Jurnal Health Sains: p–ISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 2, No. 9, September 2021
PENGARUH MEDIA KALENDER BELAJAR OBAT BEBAS TERBATAS TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MEWUJUDKAN GEMA CERMAT
Fadli, Agustini
Akademi Farmasi Yarsi Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia
Email: fadliapoteker@yahoo.com, agustini001599@gmail.com
info artikel |
abstraK |
Diterima 5 September 2021 Direvisi 15 September 2021 Disetujui 25 September 2021 |
Seiring perubahan pola hidup masyarakat yang cenderung kurang memperhatikan kesehatan, maka berkembangnya penyakit di masyarakat tidak dapat dielakkan lagi. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan memberikan edukasi tentang obat melalui media kalender pintar kepada masyarakat. Kalender tidak hanya dirancang dapat meningkatkan kemampuan berpikir tetapi juga untuk merangsang daya pikir remaja termasuk kemampuan berkonsentrasi dan memecahkan masalah terhadap perubahan pengetahuan dan tindakan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh Media Kalender Pintar Belajar Obat Bebas Terbatas Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Dalam Mewujudkan Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif survey dengan melakukan pengumpulan data melalui google form. Metode sampling menggunakan probability samping dengan Teknik simple random sampling. Sampling dilakukan pada 140 remaja di SMA Negeri 1 Kendawangan, kemudian diperoleh sampel sebanyak 103 responden. Analisis data menggunakan. Kolmogorov-Smirnov untuk uji normalitas, Wilcoxon-test untuk uji hipotesis pengetahuan dan sikap. Diketahui nilai Asymp.sig (2-tailed) pada pengetahuan dan sikap bernilai 0,000. Kesimpulan penelitian ini adalah metode kalender pintar dapat berpengaruh terhadap pengetahuan dan sikap remaja tentang obat bebas terbatas.
ABSTRACT Along with changes in the lifestyle of people who tend to pay less attention to health, the development of disease in the community is inevitable. This problem can be overcome by providing education about medicine through smart calendars to the public. Calendar is not only designed to improve thinking skills but also to stimulate youth thinking, including the ability to concentrate and solve problems on changes in knowledge and action. The purpose of this study was to determine whether there was an effect of the Smart Calendar Media for Learning limited free drugs on Knowledge and Attitudes in Realizing a Smart Community Movement Using Drugs. This research was conducted with a quantitative survey method by collecting data via a google form. The sampling method uses a side probability with a simple random sampling technique. Sampling was conducted on 140 adolescents at SMA Negeri 1 Kendawangan, then obtained a sample of 103 respondents. Data analysis used the Kolmogorov-Smirnov test for normality, Wilcoxon test for hypothesis testing of knowledge and attitudes.sig (2-tailed) value for knowledge and attitude is 0,000. The conclusion of this study is that the smart calendar method can affect adolescent knowledge and attitudes about limited free drugs. |
Kata Kunci: swamedikasi; gema cermat; kalender pintar; obat bebas terbatas
Keywords: self-medication; gema cermat, smart calendar; limited over-the-counter drugs. |
Pendahuluan
Seiring perubahan pola hidup masyarakat yang cenderung kurang memperhatikan kesehatan, maka berkembangnya penyakit di masyarakat tidak dapat dielakkan lagi. Berkembangnya penyakit ini mendorong masyarakat untuk mencari alternatif pengobatan yang efektif secara terapi dan juga efisien dalam hal biaya. Berkenaan dengan hal tersebut, swamedikasi menjadi alternatif yang diambil oleh masyarakat (Silalahi, 2007). Pengobatan sendiri atau yang disebut swamedikasi adalah suatu pengobatan sendiri yang dilakukan oleh masyarakat terhadap penyakit yang umum diderita, dengan menggunakan obat-obatan baik itu obat modern, herbal, maupun obat tradisional yang dijual bebas dipasaran yang bisa didapat tanpa resep dokter dan diserahkan oleh apoteker di apotek (RI, 2016).
