Jurnal Health Sains: p–ISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 2, No. 9, September 2021
GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI SISWA KELAS IX TENTANG DYSMINORHOE DI MTS AL HIKMAH 1 BENDA KABUPATEN BREBES
Endang Susilowati
Akademi Kebidanan KH Putra, Brebes, Jawa Tengah, Indonesia
Email: endangandi1212@gmail.comn
info artikel |
abstraK |
Diterima 5 September 2021 Direvisi 15 September 2021 Disetujui 25 September 2021 |
Menarche didefinisikan sebagai pertama kali menstruasi, yaitu keluarnya cairan darah dari alat kelamin wanita berupa luruhnya lapisan dinding dalam rahim yang banyak mengandung pembuluh darah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri siswi kelas IX tentang dismenorhoe di MTS Al Hikmah 1 Benda Kabupaten Brebes. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Siswi Kelas IX tentang Dismenorhoe di MTS Al Hikmah 1 Kabupaten Brebes, hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dari siswi yang merupakan responden dari penelitian tentang kejadian dysminorhoe merupakan siswi yang berusia 14 tahun (59%), lalu kurang dari setengahnya dari siswi yang berusia 15 tahun berjumlah 28 orang (28%), lalu sebagian kecil dari responden berusia 13 tahun berjumlah 9 orang (9%), dan hampir tidak ada dari responden kurang dari 13 tahun atau lebih dari 15 tahun. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan maka kesimpulan yang dapat ditarik adalah gambaran pengetahuan remaja putri siswi kelas IX MTS Al Hikmah 1 tentang dysminorhoe berdasarkan karakteristik, diketahui bahwa lebih dari setengahnya dari responden berusia 14 tahun berjumlah 59 orang dan sebagian kecilnya berusia 12 dan 16 tahun.
ABSTRACT Menarche is defined as the first menstruation, which is the discharge of blood fluid from the female genitals in the form of the decay of the lining of the inner wall in the uterus that contains many blood vessels. The purpose of the study was to find out the knowledge picture of class IX student girls about dismenorhoe in MTS Al Hikmah 1 Benda Brebes Regency. The type of research used in this research is a descriptive research method. Based on the results of research on the Knowledge Picture of Adolescent Girls Class IX about Dismenorhoe in MTS Al Hikmah 1 Brebes Regency, this shows that most of the students who are respondents to research on the incidence of dysminorhoe are students aged 14 years (59%), then less than half of 15-year-old students amounted to 28 people (28%), Then a small percentage of 13-year-old respondents numbered 9 people (9%), and almost none of the respondents were less than 13 years old or over 15 years old. Based on the results of the research that has been outlined, the conclusion that can be drawn is a picture of the knowledge of adolescent girls of class IX MTS Al Hikmah 1 about dysminorhoe based on characteristics, it is known that more than half of the respondents aged 14 years amounted to 59 people and a small percentage of them were aged 12 and 16 years. |
Kata Kunci: menstruasi; remaja putri; menarche
Keywords: menstruation; young women; menarche |
Pendahuluan
Menarche didefinisikan sebagai pertama kali menstruasi, yaitu keluarnya cairan darah dari alat kelamin wanita berupa luruhnya lapisan dinding dalam rahim yang banyak mengandung pembuluh darah. Selain itu terjadinya menarche tersebut sering disertai rasa sakit di daerah mamae, bagian abdomen, pinggang, dan ada pula sebagian remaja mengalami tumbuhnya jerawat pada saat haid pertamanya. Sudah lebih dari setengah abad rata-rata usia menarche mengalami perubahan, dari usia 17 tahun, menjadi 13 tahun, secara normal menstruasi awal terjadi pada usia 11 – 16 tahun (Dyah & Tinah, 2009).
Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan tubuh wanita setiap bulanya untuk kehamilan (Keiko et al., 2007). Walaupun menstruasi datang setiap bulan pada usia reproduksi, banyak wanita yang mengalami ketidaknyamanan fisik atau merasa tersiksa saat menjelang atau selama haid berlangsung (Latipurohmah et al., 2020).
Salah satu ketidaknyamanan fisik saat menstruasi yaitu dismenorhoe. Dismenorhoe adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi (Ningsih, 2016). Dismenorhoe dapat disertai dengan rasa mual, muntah, diare dan kram, sakit seperti kolik diperut. Beberapa wanita bahkan pingsan dan mabok, keadaan ini muncul cukup hebat sehingga menyebabkan penderita mengalami “kelumpuhan” aktivitas untuk sementara.
