua
kelompok didapatkan Ibu tidak mengalami PMS, yaitu sebesar 83,3% pada kelompok
intervensi dan 56,7% pada kelompok control.
Tabel 3
Pengaruh kelas remaja
putri dan penggunaan aplikasi “Premenstrual Syndrome Tracker” terhadap
penurunan gejala kecemasan Premenstrual Syndrome
Kecemasan PMS |
Mean |
Beda Mean |
SD |
Nilai P |
Intervensi
Sebelum
Sesudah |
23.77 16.03 |
7.74 |
2.063 0.809 |
0.000 |
Kontrol
Sebelum
Sesudah |
24.60 20.13 |
4.47 |
2.415 1.042 |
0.000 |
Dari table 3 dapat
dianalisis bahwa terdapat beda mean yang cukup signifikan antara nilai
kecemasaan PMS sebelum dan sesudah diberikan intervensi pada kelompok
intervensi sebesar 7.74 dengan beda mean pada kelompok kontrol setelah
diberikan penyuluhan biasa sebesar 4.47 menunjukan ada pengaruh dari perlakuan
kelas remaja putri dan penggunaan aplikasi “My Periode Tracker” terhadap
peunrunan gejala kecemasan Premenstrual Syndrome yang cukup signifikan pada
kelompok intervensi.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat
pengaruh yang cukup signifikan antara kelompok intervensi yang mendapatkan
kelas remaja putri dan penggunaan aplikasi “Premenstrual Syndrome Tracker”
dengan kelompok kontrol yang hanya mendapatkan penyuluhan intervensi dan
pemantauan melalui google form, menunjukkan penurunan yang nyata pada
indikator-indikator kecemasan dalam PMS selama 3 bulan observasi dibandingkan
dengan kelompok kontrol yang hanya menerima intervensi penyuluhan biasa. Hasil
tindak lanjut menunjukkan bahwa efeknya berlanjut dan bertahan bahkan setelah 3
bulan. Ini membuktikan bahwa integrasi program kelas remaja puteri yang berisi
manajemen stres secara holistik untuk remaja perempuan yang dikombinasikan
dengan Yoga untuk remaja secara efektif dan pemantauan menggunakan aplikasi
“Premenstrual Syndrome Tracker” dapat mengurangi tingkat stress dan kecemasan
PMS.
Tabel 4
Pengaruh kelas remaja
putri dan penggunaan aplikasi “premenstrual syndrome tracker” terhadap
penurunan kecemasan pms
Kecemasan PMS |
Mean |
Beda Mean |
Z |
Nilai P |
Intervensi (N=30) |
41.52 |
22.04 |
-4.932 |
0,000
|
Kontrol
(
N=30) |
19.48 |
Dari table 4 dapat
dianalis bahwa ada beda mean yang cukup signifikan antara kelompok yang
diberikan intervensi kelas remaja dengan kelompok kontrol yang diberikan
penyuluhan sebesar 22.04 Berdasarkan hasil analisis data dengan uji Mann
Whitney didapatkan nilai signifikansi 0, 000. Berdasarkan nilai tersebut karena
nilai p < 0,005 dapat disimpulkan bahwa perlakuan kelas remaja putri dan
penggunaan aplikasi “My Periode Tracker” berpengaruh terhadap penurunan
kecemasan PMS.
Temuan ini mirip dengan
beberapa hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penggunaan aplikasi
dan mnajemen stress untuk hasil positif dalam promosi maupun perawatan
Kesehatan. Penelitian serupa terkait penggunaan teknologi digital dalam
fungsinya terhadap perbaikan Kesehatan pernah dilakukan oleh (Creber et al., 2016);
(Rao et al., 2010);(Lee et al., 2018);
(Liang et al., 2011)
dan (Azar et al., 2013)
yang dapat disimpulkan bahwa secara global, aplikasi kesehatan seluler terbukti
sangat bermanfaat dan berdampak pada perilaku kesehatan melalui pemantauan
gejala dan manajemen Kesehatan dengan terbukti bermanfaat dan menghasilkan
dampak positif bagi perbaikan kesehatan. Selain itu, penggunaan aplikasi
seluler dilaporkan meningkatkan hasil yang positif bagi beberapa penyakit
kronis. Hasil penelitian sebelumnya (Hasanah, 2019)
yang menyoroti bahwa memberikan intervensi terkait manajemen stress, pengelolaan
pikiran dan yoga pada remaja secara signifikan mengurangi kecemasan, depresi,
dan stres. Studi ini memberikan bukti penelitian untuk intervensi berbentuk
kelas/kelompok di kalangan remaja perempuan dan memfasilitasi cakupan yang
lebih luas bagi penyedia layanan primer untuk menerapkan intervensi semacam ini
di lingkungan sekolah.
