Jurnal Health Sains: p–ISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 3, No.6, Juni 2022

 

ANALISA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PESISIR

 

Aina Cici Ramadhani, Susilawati

Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan

Email: ainacici16@gmail.com, susilawati@uinsu.ac.id

artikel info

abstraK

Diterima:

08 Juni 2022

Direvisi:

14 Juni 2022

Dipublish:

25 Juni 2022

Pemanfaatan pelayanan kesehatan merupakan penentu penting dari kesehatan, yang menjadi perhatian khusus sebagai kesehatan masyarakat dan masalah pembangunan di negara yang penghasilan rendah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga merekomendasikan penggunaan layanan medis sebagai konsep kesehatan dasar dan utama bagi mereka yang paling rentan dan kurang beruntung. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan dipesisir. Pengumpulan data diambil dari google scholar dengan menggunakan kata kunci: faktor, berhubungan, pemanfaatan dan pelayanan. Jurnal penelitian diambil tahun 2016-2020, kemudian di telaah lagi sesuai kriteria inklusi dan ekslusi yang diterapkan oleh penulis. Hasil literature menunjukkan terdapat variabel pengetahuan, tradisi, sikap, Aksesibilitas, tenaga kesehatan, pendapatan dan pendidikan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah pesisir.

 

ABSTRACT

Utilization of health services is an important determinant of health, which is of particular concern as a public health and development problem in low-income countries. The World Health Organization (WHO) also recommends the use of medical services as a basic and primary health concept for the most vulnerable and disadvantaged. The purpose of this study was to identify factors related to the utilization of coastal health services. Data collection was taken from Google Scholar by using the keywords: factors, related, utilization and service. The research journal was taken in 2016-2020, then reviewed according to the inclusion and exclusion criteria applied by the author. The results of the literature show that there are variables of knowledge, tradition, attitude, accessibility, health workers, income and education with the use of health services for people in coastal areas.

 

Kata Kunci:

factor; berhubungan; pemanfaatan; pelayanan.

 

 

 

 

 

 

 

 

Keywords:

factors; exposure; utilization; service.


 


Pendahuluan

Pemanfaatan pelayanan kesehatan merupakan penentu penting dari kesehatan, menjadi perhatian khusus bagi kesehatan masyarakat dan masalah pembangunan di negara yang penghasilannya rendah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga merekomendasikan pemanfaatan layanan medis sebagai konsep dasar dari kesehatan dan utama untuk mereka rentan. Kesehatan juga harus dapat diakses secara universal, tanpa hambatan keterjangkauan, aksesibilitas fisik, atau penerimaan layanan. Oleh karena itu, di beberapa negara terutama negara berkembang, tujuan pentingnya ialah meningkatkan pemanfaatan layanan kesehatan.

Pembangunan kesehatan Puskesmas harus didukung oleh tenaga kesehatan profesional yang bertanggung jawab atas masalah kesehatan di tempat kerja. Tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, bidan dan tenaga medis berkontribusi hingga 80% terhadap keberhasilan pembangunan  kesehatan. 

Masyarakat ialah sekelompok orang yang mencakup masyarakat hukum adat, dunia usaha, dan/atau pihak non-pemerintah lainnya dalam pelaksanaan penataan ruang. Wilayah pusat Kota adalah wilayah strategis yang dapat berupa wilayah strategis nasional, negara, atau kabupaten.

Sistem pengetahuan pesisir sangat minim dan teknik yang mereka miliki masih terikat kuat dengan lingkungan alam mereka. Sebagai suatu ekosistem, merupakan kawasan yang terisolasi dan belum mengalami perkembangan. Karena pola tangkap masih merupakan pengetahuan atau teknik yang sangat sederhana.

