Jurnal
Health Sains: p–ISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 3, No.6, Juni 2022
PEMANFAATAN
POTENSI LIMBAH BAHAN ALAM SEBAGAI ZAT AKTIF SEDIAAN BODY SCRUB
Indah Sari Amanatun
Nisa, Janwar, Melani Anggraeni, Nia Yuniarsih
Fakultas Farmasi Universitas
Buana Perjuangan Karawang
Email: fm21.indahnisa@mhs.ubpkarawang.co.id,
fm19.janwar@mhs.ubpkarawang.co.id,
fm19.melanianggraeni@mhs.ubpkarawang.co.id,
nia.yuniarsih@ubpkarawang.ac.id
artikel
info |
abstraK |
Diterima: 08 Juni 2022 Direvisi: 15 Juni 2022 Dipublish: 25 Juni 2022 |
Kulit merupakan anggota tubuh yang terluar dan langsung
bersentuhan dengan lingkungan, paparan sinar matahari dan perubahan iklim
membuat kulit kita menjadi kusam, layu, dan keriput. Perawatan yang intensif
dibutuhkan oleh kulit untuk mencegah kerusakan yang terjadi pada kulit. Maka
dari itu Body Scrub berfungsi untuk mengangkat sel kulit tubuh kasar
dan kusam. Begitupun Scrub pun
memiliki fungsi untuk membantu percepatan pergantian sel-sel kulit yang
baru,yang lebih sehat serta bersih. Kulit yang tadinya kasar dan kusam akan
tampak cerah dan tidak kusam lagi. Kulit akan terasa halus, lembut, tidak
mudah kering. Penelitian ini akan membahas lulur tradisional berbahan dasar
limbah yang bagus untuk kulit. Pencarian data dilakukan dengan meninjau
literatur yang meliputi peninjauan data, pengumpulan hasil penelitian terkait
yang telah dipublikasikan menggunakan Google Scholar dan Pubmed.
Beberapa limbah tanaman yang dapat dijadikan sediaan Body Scrub antara
lain kulit bawang merah (Allium cepa L) memiliki kandungan senyawa
kimia berpotensi sebagai antioksidan
yaitu flavonoid, ampas kopi dan rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza
Roxb) memiliki kandungan senyawa kimia yang berpotensi sebagai
antioksidan yaitu flavonoid dan polifenol, sabut kelapa dan
arang (Cocos nucifera) mempunyai kandungan senyawa kimia yang berpotensi sebagai
antioksidan yaitu tanin, kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
mengandung senyawa kimia yang berpotensi sebagai antibakteri yaitu
triterpenoid, dan sekam padi (Oryza
satyva) memiliki kandungan karbon aktif yang dapat berfungsi sebagai
antioksidan. Hasil yang didapatkan lima limbah tersebut dapat digunakan
sebagai bahan baku sediaan Body Scrub. ABSTRACT Skin is the
outermost part of the body and is in direct contact with the environment, sun
exposure and climate change make our skin dull, wilted, and wrinkled. Intensive
care is needed by the skin to prevent damage to the skin. Therefore, a Body Scrub serves to lift the skin
of the body that is rough and dull. Scrub
also functions to help accelerate the turnover of new body skin cells, which
are healthier and cleaner. Skin that was rough and dull will look bright and
not dull anymore. The skin will feel smooth, soft, not easily dry. In this
review, we will discuss traditional waste-based Scrubs that are good for the skin. The data search was carried
out by reviewing the literature which includes data review, collection of
related research results that have been published using Google Scholar and
Pubmed. Some plant wastes that can be used as Body Scrub preparations include onion skin (Allium Cepa L) containing chemical compounds
that have the potential as antioxidants, namely flavonoids, coffee grounds and temulawak rhizomes (Curcuma Xanthorrhiza Roxb) containing
chemical compounds that have the potential as antioxidants, namely flavonoids and polyphenols. Coconut
fiber and charcoal (Cocos Nucifera)
Contains chemical compounds that have the potential as antioxidants, namely
tanis, lime peel (Citrus aurantiifolia) contains chemical compounds that have
antibacterial potential, namely triterpenoids, and rice husks (Oriza Satyva)
contain activated carbon that can function as antioxidants. The results
obtained from the five wastes can be used as Body Scrub preparations. |
Kata Kunci: factor; berhubungan; pemanfaatan; pelayanan. Keywords: factors; exposure; utilization; service. |
Pendahuluan
Manusia sebagai konsumen
akan menghasilkan limbah sebagai hasil dari kegiatan kehidupan sehari-harinya (Sunarsih, 2014).