Hasil penelitian lain
yang telah dilakukan oleh (Kim et al., 2018)
dapat disimpulkan bahwa sekitar satu dari tujuh orang didunia menggunakan
ponsel pintar dan menjadikan aplikasi dalam ponsel pintar sebagai bagian
penting dalam kehidupan sehari-harinya. (Ristau et al., 2013)
dan (Symul et al., 2019)
berpendapat bahwa aplikasi seluler terbukti berguna dalam meningkatkan
prognosis kesehatan dan mempromosikan perilaku sehat. Sedangkan penggunaan
aplikasi Kesehatan yang berkaitan dengan system reproduksi dan ginekologi sudah
banyak dilaporkan. (Symul et al., 2019)
telah menghitung bahwa ada sekitar 200.000 pengguna aplikasi kesehatan
reproduksi untuk mendeteksi siklus menstruasi dan perilaku kesehatan.
Berkaitan dengan kelas remaja yang
telah dilakukan dan efeknya terhadap Kesehatan serupa dengan penelitian (Kokkinis et al., 2017).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas pelatihan dalam hal ini kelas remaja
putri efektif dalam penurunan rata-rata kecemasan dan gangguan tidur. Hasil
studi oleh (Vigerland et al., 2016);
(Kilburn et al., 2018)
dan (Li et al., 2017)
sejalan dengan penelitian ini. Hasil penelitian (Chandra-Mouli & Patel, 2020)
menunjukkan bahwa pelatihan berbentuk kelas/kelompok efektif untuk mengurangi
gejala dan masalah menstruasi (PMS) dan membantu memperoleh informasi tentang
periode ini. (Chandra-Mouli & Patel, 2020)
Studi-studi ini mengkonfirmasi bahwa dukungan keluarga dan teman-teman bersama
dengan pelatihan kesehatan berbentuk kelas/kelompok dapat mengurangi kecemasan
dan akan meningkatkan kesehatan mental pada kelompok remaja. Selain itu,
intervensi pelatihan efektif dalam memberikan informasi dan keterampilan
memecahkan masalah; mereka dapat meningkatkan kualitas hidup mereka dan
mengurangi kecemasan mereka.
Tabel 5
Model Pengaruh Kelas
Remaja Putri dan penggunaan aplikasi “Premenstrual Syndrome Tracker” terhadap
Penurunan Kecemasan PMS
Model |
Unstandardized B |
Coefficients Std.Error |
Standardized Coefficients Beta |
t |
Sig. |
(Constant) |
10.889 |
.947 |
|
11.501 |
.000 |
Kelompok |
5.876 |
.425 |
.882 |
13.802 |
.000 |
Lama Menstruasi |
.763 |
.446 |
.109 |
1.710 |
.093 |
Dari table diatas dapat dibuat
persamaan sebagai berikut:
Y=
10.889 + 5.88 Kelas Remaja + 0,76 Lama Menstruasi
a.
Pada remaja yang tidak mengikuti mengikuti kelas
tingkat kecemasannya akan lebih tinggi 5,88 dibandingkan yang mengikuti kelas
remaja
b.