Besarnya proporsi penduduk usia remaja menimbulkan masalah yang berkaitan dengan perilaku menghadapi dismenorhoe. Data BKKBN tahun 2008 menunjukan bahwa 45,2 % yang mengalami dismenorhoe dari jumlah 463.597 orang.
Di Indonesia Haid biasanya dimulai antara umur 10-16 tahun, tergantung pada berbagai faktor seperti kesehatan perempuan, status nutrisi, dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh. Haid berlangsung sampai perempuan mencapai usia 45-50 tahun,ini pun tergantung pada kesehatan dan pengaruh-pengaruh lainnya. Akhir dari kemampuan wanita untuk haid disebut menopause dan menandai akhir dari masa-masa kehamilan seorang perempuan (BKKBN, 2017).
Hampir seluruh perempuan dan juga yang ada di dalamnya remaja pasti pernah mengalami nyeri haid (dismenorhoe) dengan berbagai tingkatan, mulai dari yang sekedar pegal-pegal, dipanggul dari sisi dalam hingga rasa nyeri yang luar biasa sakitnya. Umumnya nyeri yang biasa terasa di bawah perut itu terjadi pada hari pertama dan hari kedua haid. Rasa nyeri akan berkurang setelah keluar darah yang cukup banyak.
Secara alamiah, penyebab nyeri haid bermacam-macam dari meningkatnya hormone prostaglandin sampai dengan perubahan hormonal ketika mulai haid, dan bahkan kecemasan yang berlebihan. Bila dilihat dari factor yang penyebabnya, nyeri haid dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu nyeri haid sekunder dan nyeri haid primer.
Menurut studi pendahuluan pada bulan juli di MTS Al Hikmah 1 Benda ternyata banyak remaja putri di MTS Al Hikmah 1 Bendayang masih mengalami dismenorhoe. Sebagian besar dari mereka dikarenakan kurangnya melakukan olah raga, asupan nutrisi yang kurang baik, dan istirahat yang kurang. Selain itu hasil wawancara dengan 12 siswi MTS Al Hikmah 1 Benda diantaranya mengatakan tidak tahu tentang pengetahuan disminore. Maka dengan itu, peran tenaga kesehatan sangat penting agar dapat memberikan penyuluhan di MTS Al Hikmah 1 Benda tentang pengetahuan disminore.
Studi pendahuluan yang dilakukan di MTS Al Hikmah 1 Benda diperoleh jumlah siswi kelas 3 yaitu sebanyak 202 orang.
Masa remaja atau masa adolensi adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dan berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Permatasari et al., 2013).
WHO mendefinisikan remaja sebagai fase ketika seorang anak mengalami hal-hal sebagai berikut:
1) Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai ia mencapai kematangan seksualnya.
2) Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menuju dewasa.
3) Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan relatif mandiri.
Mengenai umur kronologis seorang anak dapat dikatakan remaja, masih terdapat berbagai pendapat. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun (Mashar, 2015). Rentang waktu usia ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu: 12-15 tahun (masa remaja awal), 15-18 tahun (masa remaja pertengahan), 18-21 tahun (masa remaja akhir).
Menstruasi adalah perdarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi (Bobak et al., 2004). Hal lain bahwa menstruasi adalah perdarahan vagina secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus. Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan penting dalam proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan-perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi (Indah, 2012).
Selain itu, menstruasi adalah perdarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi (Bobak et al., 2004). Dysminore berasal dari bahas yunani –dys yang berarti sulit, nyeri, abnormal, meno berarti bulan, rrhea berarti aliran. Dysmenorrheal atau dyaminore dalam bahasa Indonesia berarti nyeri pada saat menstruasi. Menstruasi adalah perdarahan vagina secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus. Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan penting dalam proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan-perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi (Mashar, 2015).
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri siswi kelas IX tentang dismenorhoe di MTS Al Hikmah 1 Benda Kabupaten Brebes.
Manfaat penelitian diharapkan dapat memberikan masukan hal-hal apa saja yang telah diteliti sehingga digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Siswi Kelas IX tentang Dismenorhoe di MTS Al Hikmah 1 Benda Kabupaten Brebes”.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan objek. Metode penelitian deskriptif digunakan utuk memecahkan dan menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang (Notoatmdojo, 2014).