Survey Sosial Ekonomi Nasional menunjukkan bahwa lebih dari 66% masyarakat melakukan pengobatan sendiri. Data World Health Organization sekitar 50 % dari seluruh penggunaan obat tidak tepat dalam peresepan dan sekitar 50 % lainnya tidak digunakan secara tepat oleh pasien (Ihsan et al., 2017) Regulasi pemerintah terutama menteri kesehatan dalam melakukan pengawasan terhadap swamedikasi adalah dengan mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan No 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, bahwa pelayanan kefarmasian di apotek diselenggarakan oleh apoteker sebagai penanggung jawab utama. Apoteker harus memahami dan menyadari kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan (medication error) (Kemenkes RI, 2019). Masyarakat cenderung hanya tahu nama dagang obat tanpa tahu zat aktif yang terkandung di dalamnya, dalam hal ini tenaga kesehatan dituntut untuk dapat memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat terhindar dari penyalah gunaan obat (drug abuse) dan pengguna salahan obat (drug misuse) (Depkes, 2011). Pelayanan swamedikasi harus disertai pemberian informasi obat, mulai dari dosis, cara penggunaan, efek samping, hingga penyimpanan obat (RI, 2014).
Penelitian (A. S. Kristina, 2008) menunjukkan bahwa pengetahuan dan sikap tentang pengobatan sendiri berhubungan dengan perilaku pengobatan sendiri yang rasional. Untuk mengatasi kesalahan dalam swamedikasi kementerian kesehatan membuat program terbaru yakni GEMA CERMAT (Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat). Gema Cermat dicanangkan sebagai upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat melalui rangkaian kegiatan dalam rangka mewujudkan kepedulian, kesadaran, pemahaman dan keterampilan masyarakat dalam menggunakan obat secara tepat dan benar (RI, 2014). Selain itu, bertujuan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dalam memilih, mendapatkan, menggunakan, menyimpan,dan memusnahkan obat secara tepat dan benar, dan meningkatkan penggunaan obat secara rasional (RI, 2014).
Gema Cermat perlu kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak agar dapat berjalan dengan baik dan berguna bagi masyarakat. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mewujudkannya adalah pemberian kalender pintar sebagai media edukasi obat. Kalender pintar akan memuat informasi indikasi, dosis, waktu pemberian, efek samping, kontraindikasi, perhatian khusus serta indeks keamanan ibu hamil dan menyusui. Materi dalam kalender disajikan dalam bentuk gambar yang dilengkapi dengan keterangan sehingga memiliki daya tarik tersendiri untuk mempelajarinya. Pada penelitian (Puspitasari et al., 2020) penggunaan media kalender penanda menstruasi menunjukkan pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku WUS dalam menandai tanggal HPHT. Media kalender berhubungan dengan pengetahuan dan sikap remaja sebagai objeknya.
Anak-anak dan remaja adalah masa krusial karena kebanyakan praktek swamedikasi biasanya dimulai pada masa remaja, yang merupakan masa belajar di sekolah menengah (Siponen, 2014). Dari hasil observasi yang telah dilakukan di SMA Negeri 1 Kendawangan dari beberapa siswa banyak yang ketika sakit langsung membeli obat di toko obat tanpa memeriksa terlebih dahulu kedokter. Hal ini yang mendasari peneliti ingin melakukan penelitian terkait swamedikasi obat bebas terbatas dikalangan pelajar sekolah menengah atas non kesehatan di kecamatan Kendawangan ditinjau dari aspek, tepat obat, tepat indikasi, tepat dosis, tepat waktu pemberian, tepat efek samping, tepat kontra indikasi, perhatian khusus dan keamanan kehamilan. Agar terapi yang dilakukan bisa sesuai dengan tepat sehingga mendapatkan keberhasilan dalam pengobatan dan mengurangi tingkat kekambuhan penyakit serta efek samping yang tidak diinginkan setiap individu media kalender merupakan media promosi yang tepat digunakan karena mudah di jangkau dan praktis, dapat dilihat berulang-ulang oleh keluarga maupun lansia karena kebutuhan pembaca untuk melihat waktu dan adanya daya tarik disertai dengan gambar-gambar yang menarik (Majid & Susanti, 2018).
