Jurnal Health Sains: p–ISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 2, No. 9, September 2021
SISTEM PELAKSANAAN PENYIMPANAN REKAM MEDIS DI KILINIK PRATAMA BAKTI TIMAH PANGKALBALAM
Sari Wahyuni
Politeknik Piksi Ganesha Bandung Jawa Barat, Indonesia
Email: sariwahyuni848@gmail.com
info artikel |
abstraK |
Diterima 5 September 2021 Direvisi 15 September 2021 Disetujui 25 September 2021 |
Rekam medis ialah berisikan catatan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Pelaksanaan pengambilan berkas rekam medis pasien di Klinik Pratama Bakti Timah Pangkalbalam tidak menggunakan tracer melainkan menggunakan KIB (Kartu Identitas Berobat) mengakibatkan berkas rekam medis sulit ditemukan sehingga sering terjadi berkas yang tidak ditemukan (missfile). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem pelaksanaan penyimpanan rekam medis di Klinik Pratama Bakti Timah Pangkalbalam. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu metode yang dilakukan dengan cara menggambarkan tentang suatu keadaan yang objektif. Pengambilan data dengan wawancara, observasi dan metode kepustakaan. Subyek penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah petugas rekam medis di Klinik Pratama Bakti Timah Pangkalbalam. Pengambilan dan pengembalian rekam medis tidak menggunakan tracer, lokasi penyimpanan rekam medis tersentralisasi dengan sistem penyimpanan mengunakan sistem penomoran. Belum terdapat prosedur tetap yang mengatur pelaksanaan sistem penyimpanan. Terdapat satu orang petugas penyimpanan rekam medis. Map belum terdapat kolom untuk tempat menuliskan tahun kunjungan terakhir pasien melakukan pemeriksaan atau berobat untuk mempermudah petugas dalam pencarian berkas rekam medis. Rak penyimpanan rekam medis di Klinik Pratama Bakti Timah Pangkalbalam berbentuk seperti rak sortir, sehingga dalam hal ini tidak sesuai dengan bentuk rak penyimpanan rekam medis pada umumnya. Hambatan yang ditemukan diantaranya pencarian rekam medis lama, nomor rekam medis ganda, berkas rekam medis tidak ditemukan, dan kurangnya rak penyimpanan.
ABSTRACT The medical record contains records and documents about the patient’s identity,examination,treatment,action,and other service that have been provided o the patient. Implementation of retrieval the patients medical record in clinic Pratama Bakti Timah pangkalbalam not using Tracer using KIB(patient identity card)causes medical record difficult to find and not neat become medical record was not found (missfile). Objective to xamine how imlementation filing systems for medical record in Clinic Pratama Bakti Timah Pangkalabalam. The research was conducted using a descriptive is a method that is carried out by descriptive an situation objective. Implementation of the retrieval and filling system of medical record was not using tracer.based on location of medical record filling was using a centralization system and filling system of medical record was was unit numbering system.haven’t procedureof the implementation of falling system.There are one officers responsible for the filling of medical record.Medical record folder in Klinik Pratama Bakti Timah Pangkalbalam has not found a place to write a column for the last visit of examination or treatment. Medical record folder are also easy to ripped and form of medical record folder does not help officers looking for medical record. Filing of medical record shaped like a sorting rack. So, in this case, does not same with the shape of the medical record filing generally. There are several barrier in the implementation of family folder system of medical records of filing system include looking for old medical record, duplicate medical record number, medical record file is not found, and less of filing shelves. |
Kata Kunci: pelaksanaan; sistem penyimpanan
Keywords: implementation; storage system |
Pendahuluan
Klinik merupakan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang dapat membantu mewujudkan derajat kesehatan yang optimal serta memiliki peran penting dalam pelaksanaan rekam medis (Kepmenkes, 2009). Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 55 Tahun 2013 Bab I pasal 1 tentang penyelenggaraan pekerjaan perekam medis, menyebutkan bahwa rekam medis merupakan berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada fasilitas pelayanan kesehatan (No, 2018). Manajemen Pelayanan Rekam Medis adalah kegiatan menjaga, memelihara dan melayani rekam medis baik secara manual maupun elektronik sampai menyajikan informasi kesehatan di rumah sakit, praktek dokter klinik, asuransi kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan dan lainnya yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan menjaga rekaman (Azzahra & Mufidi, 2021).