Pada penelitian ini akan diteliti mengenai gambaran pengetahuan remaja putri siswi kelas III tentang dismenorhoe di MTS Al Hikmah 1 Kabupaten Brebes.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah siswi MTS AL Hikmah 1 dengan jumlah 202 Siswi.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011). Sampel merupakan sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmdojo, 2014). Untuk populasi kecil atau lebih kecil dari 10.000, dapat mengunakan formula yang lebih sederhana lagi seperti berikut:
n = |
N |
1 + N (d2) |
Keterangan:
N : Jumlah populasi
n : Jumlah sampel yang diinginkan
d : Tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan.
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil penelitian
Penelitian ini dibatasi hanya dengan menguraikan tentang hasil penelitian melalui analisa deskriptif univariat yang menggunakan distribusi frekuensi dalam persentase (%). Pada bab ini akan menguraikan hasil penelitian terhadap 100 orang siswa (15 siswi kelas IX.A, 13 siswi kelas IX.B, 15 siswi kelas IX.C, 15 siswi kelas IX.D, 14 siswi kelas IX.E, 13 siswi kelas IX.F dan 15 siswi kelas IX.G) di MTS Al Hikmah 1 Kabupaten Brebes, untuk melihat Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Siswi Kelas IX tentang Dismenorhoe. Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut:
1. Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Siswi Kelas IX tentang Dismenorhoe di MTS Al Hikmah 1 Kabupaten Brebes
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Usia Siswi Kelas IX di MTS Al Hikmah 1 Kabupaten Brebes Tahun 2019
Kelompok Usia |
||
Kelmpok Usia |
Frekuensi |
Persentase |
12 |
2 |
2% |
13 |
9 |
9% |
14 |
59 |
59% |
15 |
28 |
28% |
16 |
2 |
2% |
JML |
100 |
100% |
Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui bahwa sebagian besar (59%) responden berusia 14 tahun, kurang setengahnya dari responden berusia 15 tahun berjumlah 28 orang (28%), sebagian kecil dari responden berusia 13 tahun berjumlah 9 orang (9%), lalu sebagian kecilnya lagi (2%) responden berusia 12 tahun dan 16 tahun.
2. Pengetahuan Siswi
a. Distribusi frekuensi Pengetahuan disminorhoe siswi MTSN 1 Palabuhanrartu tentang dysminorhoe berdasarkan tanda dan gejala dapat disimpulkan sebagai berikut:
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Pengetahuan SiswaKelas IX Tentang Pengetahuan Dysminorhoe Berdasarkan Tanda dan Gejala di MTS Al Hikmah 1 Tahun 2019
Variabel Pengetahuan |
Frekuensi |
Persentasi |
Baik |
40 |
40% |
Cukup |
51 |
51% |
Kurang |
9 |
9% |
Total |
100 |
100% |
Dari tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar dari responden memiliki tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 51 responden (51%), responden yang memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 40 responden (40%) dan persentase terkecil dari responden (9%) memiliki tingkat pengetahuan kurang.
b. Pengetahuan siswi tentang dysminorhoe berdasarkan penatalaksanaan/ penanganan
Pada tabel 3 dibawah ini, berdasarkan hasil penelitian diperoleh pengetahuan siswatentang pengetahuan Dysminorhoe berdasarkan penanganan/ penatalaksanaan dysminorhoe dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Pengetahuan SiswaKelas IX Tentang Pengetahuan Dysminorhoe Berdasarkan Penatalaksanaan/ Penanganan Dysminorhoe di MTS Al Hikmah 1 Tahun 2019
Kategori |
Frekuensi |
Persentasi |
Sering Dilaksanakan |
14 |
14% |
Jarang Dilaksanakan |
69 |
69% |
Tidak Pernah Dilaksanakan |
17 |
17% |
Total |
100 |
100% |
Dari tabel 3 di atas tentang pengetahuan siswi kelas IX tentang pengetahuan Dysminorhoe berdasarkan penatalaksanaan/ penanganan, dapat dilihat bahwa sebagian besar dari responden jarang melaksanakan penanganan dysminorhoe yaitu sebanyak 69 responden (69%), lalu sebagiannya lagi dari responden tidak pernah melaksanakkan penanganan dysminorhoe yaitu sebanyak 17 responden (17%) dan sebagian kecilnya lagi dari responden yang sering melaksanakan penanganan dysminorhoe sebanyak 14 respoden (14%).