Dalam promosi kesehatan, banyak media yang digunakan untuk menunjang efektivitas penyuluhan Kesehatan, media kalender adalah media yang jarang digunakan dalam penyuluhan kesehatan maupun pembelajaran sehingga dapat lebih menarik minat pembacanya. Pemberian pengetahuan lebih menarik jika disampaikan dengan metode dan media yang menarik pula. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis merasa perlunya penelitian tentang Pengaruh Media Kalender Pintar Belajar Obat Bebas Terbatas Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Dalam Mewujudkan Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat untuk menganalisis sejauh mana pengaruh pemberian kalender pintar terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap dalam menggunakan obat bebas terbatas pada remaja.
Metode Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMAN 1 Kendawangan Kelas XI Tahun Angkatan 2019/2020 sebanyak 140 populasi dari 5 kelas.
Sampel penelitian yaitu bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari popuasi itu (P. D. Sugiyono, 2017).
Teknik sampling yang digunakan adalah Simple random sampling termasuk jenis teknik probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap (unsur) anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (P. D. Sugiyono, 2017).
Proses pengambilan sampel melalui proses pembagian populasi ke dalam strata, memilih sampel secara acak sederhana dari setiap stratum dan menggabungkannya ke dalam sebuah sampel untuk menaksirkan parameter populasinya (S. Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini cara pengambilan sampel menggunakan rumus Isaac.
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner yang disebarkan secara online menggunakan googel from kepada responden yaitu siswa-siswi SMAN 1 Kendawangan Kelas XI Tahun Angkatan 2019/2020. Kuesioner yang digunakan berisi 19 pertanyaan dan terbagi menjadi tiga bagian yaitu 2 yaitu 11 pertanyaan tentang pengetahuan dan 8 pertanyaan. Kuesioner pada penelitian ini sudah dilakukan uji validitas dan reabilitas.
Tabel 1
Hasil Uji Validitas Dan Reabilitas
Variabel |
No soal |
R hitung |
R tabel |
keterangan |
pengetahuan |
1 |
0,636 |
0,361 |
valid |
2 |
0,754 |
0,361 |
valid |
|
3 |
0,723 |
0,361 |
valid |
|
4 |
0,423 |
0,361 |
valid |
|
5 |
0,661 |
0,361 |
valid |
|
6 |
0,694 |
0,361 |
valid |
|
7 |
0,687 |
0,361 |
valid |
|
8 |
0,700 |
0,361 |
valid |
|
9 |
0,435 |
0,361 |
valid |
|
10 |
0,730 |
0,361 |
valid |
|
11 |
0,754 |
0,361 |
valid |
|
sikap |
12 |
0,413 |
0,361 |
valid |
13 |
0,682 |
0,361 |
valid |
|
14 |
0,513 |
0,361 |
valid |
|
15 |
0,671 |
0,361 |
valid |
|
16 |
0,444 |
0,361 |
valid |
|
17 |
0,458 |
0,361 |
valid |
|
18 |
0,450 |
0,361 |
valid |
|
19 |
0,585 |
0,361 |
valid |
Kuisioner dinyatakan valid jika r hitung > dari r tabel, sebaliknya jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid (Hartanto, S., 2020).
Tabel 2
Uji Reabilitas Kuesioner
variabel |
Cronbach's Alpha |
N of Items |
pengetahuan |
0,866 |
11 |
sikap |
0,623 |
8 |
Kuisioner dikatakan reliabel (layak) jika cronbach’s alpha > 0,06 dan dikatakan tidak reliabel jika cronbach’s alpha < 0,06. (Ghozali et al., 2012).
Berikut merupakan hasil dari analisis univariat dimana akan dihitung frekuensi karakteristik dari responden kemudian distribusi persentase pengetahuan dan sikap remaja pada siswa dan siswi SMA N 1 Kendawangan kelas XI.