Semua pemangku kepentingan kesehatan perlu meningkatkan layanan kesehatan mereka karena mereka memiliki harapan dan tujuan yang ingin mereka capai: layanan kesehatan yang berkualitas. Antara lain untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan meningkatkan akses pelayanan kesehatan dan lebih mudah dijangkau oleh masyarakat. Peningkatan akses ini dapat dibuktikan dengan pembangunan dan pengembangan fasilitas kesehatan. Pemerintah membangun hingga 10.134 layanan kesehatan Puskesmas dari 2015 hingga 2019, menambah 70 pusat kesehatan setiap tahunnya. Ada juga 9.205 klinik dan 2.877 rumah sakit. Peningkatan pelayanan kesehatan menunjukkan upaya pemerintah dalam mengembangkan dan membangun pelayanan kesehatan untuk kemajuan negara Indonesia di bidang Kesehatan (Fatimah, 2019).

Minat masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Misalnya, pada penelitian (Alamsyah, 2011), ditemukan bahwa masyarakatnya masih kurang dalam memanfaatkan pelayanan Puskesmas disebabkan oleh kurangnya ketersediaan tenaga kesehatan, obatnya yang belum lengkap, serta sikap dan perilaku petugas kesehatan terhadap pasien. Menurut (Bhandari & Wagner, 2006), ada tiga kategori utama penggunaan layanan kesehatan. Yaitu, (Fatimah, 2019) predisposisi (jenis kelamin, usia, riwayat pernikahan, pendidikan, pekerjaan, suku, dan keyakinan kesehatan). Menurut (Gunawan, 2021) Karakteristik kemampuan (pendapatan, asuransi, kemampuan untuk membeli layanan medis, pengetahuan tentang kebutuhan layanan medis, ketersediaan fasilitas medis, waktu tunggu layanan, aksesibilitas dan ketersediaan petugas kesehatan) Karakteristik diperlukan (evaluasi individu dan klinis penyakit).

Mengingat pentingnya pemanfaatan pelayanan kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, perlu diketahui faktor yang berhubungan dengan penggunaan layanan medis di Masyarakat, khususnya di pesisir. Faktor tersebut bisa berasal dari dalam maupun dari luar fasilitas kesehatan. Mengetahui faktor-faktor tersebut dapat membantu meningkatkan kemauan masyarakat di wilayah pesisir untuk mengakses layanan medis yang tersedia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor apa saja yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di pesisir (Gunawan, 2021).

 

 

 

 

Metode  Penelitian

Peneltian ini adalah Literature Review dengan menggunakan metode tradisional atau narrative review untuk mengumpulkan, mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menginterpretasikan analisa Faktor yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di  Pesisir. Sumber pustaka yang digunakan dalam penyusunan literature review ini melalui Website Jurnal Nasional seperti Google Scholar dengan kata kunci : “Faktor” “Berhubungan”, “Pemanfaat” dan “Pelayanan kesehatan”.

Jurnal yang digunakan disaring sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang ditentukan oleh peneliti. Kriteria pemilihan pencarian bibliografi ini adalah artikel jurnal yang berkaitan dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan layanan kesehatan dengan bahasa Indonesia yaitu tahun terbit artikel jurnal pada tahun 2016 dan 2020. Kriteria eksklusi untuk pencarian literatur teks lengkap ini adalah 7 artikel.

 

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan screening yang dilakukan, terdapat tujuh artikel penelitian yang sesuai dengan tujuan penulis. Tabel 1 memperlihatkan karakteristik 7 artikel yang berkaitan dengan penelitian.


Tabel 1

Keaslian Peneliti

Peneliti

Judul

Jenis Peneliti

Hasil Peneliti

Karman, Ambo Sakka, Syawal K. Saptaputra. (Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo. 2016)

 

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Pesisir Di Desa Bungin Permai Kecamatan Tinanggea kabupaten Konawe Selatan Tahun 2016

Cross Sectional

Terdapat hubungan antara variabel akses (p=0,028), pendapatan (p=0,021), tradisi(p=0,000) dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan.

Muh. Ryman Napirah, Abd. Rahman, Agustina Tony ( Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako.2016)

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Tambarana Kecamatan Poso Pesisir Utara Kabupaten Poso

Cross Sectional

Terdapat hubungan antara variabel persepsi masyarakat (p=0,000), pendapatan keluarga (p=0,004) dan tingkat pendidikan (p=0,000) dengan npemanfaatan pelayanan kesehatan.

