LITERATUR REVIEW PENGARUH DISCHARGE
PLANNING DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN STROKE
Osrika
Hotnasari Sitompul, Ida Faridah, Yati Afiyanti
Stikes Yatsi, Tangerang, Banten, Indonesia
Email : ida.farida72@gmail.com dan osrikasitompul@gmail.com
info artikel |
abstrak |
Tanggal diterima: 2 September 2020 Tanggal revisi: 10 September 2020 Tanggal yang diterima: 15 September 2020 |
Stroke adalah penyebab tertinggi kematian dan menimbulkan kelemahan anggota gerak yang menyebabkan keterbatasan gerak dan beraktifitas. Tujuan dari kajian literatur adalah untuk mengetahui pengaruh Discharge Planning dengan Kualitas Hidup Pasien Stroke di Fasilitas Kesehatan. Metode Penelitian: Penelitian yang dilakukan dengan metode kajian literature. Penelusuran literature didapatkan dari data base online Google Schollar, PubMed, dan Elsiver, dari tahun 2016-2020 untuk artikel jurnal, dengan menggunakan kata kunci: Discharge planning, Kualitas hidup dan Pasien stroke. Setelah dilakukan search didapatkan 245 artikel terdiri dari 245 artikel pada Google Schollar, PUBMED, dan Elsiver, yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksliusi ditemukan 10 artikel. Hasil: Setelah dilakukan pembahasan pada ke-10 artikel tersebut didapatkan bahwa pengaruh discharge planning sangat baik, serta dukungan keluarga akan menimbulkan dampak yaitu memperbaiki kualitas hidup pasien stroke yaitu dapat meningkatkan aktifitas, pencegahan komplikasi penyakit dan kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat dan rutin menjalankan kontrol penyakitnya. |
Kata kunci: Discharge Planning, Kualitas hidup, Pasien Stroke. |
Pendahuluan
Discharge planning adalah suatu proses yang
dinamis dan sistematis dari penilaian, persiapan, serta koordinasi yang
dilakukan untuk memberikan kemudahan pengawasan pelayanan kesehatan juga
pelayanan sosial sebelum dan sesudah pulang (Yuliana, 2013)..
Stroke
adalah suatu kondisi yang berhubungan dengan terjadinya aterosklerosis, yaitu
kondisi terbentuknya plak di dinding arteri, penumpukan
plak tersebut dapat mempersempit arteri sehingga menyebabkan sulitnya darah
untuk mengalir. Hal ini dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke (American Heart
Association, 2017). Diperkirakan 6,7 juta orang meninggal pada tahun 2015 disebabkan oleh
stroke (WHO, 2017). Seseorang di Amerika Serikat dapat terserang penyakit
stroke setiap 40 detik dan menyebabkan kematian setiap empat menit (American Heart
Association, 2017). World Health Organization
(WHO, 2014) menyatakan bahwa stroke disebabkan oleh terputusnya suplai
darah ke otak. Umumnya terjadi karena pecahnya
pembuluh darah atau adanya sumbatan akibat gumpalan yang ada di dalam pembuluh
darah. Hal ini mengakibatkan terputusnya suplai
oksigen dan nutrisi sehingga terjadi kerusakan pada otak. American Heart Association (AHA) menyatakan bahwa stroke
sangat berkaitan erat dengan Cardio Vascular Disease (CVD), CVD
merupakan penyebab kematian nomor satu secara global, yaitu seseorang lebih
banyak meninggal setiap tahunnya karena penyakit tersebut.
Prevalensi
stroke di Indonesia pada tahun 2013 12,1 per 1000
penduduk. Angka tersebut mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2007 yang
menunjukkan angka 8,3%. Stroke telah menjadi penyebab
kematian utama pada hampir semua rumah sakit di Indonesia, yakni 14,5% (Rikesdas, 2013). Salah satu
komponen perencanaan pulang yaitu, perawatan dirumah merupakan pemberian
pelajaran atau pendidikan kesehatan mengenai diet, mobilisasi, waktu kontrol,
dan tempat control pemberian pelajaran disesuaikan dengan tingkat pengetahuan
dan keluarga menegenai perawatan selama pasien dirumah (Nursalam, 2011)
Menurut penelitian yang pernah di lakukan
Lindo, et all. ( 2016) tentang menunjukan pelaksanan discharge planning 1,7 % di berikan 24
jam setelah pasien masuk dan 15 % di berikan dalam waktu 72 jam setelah pasien
masuk Rumah Sakit, hal tersebut mengakibatkan keterlambatan dalam proses
perencanaan pulang pasien dan kerugian pembiayaan biaya karena tidak sejak dini
dilakukan dan dapat menikatkan lama hari perawatan.