Pada remaja yang mengalami menstruasi lebih dari 7
hari akan mengalami kecemasan lebih tinggi 0,76 dibandingkan yang mengalami
menstruasi kurang dari 7 hari
Hasil penelitian (Rahmadhani, 2020)
menunjukkan bahwa rata-rata kejadian kecemasan PMS pada kelompok intervensi
secara bermakna lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol. Penelitian
yang bertujuan untuk menyelidiki pengaruh konseling kelompok terhadap keparahan
sindrom pramenstruasi di kalangan siswi SMA di Hamedan menemukan efek positif
dari pelatihan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Li et al., 2017)
juga konsisten dengan penelitian ini. Menurut laporan Organisasi Kesehatan
Dunia, di negara berkembang terjadi perubahan cepat yang diamati dalam perilaku
sosial, masalah ekonomi dan gangguan PMS meningkat. Temuan penelitian ini
mengidentifikasi pentingnya karakteristik psikologis dan efek interaktifnya
terhadap munculnya perilaku berisiko tinggi pada remaja dan menunjukkan
perlunya penilaian dan intervensi yang efektif dalam menghilangkan indikator
negatif kesehatan mental dan mendorong indikator positif kesehatan mental.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kelas pelatihan efektif dalam mengurangi keparahan depresi
pada remaja putri. (Parker et al., 2016)
dan (de Jonge-Heesen et al., 2016)
juga menemukan bahwa intervensi psikologis dan pelatihan sederhana mengurangi
gejala depresi. Di antara keterbatasan
penelitian ini belum lagi banyak faktor yang mempengaruhi gangguan kecemasan
PMS pada sebagian besar penelitian yang dianggap sebagai pengganggu untuk
menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi pengurangan kecemasan PMS yang
diinginkan. Menurut hasil penelitian ini, disarankan agar sekolah, masyarakat,
dan tenaga kesehatan dapat bekerja sama untuk pencegahan dan pengobatan
gangguan mental, pertumbuhan emosional, dan pencegahan perilaku abnormal pada
anak perempuan dan ganggguan kecemasan selama PMS.
Hasil penelitian lain terkait manfaat
aplikasi seluler yang melakukan 26 wawancara kualitatif untuk menanyakan kepada
perempuan tentang pengalaman mereka menggunakan aplikasi pelacak siklus
menstruasi yang hasilnya, bahwa para perempuan itu mengatakan bahwa aplikasi
yang mereka gunakan mampu memberdayakan mereka dan memberikan pengetahuan dan
lebih menyadari dan waspada terhadap siklus menstruasi mereka, mereka juga
dapat mengetahui ketidakteraturan siklus menstruasi dan nantinya dapat
digunakan sebagai informasi untuk tenaga kesehatan.
Kesimpulan
BIBLIOGRAFI
Azar, K. M. J., Lesser, L. I., Laing, B. Y., Stephens, J., Aurora,
M. S., Burke, L. E., & Palaniappan, L. P. (2013). Mobile Applications For
Weight Management: Theory-Based Content Analysis. American Journal Of Preventive
Medicine, 45(5), 583–589.Google Scholar
Chandra-Mouli, V., & Patel, S. V. (2020). Mapping The
Knowledge And Understanding Of Menarche, Menstrual Hygiene And Menstrual Health
Among Adolescent Girls In Low-And Middle-Income Countries. The Palgrave
Handbook Of Critical Menstruation Studies, 609–636. Google Scholar
Creber, R. M. M., Maurer, M. S., Reading, M., Hiraldo, G., Hickey,
K. T., & Iribarren, S. (2016). Review And Analysis Of Existing Mobile Phone
Apps To Support Heart Failure Symptom Monitoring And Self-Care Management Using
The Mobile Application Rating Scale (MARS). JMIR Mhealth And Uhealth, 4(2),
E5882. Google Scholar
De Jonge-Heesen, K. W. J., Van Ettekoven, K. M., Rasing, S., Liempd,
F. H. J., Vermulst, A. A., Engels, R. C. M. E., & Creemers, D. H. M.
(2016). Evaluation Of A School-Based Depression Prevention Program Among
Adolescents With Elevated Depressive Symptoms: Study Protocol Of A Randomized
Controlled Trial. BMC Psychiatry, 16(1), 1–9. Google Scholar
Dewi, L. C. (2015). The Effects Of Benson Meditation To
Reduce Anxiety Level Of Adolescent Female With Premenstrual Syndrome. Complementary
N Issue And Updates, 42. Google Scholar
Hasanah, M. (2019). Stres Dan Solusinya Dalam Perspektif
Psikologi Dan Islam. Ummul Qura: Jurnal Institut Pesantren Sunan Drajat (INSUD)
Lamongan, 13(1), 104–116. Google Scholar
Kilburn, T. R., Sørensen, M. J., Thastum, M., Rapee, R. M., Rask,
C. U., Arendt, K. B., & Thomsen, P. H. (2018). Rationale And Design For
Cognitive Behavioral Therapy For Anxiety Disorders In Children With Autism
Spectrum Disorder: A Study Protocol Of A Randomized Controlled Trial. Trials,
19(1), 1–11. Google Scholar
Kim, J. W., Nguyen, T.-Q., Gipson, S. Y.-M. T., Shin, A. L.,
& Torous, J. (2018). Smartphone Apps For Autism Spectrum Disorder—Understanding
The Evidence. Journal Of Technology In Behavioral Science, 3(1),
1–4. Google Scholar
Kokkinis, N., Galanaki, E., & Malikiosi-Loizos, M.