Berdasarkan Undang-Undang No. 44 tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Depkes, 2006)
Salah satu kegiatan yang dilaksanakan dalam rekam medis pengelolaan sistem penyimpanan berkas. Menurut (Budi et al., 2011), pengelolaan penyimpanan berkas rekam medis sangat penting untuk dilakukan dalam suatu institusi pelayanan kesehatan karena dapat mempermudah dan mempercepat ditemukan kembali berkas rekam medis yang disimpan dalam rak penyimpanan, mudah dalam pengambilan dari tempat penyimpanan, mudah pengembaliannya, melindungi berkas rekam medis dari bahaya pencurian, bahaya kerusakan fisik, kimiawi, dan biologi.
Rekam medis akan terlaksana dengan baik apabila bagian pengolahan data dan pencatatan melakukan tugasnya dengan baik. Salah satunya pengolahan data dibagian Penyimpanan (filling) (Tania & Marubah, 2020). Filling adalah unit kerja Rekam Medis yang diakreditasi oleh Departemen Kesehatan yang berfungsi sebagai tempat pengaturan dan penyimpanan dokumen atas dasar sistem penataan tertentu melalui prosedur yang sistematis sehingga sewaktu-waktu dibutuhkan dapat menyajikan secara cepat dan tepat. Dokumen Rekam Medis adalah catatan yang berisikan identitas pasien, diagnosis serta riwayat penyakit pasien (Ohoiwutun & Setiatin, 2021).
Berdasarkan hasil penelitian Onick Mustika di RSUD dr. Moewardi Surakarta Tahun 2011 tentang pelaksanaan penyimpanan dan penjajaran dokumen rekam medis di ruang filling, ditemukan adanya kejadian salah letak (Missfile), hal ini dikarenakan kurangnya ketelitian petugas dalam melakukan peyimpanan dan tidak digunakan tracer pada saat pengambilan dokumen rekam medis sehingga pada saat penyimpanan tidak alat bantu sebagai pedoman dalam penyimpanan dokumen rekam medis kembali serta terdapat sebagian dokumen rekam medis yang tidak menggunakan kode warna (Ningrum & Lestari, 2018). Walaupun di Klinik Pratama Bakti Timah Pangkalbalam menggunakan sistem penomoran dalam penyimpanan rekam medisnya namun di masing-masing formulir belum diberi tambahan kode khusus untuk menandai kode rekam medis ayah, ibu, dan anak. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pelaksanaan sistem penyimpanan rekam medis di Klinik Pratama Bakti Timah Pangkalbalam.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem pelaksanaan penyimpanan rekam medis di Klinik Pratama Bakti Timah Pangkalbalam.
Manfaat dari Kebijakan Penyimpanan Rekam Medis di Klinik Pratama Bakti Timah Pangkalbalam yaitu dapat mempermudah petugas dalam penyimpanan dan pengambilan kembali rekam medis karena sudah memiliki pedoman.
Metode Penelitian
Jenis Metode penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsitentang suatu keadaanaau area populasi terentu yang bersifat faktual secara objektif, sistematis dan akurat (Tarigan, 2016).
(Machfoez, 2016) populasi dalam penelitian ini adalah petugas rekam medis terdiri dari 1 petugas rekam medis saja. penyimpanan rekam medis di Klinik Pratama Bakti Timah Pangkalbalam.Sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili suatu populasi (Saryono, 2013). Sampel dalam penelitian ini adalah petugas rekam medis di bagian penyimpanan berjumlah 1 orang.
Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah tempat penyimpanan rekam medis dan seluruh berkas rekam medis pasien lama baru rawat jalan yang berkunjung ke Klinik Pratama Bakti Timah Pangkalbalam Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara,observasi, dan metode kepustakaan. Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Klinik Pratama Bakti Timah Pangkalbalam dan 1 orang petugas loket (petugas pendaftaran pasien rawat jalan) yang bertanggung jawab dengan penyimpanan berkas rekam medis Observasi yang dilakukan berdasarkan atas pengamatan langsung yaitu mengamati ruang penyimpanan berkas rekam medis di Klinik Pratama Bakti TImah Pangkalbalam. Teknik pengumpulan data yaitu dengan studi dokumentasi pada penelitian ini dilakukan dengan cara melihat prosedur tetap pelaksanaan rekam medis di Klinik Pratama Bakti Timah Pangkalbalam terutama prosedur tetap tentang sistem penyimpanan rekam medis.