Hasil penelitian yang dilakukan (Hardivianty,
2017) tentang evaluasi pelaksanaan discharge
planning di Rumah Sakit Yogyakarta menunjukkan bahwa perawat kurang
memahami tentang discharg planning dan sikap serta pengendalian emosi
perawat dalam memberikan pelayanan didapatkan 36,4% masih menyatakan kurang
baik. Rumah sakit tidak memiliki SOP khusus pelaksanaan dan form discharge
planning sesuai form yang di keluarkan oleh Discharge Planinng
Association 2008
Penelitian experimental yang dilakukan oleh (Rahmi, 2011) membandingkan pengaruh pemberian discharge planning terstruktur
di RS AlIslam dengan discharge planning rutin di RS Al-Ihsan Bandung
terhadap kualitas hidup pada 44 pasien stroke iskemik, didapatkan hasil bahwa
pasien stroke iskemik yang dilakukan discharge planning terstruktur
memiliki peluang 20 kali lebih besar untuk memiliki perubahan kearah kualitas
hidup yang lebih baik dibandingkan tanpa dilakukan discharge planning
.
Metode Penelitian
1.
Pengumpulan
Data
Data yang
digunakan dalam penelitian
ini berasal dari hasil-hasil penelitian yang
sudah dilakukan dan
diterbitkan dalam jurnal
online nasional dan internasional. Dalam
melakukan penelitian ini
peneliti melakukan pencarian jurnal
penelitian yang dipublikasikan di
internet menggunakan Google
Schollar, PubMed dan Elsiver dengan kata
kunci: Discharge Planning,
Kualitas hidup dan Pasien Stroke. Proses
pengumpulan data dilakukan
dengan penyaringan berdasarkan kriteria
yang ditentukan oleh penulis
dari setiap jurnal
yang diambil. Tahun sumber literatur yang diambil
mulai tahun 2016 sampai dengan 2020, kesesuaian keyword penulisan, keterkaitan hasil penulisan dan pembahasan.
Cara penulisan yang efektif untuk setting jurnal dengan memasukkan kata kunci
sesuai judul penulisan dan
melakukan penelusuran
berdasarkan advance search dengan
penambahan notasi AND/OR atau menambakan simbol +. Lalu melakukan pencarian
berdasarkan full text dan melakukan
penilaian terhadap jurnal dari abstrak apakah berdasarkan tujuan penelitian dan
melakukan critical appraisal dengan tools yang ada.
2.
Inklusi/Ekslusi
KRITERIA
INKLUSI |
KRITERIA
EKSLUSI |
Artikel menggunakan bahasa Indonesia
dan bahasa Inggris |
Artikel case study |
Responden merupakan pasien stroke dan
keluarga yang merawat pasien stroke |
Responden merupakan
pasien jantung, gagal ginjal dan kanker |
Publikasi artikel dalam rentang 4
tahun (2016-2020) |
Artikel berbayar |
Artikel
dalam bentuk full text |
- |
Gambar 1
Modifikasi flow
diagram (Moher et al., 2009)
DISKUSI
A. Pengaruh Discharge Planning
Discharge
planning yang belum optimal menimbulkan dampak bagi pasien. Dampak tersebut
adalah meningkatnya angka rawat ulang dan pada akhirnya pasien akan menanggung pembiayaan untuk biaya rawat inap di rumah
sakit. Kondisi kekambuhan pasien atau rawat ulang pasien
tentunya sangat merugikan pasien beserta keluarga dan juga rumah sakit. Kondisi kekambuhan pasien ini tentunya sangat merugikan pasien dan
keluarga dan juga Rumah sakit. Rumah sakit yang mengalami kondisi ini
lambat laun akan ditinggalkan oleh pelanggan. Beberapa
penelitian dilakukan untuk meneliti dampak pelaksanaan discharge planning yang kurang optimal.