Sampah merupakan material sisa yang sudah tidak terpakai, tidak diinginkan
ataupun barang sesuatu yang harus
dibuang, dan umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia (Fadillah, 2015).
Limbah yang dibiarkan akan menimbulkan aroma yang kurang sedap bagi kebersihan
lingkungan dan dapat mengganggu kesehatan. Bahwa limbah dapat digunakan sebagai
bahan awal pembuatan kosmetika, salah satu yang dipakai yaitu limbah tanaman,
dimana limbah ini mempunyai potensi untuk dijadikan sebagai Body Scrub.
Kulit merupakan anggota
tubuh yang terluar dan langsung bersentuhan dengan lingkungan, paparan sinar
matahari dan perubahan iklim membuat kulit kita menjadi kusam, layu, dan
keriput. Perawatan yang intensif dibutuhkan oleh kulit untuk mencegah kerusakan
yang terjadi pada kulit (Irawati & Sulandjari, 2013).
Untuk proses penuaan kulit terdiri dari dua proses, yaitu proses penuaan akibat
dari faktor usia dan proses penuaan akibat paparan sinar UV photoaging (Sukma, 2018).
Salah satu bentuk perawatan dari luar yang dapat dilakukan diantaranya dengan
menggunakan lulur Body Scrub. Body Scrub adalah sediaan farmasi
berupa produk kecantikan yang berfungsi untuk menghaluskan kulit tubuh dan
mengangkat sel-sel kulit rusak dengan bantuan bahan Scrub (Rosalinda, 2021).
Body Scrub memiliki fungsi untuk mengangkat kulit tubuh yang kasar serta kusam. Selain itu Scrub pun berfungsi untuk
membantu percepatan pergantian sel-sel kulit tubuh yang baru, yang lebih sehat
serta bersih (Sari & Prasasti, 2020).
Kulit yang tadinya kasar dan kusam akan tampak cerah dan tidak kusam lagi.
Kulit akan terasa halus, lembut, tidak mudah kering, karena proses pergantian
kulit baru akan terus terjadi dan tidak ada penumpukan sel kulit mati yang
berlebihan. Bahan-bahan dasar Scrub cream sama dengan krim pembersih
kulit pada umumnya yang mengandung lemak penyegar, Scrub cream mengandung
butiran-butiran kasar yang bersifat sebagai pengampelas (obrasiver) agar
bisa mengangkat sel-sel yang sudah mati dari epidermis (M. Ulfa et al., 2016). Maka dengan itu kami akan menjelaskan salah satu
contoh jenis limbah tanaman dan beberapa tanaman yang dijadikan sebagai bahan
aktif pembuatan Body Scrub, yaitu diantaranya kulit bawang merah,ampas
kopi, sabut kelapa dan arang, limbah kulit jeruk nipis, serta limbah sekam
padi.
Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode literature
review artikel (LRA) yang didapatkan dari Google Scholars, tandfonline
serta pubmed. Adapun penelusuran artikel maupun jurnal dilaksanakan pada
tanggal 25 mei 2022- 12 juni 2022 dengan artikel atau jurnal yang didapatkan
sebanyak 31 referensi pada rentang 2012-2022.
