Jurnal Health Sains: p–ISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 3, No.5, Mei 2022
PERBEDAAN
DERAJAT KEPARAHAN PENYAKIT BERDASARKAN SKOR PSORIASIS AREA AND SEVERITY
INDEX (PASI) TERHADAP PROFIL LIPID PADA PSORIASIS VULGARIS
Annisa Marsha Evanti, Pristia Widya Monica, Fitri Kasmitasari, Muhammad Eko Irawanto
Universitas Sebelas Maret, Surakarta Jawa Tengah, Indonesia
Email: annisamarshae@gmail.com,
pristiawm@student.uns.ac.id, fitriks.dr@gmail.com, ekokepik@gmail.com
artikel info |
abstraK |
Diterima: 10 Mei 2022 Direvisi: 11 Mei 2022 Dipublish: 30 Mei 2022 |
Pendahuluan:
Psoriasis vulgaris dikaitkan dengan
komplikasi dislipidemia yaitu kadar kolesterol
total, LDL dan trigliserida serum yang meningkat serta kadar HDL serum yang menurun. Psoriasis area and severity index (PASI) merupakan pemeriksaan untuk menilai derajat keparahan psoriasis
vulgaris yang paling sering digunakan
baik pada praktik klinis maupun penelitian. Tujuan: Mengetahui perbedaan derajat keparahan penyakit berdasarkan skor PASI terhadap profil lipid pada pasien psoriasis vulgaris. Metode:
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan penelitian cross sectional
yang dilakukan di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta dari bulan Februari hingga Maret 2022. Jumlah total subjek adalah 25 pasien dengan psoriasis vulgaris. Data kemudian
dianalisis menggunakan aplikasi SPSS versi 21 (IBM
Corp. Chicago, USA). Analisis bivariat
dengan uji parametrik T independent dan uji Mann-Whitney
digunakan untuk menentukan perbedaan kadar kolesterol total, LDL, trigliserida dan HDL serum antara
skor PASI <10 dengan skor PASI ≥10 dengan
p<0,05 dianggap signifikan
secara statistik. Hasil: Pasien psoriasis vulgaris dengan skor PASI <10 memiliki kadar kolesterol total dengan nilai rerata 187,53±26,39, kadar LDL dengan nilai rerata 128,24±28,37, kadar trigliserida dengan nilai rerata 115,88±61,74 dan kadar
HDL dengan nilai rerata 46,29±11,98 sedangkan
pada pasien dengan skor PASI ≥10 didapatkan kadar kolesterol total dengan nilai rerata 218,75±34,92 (p=0,020), kadar
LDL dengan nilai rerata 145,63±35,76 (p=0,201), kadar
trigliserida dengan nilai rerata 201,88±158,04
(p=0,215) dan kadar HDL dengan
nilai rerata 44,13±11,36
(p=0,672). Terdapat perbedaan
yang signifikan antara derajat keparahan penyakit berdasarkan skor PASI terhadap kadar kolesterol total serum
pada pasien psoriasis vulgaris. Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang signifikan antara skor PASI <10 dengan skor PASI ≥10 terhadap kadar kolesterol total serum pada pasien
dengan psoriasi vulgaris. ABSTRACT Introduction:
Psoriasis vulgaris is a chronic systemic
autoimmune disease that affects skin, joint, nail and other organ with
clinical manifestation well-defined erythematous plaques with thick silvery
scales. Psoriasis vulgaris is associated with dyslipidemia include elevated
level of total cholesterol, LDL and triglyceride serum and decreased HDL
serum levels. Psoriasis Area and Severity Index (PASI) is an examination to
assess the severity of psoriasis vulgaris and mostly used in clinical
practice and research. Purpose: To determine differences in disease severity based on PASI scores on
lipid profiles in psoriasis vulgaris patients. Methods: This research is an observational analytic study with cross sectional
research design conducted at Dr. Moewardi General
Hospital Surakarta from February to March 2022. The total number of subjects
was 25 patients with psoriasis vulgaris. All data were analyzed using SPSS
version 21 application (IBM Corp. Chicago, USA). Bivariate analysis with
parametric independent T test and Mann-Whitney test were used to determine
the differences of total cholesterol, LDL, triglyceride
and HDL serum level between PASI <10 and PASI ≥10 with p<0,05
considered significant. Results: Patients with PASI <10 had mean value of total cholesterol levels
187,53±26,39, LDL levels 128,24±28,37, triglyceride levels 115,88±61,74 and
HDL levels 46,29±11,98 while in patients with PASI ≥10 had value of
total cholesterol levels 218,75±34,92 (p=0,020), LDL levels 145,63±35,76
(p=0,201), triglyceride levels 201,88±158,04 (p=0,215) and HDL levels
44,13±11,36 (p=0,672). There is a significant difference between the severity
of the disease based on the PASI score on total serum cholesterol levels in
psoriasis vulgaris patients. Conclusion: There was a significant difference between PASI score <10 and PASI
score ≥10 on total serum cholesterol levels in patients with psoriasis
vulgaris. |
Kata Kunci: kadar HDL; kadar kolesterol total; kadar LDL; kadar trigliserida; PASI; psoriasis vulgaris. Keywords:
HDL level; LDL
level; PASI; psoriasis vulgaris, total cholesterol level; triglyceride level. |
Pendahuluan
Psoriasis vulgaris didefinisikan sebagai penyakit inflamasi sistemik kronik autoimun yang dapat mengenai kulit, sendi, kuku serta organ dan jaringan lain pada tubuh (Parisi et al., 2013; Souza et al., 2019). Penyakit ini disebabkan oleh kombinasi faktor genetik, lingkungan dan sistem imun (Ramezani et al., 2019). Manifestasi
klinis psoriasis vulgaris berupa
plak eritematosa disertai skuama tebal pada kulit kepala, siku, lutut, lumbosakral dan area lain yang rentan
mengalami trauma. Lesi dapat disertai rasa gatal, rasa terbakar maupun nyeri (Puig et al., 2019). Psoriasis vulgaris dapat menyebabkan gangguan fisik dan psikososial yang cukup berat serta memiliki
dampak besar terhadap kualitas hidup pasien (Parisi et al., 2013).
