Jurnal Health Sains: p–ISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 3, No.8, Agustus 2022

 

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN KEIKUTSERTAAN VAKSINASI COVID-19 BOOSTER DI PUSKESMAS KASIHAN 1 BANTUL

 

Siti Karimah, Fayakun Nur Rohmah, Nuli Nuryanti Zulala

Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, Indonesia

Email: karimahsiti89@gmail.com, fayakun.nurrohmah@unisayogya.ac.id,

            nuli.zulala@unisayogya.ac.id

 

artikel info

abstraK

Diterima:

28 Agustus 2022

Direvisi:

Agustus 2022

Dipublish:

Agustus 2022

Di Indonesia, kasus COVID-19 di kalangan wanita hamil mencapai 10,2% dari semua kasus yang dikonfirmasi. Ibu hamil berisiko terinfeksi COVID-19 dan jika terinfeksi, kondisinya akan lebih parah dibandingkan orang lain. Salah satu upaya untuk mengatasi pandemi COVID-19 adalah vaksinasi COVID-19. Cakupan vaksinasi booster COVID-19 adalah 22,52%. Faktor yang mempermudah keikutsertaan dalam vaksinasi booster COVID-19 bagi ibu hamil adalah tingkat pendidikan dan pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dan pekerjaan ibu hamil dengan partisipasi vaksinasi booster COVID-19 di Puskesmas Kasihan I Bantul. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif berupa survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah ibu hamil yang pertama kali berkunjung dan tercatat pada kartu ibu hamil pada bulan Januari-Mei 2022 sebanyak 302 ibu hamil. Sampel penelitian adalah 88 kartu ibu hamil yang diambil secara purposive sampling. Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis univariat, analisis bivariat dengan Chi Square, dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda. Hasil analisis data menunjukkan bahwa p-value tingkat pendidikan ibu hamil (0,000) dan p-value pekerjaan ibu hamil (0,000) terhadap keikutsertaan vaksinasi booster COVID-19, artinya terdapat ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dan pekerjaan ibu hamil dengan partisipasi vaksinasi booster COVID-19. Berdasarkan analisis regresi logistik berganda diketahui bahwa tingkat pendidikan ibu hamil memberikan kesempatan sebesar 4,536 kali dan pekerjaan ibu hamil memberikan kesempatan sebesar 0,267 kali untuk mengikuti vaksinasi booster COVID-19. Kesimpulannya, ada hubungan antara pendidikan dan pekerjaan ibu hamil dengan partisipasi vaksinasi booster COVID-19 di Puskesmas Kasihan I Bantul. Bidan harus meningkatkan edukasi dan dukungan kepada ibu hamil untuk melakukan vaksinasi booster COVID-19

 

ABSTRACT

In Indonesia, cases of COVID-19 among pregnant women make up as much as 10.2% of all confirmed cases. Pregnant women are at risk of being infected with COVID-19 and if infected, their condition will be more severe than other people. One of the efforts to overcome the COVID-19 pandemic is the COVID-19 vaccination. The COVID-19 booster vaccination coverage is 22.52%. Factors that facilitate participation in the COVID-19 booster vaccination for pregnant women are the level of education and occupation. The study aims to determine the correlation between the education level and occupation of pregnant women and the participation of the COVID-19 booster vaccination at Kasihan I Primary Health Center, Bantul. The study employed a quantitative research method in the form of an analytical survey with a cross sectional approach. The population was pregnant women who visited for the first time and recorded on the maternal card of pregnant women in January-May 2022 as many as 302 pregnant women. The research sample was 88 maternal cards of pregnant women taken with purposive sampling. The data analysis in this study was univariate analysis, bivariate analysis with Chi Square, and multivariate analysis with multiple logistic regression test. The results of data analysis showed that the p-value of the education level of pregnant women (0.000) and the p-value of the work of pregnant women (0.000) on the participation of the COVID-19 booster vaccination, meaning that there was a significant correlation between the education level and the occupation of the pregnant women on the participation of the COVID-19 booster vaccination. Based on multiple logistic regression analysis, it was found that the education level of pregnant women provided 4.536 times the opportunity and the occupation of pregnant women gave 0.267 times the opportunity to participate in the COVID-19 booster vaccination. In conclusion, there is a correlation between education and occupation of pregnant women and the participation of the COVID-19 booster vaccination at Kasihan I Primary Health Center, Bantul. Midwives should increase education and support for pregnant women to carry out COVID-19 booster vaccinations.