Tabel 3
Hasil Pre Test Dan Post Test Pengetahuan Dan Sikap
Karakteristik |
Frekuensi |
Persentase |
|
1 |
Umur |
||
15 |
5 |
4,9 |
|
16 |
7 |
6,8 |
|
17 |
41 |
39,8 |
|
18 |
39 |
37,9 |
|
19 Total |
11 103 |
10,7 100% |
|
2 |
Jenis Kelamin |
||
Laki-Laki |
56 |
54,4 |
|
Perempuan Total |
47 103 |
45,6 100% |
Berdasarkan data tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa jumlah sampel pada penelitian ini sebagian besar berusia 15 tahun (4,9 %), 16 tahun (6,8 %), 17 tahun (39,8 %),18 tahun (37,9) dan usia 19 tahun (10,7%) sedangkan pada jenis kelamin dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 56 responden (54,4%) dan responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 47 responden (45,6%).
Tabel 4
Distribusi Presentase Pengetahuan Pada Siswa/Siswi SMAN 1 Kendawangan Kelas XI
pengetahuan |
N |
persentase |
Pretest |
||
baik |
47 |
45,64 % |
cukup |
28 |
27,18 % |
kurang |
28 |
27,18 % |
total |
103 |
100 % |
post-test |
||
baik |
86 |
83,50 % |
cukup |
11 |
10,68 % |
kurang |
6 |
5,82 % |
total |
103 |
100 % |
Bedasarkan tabel 4 diatas didapatkan hasil mayoritas responden pretes pengetahun di katagori baik yaitu sebesar 45,54% , katagori cukup 27,18% sedangkan katagori kurang 27,18%. Dan mayoritas post-test pengetahuan katagori baik 83,50%, katagori cukup 10,68% sedangkan katagori kurang 5,82 %. Dari data pre test dan post test pengetahuan bahwasanya media kalender pintar belajar obat bebas terbatas berpengaruh terhadap pengetahua siswa/ siswi SMA N 1 Kendawangan.
Tabel 5
Distribusi persentase sikap pada siswa/siswi SMAN 1 Kendawangan kelas XI
sikap |
N |
persentase |
Pretest |
||
baik |
34 |
33,01 % |
cukup |
52 |
50,49 % |
kurang |
17 |
16,50 % |
total |
103 |
100 % |
post-test |
||
baik |
81 |
78,64 % |
cukup |
21 |
20,39 % |
kurang |
1 |
0,97 % |
total |
103 |
100 % |
Bedasarkan tabel 5 diatas didapatkan hasil mayoritas responden pretes sikap di katagori baik yaitu sebesar 33,01 %, katagori cukup 50,49 % sedangkan katagori kurang 16,50 %. Dan mayoritas post-test sikap katagori baik 78,64 %, katagori cukup 20,39 % sedangkan katagori kurang 0,97 %.
Dari data pre test dan post test sikap bahwasanya media kalender pintar belajar obat bebas terbatas berpengaruh terhadap sikap siswa/ siswi SMA N 1 Kendawangan.
Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS.25. Berikut hasil pengolahan data uji normalitas dengan menggunakan SPSS:
Tabel 6
Data Uji Normalitas Pengetahuan Dengan Spss
Tests of Normality |
|||||||||
Kolmogorov-Smirnova |
Shapiro-Wilk |
|
|||||||
Statistic |
df |
Sig. |
Statistic |
df |
Sig. |
||||
pretes_pengetahuan |
0,244 |
103 |
0,000 |
0,892 |
103 |
0,000 |
|||
post-test pengetahuan |
0,281 |
103 |
0,000 |
0,747 |
103 |
0,000 |
|||
a. Lilliefors Significance Correction Sumber : data yang diolah, 2021 |
|
||||||||
Tabel 7
Data Uji Normalitas Sikap Dengan Spss
Tests of Normality |
||||||
Kolmogorov-Smirnova |
Shapiro-Wilk |
|||||
Statistic |
df |
Sig. |
Statistic |
df |
Sig. |
|
pretes_sikap |
0,134 |
103 |
0,000 |
0,967 |
103 |
0,012 |
post-test_sikap |
0,171 |
103 |
0,000 |
0,886 |
103 |
0,000 |
a. Lilliefors Significance Correction |
Seperti yang tertera pada tabel 7 diatas terdapat dua teknik yang bisa digunakan untuk uji normalitas yaitu Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk. Untuk Kolmogorov-Smirnov digunakan apabila sampel dalam penelitian > 100 dan Shapiro-Wilk digunakan apabila sampel dalam penelitian < 100 (Susilawati et al., 2020). Pada penelitian ini menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov karena sampel penelitian yang digunakan yaitu 103 sampel (lebih dari 100). Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov yaitu pada variabel pengetahuan pretes dan post-test sebesar 0,000 dan sedangkan pada variabel sikap pretes dan post-test sebesar 0,000. Angka sig. Kolmogorov-Smirnov tersebut lebih rendah dibandingkan dengan taraf signifikansi 5% (0,05) atau sig. > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data kedua variabel dinyatakan tidak berdistribusi normal karena kurang dari 0,05.