Peran perawat di rumah sakit adalah bekerja sebagai pemberi pelayanan
kesehatan secara profesional karena perawat berperan sebagai pengelola kasus
dan pelaksana perawatan pasien. Sebelum pulang perawat memberikan pelayanan berupa perawatan sebelum
pulang yaitu discharge planning stroke dengan memberikan informasi dan
mengajarkan keluarga tentang bagaimana pasien membantu pindah dari tempat tidur
ke kursi, membantu dalam berpakaian, mandi dan mencuci, cara memberikan obat
secara benar, waktu pemberian obat datang kontrol kerumah sakit tepat waktu dan
lain lain (Potter, 2018).
Perilaku pasien dapat diubah dengan cara pemberian discharge planning yaitu melalui informasi
yang diberikan kepada pasien sehingga menjadi stimulus yang dapat meningkatkan
pengetahuan, mempengaruhi kesadaran untuk berperilaku sesuai dengan yang
diharapkan. Pada pasien stroke memiliki kemampuan dan respon
yang berbeda terhadap stimulus yang diberikan, maka perilaku dan kemampuan
pasien dalam melakukan perawatan mandiri juga berbeda.
Hasil yang akan didapatkan
melalui pemberian disharge planning, dapat memberikan banyak manfaat bagi
pasien stroke baik dalam jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendek
meliputi Dapat mengontrol tekanan darah, modifikasi gaya
hidup (aktivitas fisik, diet, kebiasaan merokok), dan kontrol status mental
(depresi dan ansietas) adalah hasil jangka pendek. Sedangkan
dari jangka panjang status psikologis (percaya diri dan koping), pemanfaatan
fasilitas pelayanan kesehatan (kontrol). Diharapkan
dari hasil jangka panjang adalah pencegahan recurrent stroke.
Penelitian
yang dilakukan oleh Moore, et al (2003) menunjukkan 49% pasien kembali ke
klinik atau rumah sakit setelah dinyatakan pulang karena mempunyai masalah
dengan kesehatan. Penelitian senada juga diungkapkan oleh Fox, et al (2013),
yang menyatakan terdapat hubungan yang bermakna antara discharge planning
dengan penurunan angka rawat ulang pasien dalam satu sampai 12 bulan indeks
pemulangan pasien di pelayanan kesehatan (Hardivianty,
2017).
Penelitian
Setyowati, 2011 dalam (Yuliana, 2013),
tentang pendokumentasian indikator discharge planning klien, perawat
yang melakukan discharge planning pada indikator persiapan kepulangan klien
sebanyak 73 % dan pada hari kepulangan klien sebanyak 89,47 %. Hasil penelitian
ini sesuai dengan penelitian (Almborg, 2010) bahwa pemberian discharge planning dapat
meningkatkan kemajuan kesehatan pasien, membantu pasien untuk mencapai kualitas
hidup optimum sebelum dipulangkan.
B.
Efektifitas Kuliatas Hidup Pasien Stroke
Kualitas hidup
adalah ukuran konseptual atau operasional yang sering digunakan dalam situasi
penyakit kronik sebagai cara untuk menilai dampak
terapi pada pasien. Pengukuran konseptual mencakup kesejahteraan, kualitas
kelangsungan hidup, kemampuan seseorang untuk secara mandiri melakukan kegiatan
sehari hari (Rahmi, 2011).
Penelitian yang
dilakukan oleh Elliot, et al. (2013) pada 309 pasien yang disurvei, 25% pasien
tidak bisa mengenali hipertensi, bagaimana hipertensi menjadi penyebab stroke
dan 12% dari pasien tidak memiliki strategi untuk mengontrol tekanan darah
mereka, banyak pasien lebih menginginkan pendidikan kesehatan lebih lanjut.