Hasil dan Pembahasan
1. Pengambilan Berkas
Menurut (Depkes, 2010) menyatakan bahwa tata cara pengambilan rekam medis disebutkan bahwa setiap berkas rekam medis yang keluar dari ruang penyimpanan harus menggunakan petunjuk keluar atau biasa disebut tracer. Dalam Pelaksanaan Pengambilan berkas rekam medis pasien Klinik Pratama Bakti Timah Pangkalbalam tidak memanfaatkan tracer sebagai penanda berkas rekam medis pasien keluar dari rak penyimpanan, namun dilakukan dengan cara melihat nomor rekam medis yang tertera di KIB (kartu identitas pasien). Hal ini mengakibatkan terjadinya berkas tidak ditemukan (Missfile). Missfile Merupakan kondisi dimana rekam medis tidak berada pada rak penyimpanan berkas rekam medis yang seharusnya.
2. Sistem Penyimpanan
Sistem penyimpanan rekam medis yang diterapkan di Klinik Pratama Bakti Timah Pangkalbalam adalah sistem desentralisasi, sistem ini sudah efektif bagi petugas karena petugas lebih mudah menyimpan dan mencari berkas rekam medis pasien rawat jalan. Sistem desentralisasi membuat petugas lebih konsentrasi dalam bertugas, karena petugas rekam medis rawat jalan hanya terfokus pada berkas rekam medis rawat jalan saja, begitupun petugas rekam medis rawat inap. Sistem penyimpanan desentralisasi menurut (Depkes, 2010) sama dengan sistem penyimpanan desentralisasi yang digunakan oleh Sub. Bagian Rekam Medis Klinik Pratama Bakti Timah Pangkalbalam. Sistem penyimpanan yang digunakan oleh Sub. Bagian Rekam Medis Rawat Jalan di Klinik Bakti Timah Pangkalbalam yaitu sistem angka akhir (Terminal digit system).
Kode warna untuk Map atau sampul rekam medis tidak digunakan pada bagian penyimpanan berkas rekam medis rawat jalan di Klinik Pratama Bakti Timah Pangkalbalam. Hal ini tidak sesuai dengan teori dari (Depkes, 2010) yang menganjurkan penggunaan kode warna pada map atau sampul rekam medis untuk mencegah kekeliruan dalam penyimpanan berkas rekam medis dan memudahkan mencari map rekam medis yang salah letak.
Sistem penomoran yang digunakan oleh Sub. Bagian Rekam Medis di Klinik Pratama Bakti Timah pangkalbalam yaitu sistem nomor cara unit (Unit numbering system). Sistem penomoran yang diterapkan oleh Sub. Bagian Rekam Medis Rawat Jalan di klinik bakti timah pangkalbalam udah sesuai dengan teori dari (Depkes, 2010).
3. Fasilitas dan Penyimpanan Berkas
Fasilitas fisik dan ruang penyimpanan berkas rekam medis rawat jalan yang tersedia di Klinik Pratama Bakti Timah Pangkalbalam tidak memadai, karena di dalam ruangan yang berukuran 7 x 3 m terdapat banyak kegiatan dan peralatan kerja. Hal ini mengakibatkan petugas penyimpanan rekam medis rawat jalan kesulitan dalam menyimpan dan mencari berkas rekam medis pasien. Selain ruangan yang sempit, jumlah rak penyimpanan untuk menyimpan rekam medis pasien masih kurang sehingga petugas menyimpan berkas rekam medis di dalam kardus-kardus bekas air minum kemasan. Jarak antara rak-rak penyimpanan, meja kerja dan meja komputer terlalu sempit, hal ini mengakibatkan petugas kesulitan dalam mencari dan menyimpan rekam medis pasien dan petugas pun merasa kurang nyaman dan merasa jenuh di dalam ruangan tersebut. Untuk mendapatkan atau mencapai kenyaman dan kepuasan dalam melayani pasien belum tercapai karena minimnya fasilitas fisik dan luas ruangan penyimpanan di Sub. Bagian Rekam Medis Rawat Jalan di Klinik Bakti Timah Pangkalbalam.