Respons imun pada
psoriasis vulgaris diperantarai oleh sel T helper (Th)-1 dan Th-17 dan diaktifkan oleh interleukin (IL)-12 dan IL-23 yang disekresikan oleh antigen presenting cell (APC) di kulit. Inflamasi kronis disebabkan oleh berbagai sitokin seperti tumor necrosis factor (TNF)-α yang selanjutnya menyebabkan hiperproliferasi, diferensiasi, apoptosis dan neoangiogenesis
pada lapisan epidermis (Belloni
Fortina & Caroppo, 2022).
Prevalensi psoriasis vulgaris diperkirakan 1-3% di Eropa dan
Amerika Serikat. Psoriasis vulgaris dapat terjadi pada segala usia dengan
onset puncak pada usia antara 15-20 tahun dan 55-60 tahun (Brandon et al., 2019). Penelitian
di Surabaya melaporkan prevalensi
pasien psoriasis vulgaris yang berkunjung
ke Poli Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Soetomo Surabaya sebesar 0,19% dengan komorbiditas tersering yaitu diabetes melitus tipe 2 dan dislipidemia (Prakoeswa et al., 2021).
Psoriasis Area and
Severity Index
(PASI) merupakan pemeriksaan
untuk menilai derajat keparahan psoriasis
vulgaris yang paling sering digunakan
pada praktik klinis maupun penelitian (Ku et al., 2016). Penilaian PASI termasuk intensitas eritema, deskuamasi dan indurasi serta persentase luas permukaan tubuh yang terlibat pada area kepala, batang tubuh, ekstremitas
atas dan bawah (Puig et al., 2019). Skor PASI berkisar
antara 0 hingga 72 yang mengklasifikasikan psoriasis vulgaris menjadi
ringan dan sedang-berat dengan skor yang lebih tinggi menunjukan
derajat keparahan penyakit yang lebih berat (Ramezani et al., 2019).
Lipid merupakan
salah satu komponen pada membran plasma yang berfungsi untuk mensintesis hormon dan membentuk asam empedu yang penting untuk proses pencernaan (Yahaya et al., 2021). Proses inflamasi
dan ketidakseimbangan metabolisme
lipid pada psoriasis vulgaris berhubungan dengan beberapa komorbiditas seperti sindrom metabolik dan penyakit kardiovaskular (Puig et al., 2019; Shih et al., 2020). Kadar kolesterol
total, trigliserida dan Low Density Lipoprotein (LDL)
serum meningkat secara signifikan serta kadar High Density Lipoproteim
(HDL) serum yang menurun signifikan
pada pasien psoriasis vulgaris dibandingkan
dengan kontrol (Nowowiejska et al., 2021).
Sitokin IL-6 dan TNF-α berperan dalam gangguan metabolisme lipid pada
psoriasis. Sel makrofag
pada jaringan adiposa pasien psoriasis menghasilkan sitokin IL-6 yang selanjutnya melepaskan asam lemak bebas, kolesterol dan trigliserida (Pal et al., 2014). Sitokin
IL-6 juga meningkatkan kadar
LDL dan menghambat eliminasi
trigliserida (Pietrzak et al., 2020). Pada psoriasis vulgaris terdapat peningkatan produksi TNF-α jangka panjang yang selanjutnya akan merangsang produksi LDL dan bentuk teroksidasinya serta menghambat produksi HDL serum (Nowowiejska et al., 2021). Proses ini
selanjutnya menyebabkan peningkatan kadar kolesterol total, LDL, trigliserida
serum dan menurunkan kadar
HDL serum pada pasien psoriasis vulgaris. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui perbedaan derajat keparahan berdasarkan skor PASI terhadap profil lipid pada psoriasis
vulgaris.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan suatu penelitian analitik observasional dengan
rancangan penelitian cross sectional yang dilakukan di RSUD Dr. Moewardi
(RSDM) Surakarta, Jawa Tengah sejak bulan Februari hingga Maret 2022. Pemilihan
sampel dilakukan dengan teknik consecutive sampling dengan subjek penelitian
diambil dari pasien psoriasis vulgaris yang berkunjung ke Poli Kulit dan Kelamin
RSDM dan sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Perhitungan besar sampel
dihitung berdasarkan rumus estimasi proporsi kelompok sampel pada penelitian analitik cross sectional.
Total sampel = 2.n = 2 x 10 = 20 (2 kelompok kategori )
Keterangan:
n = jumlah sampel
Za = derajat kepercayaan 90% dengan nilai 1,64
Zb = ditetapkan 20% (0,84)
P1 = proporsi kejadian psoriasis di RSDM
sebesar 2,44% (2018-2020)
P2 = proporsi yang diteliti sebesar 50%
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan
besar sampel penelitian minimal sebanyak 20 subjek. Pencegahan terjadinya drop
out pada penelitian ini dilakukan dengan menambahkan sebanyak 5 subjek
sehingga didapatkan total subjek yaitu 25 pasien (13 pria dan 12 wanita).