Hasil dan Pembahasan
Limbah bahan alam yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan aktif sediaan :
Tabel 1
Limbah Tanaman yang Berpotensi sebagai Sediaan Body
Scrub
No. |
Nama tanaman |
Bagian Tumbuhan |
Kandungan Fitokimia |
Referensi |
1. |
Allium cepa |
Ampas buah |
Polifenol, Flavonoid, Tokoferol. |
|
2. |
Cocos Nucifera |
Sabut dan arang |
Tanin, Polifenol, dan Flavonoid |
|
3. |
Citrus Aurantifolia |
Kulit buah |
Flavonoid, Triterpenoid. |
|
4. |
Oryza Satyva |
Sekam |
Selulosa, Lignin, Karbon Aktif |
|
5. |
Allium cepa |
Kulit umbi |
Flavonoid |
A.
Ampas Kopi (Allium Cepa)
Ampas
kopi dari berbagai kedai kopi atau kafe masih merupakan limbah atau sampah yang
tidak berguna. Ampas kopi memiliki kandungan-kandungan yang baik untuk kulit
seperti zat antioksidan yang cukup tinggi diantaranya flavonoid dan polifenol.
Kandungan dicaffeoylquinic acid dan asam klorogenat dalam biji kopi
dapat berfungsi sebagai penangkal radikal bebas. Dalam aplikasinya, ampas kopi
banyak digunakan untuk berbagai manfaat seperti masker wajah karena memiliki
kemampuan mengangkat sel kulit mati, mengurangi selulit, mencerahkan wajah yang
kusam, dan meminimalkan resiko kanker kulit (Puspitasari et al., 2020).
Kehadiran
antioksidan membantu tubuh melawan efek berbahaya
dari radikal bebas seperti kanker, diabetes, dan respons kekebalan yang melemah. Contoh senyawa antioksidan
dalam ampas kopi antara lain
polifenol, flavonoid, proantosianidin, kumarin, asam klorogenat, dan tokoferol. Peranan antioksi dan Sangat penting dalam menetralisir dan menghancurkan radikal bebas
yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan juga merusak biomolekul. DNA, protein,
lipoprotein, dll di dalam tubuh pada akhirnya dapat menyebabkan penyakit degeneratif (Salamah & Widyasari, 2015).
Salah satu bahan pembuatan Scrub dapat memanfaatkan limbah ampas kopi
karena ampas kopi memiliki manfaat dan kandungan yang baik bagi kulit karena mengandung
butiran Scrub alami. Hingga 1-1,5%
kafein
dalam bubuk kopi bertindak sebagai pembatas pembuluh darah. Artinya, pembuluh darah berkontraksi dan berkontraksi. (nur Hertina & Dwiyanti, 2013).
Pada penelitian ini proporsi bubuk kopi dan temulawak (2:3), (3:2), dan (4:1).
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh proporsi ampas kopi dan temulawak terhadap
fisik karakteristik. Aromanya menghasilkan bau melati, warna hitam
kekuning-kuningan, perubahan warna kulit setelah menggunakan produk Scrub,
kulit menjadi lebih lembab. Sampel X2 adalah proporsi terbaik dari lulur yang
disukai panelis. Sesuai dengan uji mikrobiologi, sampel X2 memiliki umur simpan
lebih dari 7 hari dengan jumlah kontaminasi bakteri dan jamur di bawah ini.
B.