Kunci utama agar rekam medis dapat dengan cepat ditemukan kembali terletak pada ketepatan mengenali dan memilih informasi untuk dijadikan petunjuk atau tanda pengenal. Tanda pengenal yang digunakan adalah KIB (Kartu Identitas Berobat), kartu ini dapat berfungsi untuk mempercepat dan mempermudah dalam menemukan berkas rekam medis seorang pasien. Apabila pasien tidak membawa KIB (Kartu Identitas Berobat), maka petugas rekam medis yang bertugas di bagian penyimpanan akan sulit dalam mencari berkas rekam medis pasien tersebut, karena dalam KIB tersebut terdapat nomor rekam medis pasien yang dapat memudahkan dalam pencarian berkas rekam medis.
Sub. Bagian Rekam Medis Rawat Jalan di Klinik Pratama Bakti Timah Pangkalbalam sudah tidak menggunakan KIUP (Kartu Indeks Utama Pasien), KIUP telah diganti dengan sistem komputerisasi. Sistem komputerisasi lebih memudahkan petugas dalam mencari nomor rekam medis pasien jika pasien tidak membawa KIB. Namun, tidak semua nomor rekam medis pasien terekam dan tersimpan di komputer karena sistem komputerisasi ini baru tahun 2020 mulai diterapkan.
Tabel 1
Daftar Keadaan
Ruang Rekam Medis Rawat Jalan
di Klinik Pratama Bakti Timah Pangkalbalam
NO |
Fasilitas Fisik |
Ada |
Tidak |
Jumlah |
1. |
Rak Terbuka |
V |
|
5 |
2. |
Filing Kabinet |
V |
|
5 |
3. |
Meja |
V |
|
6 |
4. |
Kursi |
V |
|
7 |
5. |
Air Conditioning (AC) |
|
X |
- |
6. |
Lemari |
|
X |
- |
7. |
Telepon |
V |
|
1 |
8. |
Komputer |
V |
|
1 |
9. |
Tempat Air Minum |
V |
|
1 |
10. |
Kipas Angin |
V |
|
1 |
11. |
Ventilasi |
V |
|
3 |
12. |
Tirai |
|
X |
- |
13. |
Penerangan (Lampu) |
V |
|
2 |
14. |
Debu |
V |
|
~ |
15. |
Kepengapan / Kelembapan |
V |
|
~ |
|
JUMLAH |
12 |
3 |
32 |
Keterangan:
V = Ada
X = Tidak Ada
~ = Tak Terhitung
Grafik 1
Daftar Keadaan
Ruang Rekam Medis Rawat Jalan
Di Klinik Pratama Bakti Timah Pangkalbalam
4. Sarana Kerja
Sarana kerja yang ada di tempat penerimaan pasien rawat jalan di Klinik Pratama Bakti Timah Pangkalbalam dikelola oleh 1 orang pegawai Sub. Bagian Rekam Medis yang terdiri dari 1 orang pada loket pendaftaran pasien
Pada bagian ini petugas bertugas mendata setiap pasien yang berobat. Pasien yang berobat itu terdiri dari: pasin lama, pasien baru, pasien gawat darurat, 1 orang pada bagian penyimpanan rekam medis, dan 1 orang bagian komputer
a) Pasien Lama
Pasien lama adalah pasien yang pernah datang sebelumnya ke rumah sakit untuk berobat dan datang lagi atau sudah mempunyai Kartu Identitas Berobat (KIB).
b) Pasien baru adalah pasien yang baru pertama kali datang ke rumah sakit untuk keperluan berobat atau belum mempunyai Kartu Identitas Berobat (KIB). Untuk pasien baru petugas harus mendata pasien dengan memberikan Kartu Identitas Berobat (KIB) yang berisi nama, umur, alamat, tanggal pertama kali berkunjung dan nomor rekam medis. Kartu ini harus dibawa setiap kali berobat ke rumah sakit, karena untuk mencari berkas rekam medis dapat dilihat dari Kartu Identitas Berobat tersebut.