Selanjutnya dilakukan uji wilcoxon yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara nilai pre test dan nilai post test.
Tabel 8
Data Uji Wilcoxon Pengetahuan
Ranks |
||||
|
N |
Mean Rank |
Sum of Ranks |
|
post test_pengetahuan – pre test_pengetahuan |
Negative Ranks |
16a |
36.97 |
591.50 |
Positive Ranks |
75b |
47.93 |
3594.50 |
|
Ties |
12c |
|
|
|
Total |
103 |
|
|
|
a. post test_pengetahuan < pre test_pengetahuan |
||||
b. post test_pengetahuan > pre test_pengetahuan |
||||
c. post test_pengetahuan = pre test_pengetahuan |
Tabel 9
Data Uji Wilcoxon Sikap
Ranks |
||||
N |
Mean Rank |
Sum of Ranks |
||
post test_sikap - pre test_sikap |
Negative Ranks |
15a |
33,73 |
506,00 |
Positive Ranks |
82b |
51,79 |
4247,00 |
|
Ties |
6c |
|
|
|
Total |
103 |
|
|
|
a. post test_sikap < pre test_sikap |
||||
b. post test_sikap > pre test_sikap |
Tabel 10
Nilai Z Dan Nilai Sig Pengetahuan Dan Sikap
Test Statisticsa |
|||
post test_pengetahuan – pre test_pengetahuan |
post test_sikap - pre test_sikap |
||
Z |
-5.982b |
-6.737b |
|
Asymp. Sig. (2- tailed) 0,000 |
0,000 |
||
a. Wilcoxon Signed Ranks Test |
|||
b. Based on negative ranks. Sumber : data yang diolah, 2021 |
|||
Bedasarkan tabel diatas terdapat perbedaan antara nilai pre test dan nilai post test pengetahuan dan sikap terhadap obat bebas terbatas. Dimana perbedaan tersebut ada yang mengalami penurunan, peningkatan dan kesamaan antara pre test maupun post test.
Dasar pengambilan keputusan uji Wilcoxon adalah jika nilai Asymp.sig < 0,05 maka hipotesis diterima sedangkan jika nilai Asymp.sig > 0,05 maka hipotesis ditolak. Berdasarkan tabel diatas diketahui nilai Asymp.sig (2-tailed) pada pengetahuan dan sikap bernilai 0,000. Karena nilai 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima.
B. Pembahasan
Pengaruh Media Kalender Pintar Belajar Obat Bebas Terbatas Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja (SMA Negri 1 Kendawangan) Dalam Mewujudkan Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat. Media kalender dapat mempengaruhi pengetahuan dan sikap tentang Obat Bebas Terbatas dikarenakan media kalender dapat dijadikan sarana pembelajaran yang efektif, informasi yang ada dalam media tersebut, desain kalender yang berisi materi yang mudah dipahami serta dilengkapi dengan warna dan gambar yang cerah bisa menarik minat seseorang untuk membacanya selain itu kalender yang dipakai sebagai media dalam penelitian ini berukuran kecil sehingga dapat dibaca dalam keadaan duduk dan santai. (Mubarak et al., 2011), menyatakan seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Sikap merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku (Notoatmodjo, 2010). Sikap dapat dipengaruhi oleh media massa, seperti media kalender dalam penelitian ini yang dapat mempengaruhi dan memberikan peningkatan sikap pada responden (Azwar, 2010). Pada umumnya semakin mudah memperoleh informasi semakin cepat seseorang memperoleh pengetahuan dan sikap yang baru, serta pengetahuan dan sikap akan bertambah sesuai dalam proses pengalaman yang dialaminya.Adapun beberapa tahapan penelitian media kalender dalam pengambilan data.