Kata Kunci:

Vaksin Booster COVID-19; Tingkat Pendidikan; Pekerjaan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Keywords:

COVID-19 Booster Vaccination; Education Level; Occupation


 


Pendahuluan

Bencana non alam yang disebabkan oleh COVID-19 telah terdampak meningkatnya jumlah korban dan kerugian harta benda, meluasnya cakupan wilayah yang terkena bencana, serta menimbulkan implikasi pada aspek sosial ekonomi yang luas di Indonesia. Pemerintah telah menetapkan bencana non alam ini sebagai bencana nasional melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non Alam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai Bencana Nasional (Kemenkes RI, 2020).

Data kasus terkonfirmasi COVID-19 di dunia tahun 2021 sejumlah 307.153.229 kasus dengan 5.488.628 kasus kematian (WHO, 2021). Di Indonesia tahun 2021 terdapat 4.262.720 kasus terkonfimasi COVID-19

 

 

dengan 144.096 kasus kematian. Dari kasus terkonfirmasi COVID-19 di Indonesia tersebut 10,2% merupakan kasus pada ibu hamil  (Kemenkes RI, 2022). Kasus COVID-19 di Indonesia merupakan yang kedua tertinggi di Asia Tenggara setelah India (WHO, 2021).

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) termasuk dalam 10 provinsi dengan kasus terkonfirmasi COVID-19 tertinggi di Indonesia yaitu 156.937 kasus. Dari kasus terkonfirmasi COVID-19 di DIY tersebut 2% merupakan kasus pada ibu hamil (Kemenkes RI, 2022). Kasus COVID-19 tertinggi di DIY adalah Kabupaten Bantul yaitu 57.416 kasus dengan 1.569 kasus kematian. Kasus COVID-19 di Kecamatan Kasihan yaitu 4.649 kasus dengan 84 kasus kematian (Dinkes Bantul, 2021).

Ibu hamil, bersalin, dan nifas berisiko terinfeksi COVID-19. Jika mereka terinfeksi, kondisinya akan lebih parah dibandingkan kelompok lainnya. Risiko menjadi lebih serius jika ada penyakit penyerta (kegemukan, darah tinggi, kencing manis) atau kondisi penyulit lainnya (Kemenkes RI, 2021a). Kelompok ibu hamil menjadi kelompok yang rentan terhadap infeksi COVID-19. Hal ini disebabkan oleh karena dalam keadaan hamil hamil, tubuh berada pada keadaan imunosupresif dan mengalami perubahan fisiologis kehamilan, seperti peningkatan diafragma, peningkatan konsumsi oksigen, dan edema mukosa saluran pernafasan yang dapat membuat rentan terhadap hipoksia. Ibu hamil yang terinfeksi COVID-19 berisiko lebih tinggi memiliki komplikasi pernapasan berat (Herbawani et al., 2020).

Data kasus terkonfirmasi COVID-19 pada ibu hamil dari Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) selama bulan April 2020 sampai dengan April 2021 sebanyak 536 ibu hamil dinyatakan positif COVID-19. Dari jumlah tersebut 3% diantaranya dinyatakan meninggal dunia. Sebanyak 4,5% dari total ibu hamil yang terkonfirmasi positif COVID-19 membutuhkan perawatan di ruang ICU (POGI, 2021). Wanita hamil yang terinfeksi COVID-19 berisiko mengalami abortus dan kelahiran prematur. Dalam penelitian pada wanita hamil yang dirawat di rumah sakit dengan infeksi COVID-19, yang melibatkan antara 240-427 wanita yang terinfeksi, persalinan prematur berkisar antara 10% hingga 25%, dan 60% di antara wanita dengan penyakit kritis (Adhikari and Spong, 2021). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul sampai bulan Desember 2021 terdapat 44 kasus kematian ibu. Kasus kematian ibu terbanyak merupakan ibu yang terkonfirmasi COVID-19 sejumlah 29 kasus (69,9%) (Dinkes Bantul, 2021).

Vaksinasi merupakan upaya kesehatan masyarakat paling efektif dan efisien dalam mencegah beberapa penyakit menular berbahaya. Sejarah telah mencatat besarnya peranan vaksinasi dalam menyelamatkan masyarakat dunia dari kesakitan, kecacatan bahkan kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Vaksinasi (PD3I). Dalam upaya penanggulangan pandemi COVID-19, vaksinasi COVID-19 bertujuan untuk mengurangi transmisi/penularan COVID-19, menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat COVID-19, mencapai kekebalan kelompok di masyarakat (herd imunity) dan melindungi masyarakat dari COVID-19 agar tetap produktif secara sosial dan ekonomi (Kemenkes RI, 2021b).

Ibu hamil adalah salah satu target sasaran prioritas program vaksinasi COVID-19. Upaya pemberian vaksinasi COVID-19 bagi ibu hamil tersebut telah direkomendasikan oleh Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI). Kebijakan ini tertuang pada Surat Edaran HK.02.01/I/2007/2021 tentang Vaksinasi COVID-19 Bagi Ibu Hamil dan Penyesuaian Skrining Dalam Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 pada tanggal 2 Agustus 2021. Vaksin COVID-19 pada ibu hamil diberikan dalam 2 dosis (Kemenkes RI, 2021a).

Berdasarkan Surat Edaran HK.02.02/II/252/2022 tentang Vaksinasi COVID-19 Dosis Lanjutan (Booster), hasil studi menunjukkan terjadinya penurunan antibodi 6 bulan setelah mendapatkan vaksinasi COVID-19 dosis primer lengkap sehingga dibutuhkan pemberian dosis lanjutan atau booster untuk meningkatkan proteksi individu terutama pada kelompok masyarakat rentan.Sasaran vaksinasi COVID-19 booster adalah masyarakat usia diatas 18 tahun termasuk didalamnya adalah ibu hamil yang dilaksanakan serentak mulai tanggal 12 Januari 2022 (Kemenkes RI, 2022).

Cakupan vaksinasi COVID-19 di Indonesia sampai Mei 2022 adalah vaksinasi dosis 1 sebesar 96,34%, vaksinasi dosis 2 sebesar 80,58%, dan vaksinasi dosis 3 sebesar 22,52%. Cakupan vaksinasi COVID-19 di DIY sampai Mei 2022 adalah vaksinasi dosis 1 sebesar 101,7%, vaksinasi dosis 2 sebesar 94,38%, dan vaksinasi dosis 3 sebesar 34,18%. Cakupan vaksinasi COVID-19 di Kabupaten Bantul sampai Mei 2022 adalah vaksinasi dosis 1 sebesar 85,23%, vaksinasi dosis 2 sebesar 79,28%, dan vaksinasi dosis 3 sebesar 22,08%. Cakupan vaksinasi COVID-19 dosis 3 di Kabupaten Bantul merupakan yang terendah di DIY (Kemenkes RI, 2022).

Survey penerimaan vaksin COVID-19 di Indonesia tahun 2020 menunjukkan bahwa alasan penolakan vaksin COVID-19 paling umum adalah terkait dengan keamanan vaksin (30%), keraguan terhadap efektifitas vaksin (22%),  ketidakpercayaan terhadap vaksin (13%), kekhawatiran adanya efek samping seperti demam dan nyeri (12%), dan alasan keagamaan (8%) (Kemenkes RI et al., 2020). Penerimaan vaksin COVID-19 pada ibu hamil masih rendah karena kurangnya pengetahuan tentang vaksin COVID-19 terkait manfaat dari vaksin dan risiko yang mungkin dapat di timbulkan akibat dari vaksin tersebut pada ibu hamil. Hal ini menyebabkan kekhawatiran tentang keamanan vaksin sehingga ibu hamil tidak mau untuk melakukan vaksinasi COVID-19 (Ayhan et al., 2021). Pengetahuan sangat erat hubunganya dengan pendidikan, di mana dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut semakin luas pengetahuannya (Pakpahan et al., 2021).

Menurut teori yang dikemukan Lawrence Green, faktor yang mempermudah (predisposing) terjadinya perilaku seseorang adalah faktor pendidikan dan faktor pekerjaan (Nursalam, 2014). Pekerjaan yang digeluti ibu saat hamil merupakan salah satu hambatan nonfinansial untuk melakukan vaksinasi COVID-19. Terbatasnya waktu pelayanan vaksinasi COVID-19 yang bertentangan dengan jadwal wanita bekerja menghambat ibu hamil untuk melakukan vaksinasi  (Eka Putri and Hastutik, 2021)


 

Metode Penelit


Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif berupa survey analitik yang bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dan pekerjaan ibu hamil dengan keikutsertaan vaksinasi COVID-19 booster dengan pendekatan potong lintang (cross sectional).

 

 

 

Hasil dan Pembahasan

1.    Pendidikan Ibu Hamil

Pendidikan ibu hamil dapat dilihat pada tabel 1. Persentase ibu hamil yang berpendidikan menengah sebesar 52,3 % (46 ibu hamil) lebih banyak dibandingkan dengan ibu hamil yang berpendidikan tinggi sebesar 29,5% (26 ibu hamil) dan berpendidikan dasar sebesar 18,2% (16 ibu hamil.


Tabel 1

Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Hamil

 

Pendidikan Ibu Hamil

Jumlah

Persentase (%)

Dasar

16

18,2

Menengah

46

52,3

Tinggi

26

29,5

Total

88

100


Sumber: Data Sekunder Penelitian

 


2.    Pekerjaan Ibu Hamil


Pekerjaan ibu hamil dalam penelitian ini

dapat dilihat pada tabel 2.

 

Tabel 2

Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu Hamil


 

Pekerjaan Ibu Hamil

Jumlah

Persentase (%)

Bekerja

42

47,7

Tidak Bekerja

46

52,3

Total

88

100

 

Sumber: Data Sekunder Penelitian

 


Persentase ibu hamil yang tidak bekerja sebesar 52,3% (48 ibu hamil) lebih banyak dibandingkan dengan ibu hamil yang bekerja sebesar 47,7% (42 ibu hamil).

3.    Keikutsertaan Ibu Hamil dalam Vaksinasi COVID-19 Booster

Keikutsertaan ibu hamil dalam vaksinasi COVID-19 booster dapat dilihat pada tabel 3.


 

 

Tabel 3

Distribusi Frekuensi Keikutsertaan Ibu Hamil dalam

Vaksinasi COVID-19 Booster


 

Keikutsertaan Ibu Hamil dalam Vaksinasi COVID-19 Booster

Jumlah

Persentase (%)

Tidak

58

65,9

Ya

30

34,1

Total

88

100


Sumber: Data Sekunder Penelitian



Persentase ibu hamil yang tidak ikut serta dalam vaksinasi COVID-19 booster sebesar 65,9% (58 ibu hamil) lebih banyak dari ibu hamil yang ikut serta dalam vaksinasi COVID-19 booster sebesar 34,1% (30 ibu hamil).

Keikutsertaan vaksinasi COVID-19 booster berdasarkan tingkat pendidikan ibu hamil dapat dilihat pada tabel 4.

 


 

Tabel 4

Distribusi Frekuensi Keikutsertaan Vaksinasi COVID-19 Booster

berdasarkan Pendidikan Ibu Hamil



Keikutsertaan Vaksinasi COVID-19 Booster berdasarkan Pendidikan Ibu Hamil

Tidak

Ya

Jumlah

%

Jumlah

%

Dasar

14

24,14

2

6,67

Menengah

37

63,79

9

30

Tinggi

7

12,07

19

63,33

Total

58

100

30

100

Sumber: Data Sekunder Penelitian

 


Persentase ibu hamil yang tidak ikut serta dalam vaksinasi COVID-19 booster dengan pendidikan menengah sebesar 63,8% (37 ibu hamil) lebih banyak dari ibu hamil yang tidak ikut serta dalam vaksinasi COVID-19 booster dengan pendidikan dasar sebesar 24,1% (14 ibu hamil) dan ibu hamil yang tidak ikut serta dalam vaksinasi COVID-19 booster dengan pendidikan tinggi sebesar 12,1% (7 ibu hamil).

Persentase ibu hamil yang ikut serta dalam vaksinasi COVID-19 booster dengan pendidikan tinggi sebesar 63,3% (19 ibu hamil) lebih banyak dari ibu hamil yang

ikut serta dalam vaksinasi COVID-19 booster dengan pendidikan menengah sebesar 30% (9 ibu hamil) dan ibu hamil yang ikut serta dalam vaksinasi COVID-19 booster dengan pendidikan dasar sebesar 6,7% (2 ibu hamil).

Keikutsertaan vaksinasi COVID-19 booster berdasarkan pekerjaan ibu hamil dapat dilihat pada tabel 5.




Tabel 5

Distribusi Frekuensi Keikutsertaan Vaksinasi COVID-19 Booster

berdasarkan Pekerjaan Ibu Hamil

Keikutsertaan Vaksinasi COVID-19 Booster berdasarkan Pekerjaan Ibu Hamil

Tidak

Ya

Jumlah

%

Jumlah

%

Bekerja

19

32,76

23

76,67

Tidak Bekerja

39

67,24

7

23,33

Total

58

100

30

100



Sumber: Data Sekunder Penelitian



Persentase ibu hamil yang tidak ikut serta dalam vaksinasi COVID-19 booster pada ibu tidak bekerja sebesar 67,8% (39 ibu hamil) lebih banyak dari ibu hamil yang tidak ikut serta dalam vaksinasi COVID-19 booster pada ibu bekerja sebesar 32,8% (19 ibu hamil). Persentase ibu hamil yang ikut serta dalam vaksinasi COVID-19 booster pada ibu bekerja sebesar 76,7% (23 ibu hamil) lebih banyak dari ibu hamil yang ikut serta dalam vaksinasi COVID-19 booster pada ibu tidak bekerja sebesar 23,3% (7 ibu hamil).

 

4.    Hubungan Pendidikan Ibu Hamil dengan Keikutsertaan Vaksinasi COVID-19 Booster

Hubungan tingkat pendidikan ibu hamil dengan keikutsertaan vaksinasi COVID-19 booster dapat dilihat pada tabel 6.


 

Tabel 6

Tabel Silang Hubungan Pendidikan Ibu Hamil dengan

Keikutsertaan Vaksinasi COVID-19 Booster

 


Pendidikan Ibu Hamil

Keikutsertaan Vaksinasi COVID-19 Booster

P value

r

Tidak

Ya

Total

Jumlah

%

Jumlah

%

Jumlah

%

Dasar

14

87,50

2

12,50

16

100,00

0,000

0,472

Menengah

37

80,43

9

19,57

46

100,00

Tinggi

7

26,92

19

73,08

26

100,00

Total

58

65,91

30

34,09

88

100,00

Sumber: Data Sekunder Penelitian

 


Dari tabel 6 dapat diketahui bahwa persentase ibu hamil dengan pendidikan dasar dan tidak ikut serta dalam vaksinasi COVID-19 booster sebesar 87,5% (14 ibu hamil) lebih banyak dari ibu hamil dengan pendidikan dasar dan ikut serta dalam vaksinasi COVID-19 booster sebesar 12,5% (2 ibu hamil). Persentase ibu hamil dengan pendidikan menengah dan tidak ikut serta dalam vaksinasi COVID-19 booster sebesar 80,4% (37 ibu hamil) lebih banyak dari ibu hamil dengan pendidikan menengah dan ikut serta dalam vaksinasi COVID-19 booster sebesar 19,6% (9 ibu hamil). Persentase ibu hamil dengan pendidikan tinggi dan ikut serta dalam vaksinasi COVID-19 booster sebesar 73,1% (19 ibu hamil) lebih banyak dari ibu hamil dengan pendidikan tinggi dan tidak ikut serta dalam vaksinasi COVID-19 booster sebesar 26,9% (7 ibu hamil).

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan Chi Square didapatkan hasil p value = 0,000. Nilai p value < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pendidikan ibu hamil dengan keikutsertaan vaksinasi COVID-19 booster. Nilai koefisien kontingensi sebesar 0,472 menunjukkan bahwa tingkat keeratan hubungan pendidikan ibu hamil dengan keikutsertaan vaksinasi COVID-19 booster adalah sedang.

 

5.    Hubungan Pekerjaan Ibu Hamil dengan Keikutsertaan Vaksinasi COVID-19 Booster

Hubungan pekerjaan ibu hamil dengan keikutsertaan vaksinasi COVID-19 booster dapat dilihat pada tabel 7.

 


Tabel 7

Tabel Silang Hubungan Pekerjaan Ibu Hamil dengan

Keikutsertaan Vaksinasi COVID-19 Booster


 


Pekerjaan Ibu Hamil

Keikutsertaan Vaksinasi COVID-19 Booster

P value

r

Tidak

Ya

Total

Jumlah

%

Jumlah

%

Jumlah

%

Bekerja

19

45,24

23

54,76

42

100,00

0,000

0,385

Tidak Bekerja

39

84,78

7

15,22

46

100,00

Total

58

65,91

30

34,09

88

100,00


Sumber: Data Sekunder Penelitian

 


Dari tabel 7 dapat diketahui bahwa persentase ibu hamil yang bekerja dan  ikut serta dalam vaksinasi COVID-19 booster sebesar 54,8% (23 ibu hamil) lebih banyak dari ibu hamil yang bekerja dan tidak ikut serta dalam vaksinasi COVID-19 booster sebesar 45,2% (19 ibu hamil). Persentase ibu hamil yang tidak bekerja dan tidak ikut serta dalam vaksinasi COVID-19 booster sebesar 84,8% (39 ibu hamil) lebih banyak dari ibu hamil yang tidak bekerja dan ikut serta dalam vaksinasi COVID-19 booster sebesar 15,2% (7 ibu hamil).

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan Chi Square didapatkan hasil p value = 0,000. Nilai p value < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pekerjaan ibu hamil dengan keikutsertaan vaksinasi COVID-19 booster. Nilai koefisien kontingensi sebesar 0,385 menunjukkan bahwa tingkat keeratan hubungan pekerjaan ibu hamil dengan keikutsertaan vaksinasi COVID-19 booster adalah lemah.

6.    Faktor Dominan Yang  Mempengaruhi Keikutsertaan Vaksinasi COVID-19 Booster

Hasil analisis variabel yang dominan mempengaruhi keikutsertaan vaksinasi COVID-19 booster pada ibu hamil dapat dilihat pada tabel 8. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik berganda didapatkan hasil bahwa nilai Exp (B) untuk variabel tingkat pendidikan ibu hamil adalah 4,536 dan nilai Exp (B) variabel pekerjaan ibu hamil adalah 0,267. Hasil tersebut menunjukkan bahwa faktor tingkat pendidikan ibu hamil berpeluang 4,536 kali terhadap keikutsertaan vaksinasi COVID-19 booster dan faktor pekerjaan ibu hamil berpeluang 0,267 kali terhadap keikutsertaan vaksinasi COVID-19 booster memiliki persepsi yang positif terhadap vaksin.


 

Tabel 8

Analisis Regresi Logistik Berganda

 

Variabel Bebas

B

S.E

Wald

df

Sig.

Exp (B)

Pendidikan Ibu Hamil

1,512

0,472

10,248

1

0,001

4,536

Pekerjaan Ibu Hamil

-1,322

0,566

5,453

1

0,028

0,267

Sumber: Data Sekunder Penelitian

 


Pembahasan

Sebagian besar keikutsertaan vaksinasi COVID-19 booster merupakan ibu hamil dengan pendidikan tinggi yaitu sebesar 63,3% (19 ibu hamil). Persentase tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan persentase keikutsertaan vaksinasi COVID-19 booster pada ibu hamil dengan pendidikan menengah yaitu sebesar 30% (9 ibu hamil) dan persentase keikutsertaan vaksinasi COVID-19 booster pada ibu hamil dengan pendidikan dasar yaitu sebesar 6,7% (2 ibu hamil). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan pendidikan ibu hamil dengan keikutsertaan vaksinasi COVID-19 booster dengan tingkat keeratan hubungannya adalah sedang.

Hasil ini sesuai dengan penelitian Argista (2021) yang menyebutkan bahwa faktor pendidikan berhubungan dengan penerimaan masyarakat terhadap vaksin COVID-19. Pendidikan yang dimiliki oleh seseorang mempengaruhi persepsi dalam menerima vaksin, dimana orang yang berpendidikan tinggi cenderung memiliki persepsi yang positif terhadap vaksin COVID-19. Menurut Simbolon (2021) pendidikan merupakan upaya agar seseorang mengembangkan sesuatu atau informasi agar menjadi lebih baik. Melalui pendidikan seseorang akan memperoleh pengetahuan, semakin tinggi tingkat pendidikan, maka hidup akan semakin berkualitas dimana

 

 

seseorang akan berfikir logis dan memahami informasi yang diperolehnya.

Hal tersebut sejalan dengan penelitian Nurhasanah (2021) yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan terakhir seseorang dengan pengetahuan tentang vaksinasi COVID-19. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, di mana dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut semakin luas pengetahuannya.

Akan tetapi tingkat pendidikan ibu hamil tidak sepenuhnya mempengaruhi keikutsertaan vaksinasi COVID-19 booster. Sebagian ibu hamil dengan pendidikan tinggi yaitu sebesar 26,9% (7 ibu hamil) tidak ikut serta dalam vaksinasi COVID-19 booster dan sebagian ibu hamil dengan pendidikan rendah yaitu sebesar 12,5% (2 ibu hamil) ikut serta dalam vaksinasi COVID-19 booster. Menurut Merlinta (2018) terdapat beberapa faktor yang menyebabkan pendidikan ibu tidak mempunyai pengaruh terhadap keikutsertaan vaksinasi COVID-19 booster diantaranya seperti informasi yang mudah didapat baik dari media massa maupun kampanye dan pengetahuan ibu tidak hanya berasal dari pendidikan formal saja. Hal ini sejalan dengan penelitian Nadhifah et al.  (2021) yang menyebutkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan vaksinasi MR. Tidak adanya hubungan tingkat pendidikan dengan vaksinasi MR dikerenakan vaksinasi merupakan program pemerintah yang mengharuskan anak untuk melakukan vaksin. Vaksinasi COVID-19 merupakan program pemerintah dan ibu hamil merupakan salah satu sasaran prioritas vaksinasi COVID-19.

Sebagian besar keikutsertaan vaksinasi COVID-19 booster merupakan ibu hamil yang bekerja yaitu sebesar 76,7% (23 ibu hamil). Persentase tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan persentase keikutsertaan vaksinasi COVID-19 booster pada ibu hamil yang tidak bekerja yaitu sebesar 23,3% (7 ibu hamil). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan pekerjaan ibu hamil dengan keikutsertaan vaksinasi COVID-19 booster dengan tingkat keeratan hubungannya adalah lemah.

Berdasarkan teori dasar yang dikembangkan oleh Lawrence Green pekerjaan adalah salah satu faktor predisposisi yang mempermudah terjadinya perilaku seseorang (Nursalam, 2014). Status pekerjaan ibu hamil dapat berpengaruh terhadap waktu yang digunakan untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19 (Untari and Kumalasari, 2022). Pekerjaan yang digeluti ibu saat hamil merupakan salah satu hambatan nonfinansial untuk melakukan vaksinasi COVID-19. Terbatasnya waktu pelayanan vaksinasi COVID-19 yang bertentangan dengan jadwal wanita bekerja menghambat ibu hamil untuk melakukan vaksinasi (Eka Putri and Hastutik, 2021).

Akan tetapi hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerjaan bukan menjadi penghambat ibu hamil untuk melakukan vaksinasi COVID-19 booster. Persentase keikutsertaan vaksinasi COVID-19 booster pada ibu hamil yang bekerja lebih besar daripada persentase keikutsertaan vaksinasi COVID-19 booster pada ibu tidak bekerja. Hasil penelitian Argista (2021) menyebutkan bahwa faktor pekerjaan tidak berhubungan dengan penerimaan masyarakat terhadap vaksin COVID-19. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Eka Putri and Hastutik (2021) menyebutkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pekerjaan ibu dengan perilaku ibu hamil dalam melakukan kunjungan Antenatal Care.

Menurut Untari and Kumalasari (2022) ibu yang bekerja maupun yang tidak bekerja mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh informasi tentang pelayanan kesehatan termasuk pelayanan vaksinansi COVID-19 pada ibu hamil. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi akhir-akhir ini telah menjadi salah satu kebutuhan vital bagi masyarakat dan berdampak pada semakin meluasnya informasi kesehatan yang dapat diakses oleh masyarakat.

Pekerjaan tidak berpengaruh dengan keikutsertaan vaksinasi COVID-19 booster dikarenakan program vaksinasi merupakan program pemerintah. Ibu hamil yang bekerja melakukan vaksinasi COVID-19 booster karena kebijakan yang berlaku di tempat kerja.

Hasil analisis regresi logistik berganda menunjukkan bahwa faktor pendidikan ibu hamil dan pekerjaan ibu hamil mempengaruhi keikutsertaan vaksinasi COVID-19 booster dan memberikan peluang untuk keikutsertaan ibu hamil melakukan vaksinasi COVID-19 booster. Faktor pendidikan ibu hamil berpeluang 4,536 kali terhadap keikutsertaan vaksinasi COVID-19 booster dan pekerjaan ibu hamil berpeluang 0,267 kali terhadap keikutsertaan vaksinasi COVID-19 booster. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa ibu hamil berpendidikan tinggi 4,536 kali lebih mudah dalam keikutsertaan vaksinasi COVID-19 booster dibandingkan dengan ibu hamil berpendidikan rendah dan ibu hamil yang tidak bekerja 0,267 lebih mudah dalam keikutsertaan vaksinasi COVID-19 booster dibandingkan dengan ibu hamil yang bekerja.  Faktor pendidikan ibu hamil memiliki peluang lebih besar dibandingkan dengan faktor pekerjaan ibu hamil dalam mempengaruhi keikutsertaan vaksinasi COVID-19 booster.

Hal ini sejalan dengan penelitian Argista (2021) yang menyebutkan bahwa kelompok orang dengan pendidikan rendah 0,416 kali lebih sulit dalam menerima vaksin COVID-19 dibandingkan kelompok orang dengan pendidikan tinggi

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan pendidikan dan pekerjaan ibu hamil dengan keikutsertaan vaksinasi COVID-19 booster di Puskesmas Kasihan I Bantul dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1.    Ada hubungan pendidikan ibu hamil dengan keikutsertaan vaksinasi COVID-19 booster dengan tingkat keeratan hubungan sedang.