c) Pasien Gawat Darurat adalah pasien yang membutuhkan pertolongan dan penanganan yang segera dari tim medis. Pendaftaran pasien gawat darurat dilakukan oleh orang atau pihak keluarga yang membawa pasien ke Klinik Pratama Bakti Timah Pagkalbalam
d) 1 orang pada bagian penyimpanan berkas rekam medis
Pada bagian ini petugas bertugas menyimpan dan mencarikan kartu pasien atau berkas rekam medis pasien yang berobat. Rekam medis yang sudah dikembalikan dari poliklinik-poliklinik dan di input ke komputer kemudian disimpan atau disusun pada rak penyimpanan rekam medis berdasarkan nomor urut yang tertulis di sampul rekam medis. Cara mencari rekam medis pasien yaitu dengan melihat nomor rekam medis yang ada di Kartu Identitas Berobat (KIB).
e) 1 orang pada bagian komputer
Kebijakan tentang penyimpanan Rekam Medis di Klinik Pratama Bakti Timah Pangklbalam telah memiliki kebijakan tentang penyimpanan rekam medis yang diatur secara lengkap. Sehingga petugas dalm melaksanakan penyimpanan rekam medis memiliki pedoman yang sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan yaitu penyimpanan rekam medis menggunakan sistem sentralisasi dan penjajarannya secata terminal digit filling. Dari segi Jurnal Ilmiah Perekam Dan Informasi Kesehatan Imelda Vol.4, No.2, September 2019 652 pelaksanaannya petugas sudah melakukan penyimpanan rekam medis seuai dengan kebijakan yang telah dibuat.
Manfaat dari Kebijakan Penyimpanan Rekam Medis di Klinik Pratama Bakti Timah Pangkalbalam yaitu dapat mempermudah petugas dalam penyimpanan dan pengambilan kembali rekam medis karena sudah memiliki pedoman. Hal tersebut sudah sesuai dengan (Azzahra & Mufidi, 2021) dimana standar prosedur operasional memberikan langkah yang benar dan terbaik berdasarkan konsensus bersama untuk melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan yang dibuat oleh sarana pelayanan kesehatan berdasarkan standar profesi. Pelaksanaan Penyimpanan Rekam Medis di Klinik Pratama akti Timah Pangkalbalam Dalam pelaksanaan penyimpanan rekam medis baik rawat jalan, dan gawat darurat sudah sesuai dengan kebijakan yaitu secara sentralisasi dan penjajarannya secara terminal digit filling. Hal ini sudah sesuai menurut Depkes RI yang menyatakan bahwa berkas rekam medis sebaiknya menggunakan sentralisasi karena secara teori cara sentralisasi lebih baik dari pada desentralisasi sehingga berkas rekam medis tersimpan dalam satu kesatuan. Buku dan Catatan yang Digunakan dalam Pengambilan Rekam Medis di Klinik Pratama Bakti Timah Pngkalbalam Dalam pelaksanaan pengambilan rekam medis pasien rawat jalan dan gawat darurat membutuhkan buku dan catatan. Buku peminjaman digunakan untuk mengetahui tujuan peminjaman rekam medis, agar petugas penyimpanan mudah dalam mencari jika suatu saat rekam medis tersebut dibutuhkan untuk pelayanan dan untuk serah terima rekam medis petugas penyimpanan menggunakan buku ekspedisi. Pengambilan rekam medis di Klinik Pratama Bakti Timah Pangkalbalam Sudah sesuai dengan (Depkes, 2010) bahwa dalam serah terima rekam medis dengan menggunakan buku ekspedisi yang bertujuan agar keamanan rekam medis terjamin untuk menghindari kehilangan rekam medis dan sebagai bukti serah terima antar peminjaman dan petugas penyimpanan rekam medis. Sedangkan pengambilan rekam medis di Klinik Pratama Bakti Timah Pangkalbalam tidak menggunakan tracer sebagai petunjuk rekam medis keluar.Hal ini belum sesuai dengan (Depkes, 2010) bahwa tracer berguna untuk mengawasi penggunaan rekam medis sebagai rekam medis yang dipinjam dan pengambilan rekam medis harus menggunakan tracer atau kartu peminjaman rekam medis. Hambatan dalam Pelaksanaan Penyimpanan Rekam Medis di Klinik Pratama Bakti Timah Pangkabalam Hambatan pelaksanaan penyimpanan rekam medis masih ada berkas yang disimpan di dalam kardus karena kurangnya rak penyimpanan sehingga memperlambat petugas dalam penyimpanan dan pengambilan rekam medis. Hal tersebut belum sesuai dengan buku (Indradi et al., 2017) bahwa semua berkas rekam medis harus disimpan di rak penyimpanan sehingga akan mempermudah petugas dalam penyimpanan rekam medis.