Kriteria inklusi pada penelitian ini
yaitu semua pasien yang terdiagnosis psoriasis vulgaris berusia 18-70 tahun sedangkan
kriteria eksklusi adalah pasien yang memiliki riwayat penyakit diabetes
melitus, hipertensi, penyakit jantung, penyakit liver dan penyakit tiroid,
pasien dengan indeks massa tubuh >30 kg/m2, pasien dengan riwayat
merokok dan konsumsi alkohol, pasien dengan riwayat dislipidemia pada keluarga,
pasien dengan riwayat konsumsi obat-obatan yang mengganggu metabolisme lipid
seperti golongan statin, penghambat beta, diuretik hidroklorotiazid,
siklosporin, retinoid, kortikosteroid dan kontrasepsi hormonal serta pasien
yang menolak menjadi subjek penelitian.
Studi dilakukan dengan mengambil data
yang diperlukan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
laboratorium yang dilakukan baik oleh tenaga medis dan paramedis. Data mengenai
riwayat diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung, penyakit liver,
penyakit tiroid, konsumsi obat-obatan, indeks massa tubuh, riwayat dislipidemia
pada keluarga, merokok dan konsumsi alkohol didapatkan berdasarkan anamnesis
dan pemeriksaan fisik pasien. Derajat keparahan psoriasis vulgaris dinilai oleh
satu dokter menggunakan skor PASI dengan nilai skor PASI <10 dikategorikan
sebagai kelompok psoriasis derajat ringan dan nilai skor PASI ≥10
dikategorikan sebagai kelompok psoriasis derajat sedang-berat. Pengambilan
sampel darah selanjutnya dilakukan setelah subjek berpuasa selama 8-12 jam
dengan mengukur profil lipid serum berupa kadar kolesterol total, kadar LDL,
kadar HDL dan kadar trigliserida serum.
Analisis data menggunakan aplikasi SPSS
versi 21 (IBM Corp. Chicago, USA) dengan tingkat signifikasi sebesar p<0,05.
Analisis univariat dilakukan untuk beberapa variabel antara lain usia, jenis
kelamin, durasi penyakit, indeks massa tubuh, kadar kolesterol total, kadar
HDL, kadar LDL dan kadar trigliserida serum. Analisis bivariat dilanjutkan dengan
uji parametrik yaitu uji T independent bila data terdistribusi normal dan uji non parametrik yaitu uji Mann-Whitney bila data tidak terdistribusi normal.
Hasil dan Pembahasan
A.
Hasil
Pada penelitian ini
didapatkan jumlah total 25 subjek dengan 13 pria (52,0%) dan 12 wanita (48,0%).
Usia terbanyak yaitu rentang usia
41-70 tahun pada 19 pasien
(76,0%). Psoriasis vulgaris derajat ringan dengan skor
PASI <10 didapatkan pada 16 pasien
(64,0%) sedangkan psoriasis derajat
sedang-berat dengan skor PASI ≥10 didapatkan
pada 9 pasien (36,0%). Profil
lipid pada penelitian ini didapatkan sebanyak 9 pasien (36,0%) mengalami hiperkolesterolemia, 7 pasien
(28,0%) mengalami hipertrigliserida,
14 pasien (56,0%) dengan peningkatan kadar LDL dan kadar HDL yang rendah sebanyak 8 orang (32,0%) (Tabel 1). Karakteristik subjek penelitian berdasarkan skor PASI didapatkan nilai p>0,05 yang berarti data
berdistribusi homogen (Tabel 2).
Tabel
1
Karakteristik Subjek Penelitian
Karakteristik |
Total
(n=25) |
Persentase (%) |
Usia 18-40 tahun 41-70 tahun |
6 19 |
(24,0%) (76,0%) |
Jenis Kelamin Pria Wanita |
13 12 |
(52,0%) (48,0%) |
Skor PASI Ringan (PASI <10) Sedang-berat (PASI ≥10) |
17 8 |
(68,0%) (32,0%) |
Kadar Kolesterol
Total Normal Hiperkolesterolemia (>200 mg/dl) |
16 9 |
(64,0%) (36,0%) |
Kadar LDL Normal Hiperlipidemia (>130 mg/dl) |
11 14 |
(44,0%) (56,0%) |
Kadar Trigliserida Normal Hipertrigliserida (>150
mg/dl) |
18 7 |
(72,0%) (28,0%) |
Kadar HDL Normal Rendah (<40
mg/dl) |
17 8 |
(68,0%) (32,0%) |
n,
jumlah total subjek; PASI, psoriasis
area and severity index; LDL, low density lipoprotein; HDL, high
density lipoprotein.