3. Pengalaman Siswi
Pada tabel 4 dibawah ini, berdasarkan hasil penelitian diperoleh pengetahuan siswa berdasarkan pengalaman tentang Dysminorhoe dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Pengetahuan SiswaKelas IX Tentang Pengalaman Dysminorhoe di MTS Al Hikmah 1 Tahun 2019
Kategori |
Frekuensi |
Persentasi |
Pernah |
72 |
72% |
Jarang |
18 |
18% |
Tidak Pernah |
10 |
10% |
Total |
100 |
100% |
Dari tabel 4 di atas tentang pengetahuan siswi kelas IX tentang pengalaman Dysminorhoe, dapat dilihat bahwa sebagian besar dari responden pernahmengalami kejadian disminore yaitu sebanyak 72 Siswi (72%), lalu sebagiannya lagi siswi jarang mengalami disminorhoe yaitu sebanyak 18 siswi (18%) dan sebagian kecilnya lagi resonden tidak pernah mengalami kejadiam disminorhoe yaitu 10 respoden (10%).
4. Sumber Informasi yang Diperoleh Siswi
Pada tabel 5 dibawah ini, berdasarkan hasil penelitian diperoleh pengetahuan siswa berdasarkan informasi yang didapat siswi tentang
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Pengetahuan SiswaKelas IX berdasarkan Sumber Informasi yang Didapat tentang Dysminorhoe di MTS Al Hikmah 1 Tahun 2019
Sumber Informasi |
Frekuensi |
Persentasi |
Dari Orang Tua |
34 |
34% |
Dari Guru |
30 |
30% |
Dari Teman |
15 |
15% |
Dari Media Masa |
21 |
21% |
Total |
100 |
100% |
Dari tabel 5 di atas tentang pengetahuan siswi kelas IX tentang sumber infomasi yang didapatkan tentang Dysminorhoe, dapat dilihat bahwa kurang dari setengahnya responden mendapatkan sumber informasi tentang dysminorhoe yang diperoleh dari orang tua (34%) dan dari guru yaitusebanyak (30%), dan sebagian kecilnya lagi siswi mendapatkan informasinya tentang pengetahuan dymnorhoe diperoleh dari media masa dan dari teman yaitu sebanyak 21 orang (21%) dan 15 orang (15%).
B. Pembahasan
Hasil yang didapat pada penelitian gambaran siswi kelas IX di MTS Al Hikmah 1 Kabupaten Brebes tahun 2019.
1. Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Siswi Kelas IX tentang Dismenorhoe di MTS Al Hikmah 1 Kabupaten Brebes, hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dari siswi yang merupakan responden dari penelitian tentang kejadian dysminorhoe merupakan siswi yang berusia 14 tahun (59%), lalu kurang dari setengahnya dari siswi yang berusia 15 tahun berjumlah 28 orang (28%), lalu sebagian kecil dari responden berusia 13 tahun berjumlah 9 orang (9%), dan hampir tidak ada dari responden kurang dari 13 tahun atau lebih dari 15 tahun.
(Wong, 2009) Dalam usia tersebut dimana Pola pertumbuhan dan perkembangannya dapat dilihat bahwa dalam pertumbuhannya remaja tersebut dapat meningkat cepat mencapai puncak kecepatan, tampak karakteristik seks sekunder, pada kondisi Kognitif dimana remaja tersebut dapat Menggali kemampuan baru untuk pikiran abstrak yang terbatas, mencari-cari nilai dan energi baru, perbandingan terhadap “normalitas” dengan sebaya yang jenis kelaminnya sama. Selain itu Identitas remaja tersebut dapat Terus-menerus memikirkan perubahan tubuh yang cepat, mencoba berbagai peran, pengukuran ketertarikan dengan penerimaan atau penolakan terhadap sebaya, menegaskan norma-norma kelompok.
Dalam hubungannya dengan orang tua mereka biasanya Mendefinisikan batasan kemandirian-ketergantungan, keinginan yang kuat untuk tetap bergantung pada orang tua sambil mencoba untuk memisahkan diri, tidak ada konflik utama terhadap kontrol parental, dan Hubungan dengan sebayanya biasanya remaja tersebut Mencari afiliasi sebaya untuk menghadapi ketidakstabilan yang diakibatkan oleh perubahan yang cepat, peningkatan pertemanan ideal yang dekat dengan anggota dengan jenis kelamin yang sama, berjuang untuk menguasai tempat didalam kelompok.