Rinie Hidayah, Yeni Riza, Hilda Irianty (Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin. 2020)

Determinasi Pemanfaatan Puskesmas Oleh Masyarakat Di Puskesmas  Landasan Ulin Tahun 2020

Cross Sectional

Terdapat hubungan variabel pengetahuan (p=0,002), pendidikan (p=0,014), kondisi kesehatan (p=0,016)

 

Imelda Kantohe

(Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Jaya Palu)

 

Determinan Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pandere Kecamatan Gumbasa Kabupaten Sigi

 

 

Cross Sectional

 

Terdapat hubungan variabel pengetahuan (p=0,007), sikap (p=0,008), pendidikan (p=0,011).

 

 

 

 

 

 

 

Irma Irianti (Fakultas Kesehatan Masyarakat  Universitas Hasanuddin Makasar

2018)

Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Petani Rumput Laut  Desa Garassikang Kecamatan Bangkala Barat Kabupaten   Jeneponto Tahun 2018

Cross Sectional

Terdapat hubungan variabel tenaga kesehatan,dan aksesibilitas

 

Desiderius H. J. Goo, Arlin Adam, Andi Alim

(Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Pejuang Republik Indonesia 2019)

 

Pemanfaatan Pelayanan Puskesmas :

Studi Deskriptifpada Masyarakat di Puskesmas Moanemani Kabupaten Dogiyai

 

Deskritif Kuantitatif

 

Terdapat hubungan variabel pengetahuan dan petugas kesehatan.

 

Zeren Estrelita, F. Kolibu, Chreisye KF Mandagi

 

Hubungan antara karakteristik masyarakat Desa Watutumou III dengan pemanfaatan Puskesmas kolongan kabupaten Minahasa Utara tahun 2017

 

Cross Sectional

 

Tidak ada hubungan antara wariabel pendidikan, pekerjaan dan pendapatan dengan pemanfaatan Puskesmas



Berdasarkan table 1 menunjukkan Bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan di pesisir berhubungan dengan Pengetahuan; sikap; tradisi; Aksesibilitas layanan; tenaga kesehatan; serta faktor sosial demografi Lainnya seperti tingkat pendidikan dan Tingkat pendapatan :

1.     Pengetahuan

Terdapat asumsi peneliti, pengetahuan masyarakat yang kurang baik tentang penggunaan layanan medis karena menurut mereka puskesmas bukan merupakan pusat pengembangan masyarakat dan menurut mereka puskesmas itu hanya untuk orang yang sakit saja. Sedangkan pengetahuan masyarakat yang baik tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan kerena menurut mereka puskesmas adalah salah satu sarana bagi keluarga untuk mendapat pelayanan kesehatan, baik sakit maupun sehat dan menurut mereka puskesmas adalah pelayanan kesehatan tingkat pertama.

Menurut (Notoatmodjo et al., 2012), pengetahuan merupakan indikator bagaimana orang bertindak atas tujuannya. Jika seseorang dilandasi oleh pengetahuan yang baik tentang kesehatan, mereka akan dapat memahami apa itu kesehatan dan mendorong mereka untuk menerapkannya.

 Menurut (Stöter et al., 2018) pengetahuan mengenai  pemanfaatan pelayanan kesehatan memainkan peran yang sangat penting. Karena pengetahuan yang dimiliki masyarakat membentuk sikap yang mengikuti keputusan terhadap pelayanan kesehatan (Hidayah, 2021).

 

 

 

2.     Tradisi

Tradisi adalah praktik genetik sekelompok masyarakat berdasarkan nilai budaya masyarakatnya. Tradisi juga menunjukkan masyarakat berperilaku dalam kehidupan sekuler dan masalah misterius atau agama. Tradisi adalah bagaimana orang berperilaku terhadap orang lain atau kelompok orang lain, bagaimana orang mempengaruhi lingkungannya dan bagaimana orang berperilaku terhadap alam lain. Hasil analisis univariat, masyarakat Desa Bungin dipengaruhi oleh tradisi dan kepercayaan yang dianggap dalam masyarakat dan masih mendukungnya dibandingkan dengan tradisi yang mendukung penggunaan pelayanan kesehatan. Lakukanlah karena mereka percaya pada mantra sakti perdukunan untuk menyembuhkan penyakit. Kepercayaan terhadap mantra perdukunan pesisir memiliki kekuatan tersendiri untuk menyembuhkan penyakit. Upaya tersebut dilakukan karena mereka masih mempercayai hal mistis seperti penyakit yang berasal dari roh halus (Napirah et al., 2016).