Tabel 2
Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Skor PASI
Variabel |
Jumlah |
Ringan (PASI
<10) |
Sedang-berat (PASI ≥10) |
Nilai
p |
Jenis Kelamina |
|
|
|
0,471 |
Pria |
13 (52,0%) |
8 (47,1%) |
5 (62,5%) |
|
Wanita |
12 (48,0%) |
9 (52,9%) |
3 (37,5%) |
|
Usia (Tahun)b |
46,88±13,72 |
44,12±15,30 |
52,75±3,82 |
0,146 |
Durasi Penyakit
(Tahun)b |
8,00±8,07 |
9,75±10,12 |
0,628 |
|
Indeks Massa Tubuhb |
24,72±3,93 |
24,67±4,09 |
24,84±3,83 |
0,921 |
Kadar Kolesterol Total Normal Hiperkolesterolemia |
16 (64,0%)
9 (36,0%) |
13 (76,5%) 4 (23,5%) |
3 (37,5%) 5 (62,5%) |
0,058 |
Kadar LDL Normal Hiperlipoproteinemia |
11 (44,0%) 14 (56,0%) |
9 (52,9%) 8 (47,1%) |
2 (25,0%) 6 (75,0%) |
0,189 |
Kadar Trigliserida Normal Hipertrigliserida |
18 (72,0%) 7
(28,0%) |
14 (82,4%) 3
(17,6%) |
4 (50,0%) 4 (50,0%) |
0,093 |
Kadar HDL Normal Rendah |
17 (68,0%) 8
(32,0%) |
13 (76,5%) 4
(50,0%) |
4 (50,0%) 4 (50,0%) |
0,186 |
Keterangan: a data kategorik nominal
(uji Chi square), b data numerik terditribusi normal disajikan dalam nilai rerata + standar deviasi (uji t independen).
PASI,
psoriasis area and severity index; LDL, low density lipoprotein;
HDL, high density lipoprotein.
Kelompok psoriasis derajat ringan (skor PASI <10) menunjukkan nilai rerata pada kadar kolesterol total serum sebesar 187,53±26,39 sedangkan
pada kelompok psoriasis derajat
sedang-berat (skor PASI
≥10) menunjukkan nilai
rerata sebesar 218,75±34,92
dengan nilai p=0,020
(p<0,05) yang berarti terdapat
perbedaan kadar kolesterol total serum yang signifikan
antara kelompok psoriasis derajat ringan dengan kelompok psoriasis derajat sedang-berat (Tabel
3).
Nilai rerata kadar LDL serum pada kelompok
psoriasis derajat ringan yaitu 128,24±26,39 sedangkan pada
kelompok psoriasis sedang-berat
sebesar 145,63±35,76 dengan
nilai p=0,201 (p>0,05) yang menunjukkan
tidak terdapat perbedaan kadar LDL serum yang signifikan antara kelompok psoriasis derajat ringan dan kelompok psoriasis derajat sedang-berat.
Kadar trigliserida serum
pada kelompok psoriasis ringan
menunjukkan nilai rerata sebesar 115,00±61,74 dan
pada kelompok psoriasis sedang-berat
menunjukkan nilai rerata sebesar 201,88±158,04 dengan nilai p=0,215 (p>0,05)
yang berarti tidak terdapat perbedaan kadar trigliserida serum yang signifikan antara kelompok psoriasis derajat ringan dengan kelompok
psoriasis derajat sedang-berat.
Kelompok psoriasis derajat ringan menunjukkan nilai rerata kadar HDL serum sebesar 46,29±11,98 sedangkan
pada kelompok psoriasis sedang-berat
menunjukkan nilai rerata kadar HDL serum sebesar 44,13±11,36 dengan nilai p=0,672 (p>0,05) yang berarti
tidak terdapat perbedaan kadar HDL serum yang signifikan antara kelompok psoriasis derajat ringan dengan kelompok
psoriasis derajat sedang-berat.
Terdapat peningkatan kadar LDL dan trigliserida serum
yang lebih tinggi pada
psoriasis derajat sedang-berat
dibandingkan psoriasis derajat
ringan meskipun tidak signifikan.
Tabel 3
Perbedaan Derajat Keparahan
Berdasarkan Skor PASI Terhadap
Profil Lipid
Profit Lipid |
Derajat PASI |
Nilai p |
|
Ringan (PASI <10) |
Sedang-Berat (PASI ≥10) |
||
Kolesterol Total LDL Trigliserida HDL |
128,24±28,37 115,88±61,74 46,29±11,98 |
218,75±34,92 145,63±35,76 201,88±158,04 44,13±11,36 |
0,020* 0,201 0,215 0,672 |
*Berkorelasi signifikan jika nilai p<0,05
B.
Pembahasan
Psoriasis vulgaris merupakan penyakit inflamasi kronik dengan keterlibatan
dominan pada kulit dan sendi (Kim et al., 2017). Manifestasi klinis
psoriasis vulgaris berupa plak
eritematosa berbatas tegas disertai skuama tebal keperakan
dengan predileksi pada daerah yang rentan mengalami trauma seperti kulit kepala, permukaan
ekstensor ekstremitas dan lumbosakral (Rendon & Schäkel, 2019).
Penelitian oleh (Nicolescu et al., 2021) di Romania melaporkan prevalensi psoriasis vulgaris di Romania diperkirakan sebesar 4,99% dengan rata-rata usia saat didiagnosis yaitu 55 tahun. Penelitian lain oleh (Ogawa, Okuyama, et al., 2018) di Jepang melaporkan
prevalensi psoriasis yang lebih
rendah yaitu 0,097%. Penelitian oleh (Hanani et al., 2020) melaporkan 72 pasien
(35,82%) yang berkunjung ke
Poli Kulit dan Kelamin RSUD
Dr. Soetomo Surabaya pada tahun
2018.
Etiologi psoriasis vulgaris bersifat multifaktorial termasuk faktor genetik, lingkungan dan gaya hidup. Psoriasis vulgaris merupakan penyakit poligenetik dengan beberapa alel yang telah teridentifikasi yaitu HLA-Cw6, HLADQ*02:01, CCHCR1 dan
CYP1A1 serta lokus PSORS1-9
dan PSORSASI yang meningkatkan risiko terjadinya psoriasis.