Kualitas hidup akan tercipta yang baik bergantung pada kualitas pelaksanaan dan
asuhan sehingga di perlukan peran serta tenaga kesahatan dalam tim stroke,
dalam hal ini suatu discharge planning yang
akan dilakukan oleh perawat akan melibatkan pasien dan keluarga agar
memiliki pemahaman tentang proses penyakitnya, mengetahui cara penanganannya
serta kontinuitas perawatan pada fase rehabilitasi dan adaptasinya (Almborg, 2010)
Menurut
penelitian (Ulfah, 2016) mengatakan
hasil penelitian didapatkan bahwa pelaksanan discharge planning pada pasien
stroke berada pada kategori baik yaitu sebanyak 23 orang (76,7%). Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian (Rahmi, 2011) tentang
Pengaruh Discharge Planning terstruktur terhadap kualitas hidup pasien stroke
iskemik di RSUD AL-IHSAN dan RSUD AL-ISLAM Bandung tahun 2011, didapatkan hasil
bahwa adanya perubahan nilai kualitas hidup kelompok intervensi lebih tinggi
yaitu 11,38% dengan kualitas hidup baik 18 orang,(81,8%) dan kualitas kurang 4
orang (18,2%) sedangkan kelompok kontrol perubahan kualitas hidup 4,11% dengan
kualitas hidup baik 4 orang (18,2%) dan kualitas hidup kurang 18 orang (81,8%).
C.
Dukungan Keluarga Dalam Perawatan
Menurut
(Friedman, Bowden, 2018) menyatakan bahwa beberapa hasil penelitian keluarga
memiliki fungsi strategis dalam menurunkan angka kekambuhan dengan meningkatkan
kemandirian dan taraf hidupnya serta pasien dapat beradaptasi kembali pada
masyarakat dan bisa bersosial kembali. Bantuan yang telah diberikan oleh keluarga apa
yang telah diajarkan oleh perawat sehingga keluarga bisa melakukan pertolongan
minsalnya tentang gerak sendi yang telah diajarkan.
Menurut (Fitzpatrick et al., 2008) terdapat
pengaruh pelaksanaan discharge plannning terhadap dukungan keluarga
keluarga dalam merawat pasien stroke. Kejadian stroke tidak
hanya menimpa penderitannya melainkan juga mempengaruhi kehidupan keluarga.
Dampak psikologis khususnya pada pasien stroke terlihat perubahan
pada emosi, kognitif dan perilaku pasien yang berubah. Terlihat dari
mekanisme koping berubah. Sedangkan secara sosial dan ekonomi akan berdampak pada biaya perawatan dan pengobatan yang mahal
sehingga bisa mempengaruhi keuangan di rumah tangga (Mutaqin, 2008). Peran keluarga dalam perawatan pasca stroke di rumah sangat
dibutuhkan dalam kesembuhan pasien dengan memberikan dukungan sosial, keluarga
pemberi motivasi dan keluarga membantu mencari pengobatan (Friedman, Bowden,
2018).
Dalam perawatan di rumah anggota
keluarga dengan cara memandirikan keluarga dalam melakukan pemeliharaan
kesehatan para anggotanya harus melalui 5 tugas kesehatan keluarga diantaranya,
mampu memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarganya, mampu merawat
anggota keluaraganya yang mengalami gangguan kesehatan, mampu mempertahankan
suasana di rumah, mampu memodifikasi lingkungan untuk menjamin kesehatan
anggota keluarganya dan mampu memamfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
disekitarnya bagi keluarga melalui keterlibatan aktif anggota keluarga yang
lain (Yaslina
et al., 2019).
Kesimpulan
Hasil
dari kajian literatur ini menjawab pertanyaan dari penelitian bahwa pengaruh discharge planning cukup signifikan
mempengaruhi kualitas hidup pasien stroke dengan cara
perubahan aktifitas, motivasi, dukungan keluarga dan pengetahuan pasien stroke.
Maka, dapat disimpulkan bahwa discharge planning efektif terhadap perubahan aktifitas, kualitas
hidup, motivasi, dukungan keluarga dan pengetahuan pasien stroke. Oleh
karena itu, penggunaan discharge planning
dapat direkomendasikan sebagai intervensi yang dapat dikembangkan agar dapat
membantu perawat memberikan asuhan keperawatan yang baik .
BIBILIOGRAFI
Aveyard, H. (2014). Doing a Literature Review in Health and Social
Care: A Practical Guide(3rd ed.). Maidenhead:
McGraw-Hill Open University Press
Agustin. (2017). Jurnal
Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017. Optimalisasi Pelaksanaan
Discharge Planning Melalui
Pengembangan Discharge Planning Terintegrasi Pelayanan Kesehatan, 2(1).
Almborg. (2010). Discharge
Planing Of Stroke Patient: the Relatives Preception of participatione. Journal
of Clinical Nursing, 18, 857–865. https://doi.org/doi :
10.1111/j.1365-2702.2010.03251.x
American
Heart Association. (2017). Heart Disease and Stroke Statistics 2017 Update: A
Report From American Heart Association. Journal of the American Heart
Association. https://doi.org/10.1161/CIR.0000000000000485
Endang,
A. (2017). Terhadap kualitas hidup pasien. Jurnal Keperawatan, 7(1),
674–679.