 

3.     Sikap

Peneliti berpikir bahwa mereka harus pergi ke perawatan medis ketika penyakitnya parah, dan bahwa mereka harus pergi ke perawatan medis ketika mereka sakit atau jauh dari kesehatan mereka, sehingga mereka berpikir bahwa sikap mereka terhadap penggunaan layanan medis tidak baik. Di sisi lain, sikap terhadap pelayanan medis di masyarakat percaya bahwa jika sakit harus berobat ke pelayanan kesehatan, dan semua keluarga yang sakit disarankan berobat ke Puskesmas.

Orang yang memiliki sikap yang baik terhadap penggunaan layanan medis mencerminkan pengetahuan umum mereka tentang minum dan menggunakan layanan medis. Pengetahuan masyarakat mempengaruhi sikap mereka terhadap penggunaan pelayanan medis. Masyarakat yang sudah terbiasa dengan penggunaan jasa medis cenderung lebih memperhatikan penggunaan jasa medis daripada mereka yang kurang berpengetahuan. Namun, pengetahuan tidak selalu baik dan sikap tidak selalu baik. Pengetahuan tidak selalu baik. Sikap tidak selalu baik. Banyak faktor selain pengetahuan yang mempengaruhi sikap: budaya, orang lain, dan lingkunghalu.

 

4.     Aksesibilitas

Akses masyarakat pesisir terhadap atau tidak menggunakan layanan kesehatan memiliki dampak yang kuat terhadap penggunaan atau non-penggunaan layanan kesehatan, khususnya Puskesmas. Secarageografis dan ekonomi, pelayanan kesehatan yang terlalu jauh dari tempat tinggalnya tentu tidak mudah dijangkau. Oleh karena itu, akses baik dari jarak tempat tinggal ke pusat pelayanan kesehatan maupun transportasi yang dibutuhkan akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat permintaan pelayanan kesehatan, dan  akses dan transportasi  dari unit pelayanan kesehatan tempat tinggal akan menjadi sulit, bahkan lebih besar dan tidak menggunakan layanan Kesehatan (Alim et al., 2020).

 

5.     Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan adalah seseorang yang melalui pelatihan di bidang Kesehatan memiliki pengetahuan atau keterampilan yang memerlukan kewenangan untuk melaksanakan kegiatan kesehatan untuk spesies tertentu dan mengabdikan diri pada bidang kesehatan (Rizqi et al., 2019).

Hal ini didasarkan pada sebuah penelitian (Anhar & Ismail, 2016) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara keberadaan tenaga kesehatan dengan penggunaan layanan medis. Karena tenaga Puskesmas atau tenaga kesehatan bertindak sebagai pelaksana pelayanan medis, peran ini diharapkan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pelatihan dan keterampilannya (Surahmawati, 2021).

 

6.     Pendapatan

Menurut (Saeed & Abdul-Aziz, 2013), pendapatan keluarga memiliki dampak besar pada keputusan untuk mencari layanan medis di sana. Meski disubsidi pemerintah, masyarakat berpenghasilan rendah masih kesulitan  mengakses layanan medis di puskesmas dan rumah sakit karena harus membayar sendiri transportasi dan pengobatan lainnya (Pratiwi, 2012).

Dalam studi (Napirah et al., 2016) ditemukan bahwa masyarakat dengan pendapatan keluarga rendah tidak lebih sering menggunakan pelayanan kesehatan dibandingkan dengan mereka yang memiliki pendapatan keluarga tinggi.

 

7.     Pendidikan

Latar belakang pendidikan berhubungan dengan kesadaran dan pengetahuan manusia. Dengan begitu pendidikan sangat berpengaruh terhadap penggunaan layanan medis. Masyarakat yang berpendidikan rendah biasanya kurang memiliki kesadaran dan pengetahuan yang cukup tentang manfaat pelayanan kesehatan (Rumengan et al., 2015).