Psoriasis vulgaris pada individu yang rentan secara genetik
dapat diperburuk oleh faktor lingkungan dan gaya hidup termasuk
trauma, infeksi, merokok, konsumsi obat-obatan tertentu dan stress (Armstrong & Read, 2020). Psoriasis vulgaris merupakan penyakit autoimun yang ditandai dengan profil sitokin tipe Th-1 dan tipe Th-17 yang dominan disertai interaksi kompleks antara berbagai sel dari sistem
imun bawaan dan adaptif yang berkontribusi pada
proses inflamasi dan hiperplasia
epidermal (Colombo et al., 2014).
Penelitian di Korea melaporkan pasien dengan psoriasis vulgaris memiliki
rerata usia 47 tahun dengan distribusi
tersering pada usia 40-50 tahun (Song et al., 2017). Penelitian tersebut
sesuai dengan penelitian ini dimana insidensi tertinggi psoriasis vulgaris pada kelompok
usia 41-70 tahun dengan rerata usia
46,88±13,72 tahun.
Penelitian oleh Hagg et al pada tahun 2017 di Swiss melaporkan bahwa wanita secara
signifikan memiliki nilai PASI yang lebih rendah dibandingkan pria. Penelitian tersebut sesuai dengan hasil penelitian
ini dimana psoriasis derajat sedang-berat didapatkan lebih banyak pada pria (62,5%) dibandingkan wanita (37,5%). Pengaruh jenis kelamin terhadap karakteristik penyakit dipengaruhi oleh mekanisme yang kompleks melibatkan hormon seks, latar
belakang etnis, anatomi, fisiologi, imunitas, genetik, epigenetik serta faktor geografis, sosiokultural dan lingkungan. Perbedaan struktur kulit dan fisiologi pada kedua jenis kelamin
juga dapat berkontribusi terhadap ekspresi yang berbeda dari beberapa
kelainan kulit (Colombo et al., 2014). Penelitian oleh (Maul et al., 2021) melaporkan bahwa
wanita memiliki respons terapi yang lebih baik dibandingkan
pria yang dinilai berdasarkan penurunan skor PASI setelah diberikan terapi. Hal ini disebabkan karena pada wanita memiliki kepatuhan dalam pengobatan dan perhatian yang lebih tinggi terhadap penyakitnya dibandingkan pria sehingga berpengaruh
terhadap keberhasilan pengobatan dan penurunan skor PASI.
Penelitian oleh (Kwan et al., 2018) melaporkan pasien
psoriasis vulgaris dengan rerata
durasi penyakit yaitu 8 tahun yang sesuai dengan penelitian
ini yaitu 8,00±8,07 tahun. Penelitian lain oleh di
Turki melaporkan rerata skor PASI yang lebih tinggi pada pasien dengan durasi penyakit
yang lebih panjang pada pasien psoriasis vulgaris (Yavuz Daglioglu et al., 2020). Penelitian tersebut
sesuai dengan penelitian ini dimana pada psoriasis derajat sedang-berat didapatkan durasi penyakit yang lebih panjang yaitu
9,75±10,12 tahun dibandingkan
psoriasis derajat ringan yaitu 7,18±7,12 tahun. Durasi penyakit yang lebih panjang berhubungan
dengan proses inflamasi kronis yang meningkatkan risiko terjadinya berbagai komplikasi penyakit komorbid pada psoriasis
vulgaris dan selanjutnya memperberat
aktivitas penyakit (Song et al., 2017).
Indeks massa
tubuh merupakan penilaian status gizi sederhana yang dihitung berdasarkan berat badan (kg) dibagi tinggi badan kuadrat (m2) (Elobeid et al., 2017). Penelitian oleh (Xue et al., 2013) di Cina melaporkan
pada psoriasis vulgaris dengan indeks
massa tubuh tinggi terdapat kadar leptin serum yang meningkat.
Leptin secara signifikan meningkatkan proliferasi dan sekresi sitokin proinflamasi oleh keratinosit
yang merupakan patogenesis penting pada psoriasis vulgaris. Penelitian
tersebut sesuai dengan penelitian ini dimana pada psoriasis derajat sedang-berat didapatkan indeks massa tubuh yang lebih tinggi dibandingkan
psoriasis derajat ringan.
Psoriasis vulgaris dikaitkan dengan sindrom metabolik yang didefinisikan sebagai adanya resistensi insulin, obesitas, dislipidemia dan hipertensi. Pelepasan sitokin proinflamasi pada psoriasis diduga
memainkan peran penting dalam hubungan
ini (Myśliwiec et al., 2017). Penelitian oleh Asmi et al tahun 2014 di Penelitian oleh (Yazdanpanah et al., 2021) di Iran melaporkan terdapat hubungan positif antara profil lipid dengan derajat keparahan psoriasis
vulgaris. Kolesterol adalah
salah satu komponen yang berfungsi untuk mensintesis hormon dan membentuk asam empedu. Trigliserida ditemukan di jaringan adiposa dan beberapa trigliserida disimpan dalam darah untuk
menyediakan bahan bakar bagi otot
(Yahaya et al., 2021). Tubuh mengubah kalori yang tidak digunakan menjadi trigliserida dan akan diubah menjadi
energi bila diperlukan. Trigliserida dan LDL berbahaya dan mengancam jiwa ketika kadarnya
meningkat karena dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke (Rathore & Singh, 2018). Fungsi HDL adalah
membawa kolesterol dalam darah dan dianggap bermanfaat dalam mengeliminasi kelebihan kolesterol dari sirkulasi dan dinding arteri. Molekul LDL berfungsi membawa kolesterol dalam darah dan menyimpan kolesterol yang berlebihan pada dinding pembuluh darah (Yahaya et al., 2021). Gangguan metabolisme
lipid dapat menyebabkan dislipidemia yang didefinisikan sebagai adanya satu atau lebih
kadar lipid serum yang abnormal. Kriteria
dislipidemia yaitu kadar kolesterol total serum
>240 mg/dL, kadar trigliserida
serum >200 mg/dL, kadar HDL <40 mg/dL dan kadar LDL >160 mg/dL (Myśliwiec et al., 2017).