Tahapan yang peneliti lakukan saat mengambil data adalah pada tanggal 30 maret 2021 peneliti membuat grup whatsApp dengan siswa/siswi SMA N 1 Kendawangan dan menjelaskan kepada siswa/ siswi tentang maksud penelitian media kalender pintar obat bebas terbatas dan pada tanggal 30 maret langsung dilakukan pre test kepada siswa/ siswi SMAN 1 Kendawangan. Selanjutnya pada tanggal 7 April 2021 siswa/siswi diberikan edukasi berupa media kalender pintar belajar obat bebas terbatas. Pada awalnya peneliti ingin menyampaikan materi media kalender menggunakan layanan komunikasi video google meet namun karena terkendala oleh sinyal dikarenakan siswa/siswi sedang berada didaerah masing-masing sehingga peneliti mencari alternatif lain yang dapat digunakan untuk menjelaskan materi tentang media kalender yaitu berupa video presentasi yang di unggah ke youtube pada tanggal 12 April 2021 dengan link sebagai berikut https://youtu.be/LGtmQoJDl3c
Pada tanggal 13 April 2021 dilakukan post test pada siswa/ siswi SMAN 1 kendawangan dan diperoleh data dari responden kemudian diolah menggunakan statistik SPSS 25. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data pengaruh media kalender pintar obat bebas terbatas terhadap pengetahuan dan sikap remaja dalam mewujudkan gerakan masyarakat cerdas menggunakan obat menggunakan SPSS.25 Sebelum melakukan uji hipotesis, data yang diperoleh pada penelitian ini perlu diuji normalitasnya terlebih dahulu. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov, karena jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari 100. Data dapat dikatakan terdistribusi normal apabila memiliki nilai p>0,05, sedangkan apabila nilai p<0,05 maka distribusi data tidak normal (Umar, 2010). Pada hasil di dapatkan nilai sig pengetahuan pre test maupun post test adalah 0,000 dan sikap pretes maupun post test adalah 0,000 sehingga nilai tersebut dapat menggambarkan bahwa data tersebut dinyatakan tidak terdistribusi normal maka analisis data dapat langsung dilakukan menggunakan uji hipotesis Wilcoxon, hipotesis diterima jika p-value < 0,05, sedangkan hipotesis ditolak apabila p-value > 0,05 (Umar et al., 2010).
Bedasarkan hasil uji wilcoxon dapat di lihat pada tabel 4.10 dan 4.11 bahwa Negative ranks atau selisisih (negatif) antara hasil pengetahuan dan sikap terhadap obat bebas terbatas untuk pre test dan post test. Disini pada hasil pengetahuan terdapat 16 data negatif (N) yang artinya ke 16 siswa mengalami penurunan pengetahuan terhadap obat bebas terbatas dari nilai pre test dan post test dan untuk hasil sikap terdapat 15 data yang negatif (N) yang artinya 15 siswa mengalami penurunan pengetahuan terhadap obat bebas terbatas dari nilai pre test dan post test. Mean Rank atau rata-rata dari hasil pengetahuan peningkatan sebesar 36,97 dan hasil sikap peningkatan sebesar 33,73, sedangkan jumlah rangking negatif atau sum of ranks dari hasil pengetahuan sebesar 591.50 dan hasil sikap sebesar 506,00.
Positif ranks atau selisih (positif) antara hasil pengetahuan dan sikap terhadap obat bebas terbatas untuk pre test dan post test. Disini pada hasil pengetahuan terdapat 75 data positif (N) yang artinya ke 75 siswa mengalami peningkatan pengetahuan terhadap obat bebas terbatas dari nilai pre test dan post test dan untuk hasil sikap terdapat 82 data positif (N) yang artinya 82 siswa mengalami peningkatan sikap terhadap obat bebas terbatas dari nilai pre test dan post test. Mean Rank atau rata-rata dari hasil pengetahuan peningkatan sebesar 47.93 dan hasil sikap peningkatan sebesar 51,79, sedangkan jumlah rangking positif atau sum of ranks dari hasil pengetahuan sebesar 3594.50 dan hasil sikap sebesar 4247,00.