Selain itu dalam Seksualitas remaja biasanya melakukan Eksplorasi diri dan evaluasi, kencan terbatas, dan biasanya melakukan kelompok intimasi terbatas. Dalam Kesehatan psikologis, Perubahan alam perasaan yang meluas, mimpi disiang hari yang terus-menerus, marah yang diekspresikan dengan kemurungan, kemarahan yang meledak-ledak, makian secara verbal dan memanggil nama.
Dari hasil penelitian diatas, pada usia terbut biasanya pola pertumbuhan dan perkembangannya dapat dilihat bahwa dalam pertumbuhannya remaja tersebut dapat meningkat cepat mencapai puncak kecepatan, oleh karena itu peran orang tua harus perlu ditingkatkan sehingga para remaja yang sedang mengalami dysminorhoe idak merasa stress dalam menghadapi gejala tersebut.
2. Gambaran pengetahuan remaja putri siswi berdasarkan tanda dan gejala dan penatalaksanaan/ penangan.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa dari 100 responden termasuk dalam kategori pengetahuan yang cukup, dimana pengetahuan siswi tentang dysminorhoe berdasarkan tanda dan gejala, dapat dilihat bahwa setengahnya dari responden memiliki tingkat pengetahuan cukup baik sebanyak 51 responden (51%), hampir setengahnya dari responden memiliki tingkat pengetahuan baik yaitu sebanyak 40 responden (40%) dan sebagian kecil dari responden memiliki tingkat pengetahuan kurang yaitu sebanyak 9 respoden (9%).
Pengetahuan siswi tentang dysminorhoe berdasarkan penatalaksanaan/ penanganan, dapat dilihat bahwa sebagian besar dari responden memiliki tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 69 responden (69%), dan sebagian kecilnya dari responden memiliki tingkat pengetahuan kurang dan baik yaitu sebanyak 17 responden (17%) dan 14 respoden (14%).
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmdojo, 2014). Menurut Notoatmodjo pengetahuan merupakan faktor penting dalam membentuk tindakan seseorang, perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan bersifat lebih langgeng (long lastening) dari pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan.
Dilihat dari pengetahuan tersebut, masih banyak para responden kurang mengetahui tentang pengetahuan dysminorhoe, oleh karena itu untuk meningkatkan pengetahuan teresbut perlu adanya masukan pengetahun dengan cara memberikan penyuluhan kesehatan reproduksi khususnya dalam menghadapi gejala dysminorhoe.
3. Gambaran pengetahuan remaja putri siswi berdasarkan sumber informasi
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Siswi Kelas IX tentang Dismenorhoe di MTS Al Hikmah 1 Kabupaten Brebes, hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dari siswi mendapatkan informasi dari orang tua dan dari guru yaitu sebanyak 34 Siswi (34%) dan 30 siswi (30%), dan sebagian kecilnya lagi siswi mendapatkan informasinya tentang pengetahuan dymnorhoe diperoleh dari media masa dan dari teman yaitu sebanyak 21 orang (21%) dan 15 orang (15%).
Sumber informasi merupakan jalan untuk mendapatkann sebuah pengetahuan, Semakin banyak informasi yang diterima seseorang, maka semakin banyak pula orang tersebut memperoleh pengetahuan. Informasi adalah data yang telah diubah melalui proses pekerjaan statistik yang secara potensial dapat menambah pengetahuan bagi peneliti atau pemakai (Effendi, 2016).
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan maka kesimpulan yang dapat ditarik adalah gambaran pengetahuan remaja putri siswi kelas IX MTS Al Hikmah 1 tentang dysminorhoe berdasarkan karakteristik, diketahui bahwa lebih dari setengahnya dari responden berusia 14 tahun berjumlah 59 orang dan sebagian kecilnya berusia 12 dan 16 tahun.
Gambaran pengetahuan remaja putri siswi kelas IX MTS Al Hikmah 1 tentang dysminorhoe berdasarkan tanda dan gejala, dapat dilihat bahwa sebagian besar dari responden memiliki tingkat pengetahuan cukup, lalu hampir setengahnya dari responden memiliki tingkat pengetahuan baik dan sebagian kecil dari responden memiliki tingkat pengetahuan kurang. Hal ini perlu mendapatkan perhatian, karena semakin kurangnya pengetahuan responden, maka semakin kurang responden tersebut dalam menjaga kesehatannya khususnya pada saat menghadapi masalah dysminorhoe.