Perubahan metabolisme dan retensi lipid merupakan patogenesis utama terjadinya dislipidemia pada pasien psoriasis. Metabolisme
lemak yang abnormal melibatkan sitokin
IL-6, TNF-α, C reactive protein (CRP) dan stres oksidatif seluler. Sitokin IL-6 adalah molekul yang bersifat pleiotropik yang mengatur banyak aspek tidak
hanya peradangan tetapi juga metabolisme tubuh. Kombinasi IL-6 dan tumor
growth factor (TGF)-ß berperan dalam diferensiasi sel T naif menjadi
sel Th-17 yang selanjutnya memproduksi IL-17A yang merupakan
faktor kunci pada patogenesis psoriasis (Kimura et al., 2007; Ogawa, Sato, et al., 2018).
Sitokin IL-6 mengubah
metabolisme lipid dengan meningkatkan kadar Very Low Density Lipoprotein (VLDL) dan mengurangi
eliminasi trigliserida. Molekul trigliserida kemudian menjadi substrat untuk enzim lipase hepar dan
lipoprotein dan menghasilkan produk
akhir berupa LDL dengan densitas yang lebih kecil dimana
molekul ini lebih mudah masuk
ke dalam arteri dan lebih rentan terhadap oksidasi. Sel makrofag
pada jaringan adiposa juga menghasilkan IL-6 yang melepaskan
asam lemak bebas, kolesterol dan trigliserida dari jaringan adiposa
sehingga terdapat peningkatan kadar trigliserida, kolesterol total
dan LDL serum (Pal et al., 2014; Pietrzak et al.,
2020). Peningkatan
produksi TNF-α jangka panjang pada psoriasis mempengaruhi
metabolisme lipid dengan merangsang produksi LDL dan bentuk teroksidasinya serta menghambat produksi HDL serum (Nowowiejska et al., 2021). Molekul Oxidized-Low
Density Lipoprotein (ox-LDL) merangsang ekspresi molekul adhesi seperti intercellular
adhesion molecule (ICAM)-1 dan vascular cell adhesion molecule
(VCAM)-1 pada sel endotel
dan meningkatkan perlekatan
sel mononuklear dan endotel. Pasien psoriasis memiliki
pembuluh darah yang berliku-liku dan melebar pada
dermis yang mengakibatkan kebocoran
ox-LDL sehingga meningkatkan
ekspresi molekul adhesi dan sitokin dan mengganggu keseimbangan statis
osmosis (Shih et al., 2020). Molekul HDL memiliki
beberapa fungsi yaitu reverse cholesterol transfer (RCT), antiinflamasi, antioksidan, antiapoptosis dan antitrombotik
yang terkait dengan pencegahan penyakit kardiovaskular. Fungsi RCT mengacu pada proses transportasi kolesterol dari jaringan perifer ke hati yang selanjutnya
diubah menjadi asam empedu atau
disintesis menjadi hormon sterol. Fungsi HDL berkurang pada proses inflamasi kronis seperti psoriasis (Shih et
al., 2020). Limfosit T bersama
dengan sel imun dan sel fagositik
lainnya mengandung nicotinamide
adenine dinucleotide phosphate (NADPH) dengan kadar rendah yang selanjutnya menghasilkan reactive
oxygen species (ROS) pada psoriasis vulgaris (Asha
et al., 2017). Pada penelitian ini didapatkan peningkatan kadar kolesterol total serum yang
signifikan pada psoriasis derajat
sedang-berat dibandingkan
psoriasis derajat ringan.
Kadar LDL dan trigliserida serum mengalami
peningkatan serta penurunan kadar HDL serum pada
psoriasis derajat sedang-berat
dibandingkan psoriasis derajat
ringan namun tidak signifikan. Hal ini disebabkan karena trigliserida merupakan kelebihan energi yang disimpan sebagai cadangan lemak di jaringan adiposa sedangkan LDL merupakan produk akhir dari
trigliserida. Pada penelitian
ini dilakukan eksklusi pada pasien dengan obesitas dan pasien dengan cadangan
lemak berlebih sehingga berpengaruh terhadap hasil kadar trigliserida
serum. Keterbatasan pada penelitian
ini yaitu menggunakan rancangan penelitian cross sectional dan menggunakan
jumlah sampel yang sedikit serta perbandingan
sampel pasien psoriasis derajat ringan dan sedang-berat yang tidak seimbang. Penelitian lebih lanjut dengan
subjek penelitian yang lebih banyak diperlukan
untuk mengetahui hubungan antara derajat keparahan penyakit dengan profil lipid pada pasien
psoriasis vulgaris.
Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara derajat keparahan penyakit berdasarkan skor PASI terhadap kadar kolesterol total serum sehingga dapat disimpulkan bahwa psoriasis derajat sedang-berat memiliki resiko peningkatan kadar kolesterol total serum dibandingkan
psoriasis derajat ringan. Pemeriksaan dan pemantauan profil lipid pada pasien
psoriasis vulgaris diperlukan sehingga
diharapkan mampu mempercepat perbaikan lesi pada pasien psoriasis
vulgaris.
BIBLIOGRAFI
Armstrong,
A. W., & Read, C. (2020). Pathophysiology, clinical presentation, and
treatment of psoriasis: a review. Jama, 323(19), 1945–1960. https://doi.org/10.1001/jama.2020.4006
Asha, K., Singal, A., Sharma, S.
B., Arora, V. K., & Aggarwal, A. (2017). Dyslipidaemia
& oxidative stress in patients of psoriasis: Emerging cardiovascular risk
factors. The Indian Journal of Medical Research,
146(6), 708.
Belloni Fortina, A., & Caroppo,
F. (2022). Pathogenesis. In Pediatric Psoriasis (pp. 13–22). Springer. https://doi.org/10.1007/978-3-030-90712-9_3
Brandon, A., Mufti,
A., & Sibbald, R. G. (2019). Diagnosis and management of cutaneous
psoriasis: a review. Advances in Skin & Wound Care, 32(2), 58–69.
https://doi.org/10.1097/01.ASW.0000550592.08674.43
Colombo, D.,
Cassano, N., Bellia, G., & Vena, G. A. (2014). Gender medicine
and psoriasis. World Journal of Dermatology, 3(3), 36–44.
Duarte, G. V.,
Oliveira, M. de F. S. P., Cardoso, T. M., Follador, I., Silva, T. S.,
Cavalheiro, C. M. A., Nonato, W., & Carvalho, E. M. (2013). Association
between obesity measured by different parameters and severity of psoriasis. International
Journal of Dermatology, 52(2), 177–181. https://doi.org/https://doi.org/10.1111/j.1365-4632.2011.05270.x
Elobeid, H. E.,
Alfarouk, K. O., Aljarbou, A. N., Elhassan, G. O.,
Muddathir, A. K., Ramadan, A. R. M. A., & Bashir, A. H. H. (2017). Correlation
between the Body Mass Index and Psoriasis in Dermatology and Venereology Teaching
Hospital in Khartoum. American Journal of Dermatology
and Venereology, 6(2), 30–39.
Hanani, N. K.,
Ervianti, E., & Rahniayu, A. (2020). Clinical Profile of Psoriasis Vulgaris
at Soetomo General Hospital, Surabaya. Health Notions, 4(9), 282–289.
https://doi.org/https://doi.org/10.33846/hn40902
Kim, W. B.,
Jerome, D., & Yeung, J. (2017). Diagnosis and
management of psoriasis. Canadian Family Physician, 63(4),
278–285.
Kimura, A., Naka,
T., & Kishimoto, T. (2007). IL-6-dependent and-independent pathways in the
development of interleukin 17-producing T helper cells. Proceedings of the
National Academy of Sciences, 104(29), 12099–12104. https://doi.org/https://doi.org/10.1073/pnas.070526810
Ku, S. H., Kwon,
W. J., Cho, E. B., Park, E. J., Kim, K. H., & Kim,
K. J. (2016). The association
between psoriasis area and severity index and cardiovascular risk factor in
Korean psoriasis patients. Annals of Dermatology, 28(3),
360–363.
Kwan, Z., Bong,
Y. B., Tan, L. L., Lim, S. X., Yong, A. S. W., Ch’ng, C. C., Tan, M. P., &
Ismail, R. (2018). Determinants of quality of life and psychological status in
adults with psoriasis. Archives of Dermatological Research, 310(5),
443–451. https://doi.org/https://doi.org/10.1007/s00403-018-1832-x
Maul, J.,
Augustin, M., Sorbe, C., Conrad, C., Anzengruber, F., Mrowietz, U., Reich, K.,
French, L. E., Radtke, M., & Häusermann, P. (2021). Association of sex and
systemic therapy treatment outcomes in psoriasis: a two‐country,
multicentre, prospective, noninterventional registry study. British Journal
of Dermatology, 185(6), 1160–1168. https://doi.org/https://doi.org/10.1111/bjd.20387
Myśliwiec, H., Baran, A.,
Harasim-Symbor, E., Myśliwiec, P., Milewska, A. J., Chabowski, A., & Flisiak, I. (2017). Serum fatty acid
profile in psoriasis and its comorbidity. Archives of
Dermatological Research, 309(5), 371–380.
Nicolescu, A. C.,
Bucur, Ștefana, Giurcăneanu,
C., Gheucă-Solovăstru, L., Constantin, T., Furtunescu, F., Ancuța,
I., & Constantin, M. M. (2021). Prevalence and Characteristics of Psoriasis
in Romania—First Study in Overall Population. Journal of Personalized
Medicine, 11(6), 523. https://doi.org/https://doi.org/10.3390/jpm11060523
Nowowiejska, J., Baran, A., &
Flisiak, I. (2021). Aberrations in lipid expression and metabolism in psoriasis.
International Journal of Molecular Sciences, 22(12), 6561. https://doi.org/https://doi.org/10.3390/ijms22126561
Ogawa, E.,
Okuyama, R., Seki, T., Kobayashi, A., Oiso, N., Muto, M., Nakagawa, H., &
Kawada, A. (2018). Epidemiological survey of patients with psoriasis in
Matsumoto city, Nagano Prefecture, Japan. The Journal of Dermatology, 45(3),
314–317. https://doi.org/https://doi.org/10.1111/1346-8138.14101
Ogawa, E., Sato, Y., Minagawa, A.,
& Okuyama, R. (2018). Pathogenesis of psoriasis and development of
treatment. The Journal of Dermatology, 45(3), 264–272. https://doi.org/https://doi.org/10.1111/1346-8138.14139
Pal, M.,
Febbraio, M. A., & Whitham, M. (2014). From cytokine to myokine: the
emerging role of interleukin‐6 in metabolic regulation. Immunology and
Cell Biology, 92(4), 331–339. https://doi.org/https://doi.org/10.1038/icb.2014.16
Parisi, R.,
Symmons, D. P. M., Griffiths, C. E. M., & Ashcroft, D. M. (2013). Global epidemiology
of psoriasis: a systematic review of incidence and prevalence. Journal
of Investigative Dermatology, 133(2), 377–385.
Pietrzak, A.,
Chabros, P., Grywalska, E., Pietrzak, D., Kandzierski, G., Wawrzycki, B., Roliński,
J., Gawęda, K., & Krasowska, D. (2020). Serum concentration of
interleukin 6 is related to inflammation and dyslipidemia in patients with
psoriasis. Advances in Dermatology and Allergology/Postępy Dermatologii
i Alergologii, 37(1), 41–45. https://doi.org/https://doi.org/10.5114/ada.2018.78028
Prakoeswa, C. R. S., Hidayati, A.
N., Hendaria, M. P., Listiawan, M. Y., Utomo, B., Damayanti, D., Citrashanty,
I., Anggraeni, S., Umborowati, M. A., & Ervianti, E. (2021). The Profile of
Psoriasis Vulgaris Patients: A Descriptive Study. Berkala Ilmu Kesehatan
Kulit Dan Kelamin, 33(3), 173–181. https://doi.org/https://doi.org/10.20473/bikk.V33.3.2021.173-181
Puig, L., Dossenbach, M., Berggren, L., Ljungberg,
A., & Zachariae, C. (2019). Absolute and
Relative Psoriasis Area and Severity Indices (PASI) for Comparison of the
Efficacy of Ixekizumab to Etanercept and Placebo in Patients with
Moderate-to-severe Plaque Psoriasis: An Integrated Analysis of UNCOVER-2 and
UNCOVER-3 Outcomes. Acta Dermato-Venereologica, 99(11).
Ramezani, M., Zavattaro, E., & Sadeghi, M. (2019). Evaluation of
serum lipid, lipoprotein, and apolipoprotein levels in psoriatic patients: a
systematic review and meta-analysis of case-control studies. Advances
in Dermatology and Allergology/Postȩpy Dermatologii i Alergologii, 36(6),
692.
Rathore, V. S., & Singh, K. (2018). An Association of
Body Mass Index and Body Fat Percentage with Blood Lipid Profile of University
Employee. Int. J. Phy. Edu. Spo, 3(04), 7–14.
Rendon, A., &
Schäkel, K. (2019). Psoriasis pathogenesis and treatment. International
Journal of Molecular Sciences, 20(6), 1475. https://doi.org/https://doi.org/10.3390/ijms20061475
Shih, C.-M., Chen, C.-C., Chu,
C.-K., Wang, K.-H., Huang, C.-Y., & Lee, A.-W. (2020). The roles of
lipoprotein in psoriasis. International Journal of Molecular Sciences, 21(3),
859. https://doi.org/https://doi.org/10.3390/ijms21030859
Song, H. J.,
Park, C. J., Kim, T. Y., Choe, Y. B., Lee, S.-J., Kim, N. I., Cho, J. W., Jeon,
J. H., Jang, M. S., & Youn, J. Il. (2017). The clinical
profile of patients with psoriasis in Korea: a nationwide cross-sectional study
(EPI-PSODE). Annals of Dermatology, 29(4), 462–470.
Souza, C. S., de
Castro, C. C. S., Carneiro, F. R. O., Pinto, J. M. N., Fabricio, L. H. Z.,
Azulay‐Abulafia, L., Romiti, R., Cestari, T. F., Suzuki, C. E., &
Biegun, P. M. (2019). Metabolic syndrome and psoriatic arthritis among patients
with psoriasis vulgaris: Quality of life and prevalence. The Journal of
Dermatology, 46(1), 3–10. https://doi.org/https://doi.org/10.1111/1346-8138.14706
Xue, K., Liu,
H., Jian, Q., Liu, B., Zhu, D., Zhang, M., Gao, L., & Li, C. (2013). Leptin
induces secretion of pro‐inflammatory cytokines by human keratinocytes in
vitro–a possible reason for increased severity of psoriasis in patients with a
high body mass index. Experimental Dermatology, 22(6), 406–410. https://doi.org/https://doi.org/10.1111/exd.12162
Yahaya, Z., Adam,
A. A., Onyechi, O., & Momoh, S. (2021). Liver Function and Lipid Profile
in adult Men in Eastern Zone of Kogi State, Nigeria. https://doi.org/10.4314/dujopas.v7i3a.16
Yavuz Daglioglu,
E. B., Cadirci, D., & Aksoy, M. (2020). Effects of disease severity on
quality of life in patients with psoriasis. Dermatologic Therapy, 33(6),
e14422. https://doi.org/https://doi.org/10.1111/dth.14422
Yazdanpanah, M. J.,
Vahabi-Amlashi, S., Nematy, M., Shaelaei, N., Mohajeri, S. A. R., & Tafazzoli, Z. (2021). Association of
serum lipid profiles and dietary intakes of vitamin E and fiber with psoriasis
severity. Caspian Journal of Internal Medicine, 12(4),
606.
Copyright
holder: Annisa Marsha Evanti, Pristia Widya Monica, Fitri Kasmitasari, Muhammad Eko Irawanto
(2022) |
First publication
right: Jurnal Health Sains |
|