(2017). Factor Structure And Internal Consistency Of The Greek Version Of The General
Health Questionnaire–28 (GHQ-28). Mental Health & Prevention, 7,
21–27. Google Scholar
Lee, M., Lee, H., Kim, Y., Kim, J., Cho, M., Jang, J., & Jang,
H. (2018). Mobile App-Based Health Promotion Programs: A Systematic Review Of
The Literature. International Journal Of Environmental Research And Public
Health, 15(12), 2838. Google Scholar
Li, J., Riedel, N., Barrech, A., Herr, R. M., Aust, B., Mörtl,
K., Siegrist, J., Gündel, H., & Angerer, P. (2017). Nine-Year Longitudinal
Psychosocial And Mental Outcomes Of A Stress Management Intervention At Work
Using Psychotherapeutic Principles. Psychotherapy And Psychosomatics, 86(2),
113–115. Google Scholar
Liang, X., Wang, Q., Yang, X., Cao, J., Chen, J., Mo, X., Huang,
J., Wang, L., & Gu, D. (2011). Effect Of Mobile Phone Intervention For
Diabetes On Glycaemic Control: A Meta‐Analysis. Diabetic Medicine,
28(4), 455–463. Google Scholar
Muslim, M. (2020). Manajemen Stress Pada Masa Pandemi
Covid-19. ESENSI: Jurnal Manajemen Bisnis, 23(2), 192–201. Google Scholar
Parker, A. G., Hetrick, S. E., Jorm, A. F., Mackinnon, A. J.,
Mcgorry, P. D., Yung, A. R., Scanlan, F., Stephens, J., Baird, S., & Moller,
B. (2016). The Effectiveness Of Simple Psychological And Physical Activity
Interventions For High Prevalence Mental Health Problems In Young People: A
Factorial Randomised Controlled Trial. Journal Of Affective Disorders, 196,
200–209. Google Scholar
Rahmadhani, W. (2020). Hubungan Antara Premenstruasi Syndrom Dan
Kepuasan Pernikahan Pada Wanita Di Gombong, Kebumen. Proceeding Of The
URECOL, 18–27. Google Scholar
Rao, A., Hou, P., Golnik, T., Flaherty, J., & Vu, S.
(2010). Evolution Of Data Management Tools For Managing Self-Monitoring Of
Blood Glucose Results: A Survey Of Iphone Applications. Journal Of Diabetes
Science And Technology, 4(4), 949–957. Google Scholar
Ristau, R. A., Yang, J., & White, J. R. (2013). Evaluation
And Evolution Of Diabetes Mobile Applications: Key Factors For Health Care
Professionals Seeking To Guide Patients. Diabetes Spectrum, 26(4),
211–215. Google Scholar
SMITH‐ADCOCK, S., Webster, S. M., Leonard, L. G., &
Walker, J. L. (2008). Benefits Of A Holistic Group Counseling Model To Promote
Wellness For Girls At Risk For Delinquency: An Exploratory Study. The
Journal Of Humanistic Counseling, Education And Development, 47(1),
111–126. Google Scholar
Symul, L., Wac, K., Hillard, P., & Salathé, M. (2019). Assessment
Of Menstrual Health Status And Evolution Through Mobile Apps For Fertility
Awareness. NPJ Digital Medicine, 2(1), 1–10. Google Scholar
Vigerland, S., Ljótsson, B., Thulin, U., Öst, L.-G., Andersson,
G., & Serlachius, E. (2016). Internet-Delivered Cognitive Behavioural
Therapy For Children With Anxiety Disorders: A Randomised Controlled Trial. Behaviour
Research And Therapy, 76, 47–56. Google Scholar
Copyright holder : Alice Leiwakabessy, Henny Novita, Endah Dian Marlina, Ayi Tansah
Rohaeti, Jusuf Kristianto (2022) |
First publication right : Jurnal Health Sains This article is licensed under: |