Sabut dan Arang Kelapa (Cocos Nucifera)
Sabut
kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan salah satu limbah bahan alam dan
bagian dari produk alami yang memiliki banyak manfaat. Pada hasil penelitian
yang dilaksanakan (Wulandari et al., 2018)
membuktikan ekstrak etanol sabut kelapa muda, setengah tua, dan tua memiliki
kandungan senyawa tanin, polifenol, dan flavonoid. selain itu,
kandungan kimia dari tempurung kelapa adalah selulosa, Hemiselulosa, lignin,
dan abu. Hemiselulosa tempurung kelapa juga mengandung selulosa dan
lignin. Sabut kelapa merupakan bagian dari kelapa yang dapat dimanfaatkan dan
diolah menjadi bagian dari kosmetik. Sabut kelapa memiliki tekstur kasar dan
kesat serta dapat dimanfaatkan sebagai bagian dari Scrub yang membantu
mengangkat sel kulit mati.Kelapa sering digunakan
sebagai kosmetik alami untuk kecantikan. Studi menunjukkan bahwa mencuci muka dengan air kelapa dapat mengatasi masalah
jerawat, penggelapan akibat paparan
sinar matahari, kerutan akibat
penuaan dini,
dan kulit kering di wajah (Pramuditha, 2016).
Pada
penelitian ini Hasil evaluasi stabilitas pH, F0, F1, F2, F3, F7, F8 masuk pada
rentang aman untuk penggunaan kulit yaitu 4,0 -7,0. Pada pengujian freeze and
thaw menunjukkan ukuran globul < 50 µm. Uji keamanan menunjukkan sediaan
tidak menimbulkan iritasi pada kulit sehingga sediaan aman digunakan. Uji
efektivitas sediaan menunjukkan bahwa Scrub kombinasi sabut dan arang
tempurung kelapa (F7, F8 dan F9) efektif mengecilkan pori-pori dan dapat
menurunkan kadar minyak pada kulit. Kombinasi sabut dan arang tempurung kelapa
dapat diformulasikan, aman digunakan menjadi Body Scrub, efektif
mengangkat kulit mati dan mengecilkan pori kulit manusia.
C.
Kulit Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia)
Kulit
buah jeruk nipis nyatanya sering dijadikan limbah dalam kehidupan masyarakat,
pada penelitian (Isfianti & Pritasari, 2018) kulit jeruk mampu menyeimbangkan
kondisi kulit hal tersebut didasari karena adanya senyawa metabolit sekunder
dari tanaman tersebut yakni flavonoid termasuk apigenin, hesperetin,
kaempferol, nobiletin, quercetin, dan rutin, flavones, flavanon dan
naringenin, triterpenoid, dan limonoid. Kandungan senyawa metabolit
sekunder tersebut nyatanya mampu menjadikan limbah tersebut menjadi produk
kosmetika. Pada penelitian (Isfianti, 2018).
Limbah tanaman tersebut mampu dijadikan sebagai bahan baku pembuatan Body Scrub
dengan formulasi sediaan 4g Kulit Buah Jeruk Nipis: 6g Daun Kelor pada uji
evaluasi menghasilkan daya lekat sebesar 2,8 yang mudah melekat dan mudah lepas
ketika digosok.
Selain
itu penggunaan bahan baku ekstrak kulit jeruk nipis sebagai Body Scrub
tersebut mampu membunuh pertumbuhan bakteri Bacillus subtilis menyebabkan
timbulnya bau tidak sedap pada tubuh dengan formulasi ekstrak 0,4% basis
karbopol memiliki zona hambat terhadap bakteri Bacillus subtilis sebesar
13,30 mm (A. M. Ulfa et al., 2020).
Selain sebagai antibakteri Body Scrub berbahan baku ekstrak kulit jeruk
nipis mampu dijadikan sebagai Anti-wrinkle dengan hasil penurunan nilai entropi
sebesar -0,00087. Hal tersebut mampu menjadikan limbah sebagai produk yang
berkhasiat serta mampu menjadi pengembangan dalam dunia kosmetika bahan alam.
D.
Sekam Padi (Oryza Satyva)
Pada Zaman
sekarang ini telah banyak ditemukan berbagai produk kecantikan maupun skincare
dengan kandungan arang aktif dalam formulanya (Mamnu’ah & Mustikasari, 2018).