Ties adalah kesamaan nilai pre test dan post test, disini nilai ties untuk pengetahuan adalah 12 dan untuk skap 6 sehingga dapat dikatakan bahwa ada nilai yang sama antara pre test dan post test.
Bedasarkan hasil Uji Wilcoxon diketahui nilai Asymp.sig (2-tailed) pada pengetahuan dan sikap bernilai 0,000. Karena nilai 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima. Artinya ada perbedaan antara hasil pengetahuan dan sikap siswa mengenai obat bebas terbatas untuk pretest dan posttest, sehingga dapat disimpulkan pula bahwa ada pengaruh penggunaan media kalender obat bebas terhadap pengetahuan dan sikap siswa/siswi SMA Negeri 1 Kendawangan kelas XI.
Media kalender pintar belajar obat bebas terbatas adalah alat bantu yang digunakan dalam menyampaikan berbagai informasi mengenai obat bebas terbatas karena lebih efektif, lebih mudah dibuat serta dapat dibawa ke mana saja. Media kalender merupakan media pembelajaran yang tepat digunakan karena mudah di jangkau dan praktis, dapat dilihat berulang-ulang oleh keluarga maupun lansia karena kebutuhan pembaca untuk melihat waktu dan adanya daya tarik disertai dengan gambar-gambar yang menarik. Dalam penelitian ini berpengaruh terhadap pengetahuan dan sikap remaja siswa/siswi SMAN 1 Kendawangan kelas XI. Hal ini didukung oleh penelitian (Puspitasari et al., 2020) penggunaan media kalender penanda menstruasi menunjukkan pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku WUS (wanita usia subur) dalam menandai tanggal HPHT
Pada kuesioner pengetahuan dan sikap terdapat beberapa indikator diantaranya: indikator pengetahuan meliputi Tahu (know), Memahami (comprehendion), Aplikasi (aplication), Analisa (analysis), Sintesis (syntesis), valuasi (evaluation). Sedangkan indikator sikap diantaranya yaitu Menerima (receiring), Merespon (responding), Menghargai (valving), Bertanggung jawab (responsible).
Pengetahuan dan sikap tentang pengobatan sendiri berpengaruh terhadap pengetahuan dan sikap dalam pengobatan sendiri yang rasional (M. Kristina et al., 2013). Tingkat pengetahuan responden tentang obat bebas terbatas menunjukan adanya peningkatan setelah dilakukan edukasi. Hal tersebut ditunjukan dari hasil perbandingan nilai pre test dan post test jumlah responden dengan tingkat pengetahuan yang baik pada saat pre test 47 responden (45,64%), kemudian meningkat pada post test menjadi 86 responden (83,50%). Proses belajar yang menumbuhkan sikap kritis dapat meningkatkan pengetahuan responden secara bermakna. (Keuter et al., 2019) berpendapat bahwa proses belajar yang melibatkan peserta didik secara aktif akan menghasilkan pengetahuan yang lebih mantap dan dapat bertahan lama.
Tingkat sikap responden terhadap obat bebas terbatas menunjukan adanya peningkatan setelah edukasi. Hal tersebut ditunjukan dari hasil perbandingan nilai pre test dan post test jumlah responden dengan tingkat sikap yang baik pada saat pre test 34 responden ( 33,01%), kemudian meningkat pada post test menjadi 81 responden (78,64%). Proses perubahan sikap merupakan suatu hasil belajar yang dapat terjadi bila ada stimulus (pengetahuan) pada aspek kognitif seseorang (Azwar, 2010).
Kesimpulan
Media kalender pintar memiliki pengaruh Terhadap pengetahuan dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Dan media kalender pintar memiliki pengaruh Terhadap sikap dengan nilai signifikansi sikap adalah 0,000 < 0,05.