Kesimpulan
Sistem penyimpanan yang digunakan oleh Sub. Bagian Rekam Medis di Klinik Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah dilakukan adalah sistem penyimpanan rekam medis di Klinik Pratama Bakti Timah Pangkalbalam menggunakan sistem sentralisasi. Sistem penjajaran di Klinik Pratama Bakti Timah Pangkalbalam menggunakan dua angka akhir (terminal digit filling) dan masih ada rekam medis yang disimpan di dalam kardus dikarenakan kurangnya rak penyimpanan rekam medis. Sistem peminjaman rekam medis sudah menggunakan buku ekspedisi yang digunakan untuk mencatat rekam medis yang dipinjam setiap hari, sedangkan penggunaan tracer untuk pengambilan rekam medis dari rak penyimpanan belum dilakukan.
BIBLIOGRAFI
Azzahra, S. A. N., & Mufidi, M. F. (2021). Tanggung Jawab Petugas Kesehatan Terhadap Kerahasiaan Dokumen Pasien Dalam Melakukan Pelayanan Medis Ditinjau Dari Uu No. 44 Thn 2009. Dihubungkan Dengan Permenkes No. 269/Menkes/Per/Iii/2008 Tentang Rekam Medis. Google Scholar
Budi, E. H., Patterson, L. B., & Parichy, D. M. (2011). Post-Embryonic Nerve-Associated Precursors To Adult Pigment Cells: Genetic Requirements And Dynamics Of Morphogenesis And Differentiation. Plos Genetics, 7(5), E1002044. Google Scholar
Depkes, R. I. (2006). Pedoman Prosedur Dan Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah Sakit Di Indonesia. Jakarta: Dirjen Yanmed. Google Scholar
Depkes, R. I. (2010). Profil Kesehatan Indonesia 2010. Jakarta: Depkes Ri. Google Scholar
Indradi, R. B., Fidrianny, I., & Wirasutisna, K. R. (2017). Dpph Scavenging Activities And Phytochemical Content Of Four Asteraceae Plants. International Journal Of Pharmacognosy And Phytochemical Research, 9(6), 755–759. Google Scholar
Kepmenkes, R. I. (2009). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 856/Menkes. Sk/Ix/2009 Tentang Standar Instalasi Gawat Darurat (Igd). Google Scholar
Machfoez, I. (2016). Metode Penelitian Kualittif & Kuantitatif. Penerbit Fitramaya. Yogyakarta. Google Scholar
Ningrum, F. S., & Lestari, T. (2018). Tinjauan Pelaksanaan Prosedur Klaim Jaminan Kesehatan Nasional (Jkn) Pasien Rawat Inap Di Rsud Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Rekam Medis, 11(1). Google Scholar
No, P. (2018). Tahun 2013 “Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Perekammedis.” Republik Indonesia. Google Scholar
Ohoiwutun, N., & Setiatin, S. S. (2021). Pengaruh Latarbelakang Pendidikan Perekam Medis Terhadap Sistem Penyimpanan Rekam Medis Di Rsud Boven Digoel. Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(8), 1029–1036. Google Scholar
Saryono, A. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif Dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Google Scholar
Tania, Y., & Marubah, A. (2020). Studi Literatur Sistem Penyimpanan Dokumen Rekam Medis Tahun 2020. Medrec Journal, 1(1), 1–8. Google Scholar
Tarigan, S. K. (2016). Gambaran Resiliensi Remaja Penyintas Alam Letusan Gunung Sinabung. Google Scholar
Copyright holder: Sari Wahyuni (2021)
|
First publication right: Jurnal Health Sains
|
This article is licensed under:
|