Gambaran pengetahuan remaja putri siswi kelas IX MTS Al Hikmah 1 tentang dysminorhoe berdasarkan penatalaksanaan/penanganan, dapat dilihat bahwa sebagian besar dari responden memiliki tingkat pengetahuan cukup, dan sebagian kecilnya dari responden memiliki tingkat pengetahuan kurang dan baik.
Gambaran pengetahuan remaja putri siswi kelas IX MTS Al Hikmah 1 tentang pengalaman Dysminorhoe, dapat dilihat bahwa sebagian besar dari responden memiliki tingkat pengalaman yang baik, dan sebagian kecilnya lagi siswi memiliki tingkat pengalaman yang cukup dan kurang.
Gambaran pengetahuan remaja putri siswi kelas IX MTS Al Hikmah 1 tentang dysminorhoe berdasarkan sumber infomasi yang didapatkan tentang Dysminorhoe, dapat dilihat bahwa kurang dari setengahnya responden mendapatkan sumber informasi tentang dysminorhoe yang diperoleh dari orang tua dan dari guru dan sebagian kecilnya lagi siswi mendapatkan informasinya tentang pengetahuan dymnorhoe diperoleh dari media masa dan dari teman.
BIBLIOGRAFI
Bkkbn. (2017). Survei Demografi Dan Kesehatan. In Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional (P. 32). Google Scholar
Bobak, M., Room, R., Pikhart, H., Kubinova, R., Malyutina, S., Pajak, A., Kurilovitch, S., Topor, R., Nikitin, Y., & Marmot, M. (2004). Contribution Of Drinking Patterns To Differences In Rates Of Alcohol Related Problems Between Three Urban Populations. Journal Of Epidemiology & Community Health, 58(3), 238–242. Google Scholar
Dyah, E., & Tinah, S. S. T. (2009). Hubungan Indeks Masa Tubuh< 20 Dengan Kejadian Dismenore Pada Remaja Putri Di Sma Negeri 3 Sragen. Jurnal Kebidanan, 1(1). Google Scholar
Effendi, M. (2016). Integrasi Pembelajaran Active Learning Dan Internet-Based Learning Dalam Meningkatkan Keaktifan Dan Kreativitas Belajar. Nadwa, 7(2), 283–309. Google Scholar
Indah, F. T. N. (2012). Kejadian Pruritus Vulvae Saat Menstruasi Pada Remaja Putri (Studi Pada Siswi Sman 1 Ngimbang Kabupaten Lamongan). Repository Universitas Airlangga. Retrieved From Repository. Unair. Ac.. Id/23638. Google Scholar
Keiko, Y., Nami, A., & Ryo, K. (2007). Improvement Of Application-Gloss Of Lipsticks By Poly (Alkyl Methacrylate). Journal Of The Japan Society Of Colour Material, 80(9), 376–379. Google Scholar
Latipurohmah, F., Sucipto, M. C., & Nurhayati, R. (2020). Analisis Pelaksanaan Akad Murabahah Pada Pembiayaan Mikro Di Bank Bri Syariah Kcp Subang. Eksisbank (Ekonomi Syariah Dan Bisnis Perbankan), 4(2), 188–200. Google Scholar
Mashar, R. (2015). Emosi Anak Usia Dini Dan Strategi Pengembangannya. Kencana. Google Scholar
Ningsih, M. (2016). Nyeri Dismenorea Pada Remaja Putri Di Smpn 11 Mataram Tahun 2015. Jurnal Sangkareang Mataram, 2(1), 21–23. Google Scholar
Notoatmdojo. (2014). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta; Rineka Cipta. Google Scholar
Permatasari, M. W., Mulyono, B., & Istiana, S. (2013). Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Personal Hygiene Dengan Tindakan Pencegahan Keputihan Di Sma Negeri 9 Semarang Tahun 2012. Jurnal Kebidanan, 2(1). Google Scholar
Sugiyono, P. (2011). Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Alpabeta, Bandung. Google Scholar
Wong, D. L. (2009). Pedoman Klinis Keperawatan. Pediatrik. Jakarta: Egc. Google Scholar
Copyright holder: Endang Susilowati (2021)
|
First publication right: Jurnal Health Sains
|
This article is licensed under:
|