Jurnal
Health Sains: p–ISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 3, No.6, Juni 2022
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI AKSES PELAYANAN KESEHATAN DI INDONESIA
Gadisty
Bunga Mentari, Susilawati
Fakultas Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Email: gadistybungamentari09@gmail.com, susulawati@uinsu.ac.id
artikel
info |
abstraK |
Diterima: 07 Juni 2022 Direvisi: 15 Juni 2022 Dipublish: 25 Juni 2022 |
Banyaknya fasilitas kesehatan yang tersedia,
menimbulkan pertanyaan apakah mereka mampu memberikan pelayanan medis terbaik
dan dapat diakses semua lapisan masyarakat. Dalam hal ini, pemerintah,
Kementerian Kesehatan dan pemangku kepentingan lainnya dituntut untuk
menyediakan fasilitas kesehatan yang seragam di seluruh Indonesia. Oleh
karena itu artikel ini memberikan ulasan mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi akses pelayanan kesehatan di Indonesia. Cara Penelitian ini
dengan metode penelitian systematic review. Penelitian Systematic
review merupakan sebuah cara dalam proses penelitian untuk menemukan
hasil terbaik dari penelitian terdahulu untuk mencari literatur secara
sistematis lalu di analisi dan disimpulkan data dari hasil analisis data
literatur untuk menjawab permasalahan secara efektif, dan signifikan. Data
yang sudah terkumpul dari metode pengumpulan data tersebut kemudian diolah dan
digabungkan untuk mendapatkan penjelasan terkait faktor-faktor yang mempengaruhi
akses pelayanan kesehatan di Indonesia. Hasil penelitian berdasarkan systematic
artikel yang telah dilakukan akses kesehatan dipengaruhi oleh faktor gender
seseorang, jarak dari rumah ke fasilitas pelayanan kesehatan, biaya
transportasi, domisili, pandangan masyarakat terhadap kesehatan, kualitas
pelayanan, penghasilan dan wawasan. ABSTRACT The number
of available health facilities raises the question of whether they are able
to provide the best medical services and can be accessed by all levels of
society. In this case, the government, the Ministry of Health and other
stakeholders are required to provide uniform health facilities throughout
Indonesia. Therefore, this article provides a review of the factors that
affect access to health services in Indonesia. This research method uses a Systematic review research method. Systematic review research is a way
in the research process to find the best results from previous research to systematically search the
literature and then analyze and conclude data from the results of literature
data analysis to answer problems effectively, and significantly. The data
that has been collected from the data collection method is then processed and
combined to obtain an explanation regarding the factors that affect access to
health services in Indonesia. The results of the study based on systematic articles that have been
carried out access to health is influenced by a person's gender, distance
from home to health care facilities, transportation costs, domicile, community
views on health, service quality, income and insight. |
Kata Kunci: akses; pelayanan kesehatan; pengaruh. Keywords: access; health services; influence. |
Pendahuluan
Kesehatan merupakan aspek
terpenting dalam kehidupan manusia serta menjadi hak asasi bagi setiap orang (Basuki, 2020).
Seseorang mampu melakukan banyak hal sepanjang kehidupannya. Namun, sehat tidak
datang begitu saja. Diperlukan berbagai macam upaya atau usaha agar tubuh
selalu dalam keadaan sehat. Oleh karena itu, kesehatan semestinya menjadi
kebutuhan dasar bagi manusia. Pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk
menjamin setiap warga Negara memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas
sesuai dengan kebutuhan. Sebagai kebutuhan dasar, setiap individu bertanggung
jawab untuk memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan orang-orang yang menjadi tanggung
jawabnya, sehingga pada dasarnya pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap
kesehatan adalah tanggung jawab setiap warga negara. Seperti yang tercantum
dalam Undang-Undang RI No.39 tahun 2009 tentang kesehatan masyarakat bahwa
kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.
Pembangunan Kesehatan di
Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum sebagai
yang dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Pembangunan Kesehatan tersebut
diselenggarakan dengan berdasarkan kepada Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yaitu
suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya Bangsa Indonesia secara terpadu
dan saling mendukung guna menjamin derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
Sebagai pelaku dari pada penyelenggaraan pembangunan Kesehatan adalah masyarakat, pemerintah (pusat, provinsi, kabupaten/kota),
badan legislatif serta badan yudikatif. Dalam lingkungan pemerintah baik Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah harus saling bahu membahu secara sinergis melaksanakan pembangunan
kesehatan yang terencana terpadu dan berkesinambungan dalam upaya bersama-sama
mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Setiyabudi & Yuliarti, 2017).
Akses menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti jalan masuk. Sehingga secara umum akses
pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai suatu bentuk pelayanan kesehatan
dengan berbagai macam jenis pelayanannya yang dapat dijangkau oleh masyarakat (Megatsari et al., 2018). Untuk meningkatkan kondisi kesehatan masyarakat,
Kementerian Kesehatan meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
yang berkualitas. Namun diakui pembangunan kesehatan masih menghadapi
berbagai tantangan, seperti terjadinya kesenjangan antara status kesehatan
masyarakat, status sosial dan ekonomi antar daerah, munculnya berbagai
masalah/penyakit kesehatan baru atau penyakit menular yang berulang (RI, 2013).
Banyaknya fasilitas kesehatan yang tersedia, menimbulkan pertanyaan apakah
mereka mampu memberikan pelayanan medis terbaik dan dapat diakses semua lapisan
masyarakat. Dalam hal ini, pemerintah, Kementerian Kesehatan dan pemangku
kepentingan lainnya dituntut untuk menyediakan fasilitas kesehatan yang seragam
di seluruh Indonesia (Maulany & Dianingati, 2021).
Setiap warga dapat mengakses pelayanan kesehatan dengan biaya lebih murah dan
lebih dekat dengan tempat tinggal masyarakat. Akses terhadap layanan kesehatan
sering kali hanya dilihat dari sudut pandang penyedia layanan, sedangkan akses
dari masyarakat oleh pengguna kurang diperhatikan. Oleh karena itu artikel ini
memberikan ulasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi akses pelayanan
kesehatan di Indonesia.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian systematic
review. Penelitian Systematic review adalah
metode yang bertujuan untuk membantu menemukan hasil terbaik yang bisa
didapatkan dengan cara mencari literatur secara sistematis kemudian membaca semua literatur yang didapat
dan menganalisis semua data literatur dan membuat kesimpulan dari hasil
analisis data literatur untuk menjawab permasalahan secara efisien, jelas dan
relevan. Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dari artikel dari jurnal
online. Penulis mencari artikel menggunakan kata kunci “akses kesehatan” dan
“pelayanan kesehatan”. Pencarian artikel diakses melalui beberapa sumber yaitu
Google Scholar dan Publish and Perish. Kriteria eksklusi penelitian ini yaitu
review artikel, artikel yang hanya menyediakan abstrak dan hasil jurnal. Data
yang terkumpul dari metode pengumpulan data tersebut kemudian diolah dan
digabungkan untuk mendapatkan penjelasan terkait faktor-faktor yang
mempengaruhi akses pelanan kesehatan di Indonesia.
Hasil dan Pembahasan
Fasilitas pelayanan kesehatan atau fasilitas kesehatan (sering diakronimkan sebagai
faskes) adalah setiap lokasi yang menyediakan pelayanan kesehatan, mulai dari
klinik kecil hingga rumah sakit yang besar dengan fasilitas yang lengkap.
Jumlah dan kualitas faskes di suatu daerah atau negara merupakan salah satu
parameter yang umum dipakai untuk menilai kemakmuran dan kualitas hidup daerah
tersebut. Fasiltas pelayanan kesehatan digunakan untuk menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan, baik promosi, pencegahan, penyembuhan, maupun rehabilitasi,
yang dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
Pelayanan promosi dan pencegahan kesehatan bertujuan untuk memberikan informasi
kepada masyarakat tentang pola hidup sehat dan mencegah timbulnya masalah atau
penyakit kesehatan masyarakat. Berikut merupakan hasil review dari faktor-
faktor yang mempengaruhi akses pelayanan kesehatan.
Tabel
1
Jurnal Hasil Systematic
Review
No |
Peneliti/Tahun |
Judul |
Metode |
Hasil |
1 |
Faktor-Faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan maternal secara berkelanjutan. |
Kuantitatif, Desain Cross Sectiona |
Faktor yang memiliki pengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan maternal
secara berkelanjutan adalah faktor
predisposisi dan kebutuhan. Faktor pemungkin tidak ada pengaruh, responden
merasa akses dan biaya pelayanan terjangkau. Penyebarluasan informasi tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan maternal secara berkelanjutan perlu ditingkatkan serta
bermitra dengan instansi pendidikan dalam peningkatan pelayanan berkelanjutan
(Ulfa et al., 2017). |
|
2 |
Faktor-Faktor yang memengaruhi keterjangkauan pelayanan kesehatan di Puskesmas daerah Terpencil Perbatasan di Kabupaten Sambas. |
Penelitian Observasional |
Hasil penelitian ini menyimpulkan
bahwa dilihat dari faktor pelayanan masih perlu pembenahan sumber daya puskesmas, terutama tentang keseimbangan masa kerja, beban kerja dan reward bagi tenaga
kesehatan PNS dan PTT. Ketersediaan alat kesehatan, bahan habis pakai, dan obat perlu ditambah dan
disesuaikan dengan kebutuhan masingmasing puskesmas. Alat transportasi harus dipenuhi untuk
mengefektifkan keterjangkauan puskesmas ke masyarakat. Masalah
Kesehatan yang membutuhkan penanganan darurat banyak dijumpai
misalnya kecelakaan dan persalinan, di sisi lain peralatan gawat darurat dan ketrampilan petugas masih kurang (Suharmiati et al., 2012). |
|
3 |
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan
Pelayanan Kesehatan Di Wilayah
Kerja Puskesmas Tambarana Kecamatan Poso Pesisir Utara Kabupaten Poso |
Penelitian survey analitik dengan pendekatan Cross
Sectional |
Menunjukkan bahwa persepsi masyarakat tentang kesehatan,
pendapatan keluarga, dan tingkat pendidikan dengan pemanfaatan pelayanan
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Tambarana Kecamatan Poso Pesisir Utara Kabupaten Poso (Irawan & Ainy, 2018). |
|
4 |
Husnul Khatimah |
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Akses
Layanan Kesehatan Masyarakat Adat di Kabupaten Jayapura Provinsi Papua
Tahun 2018. |
Penelitian Cross Sectional |
Fasilitas Kesehatan dengan waktu tempuh kurang
dari atau sama dengan tiga puluh menit lebih sering diakses oleh masyarakat adat
disbanding diatas tiga puluh menit.
Masyarakat adat yang memiliki kendaraan pribadi lebih sering mengakses layanan
kesehatan dibanding yang tidak memiliki atau menggunakan transportasi umum.
Masyarakat adat yang tinggal di kota lebih sering menggakses layanan kesehatan dibanding di desa (Maulany & Dianingati, 2021). |
5 |
Syawal K. Saptaputra |
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Pesisir
Di Desa Bungin Permai Kecamatan Tinanggea kabupaten Konawe Selatan. |
Penelitian Analitik, Pendekatan Cross Sectional
study |
Tidak ada
hubungan antara pengetahuan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Akses pendapatan dan tradisi memiliki hubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan (Irawan & Ainy, 2018). |
6 |
VY Adam |
Perceptions and Factors
Affeccting Utilization of Health
Service in a Rural
Community in Southern Nigeria. |
Cross sectional |
Tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dan pendapatan dengan
akses pelayanan kesehatan (Adam & Awunor, 2014). |
7 |
Otieno Stephen Odiwuor |
Factors Influencing Utilization of Health Services in Kenya: The Case of
Homa Bay County. |
Cross sectional |
Terdapat hubunga antara pendapatan,
sarana transportasi, dan jarak tempat tinggal dengan akses masyarakat
kefasilitas kesehatan. |
1. Faktor gender tentu saja menjadi
pembeda pada cara mereka untuk mengakses pelayanan kesehatan. Pada umumnya
wanita lebih sering mengakses pelayanan kesehatan dibandingkan lakilaki (Maulany &
Dianingati, 2021). Dibandingkan dengan laki-laki, perempuan melaporkan
morbiditas yang lebih tinggi dan penggunaan layanan kesehatan yang lebih besar.
2. Faktor waktu tempuh. Jauhnya akses
dari lokasi tempat tinggal menuju faskes yang berakibat keterlambatan pasien
menjadi penghalang. Apabila perjalanan menuju puskesmas memakan waktu lebih
dari 30 menit membuat rendahnya utilisasi ke puskesmas. Jika waktu tempuh
menuju faskes kurang atau sampai 30 menit maka masyarakat akan lebih sering
datang menggunakan pelayanan jika dibandingkan dengan waktu tempuh lebih dari
30 menit (Maulany
& Dianingati, 2021).
3. Faktor biaya transportasi dan
domisili tempat tinggal. Kendaraan menjadi kendala untuk masyarakat dalam mengakses fasilitas kesehatan. Masyarakat yang mempunyai mobil
atau motor pribadi lebih banyak menggunakan fasilitas Kesehatan dibandingkan
dengan yang tidak mempunyai alat transportasi. Lokasi tempat tinggal juga
memiliki hubungan yang signifikan dengan akses fasilitas kesehatan. Masyarakat yang tinggal diperkotaan mengakses
fasilitas kesehatan yang lebih banyak dibanding masyarakat yang tinggal di desa
(Davy
et al., 2016).
4. Faktor pandangan masyarakat terhadap Kesehatan. Pandangan masyarakat terhadap kesehatan mempunyai
tautan yang penting terhadap pemanfaatan pelayanan Kesehatan (Sari et al., 2022). Masyarakat dan (provider) cenderung memiliki pandangan
yang berbeda tentang kesehatan dan penyakit. Masyarakat hanya menganggap dirinya
sakit ketika lemah dan tidak mampu melakukan aktivitasnya (Napirah
et al., 2016).
5. Faktor kualitas pelayanan kesehatan.
Apabila jasa dalam hal ini pelayanan yang dirasakan sesuai dengan diharapkan, maka
kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika pelayanan yang
diterima melampaui harapan pelanggan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan
sebagai kualitas yang ideal.
6. Faktor pendapatan. Pendapatan
memiliki hubungan yang signifikan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan, pendapatan
keluarga yang rendah lebih banyak tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan
sebesar 72%. Hal ini menunjukkan.
7. masyarakat dengan pendapatan keluarga
yang tinggi akan mempengaruhi proses pengambilan keputusan dalam mencari
pelayanan kesehatan yang lebih baik dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatannya.
8. Faktor wawasan. Pengetahuan memiliki
hubungan yang signifikan dengan kemampuan seseorang mengakses fasilitas
kesehatan. Salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap pembentukan perilaku adalah pengetahuan, semakin tinggi pengetahuan
dan pemahaman tentang pentingnya mengakses fasilitas kesehatan sebagai tempat
untuk mencari pertolong kesehatannya maka semakin tinggi tingkat
akses fasilitas kesehatan (Kurniati
& Sulastri, 2018).
Kesimpulan
Akses untuk mendapatkan fasilitas
kesehatan dipengaruhi oleh faktor gender, waktu tempuh, biaya transportasi,
domisili, pandangan masyarakat terhadap kesehatan, kualitas pelayanan,
penghasilan dan wawasan.
BIBLIOGRAFI
Adam, V. Y.,
& Awunor, N. S. (2014). Perceptions and factors affecting utilization of
health services in a rural community in Southern Nigeria. Journal of
Medicine and Biomedical Research, 13(2), 117–124. Google Scholar
Basuki, U. (2020). Merunut Konstitusionalisme Hak Atas
Pelayanan Kesehatan Sebagai Hak Asasi Manusia. Jurnal Hukum Caraka Justitia,
1(1), 21–41. Google Scholar
Davy, C., Harfield, S., McArthur, A., Munn, Z., &
Brown, A. (2016). Access to primary health care services for Indigenous peoples:
A framework synthesis. International Journal for Equity in Health, 15(1),
1–9. Google Scholar
Irawan, B., & Ainy, A. (2018). Analisis Faktor-Faktor
Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Pada Peserta Jkn Di
Wilayah Kerja Puskesmas Payakabung Kabupaten Ogan Ilir. Sriwijaya University.
Google Scholar
Kurniati, D., & Sulastri, N. (2018). Hubungan Pengetahuan,
Pendidikan Dan Akses Ke Pelayanan Kesehatan Dengan Upaya Pencarian Pertolongan
Infeksi Menular Seksual (IMS) Pada Wanita Pekerja Seksual (WPS) Di Desa
Pasirsari Kabupaten Bekasi. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 11(1). Google Scholar
Maulany, R. F., & Dianingati, R. S. (2021). Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Akses Kesehatan. Indonesian Journal of Pharmacy and
Natural Product, 4(2). Google Scholar
Megatsari, H., Laksono, A. D., Ridlo, I. A., Yoto, M.,
& Azizah, A. N. (2018). Perspektif masyarakat tentang akses pelayanan
kesehatan. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 21(4), 247–253. Google Scholar
Napirah, M. R., Rahman, A., & Tony, A. (2016). Faktor-faktor
yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Tambarana Kecamatan Poso Pesisir Utara Kabupaten Poso. Jurnal
Pengembangan Kota, 4(1), 29–39. Google Scholar
Ramli, R. H. (2017). Faktor Yang Berhubungan Dengan
Permintaan Masyarakat Pekerja Nelayan Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Desa
Bonto Bahari. Google Scholar
RI, B. K. (2013). Riset kesehatan dasar; RISKESDAS. Jakarta:
Balitbang Kemenkes RI, 2013, 110–119. Google Scholar
Sari, E., Syafarudin, A., & Anhari, A. (2022). Dampak
Media Sosial Terhadap Kunjungan Rumah Sakit Selama COVID-19: Tinjauan Sistematis.
Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 7(5), 6674–6682. Google Scholar
Setiyabudi, R., & Yuliarti, Y. (2017). Identifikasi
kesalahan penyajian data pada profil kesehatan kabupaten/kota di Indonesia. MEDISAINS,
14(3). Google Scholar
Suharmiati, S., Handayani, L., & Kristiana, L. (2012).
Faktor-faktor yang memengaruhi keterjangkauan pelayanan kesehatan di puskesmas
daerah terpencil perbatasan di Kabupaten Sambas (Studi kasus di Puskesmas
Sajingan Besar). Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 15(3),
21346. Google Scholar
Ulfa, Z. D., Kuswardinah, A., & Mukarromah, S. B.
(2017). Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan maternal
secara berkelanjutan. Public
Health Perspective Journal, 2(2). Google Scholar
Copyright
holder: Gadisty Bunga Mentari,
Susilawati (2022) |
First publication
right: Jurnal Health Sains |
|