Salah satu limbah pertanian yang dapat dimanfaat sebagai arang aktif adalah
sekam padi. Sekam padi merupakan limbah yang relatif melimpah pada bidang
pertanian. Pemanfaatan sekam padi masih cenderung rendah karena karakteristik
sekam padi bersifat kasar, bernilai gizi rendah dan kandungan abu yang cukup
tinggi (Bhakti et al., 2019).
Tanpa disadari sekam padi mempunyai manfaat lebih bila dalam bentuk arang aktif
nya. arang aktif sekam padi dapat memiliki kemampuan mengabsorbsi bakteri,
menyerap logam berat, gas dan bahan kimia lainnya (Mamnu’ah & Mustikasari, 2018).
Sekam
padi setidaknya memiliki kandungan kimia yang terdiri dari nilai 50 % selulosa, lalu 25 –30 % lignin, dan yang terakhir 15 –
20 % silica (Hartono et al., 2015). Selain itu, sekam padi (Oryza satyva)
memiliki kandungan karbon aktif yang cukup tinggi, arang aktif mampu membuka
pori-pori yang tersumbat dan meningkatkan pembersihan kulit dengan
menghilangkan kulit mati di permukaan. Pembuatan arang aktif memiliki 2 tahap
yaitu karbonisasi dan aktivasi. Karbonisasi merupakan tahap mengubah sekam padi
menjadi karbon aktif dengan melewati proses pembakaran yang selanjutnya
dilakukan aktivasi kimia dengan suhu yang lebih rendah. Penelitian yang
dilakuan oleh (Fahruri & Megasari, 2020)
masker dari arang aktif dapat berkhasiat untuk mengatasi permasalahan kulit
seperti mengurangi minyak, kotoran di
wajah, serta mengatasi kulit wajah berjerawat. Sediaan Body Scrub dengan
formulasi arang aktif sekam padi, asam stearat, trietanolamin, propilenglikol,
cetyl alkohol, metil Paraben, propil Paraben, amylum oryzae dan aquades
menghasilkan sediaan Body Scrub yang homogen serta pengukuran pH, uji
homogenitas, serta uji daya sebar masuk dalam rentang spesifikasi yang
ditentukan.
E.
Kulit Bawang Merah (Allium Cepa)
Bawang
merah termasuk dalam genus Allium yang umbinya sering digunakan sebagai
penyedap rasa makanan atau bumbu serta mempunyai berbagai macam khasiat obat (Octaviani et al., 2019).
Akan tetapi untuk pengolahan limbah disini masyarakat jarang mengetahui, dan
yang kita tanpa ketahui bahwa limbah kulit bawang merah dapat dijadikan sebagai
Body Scrub, karena pada penelitian sebelumnya Ekstrak kulit bawang merah diketahui mengandung senyawa yang berpotensi sebagai antioksidan yaitu
flavonoid. Flavonoid dapat mencegah pembentukan radikal bebas dalam tubuh sekaligus
memperbaiki sel somatik yang rusak (Octaviani et al., 2019).
Flavonoid yang terkandung dalam bawang merah berjumlah 38,2 mg/kg (Misna & Diana, 2016).
Pada penelitian yang dilakukan oleh (Kurniaty & Mahyuna, 2020),
dapat diketahui hasilnya dalam pembuatan Body Scrub dari kulit bawang,
penelitian tersebut menggunakan emulgator span-tween 80, dengan konsentrasi 100
gr formula, 1% F1, 2% F2, dan 3% F3, lalu dilaksanakan evaluasi pengujian Body
Scrub yaitu organoleptis, uji homogenitas, uji daya sebar, uji tipe emulsi
dan pengukuran pH. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa ketiga formulasi lulur krim
homogen dan uji tipe emulsi setelah dilakukan pengeceran menggunakan aquades
memiliki tipe M/A. Hasil pengujian daya sebar menunjukkan formula lulur krim F2
memiliki daya sebar lebih besar dari F1
dan F3 dan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pengujian Body Scrub
menghasilkan stabilitas yang paling baik untuk formulasi lulur krim (F2) dari
ekstrak kulit bawang merah (Allium cepa L) (Kurniaty & Mahyuna, 2020).
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
review literature dari beberapa jurnal dapat disimpulkan bahwa beberapa dari
limbah tanaman ternyata dapat dijadikan sebagai zat aktif dalam pembuatan Body
Scrub yang lebih aman,sehat dan alami ,limbah tanaman tersebut diantaranya
pada limbah kulit jeruk nipis (Citrus Aurantifolia), karena mampu
membunuh pertumbuhan bakteri Bacillus subtilis menyebabkan timbulnya bau
tidak sedap pada tubuh,lalu limbah sekam padi (Oryza satyva), yaitu
memiliki kandungan karbon
aktif yang cukup
tinggi, arang aktif
mampu membuka pori-pori yang
tersumbat dan meningkatkan
pembersihan kulit dengan
menghilangkan kulit mati di permukaan kulit. Ampas kopi (Coffea sp), memiliki manfaat dan
kandungan yang baik bagi kulit karena mengandung butiran Scrub alami.Sabut
Kelapa (Cocos nucifera) mempunyai kandungan sebagai Body Scrub
karena memiliki tekstur kasar dan kesat serta dapat dimanfaatkan sebagai bagian
dari Scrub yang membantu mengangkat sel kulit mati, dan yang terakhir
limbah kulit bawang (Allium cepa L). Mengandung senyawa antioksidan, flavonoid. Flavonoid dapat mencegah pembentukan radikal bebas dalam tubuh sekaligus memperbaiki sel somatik yang rusak. Sehingga
mengurangi penggunaan limbah yang tidak bermanfaat di masyarakat dengan
menjadikan limbah tersebut sebagai bahan baku dalam pembuatan sediaan Body Scrub.
Bibliografi
Bhakti, C. P., Ghafur, A.
L., Setiawan, R. A., & Widodo, A. (2019). Pelatihan dan pemanfaatan sekam
padi menjadi briket bioarang di Desa Kemranggon, Kecamatan Susukan Kabupaten
Banjarnegara. Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat,
3(1). Google Scholar
Fadillah, N. (2015). Gambaran Perilaku Tenaga Kerja dan Pelaksanaan Program
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Konstruksi dalam Pembangunan Balai Diklat
BPK-RI Makassar oleh PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar. Google Scholar
Fahruri, F., & Megasari, D. S. (2020). Pengaruh Pengaplikasian Masker “Activated
Charcoal” Untuk Mengurangi Kadar Sebum Pada Kulit Wajah Berminyak. Jurnal
Tata Rias, 9(2). Google Scholar
Hartono, R., Elhusna, E., & Supriani, F. (2015). Pengaruh Penambahan Abu
Sekam Padi (ASP) Terhadap Kuat Tekan Dan Absorpsi Bata Merah. Inersia:
Jurnal Teknik Sipil, 7(1), 23–32. Google Scholar
Irawati, L., & Sulandjari, S. (2013). Pengaruh komposisi masker kulit buah
manggis (Garcinia mangostana l) dan pati bengkuang terhadap hasil penyembuhan
jerawat pada kulit wajah berminyak. Jurnal Tata Rias, 2(02). Google Scholar
Isfianti. (2018). Pemanfaatan limbah kulit buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dan daun kelor (Moringa oleifera Lamk) untuk pembuatan lulur tradisional sebagai alternatif “Green Cosmetics.” Jurnal Tata Rias, 7(2). Google Scholar
Kurniaty, R., & Mahyuna, N. D. (2020). Pembuatan Lulur Krim Dari Limbah Kulit
Bawang Merah (Allium Cepa L) Dan Cangkang Telur Ayam Dengan Emulgator
Span-Tween 80. Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 3(2), 344–353. Google Scholar
Mamnu’ah, S. M., & Mustikasari, M. W. (2018). Pembuatan Masker Wajah dengan
Karbon Aktif dari Sekam Padi dan Ekstrak Buah Mengkudu. Institut Teknologi
Sepuluh Nopember. Google Scholar
Misna, M., & Diana, K. (2016). Aktivitas antibakteri ekstrak kulit bawang
merah (Allium cepa l.) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Jurnal
Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy)(e-Journal), 2(2),
138–144. Google Scholar
nur Hertina,
T., & Dwiyanti, S. (2013). Pemanfaatan ampas kedelai putih dan ampas kopi
dengan perbandingan berbeda dalam pembuatan lulur tradisional untuk perawatan
tubuh. Jurnal Tata Rias, 2(3). Google Scholar
Octaviani, M., Fadhli, H., & Yuneistya, E. (2019). Uji aktivitas antimikroba
ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium cepa L.) dengan metode difusi cakram.
Pharmaceutical Sciences and Research, 6(1), 8. Google Scholar
Pramuditha, N. (2016). Uji Stabilitas Fisik Lulur Krim dari Ampas Kelapa (Cocos
nucifera L.) dengan menggunakan Emulgator anionik dan nonionik. Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar. Google Scholar
Puspitasari, D. F., WS, F. X. S., Indriyanti, E., Pratiwi, A. D. E., Ramonah, D.,
Purwaningsih, Y., Anggoro, A. B., Dinurrosifa, R. S., & Elisa, N. (2020).
Utilization of Coffee Dregs (Coffea sp) as Body Scrub Preparations in Tempur Village,
Jepara. Jurnal DiMas, 2(1), 76–82. Google Scholar
Rosalinda, L. (2021). Manfaat Gambir untuk Kecantikan Kulit Wajah. Google Scholar
Salamah, N., & Widyasari, E. (2015). Aktivitas antioksidan ekstrak metanol
daun kelengkeng (Euphoria longan (L) Steud.) dengan metode penangkapan radikal
2, 2’-difenil-1-pikrilhidrazil. Pharmaciana, 5(1), 25–34. Google Scholar
Sari, M. P., & Prasasti, C. I. (2020). Overview Of Workers’pulmonary Faal
Conditions And Worker Actions At The End Of The Final Scrub Industry X
Surabaya. The Indonesian Journal of Public Health, 15(1), 25–36. Google Scholar
Sukma, Y. C. (2018). Formulasi sediaan tabir surya mikroemulsi ekstrak kulit
buah Nanas (Ananas comosus L) dan uji in vitro nilai sun protection factor
(SPF). Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Google Scholar
Sunarsih, E. (2014). Konsep pengolahan limbah rumah tangga dalam upaya pencegahan
pencemaran lingkungan. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 5(3). Google Scholar
Ulfa, A. M., Nofita, N., & Sandi, B. S. (2020). Uji Aktivitas Antibakteri
Spray Bau Kaki Ekstrak Kulit Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) Dengan Variasi
Gelling Agent Terhadap Bakteri Bacillus Subtilis. JFL: Jurnal Farmasi
Lampung, 9(1), 18–26. Google Scholar
Ulfa, M., Khairi, N., & Maryam, F.
(2016). Formulasi dan evaluasi fisik krim body scrub dari ekstrak teh hitam
(Camellia sinensis), Variasi Konsentrasi Emulgator Span-Tween 60. Jurnal
Farmasi UIN Alauddin Makassar, 4(4), 179–185. Google Scholar
Wulandari, A., Bahri, S., & Mappiratu, M. (2018). Aktivitas Antibakteri Ekstrak
Etanol Sabut Kelapa (Cocos Nucifera Linn) Pada Berbagai Tingkat Ketuaan. KOVALEN:
Jurnal Riset Kimia, 4(3), 276–284. Google Scholar
Copyright
holder: Indah Sari Amatunnisa,
Janwar, Melani Anggraeni, Nia Yuniarsih (2022) |
First
publication right: Jurnal Health Sains |
|