2.    Ada hubungan pekerjaan ibu hamil dengan keikutsertaan vaksinasi COVID-19 booster dengan tingkat keeratan hubungan lemah.

3.    Faktor pendidikan ibu hamil memiliki peluang lebih besar dibandingkan dengan faktor pekerjaan ibu hamil dalam mempengaruhi keikutsertaan vaksinasi COVID-19 booster.

 

 

BIBLIOGRAFI

Adhikari, E.H., Spong, C.Y., 2021. COVID-19 Vaccination in Pregnant and Lactating Women. JAMA 325, 1039–1040. Google Scholar

 

Argista, Z.L., 2021. Persepsi Masyarakat Terhadap Vaksin Covid-19 Di Sumatera Selatan. Google Scholar

 

Ayhan, S.G., Oluklu, D., Atalay, A., Beser, D.M., Tanacan, A., Tekin, O.M., Sahin, D., 2021. COVID-19 vaccine acceptance in pregnant women. International  Journal Gynecology Obstetrics 154, 291–296. Google Scholar

 

Dinkes Bantul, D.B., 2021. Laporan Kesehatan Ibu dan Anak. Google Scholar

 

Eka Putri, N.K.S., Hastutik, 2021. Analisis Pekerjaan Dengan Perilaku Ibu Hamil Untuk Melakukan Kunjungan Antenatal Care. Jurnal Ilmiah Keperawatan 1. Google Scholar

 

Herbawani, C.K., Cukarso, S.N.A., Maulana, I.M., Utami, S.A., 2020. Dampak COVID-19 pada Kesehatan Ibu Hamil : Literature Review. Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai 13, 76–85. Google Scholar

 

Kemenkes RI, 2022. Surat Edaran Nomor: HK.02.02/11/252/2022 Tentang Vaksinasi Covid-19 Dosis Lanjutan (Booster). Google Scholar

 

Kemenkes RI, 2022. Peta Sebaran COVID-19. Google Scholar

 

Kemenkes RI, 2021a. Surat Edaran HK.02.01/1/2007/2021 Tentang Vaksinasi COVID-19 Bagi Ibu Hamil Dan Penyesuaian Skrining Dalam Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19. Google Scholar

 

Kemenkes RI, 2021b. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/4638/2021 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Google Scholar

 

Kemenkes RI, 2020. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/9860/2020 Tentang Penetapan Jenis Vaksin Untuk Pelaksanaan Vaksinasi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Google Scholar

 

Kemenkes RI, ITAGI, I., UNICEF, U., WHO, W., 2020. Survei Penerimaan Vaksin COVID-19 di Indonesia. Google Scholar

 

Nadhifah, Q., Andayani, S.H., Arsyad, 2021. Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Ibu dengan Vaksinasi Campak Rubella (Measles Rubella). Jurnal Ilmu Kesehatan 12, 496–503. Google Scholar

 

Nurhasanah, I., 2021. Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan pada Ibu Hamil saat Pandemi Covid-19 : Literatur Review. JBK 4, 25–30. Google Scholar

 

Nursalam, 2014. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika, Jakarta. Google Scholar

 

Pakpahan, M., Siregar, D., Susilawaty, A., Mustar, T., Ramdany, R., Manurung, E.I., Sianturi, E., Tompunu, M.R.G., Sitanggang, Y.F., Maisyarah, M., 2021. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Yayasan Kita Menulis, Medan. Google Scholar

 

POGI, 2021. Rekomendasi POGI terkait dengan melonjaknya kasus ibu hamil dengan COVID-19 dan perlindungan terhadap tenaga kesehatan. Google Scholar

 

Simbolon, P., 2021. Perilaku Kesehatan. Trans Info Media, Jakarta. Google Scholar

Untari, S., Kumalasari, N., 2022. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang COVID-19 Terhadap Keikutsertaan Dalam Vaksinasi COVID-19 Di Kecamatan Brati 11, 6. Google Scholar

 

WHO, 2021. WHO Coronavirus (COVDI-19) Dashboard. Google Scholar

 

 

 

 

 

 

 


Copyright holder:

Siti Karimah, Fayakun Nur Rohmah, Nuli Nuryanti Zulala (2022)

 

First publication right:

Jurnal Health Sains

 

This article is licensed under: