Jurnal Health Sains: pISSN: 2723-4339 e-ISSN:
2548-1398
Vol. 3, No.8, Agustus 2022
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIAL ARCH SUPPORT TERHADAP KELINCAHAN SISWA
EKSTRAKURIKULER SEPAK BOLA DI SMP
Hisyam Syafiie,
Fendy Wartanto
Poltekkes Kemenkes Surakarta
Email: bunghifi@gmail.com, fendybasket@gmail.com
artikel info |
abstraK |
Diterima: 02 Agustus 2022 Direvisi: Agustus 2022 Dipublish: Agustus 2022 |
Kelincahan merupakan kemampuan mengubah arah gerakan dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisinya, dan kelincahan sangat dibutuhkan dalam meningkatkan prestasi dalam olahraga, salah satunya sepakbola, banyak pemain sepak bola merasa kelelahan sehingga kelincahanya menurun. Menurunnya kelincahan dapat diantisipasi menggunakan medial
arch support. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh penggunaan medial arch support terhadap kelincahan siswa ekstrakurikuler
sepak bola. Jenis penelitian ini adalah Quasy Eksperiment dengan pendekatan rancangan one group pre and post test design. Subyek yang digunakan adalah sebagian siswa kelas VII dan VIII
SMP N 1 Sambirejo yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola, dipilih dengan menggunakan metode purposive
sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan eklusi sehingga didapatkan subjek sebanyak 23 or
ang. Menggunakan uji hipotesis
paired sampel
t test dimana diketahui
asymp. Sig.
(2tailed) bernilai 0.000, karena
lebih kecil dari <0.05 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penggunaan medial
arch support terhadap kelinccahan
siswa siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMP Negeri 1 Sambirejo.
purposive
sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan eklusi sehingga didapatkan subjek sebanyak 23 orang. ABSTRACT Agility is the ability to change the direction of movement quickly and precisely
when it is moving without losing balance and awareness of its position, and agility is needed in improving
performance in sports, one of which is football, many soccer players feel exhausted so their agility decreases. Decreasing agility
can be anticipated using medial arch support. The
purpose of this study was to determine the effect of the use of medial
arch support on students' skills
in football extracurricular activities at SMP
Negeri This type of research is Quasy Experiment
with a one group pre and post test design design
approach. The subjects used were some students
of class VII and VIII of SMP N 1 Sambirejo who
participated in football extracurricular activities, chosen by using
purposive sampling method
that met the
inclusion and exclusion
criteria so that 23 subjects were obtained Using the sampel
paired t test hypothesis test where it is known asymp. Sig. (2tailed) worth 0,000, because it
is smaller than <0.05, it can be concluded that there is an influence on the use of medial arch support
for the flexibility of students in football extracurricular activities at SMP
Negeri 1 Sambirejo |
Kata Kunci: medial arch support; kelincahan; sepakbola Keywords:
medial arch support; kelincahan; sepakbola |
Pendahuluan
Sepak bola merupakan permainan
beregu yang dimainkan oleh dua regu dengan
menggunakan bola sepak,
masing-masing regu berjumlah
sebelas orang. (Saadah, 2014)
Tujuan permainan sepakbola ini ialah
memasukkan bola ke gawang regu lawan
sebanyak- banyaknya dan
juga memertahankan gawang sendiri dari serangan
regu lawan (Aditya & Helmi, 2020).
Pada permainan sepakbola ada beberapa unsur
kebugaran didalamnya, salah
satunya ialah kelincahan (Kim, 2012)
kelincahan merupakan kemampuan mengubah arah gerakan dengan
cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak
tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisinya, dan kelincahan sangat dibutuhkan dalam meningkatkan prestasi dalam olahraga, salah satunya sepakbola (Harsono, 2001). Kelincahan yang baik didukung dengan daya tahan tubuh
yang baik, daya tahan tubuh yang baik akan meminimalisir
kelelahan, dan faktor kelelahan adalah salahsatu yang mempengaruhi kelincahan (Nurhasan & Cholil, 2007). Penelitian yang dilakukan (Setiawan, 2013)
pada sebuah klub sepakbola di wilayah Sidoarjo, mendapatkan hasil 75% dari pemain yang ada diklub tersebut
mempunyai daya tahan tubuh yang kurang baik dan 45% mempunyai kelincahan dibawah kategori baik. Sehingga peforma pemain saat bermain sepakbola
kurang maksimal, karena mudah mengalami
kelelahan. Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di SMP Negeri 1 Sambirejo,
terdapat 24 kelas dengan jumlah siswa
kurang lebih 32 perkelas, dan terdapat tim ekstakurikuler yang diikuti oleh 30 siswa yang
masing-masing tersebar dikelas
VII, VIII, IX. Menurut keterangan
dari guru olahraga, siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sering mengalami kelelahan sebelum pertandingan usai sehingga mempengaruhi
kelincahan dalam bermain sepakbola Sebagai ortotis prostetis kita dapat berperan dalam masalah ini
dengan memberikan alat bantu medial arch support yang diharapkan
dapat meminimalisir kelelahan sehingga dapat meningkatkan kelincahan. Selaras dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh (Ismaryati, 2008)
bahwa medial arch support akan
menjadikan pemakainya berjalan dengan nyaman dan tidak mudah lelah.(Daryanto & Hidayat, 2015)
Metode Penelitia
Penelitian ini merupakan
jenis penelitian dengan quasi eksperimen dengan one group pretest posttest design, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan medial arch support terhadap
kelincahan siswa ektrakurikuler sepakbola sebelum menggunakan dan saat menggunakan medial arch
support. One groups pre test and post
test design merupakan eksperimen
yang dilaksanakan pada satu
kelompok saja, tanpa kelompok pembanding. Desain ini menggunakan tes awal (pre test) sehingga besarnya efek dari eksperimen
dapat diketahui dengan pasti.(Darwis, 2016)
Hasil dan Pembahasan
Kelincahan merupakan salah satu
komponen dari kebugaran, sehingga jika kelincahan seseorang tidak bagus akan mempengaruhi
kebugaran. Hal tersebut seiring dengan yang disampaikan oleh (Lutan, 2002)
bahwa komponen kebugaran jasmani yang terkait dengan performa terdiri dari koordinasi, keseimbangan, kecepatan, kelincahan, kekuatan dan waktu reaksi Menurut
Karyono (2011) kelincahan merupakan salah satu komponen kesegaran motorik yang diperlukan untuk semua aktifitas
yang membutuhkan kecepatan perubahan posisi tubuh dan bagian-bagiannya. Oleh karena itu untuk
membentuk kelincahan, seorang anak diharuskan
untuk sering bergerak aktif Kelincahan merupakan salah satu kondisi fisik
yang juga berperan olahraga
keterampilan, bahkan pada cabang olahraga tertentu, seperti sepak bola, futsal,bolavoli, bulutangkis, beladiri, dan
lain-lain, sehingga faktor kelincahan terjadi dominan dalam cabang-cabang
olahraga Sebagai salah satu komponen fisik,
kelincahan salah satu unsur koordinasi dari reaksi, kekuatan,
kecepatan, keseimbangan, daya ledak, perubahan
arah dan perubahan posisi (Bosco, 1993) dalam (Widiantoro, Sahri, & Sugiarto, 2013). Jika dilihat dari pendapat pendapat
di atas dapat disimpulkan bahwa kelincahan adalah kemampuan seseorang dalam merubah arah
dan posisi tubuhnya dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak, sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapai di lapangan tertentu tanpa kehilangan keseimbangan tubuh. Kelincahan di pengaruhi oleh kekuatan atau kemampuan
atlet melawan tahanan dengan suatu kecepatan tinggi. aktivitas kelincahan sewaktu sedang berlari cepat kemudian melakukan perubahan gerak secara tiba-tiba,
jika tidak di tunjang oleh komponen koordinasi yang prima, penampilan
kelincahan tidaklah berhasil. Kelincahan yang terbaik di praktekkan dalam kombinasi kecepatan kekuatan, ketahanan (Nossek, 2002)a.
Menurut Ismaryati (2008) ditinjau
dari keterlibatannya atau perannya dalam
beraktivitas, kelincahan dikelompokan menjadi dua macam yaitu, kelincahan umum dan kelincahan khusus.(Chang et al., 2012)
Berdasarkan jenis kelincahan tersebut menunjukkan bahwa, kelincahan umum digunakan untuk aktivitas sehari-hari atau kegiatan olahraga
secara umum. Sedangkan kelincahan khusus merupakan kelincahan yang bersifat khusus yang dibutuhkan dalam cabang olahraga
tertentu. Kelincahan yang dibutuhkan memiliki karakteristik tertentu sesuai tuntutan cabang olahraga yang dipelajari. Adapun faktor-faktor
yang memengaruhi kelincahan
menurut Nurhasan & Cholil (2007) adalah:
1). Tipe
tubuh, Orang yang memiliki bentuk tubuh tinggi
ramping (ectomorf) cenderung
kurang lincah seperti halnya orang yang bentuk tubuhnya bundar (endomorf). Sebaliknya, orang yang bertubuh sedang namun memiliki
perototan yang baik (mesomorf) cenderung memiliki kelincahan yang lebih baik. Gerakan kelincahan menuntut terjadinya pengurangan dan pemacuan tubuh
secara bergantian dimana momentum sama dengan massa dikalikan
kecepatan 2). Usia, kelincahan pada seseorang akan meningkat sampai kira-kira usia 12 tahun (memasuki pertumbuhan cepat). Selama periode tersebut (3 tahun) kelincahan tidak meningkat, bahkan menurun. Setelah masa pertubuhan berlalu, kelincahan meningkat lagi secara mantap sampai
anak mencapai maturitas dan setela itu menurun kembali.(Chang et al., 2012)
Jenis kelamin, anak laki-laki menunjukan kelincahan sedikit lebih baik
dari pada anak perempuan sebelum mencapai usia pubertas,
setelah pubertas perbedaan tampak lebih mencolok 4). Status gizi anak, dapat bergerak
dengan lincah bila tidak mengalami
kelebihan berat badan maupun kekurangan berat badan yang semestinya. Anak
yang mengalami gangguan
status gizinya akan mengalami gangguan kemampuan dalam melakukan aktivitas fisik.(Lee et al., 2012)
Kelelahan, mengurangi kelincahan terutama karena menurunnya koordinasi. Sehubungan dengan hal itu
penting untuk memelihara daya tahan kardiovaskuler dan otot agar kelelahan tidak mudah timbul.
Menurut Nurhasan & Cholil
(2007) bahwa, saat seseorang beraktivitas fisik di pengaruhi oleh kecenderungan antara lain: kemampuan memusatkan pikiran, semangat untuk mencari pengelaman baru, kondisi kesehatan
dalam hal ini status gizi baik, perkembangan sosial dan semangat untuk menguasai suatu bentuk aktivitas tertentu menjadi tinggi, karena kondisi kesehatannya mendukung Kelincahan adalah salah satu indikator tingkat kesegaran jasmani seseorang, bila seseorang memiliki tingkat kelincahan yang baik maka orang tersebut terindikasi memiliki tingkat kesegaran jasmani yang baik pula. Kesegaran jasmani adalah aspek fisik
dari kesegaran yang menyeluruh, Jika seseorang yang tidak memiliki tingkat kesegaran jasmani yang baik maka orang tersebut akan malas beraktivitas fisik sehingga mengalami gangguan gerak dan mengakibatkan hambatan pertumbuhan dan perkembangan (Utami R., 2016).
Macam macam
kelincahan
Menurut Darwis (2016), kelincahan
terbagi menjadi : 1). Kelincahan umum (General Agility) adalah kelincahan seorang untuk mampu menghadapi
situasi hidup sesuai dengan lingkungannya,2). Kelincahan khusus (Special
Agility) adalah kelincahan
yang diperlukan sesuai dengan cabang olahraga
yang diikutinya. Artinya, kelincahan yang dibutuhkan memiliki karakteristik tertentu sesuai tuntutan cabang olahraga yang ditekuni Menurut Putriutami (2016) bahwa seorang pemain
yang memiliki kelincahan yang baik mempunyai beberapa keuntungan, antara lain: mudah melakukan gerakan yang sulit, tidak mudah
jatuh atau cedera, dan mendukung teknik-teknik yang
digunakannya terutama teknik menggiring bola. Ciri-ciri kelincahan yang dapat dilihat dari kemampuan
bergerak dengan cepat, mengubah arah dan posisi, menghindari benturan antar pemain dan kemampuan berkelit dari pemain
lawan di lapangan. Kemampuan bergerak mengubah arah dan posisi tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi dalam waktu yang relatif singkat dan cepat d. Penilaian dan Kategori kelincahan.(Chang et al., 2012)
1)Shuttle run agility test
Latihan shutle run test merupakan bagian dari komponen
kesegaran jasmani kelincahan (Ismaryati, 2008).
Shuttle run dapat dilakukan
dengan cara berlari secara lurus dan secara menyamping, dan dari lintasannya pun terdapat variasi, ada yang hanya menggunakan 2 titik sebagai acuan
dan ada juga yang menggunakan
agility ladder atau tangga
agility sebagai treknya (Utami R., 2016). Shuttle run Tes
(4x10 m). Adapun alasan penggunaan
jenis test kelincahan ini, karena test ini dinilai cocok
untuk menilai kelincahan siswa yang duduk di bangku SMP karena sifatnya sederhana, dan mudah dilakukan.(Ilahi & Badri, 2021)
Gambar 2). lintasan Shuttle Run Agility
Test (Hasani, 2015)
a)
Prosedur : menggunakan
shuttle run 4 x 10 meter, start dilakukan dengan start berdiri, pada saat aba-aba bersedia Teste berdiri dengan salah satu ujung jari
kaki sedekat mungkin dengan garis start, setelah tenang aba-aba siap diberikan dan teste siap untuk berlari, (Asmani, 2011)
pada aba-aba Ya teste segera berlari menuju garis batas untuk mengambil
dan memindahkan balok atau bata pertama
kesetengah lingkaran yang berada ditempat garis start, kemudian kembali lagi menuju kegaris
batas untuk mengambil balok yang kedua dan memindahkan kesetengah lingkaran yang berada ditempat garis start, bersamaan dengan aba- aba Ya sopwatch dijalankan
pada saat balok terakhir diletakkan , stopwatch baru dihentikan (Winarno, 2006).
b)
Peralatan yang dibutuhkan : 4 buah kun, 4 buah balok, stopwatch, blangko ukur
Tabel
1
Penilaian
dan Kategori Shuttle Run Agility Test (Hasani, 2015)
Putra (s) |
Putri (s) |
||
Baik sekali |
< 12.10 |
Baik sekali |
< 12.42 |
Baik |
12.11 13.53 |
Baik |
12.43 14.09 |
Sedang |
13.54 14.96 |
Sedang |
14.10 15.74 |
Kurang |
14.98 16.39 |
Kurang |
15.75 17.39 |
Kurang sekali |
>16.40 |
Kurang sekali |
>17.40 |
1) Dribbling test
Salah satu
macam kelincahan ialah kelincahan khusus, kelincahan yang diperlukan sesuai dengan cabang olahraga
yang diikutinya. Artinya, kelincahan yang dibutuhkan memiliki karakteristik tertentu sesuai tuntutan cabang olahraga yang (Jasmani, 2019)
ditekuni Nurhasan (2007) dalam (Khasnabis, 2015)
Instrumen dalam penelitian
ini sudah baku dan dibukukan dalam bukunya dalam (Subagja, 2015)
sehingga instrumen tersebut sudah dikatakan valid dan reliable karena
sudah teruji kevalidan dan kereliabelannya, sehingga tidak perlu dilakukan ujicoba instrument lagi Tes Menggiring bola (Dribbling) bertujuan
untuk mengukur keterampilan, kelincahan, dan kecepatan kaki dalam memainkan bola. Alat yang digunakan:
a). Bola
b).Stopwatch
c). 6 buah rintangan (tongkat/lembing) d). Tiang bendera
e). Kapur.
Petunjuk pelaksanaan:
a)
Pada
aba-aba siap testee berdiri di belakang garis start dengan bola dalam penguasaan kakinya,
Pada aba-aba Ya testee mulai menggiring
bola ke arah kiri melewati rintangan
pertama dan selanjutnya menuju rintangan berikutnya sesuai dengan arah panah
yang telah ditetapkan sampai ia melewati
garis finish Salah arah dalam menggiring bola, ia harus memperbaikinya tanpa menggunakan anggota badan selain kaki di mana
melakukan kesalahan dan selama itu pula stopwatch
tetap jalan. Menggiring bola dilakukan oleh
kaki kanan dan kiri secara bergantian, atau minimal salah satu kaki pernah menyentuh bola satu kali sentuhan. gerakan tersebut dinyatakan gagal apabila:
b) Testee menggiring bola hanya dengan menggunakan satu kaki saja.
c) Testee menggiring bola tidak sesuai dengan arah
panah.
d ) Testee menggunakan anggota badan selain kaki pada saat menggiring bola.(Lestari, 2016)
Kesimpulan
Berdarkan hasil
penelitian yang penggunaan medial arch support terhadap
kelincahan siswa SMP Negeri
1 Sambirejo yang dilakukan
pada tanggal 22 Januari
2019 dengan jumlah sampel 23 siswa yang hadir saat penelitian
serta memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan peneliti, serta bersedia menandatangani surat persetujuan menjadi subjek dalam penelitian.(Karyono, 2011)
hasil output Test Statistik, diketahui nilai p value bernilai 0.000.
Karena nilai 0.000 kurang dari (<0.05) maka dapat disimpulkan bahwa Hipotesis Diterima. Artinya ada pengaruh penggunaan
medial arch support terhadap kelincahan siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMP Negeri 1 Sambirejo.
Diketahui juga bahwa adanya peningkatan kelincahan sebanyak 18% pada subjek setelah menggunakan medial arch support. Maka
dapat disimpulkan ada pengaruh penggunaan
medial arch support terhadap kelincahan
siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMP Negeri 1 Sambirejo.
Aditya,
R., & Helmi, B. (2020). Optimalisasi Hasil Belajar Passing Dalam Permainan
Sepak Bola Dengan Menggunakan Punggung Kaki Melalui Pendekatan Variasi
Pembelajaran. Prosiding Seminar
Nasional Hasil Penelitian, 3(1),
659665.Google Scholar
Asmani,
J. M. (2011). Tuntunan Lengkap Metodologi Praktis Penelitian Pendidikan. Jogjakarta: DIVA Pres. Google Scholar
Chang,
H.-W., Lin, C.-J., Kuo, L.-C., Tsai, M.-J., Chieh, H.-F., & Su, F.-C.
(2012). Three-dimensional measurement of foot arch in preschool children. Biomedical Engineering Online, 11(1), 113. Google Scholar
Darwis,
N. (2016). Perbandingan Agility Antara Normal Foot dan Flat Foot padaAtlet Unit
Kegiatan Mahasiswa Basket di Kota Makassar. Makassar: Jurusan Fisioterapi, Fakultas Kedokteran Universitas
Hassanudin Makassar. Google Scholar
Daryanto,
Z. P., & Hidayat, K. (2015). Pengaruh latihan kelincahan terhadap kemampuan
menggiring bola. Jurnal Pendidikan
Olah Raga, 4(2),
201212. Google Scholar
Ilahi,
W., & Badri, H. (2021). Latihan Zig-Zag Run Dan Shuttle Run Terhadap Kemampuan
Dribbling Pemain Sekolah Sepakbola. Jurnal
Stamina, 4(2), 8994. Google Scholar
Ismaryati,
I. (2008). Peningkatan Kelincahan Atlet Melalui Penggunaan Metode Kombinasi
Latihan Sirkuitpliometrik Dan Berat Badan. Paedagogia, 11(1).
Google Scholar
Jasmani,
P. (2019). Pengaruh Metode Drill
Terhadap Hasil Smash Siswa Ekstrakulikuler Permainan Bulutangkis Smk Negeri 1
Lemahabang Kecamatan Lemahabang Kabupaten CirebonJasmani, Penddikan. (2019).
Pengaruh Metode Drill Terhadap Hasil Smash Siswa Ekstrakulikuler Permainan Bul.
Google Scholar
Karyono,
T. H. (2011). Pengaruh metode latihan
dan power otot tungkai terhadap kelincahan (studi eksperimen latihan berbeban dan
pliometrik pada unit kegiatan mahasiswa bulutangkis Universitas Negeri
Yogyakarta). UNS (Sebelas Maret University). Google Scholar
Khasnabis,
C. (2015). Standards for prosthetics and orthotics service provision. World Health Organization. Google
Scholar
Kim,
H. Y. (2012). Effect of arch pads on ankle joint motion during the stance phases
of walking and running. Journal of
Physical Therapy Science, 24(12),
13291331. Google Scholar
Lee,
C.-R., Kim, M.-K., & Cho, M. S. (2012). The relationship between balance
and foot pressure in fatigue of the plantar intrinsic foot muscles of adults
with flexible flatfoot. Journal of
Physical Therapy Science, 24(8),
699701. Google Scholar
Lestari,
R. Y. (2016). Peran kegiatan ekstrakurikuler dalam mengembangkan watak
kewarganegaraan peserta didik. Untirta
Civic Education Journal, 1(2).
Google Scholar
Lutan,
R. (2002). Menuju sehat dan bugar. Jakarta:
Depdiknas. Google Scholar
Nossek,
J. (2002). General Theory of Training, Nasional Institut for Sport. Afrika: Press Logos. Google Scholar
Saadah,
H. (2014). Efek Penyangga lengkung
longitudinal medial terhadap distribusi tekanan plantar saat berdiri dan
berjalan dan kekuatan otot triceps surae setelah berdiri lama= The Effect of
medial longitudinal medial arch support of the plantar pressure distribution
during standing and walking and triceps surae strenght after prolonged standing.
Google Scholar
Setiawan,
D. (2013). Kondisi Fisik Pemain Sepakbola Klub Asyabab Di Kabupaten Sidoarjo. Jurnal Kesehatan Olahraga, 1(1). Google Scholar
Copyright
holder: Hisyam Syafiie, Fendy Wartanto (2022) |
First
publication right: Jurnal Health Sains |
|