Fitzpatrick, M., Management, S., College, K., Foundation, N. H.
S., Hill, D., & Se, L. (2008). Best practice in management of stroke
: Effective transfer of care. 4(12), 582–588.
Friedman,
Bowden, J. (2018). Friedman.pdf. United Stataes of America: F.A Davis
Company
Fuady,
N., Sjattar, E. L., & Hadju, V. (2016). Pengaruh pelaksanaan discharge
planning terhadap dukunggan psikososial keluarga merawat pasien stroke DI RSUP
DR. Wahidin Sudirohusodo. J Jst Kesehatan, 6(2), 7.
Hardivianty,
C. (2017). Evaluasi Pelaksanaan Discharge Planning di Muhammadiyah Gamping
Yokyakarta. Evaluasi Pelaksanaan Discharge Planning Di Muhammadiyah Gamping
Yokyakarta, 1, 21–34.
Lenni FS. (2010). Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Penderita Pasca
STroke Dalam Upaya Rehabilitasi. USU.
Moher,
D., Liberati, A., Tetzlaff, J., Altman, D. G., Altman, D., Antes, G., Atkins,
D., Barbour, V., Barrowman, N., Berlin, J. A., Clark, J., Clarke, M., Cook, D.,
D’Amico, R., Deeks, J. J., Devereaux, P. J., Dickersin, K., Egger, M., Ernst,
E., … Tugwell, P. (2009). Preferred reporting items for systematic reviews and
meta-analyses: The PRISMA statement. PLoS Medicine, 6(7).
https://doi.org/10.1371/journal.pmed.1000097
Mutaqin. (2008). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta: Salemba Medica.
Nunes,
H. J. M., & Queirós, P. J. P. (2017). Patient with stroke: hospital
discharge planning, functionality and quality of life. In Revista brasileira
de enfermagem (Vol. 70, Issue 2, pp. 415–423).
https://doi.org/10.1590/0034-7167-2016-0166
Nursalam.
(2011). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional.
In Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional
(3rd ed.). Salemba Medika.
Nursalam.
(2016). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan. 5th
edn. Jakarta : Salemba Medika.
Patrama,
A. P., Tresno, T., & Purwanza, S. W. (2020). Development The National
Institutes of Health Stroke Scale (NIHSS) for Predicting Disability and
Functional Outcome to Support Discharge Planning After Ischemic Stroke. Jurnal
Ners, 14(3), 413. https://doi.org/10.20473/jn.v14i3.17220
Potter,
P. (2018). Fundamental of Nursing .pdf. Philadelphia. Mosby Company.
Rahmi,
U. (2011). Pengaruh Discharge Planning Terstruktur Terhadap Kualitas Hidup
Pasien Stroke Iskemik di RSUD Al-Ihsan Bandung. 1–6.
Rikesdas.
(2013). Laporan nasional riset kesehatan dasar. In Laporan nasional riset
kesehatan dasar. BadanPenelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian
Kesehatan RI.
Ulfah,
A. (2016). PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING PADA PASIEN STROKE DI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH dr . ZAIONEL ABIDIN IMPLEMENTATION DISCHARGE PLANNING FOR PATIEN IN
INPATIEN NEUROLOGICAL DISEASES OF dr . ZAINOEL ABIDIN GENERAL HOSPITAL.
1–6.
Yaslina,
Y., Maidaliza, M., & Hayati, I. (2019). Pengaruh Pemberian Discharge
Planning Terhadap Kemampuan Keluarga Dalam Perawatan Pasca Stroke Di Rumah
Tahun 2019. JURNAL KESEHATAN PERINTIS (Perintis’s Health Journal), 6(1),
54–59. https://doi.org/10.33653/jkp.v6i1.240
Yuliana,
L. (2013). Gambaran pengetahuan perawat tentang discharge planning di Rumah
Sakit Santo Borromeus. STIKES Santo Baromeus.
Copyright
holder: Osrika Hotnasari
Sitompul, Ida Faridah, Yati Afiyanti (2020) |
First
publication right: Jurnal Health Sains |
|