BIBLIOGRAFI
Azwar, S. (2010). Metodelogi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Google Scholar
Depkes, R. I. (2011). Profil Depkes Ri, 2011. Google Scholar
Ghozali, A. I., Sugiyo, W., & Latifah, L. (2012). Fotodegradasi Zat Warna Remazol Red Menggunakan Katalis?-Fe2o3/Fe3o4 Core Shell Nanostruktur. Indonesian Journal Of Chemical Science, 1(1). Google Scholar
Ihsan, T., Edwin, T., & Vitri, R. Y. (2017). Analisis Lc50 Logam Pb, Co Dan Cr Terhadap Ikan Mas (Cyprinus Carpio. L) Pada Limbah Cair Industri Percetakan Kota Padang. Jurnal Dampak, 14(2), 98–103. Google Scholar
Kemenkes Ri, K. R. I. (2019). Pedoman Gizi Seimbang. Stikes Perintis. Google Scholar
Keuter, S., Young, J. R., & Frada, M. J. (2019). Life Cycle Association Of The Coccolithophore Syracosphaera Gaarderae Comb. Nov.(Ex Alveosphaera Bimurata): Taxonomy, Ecology And Evolutionary Implications. Marine Micropaleontology, 148, 58–64. Google Scholar
Kristina, A. S. (2008). Perilaku Pengobatan Sendiri Yang Rasional Pada Masyarakat Kecamatan Depok Dan Cangkringan Kabupaten Sleman. Majalah Farmasi Indonesia, 19 (1), 32–40, 2008. Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Google Scholar
Kristina, M., Elvinawaty, R., & Mailani, L. (2013). Perbedaan Gender Dalam Kecenderungan Untuk Berkonformitas Pada Siswa Sma Raksana Medan: Gender Diffrences In The Tendency To Conform Among Sma Raksana Medan Students. Psikologia: Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Psikologi, 8(1), 12–18. Google Scholar
Majid, Y. A., & Susanti, E. (2018). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media Kalender Terhadap Peningkatan Pengetahuan Lansia Tentang Penatalaksanaan Rematik. Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan, 9(1). Google Scholar
Mubarak, M., Kazi, J. I., Naqvi, R., Ahmed, E., Akhter, F., Naqvi, S. A. A., & Rizvi, S. A. H. (2011). Pattern Of Renal Diseases Observed In Native Renal Biopsies In Adults In A Single Centre In Pakistan. Nephrology, 16(1), 87–92. Google Scholar
Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta. Google Scholar
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Google Scholar
Puspitasari, I. M., Yusuf, L., Sinuraya, R. K., Abdulah, R., & Koyama, H. (2020). Knowledge, Attitude, And Practice During The Covid-19 Pandemic: A Review. Journal Of Multidisciplinary Healthcare, 13, 727. Google Scholar
Ri, K. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan No 28 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional Jaminan. Jakarta: Kemenkes Ri. Google Scholar
Ri, K. (2016). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Pedoman Umum Gizi Seimbang. Jakarta (Id): Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Google Scholar
Silalahi, M. (2007). Perbedaan Kesehatan Mentall Ditinjau Dari Beberapa Program Studi Politeknik Kesehatan Pada Departemen Kesehatan Republik Indonesia Medan. Universitas Medan Area. Google Scholar
Siponen, S. (2014). Children’s Health, Self-Care And The Use Of Self-Medication: A Population-Based Study In Finland. Itä-Suomen Yliopisto. Google Scholar
Sugiyono, P. D. (2017). Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, Dan R&D. Penerbit Cv. Alfabeta: Bandung. Google Scholar
Sugiyono, S. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif Dan R&D. Alfabeta Bandung. Google Scholar
Susilawati, S., Falefi, R., & Purwoko, A. (2020). Impact Of Covid-19’s Pandemic On The Economy Of Indonesia. Budapest International Research And Critics Institute (Birci-Journal): Humanities And Social Sciences, 3(2), 1147–1156. Google Scholar
Umar, M., Aziz, H. A., & Yusoff, M. S. (2010). Trends In The Use Of Fenton, Electro-Fenton And Photo-Fenton For The Treatment Of Landfill Leachate. Waste Management, 30(11), 2113–2121. Google Scholar
Copyright holder: Fadli, Agustini (2021)
|
First publication right: Jurnal Health Sains
|
|