Namun, tingkat pendidikan masyarakat tidak serta merta menjamin penggunaan layanan medis dan merupakan informasi yang mempengaruhi keputusan individu untuk menggunakan layanan medis. Mereka yang sadar akan kesehatannya akan memahami dan memanfaatkan manfaat layanan medis.

 

Kesimpulan

Kajian dari literatur review ini lebih detail menbahas mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan  daripada peneliti-peneliti terdahulu. Dari kajian diatas dapat disimpulkan pemanfaatan pelayanan kesehatan di pesisir masih belum optimal. Karena pengetahuan yang kurang baik, akses pelayanan tidak terjangkau, dan masyarakat dipesisir masih mempercayai hal mistis seperti penyakit yang berasal dari roh halus.

 

 

 

 

 


Bibliografi

Alamsyah, M. N. (2011). Memahami perkembangan desa di indonesia. Academica, 3(2). Google Scholar

Alim, A., Goo, D. H. J., & Adam, A. (2020). Pemanfaatan Pelayanan Puskesmas : Studi Deskriptif pada Masyarakat di Puskesmas Moanemani Kabupaten Dogiyai. Jurnal Kesehatan, 7(3), 119–127. Google Scholar

Anhar, A., & Ismail, C. S. (2016). Studi Komparatif Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan pada Masyarakat Pedesaan di Wilayah Kerja Puskesmas Poleang Barat dengan Masyarakat Perkotaan di Wilayah Kerja Puskesmas Lepo-lepo Tahun 2015. Haluoleo University. Google Scholar

Bhandari, A., & Wagner, T. (2006). Self-reported utilization of health care services: improving measurement and accuracy. Medical Care Research and Review, 63(2), 217–235. Google Scholar

Fatimah, S. (2019). Faktor Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development), 3(1), 121–131. Google Scholar

Gunawan, G. R. A. (2021). Analisis Faktor yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Indonesia: Kajian Literatur. Google Scholar

Hidayah, R. (2021). Determinasi Pemanfaatan Puskesmas Oleh Masyarakat Di Puskesmas Landasan Ulin Tahun 2020. Universitas Islam Kalimantan MAB. Google Scholar

Napirah, M. R., Rahman, A., & Tony, A. (2016). Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Tambarana Kecamatan Poso Pesisir Utara Kabupaten Poso. Jurnal Pengembangan Kota, 4(1), 29–39. Google Scholar

Notoatmodjo, S., Anwar, H., Ella, N. H., & Tri, K. (2012). Promosi kesehatan di sekolah. Jakarta: Rineka Cipta, 21–23. Google Scholar

Pratiwi, T. F. (2012). Kualitas hidup penderita kanker. Developmental and Clinical Psychology, 1(1). Google Scholar

Rizqi, Y. N. K., Trisnantoro, L., & Sulistyo, D. H. (2019). Implementasi Kebijakan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan berdasarkan Setting Eskternal Kerangka Consolidated Framework of Implementation Research (CFIR) di Kabupaten Banyumas. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia: JKKI, 8(4), 158–163. Google Scholar

Rumengan, D. S. S., Umboh, J. M. L., & Kandou, G. D. (2015). Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan pada peserta BPJS kesehatan di Puskesmas Paniki Bawah Kecamatan Mapanget Kota Manado. Jikmu, 5(2). Google Scholar

Saeed, B. I. I., & Abdul-Aziz, A. R. (2013). Assessing the influential factors on the use of healthcare: Evidence from Ghana. International Journal of Business and Social Science, 4(1). Google Scholar

Stöter, F.-R., Liutkus, A., & Ito, N. (2018). The 2018 signal separation evaluation campaign. International Conference on Latent Variable Analysis and Signal Separation, 293–305. Google Scholar

Surahmawati, S. (2021). Accessibility of First-Level Health Services in Parigi Sub-Village, Lebbotengngae Village, Cenrana District, Maros Regency. Hospital Management Studies Journal, 1(2), 1–8. Google Scholar

 


 

 

 


Copyright holder:

Aina Cici Ramadhani, Susilawati (2022)

 

First publication right:

Jurnal Health Sains

 

This article is licensed under: