Jurnal Health Sains: pISSN:
2723-4339 e-ISSN:
2548-1398
Vol. 2, No. 8, Agustus 2021
PENGARUH BESARNYA ULTRAFILTRASI TERHADAP PERUBAHAN
TEKANAN DARAH PADA PASIEN PGK DI UNIT HEMODIALISA RSUD KABUPATEN TANGERANG
Sulastri,
Zahrah Maulidia Septimar, Lastri Mei Winarni
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)
Yatsi Tangerang, Banten, Jawa
Barat, Indonesia
Email: astri@stikesyatsi.ac.id, tris2597@gmail.com,
zahrahmaulidia85@gmail.com
info artikel |
abstraK |
Diterima 5 Agustus 2021 Direvisi 15 Agustus 2021 Disetujui 25 Agustus 2021 |
Besarnya
ultrafiltrasi adalah
proses perpindahan zat terlarut dan air karena perbedaan hidrostatik didalam darah dan dialisat yang dilakukan dari berat badan pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk pengetahui pengaruh besarnya ultrafiltrasi terhadap perubahan tekanan darah pada klien penyakit ginjal kronik di RSU Daerah
Tangerang. Penelitian ini
menggunakan desain quasi eksperimen dengan penelitian one
group, populasi seluruh
pasien di ruang hemodialisa, sampel berjumlah 150 orang. Hasil penelitian
menunjukan besarnya ultrfiltrasi baik mengalami perubahan TD normal terbanyak 17 responden (50,1
%), responden dengan besarnya ultrafiltrasi sedang mengalami prubahan TD rendah terbanyak 2 responden (66.6 %)
dan jumlah responden besarnya ultrafiltrasi sedang mengali perubahan TD tinggi sekitar 42 responden (37,2 %).
uji Chi Square didapatkan nilai
Asymp.Sig.(2-sided) sebear
0,035 < 0,05, ada pengruh
antara besarnya ultrafiltrasi terhadap perubahan tekanan darah pada pasien PGK di Unit HD
RSUD Kabupaten Tangerang 2020. Kesimpulan untuk meningkatkan pelayanan hemodialisa dengan pembatasan dan pemantauan jumlah ultrafiltrasi dapat meminimalkan resiko penurunan tekanan darah yang dapat membahayakan jiwa pasien. ABSTRACT The magnitude of ultrafiltration
is the process of transferring dissolved substances and water due to
hydrostatic differences in blood and dialysate which are carried out from the
patient's body weight. The purpose of this research is of the amount of
ultrafiltration on changes in blood pressure in clients with chronic kidney
disease at Tangerang Regional Hospital. Methods: This study used a
quasi-experimental design with a one group study, the population of all
patients in the hemodialysis room, a sample of 150 people. Results: The study
showed that the amount of ultrfiltration both
experienced changes in normal BP was 17 respondents (50.1%), respondents with
a moderate amount of ultrafiltration were experiencing a change in low BP,
the most were 2 respondents (66.6%) and the number of respondents, the amount
of ultrafiltration, was multiplying changes in high BP, around 42
respondents. (37.2%). Chi Square test obtained an Asymp.Sig.
(2-sided) value of 0.035 <0.05, there is an influence between the amount
of ultrafiltration on changes in blood pressure in CKD patients at the HD
Unit of the Tangerang District Hospital 2020. Conclusion to improve
hemodialysis services with restrictions and Monitoring
the amount of ultrafiltration can minimize the risk of a drop in blood
pressure that can endanger the patient's life. |
Kata Kunci: ultrafiltrasi; tekanan darah; hemodialisa Keywords: ultrafiltration;
blood pressure; hemodialysis |
Pendahuluan
Pembangunan kesehatan nasional diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan hidup sehat bagi
setiap warga agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setingi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan periode 2020-2024 adalah meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta dengan penekanan pada penguatan pelayanan kesehatan dasar (primary health
care) dan peningkatan upaya
promotif dan preventif didukung oleh inovasi dan pemanfaatan teknologi (Kemenkes, 2018).
Menurut
data (Organization, 2018)
bahwa sekitar 3.267.000 kematian tiap tahunnya
disebabkan oleh penyakit ginjal dan saluran kemih, sehingga jumlah penyakit ini menunjukan dan menduduki peringkat ke-12 tertinggi angka kematian atau peringkat
ke-17 angka kecacatan.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013)
menunjukan prevalensi penyakit tidak menular mengalami kenaikan jika dibandingkan
sedengan Riskesdas 2013 salah satunya adalah Gagal ginjal kronik
naik dari 2 % menjadi 3,8
%. Selain itu berdasarkan data jumlah penderita PGK di Indonesia menunjukan
peningkatan berdasarkan sumber Indonesian Renal Regystry.
Berdasarkan data IRR tahun
2017 jumlah pasien aktif sebesar 77.892 yang menjalani hemodialisa sedangkan 30.843 merupakan orang bary dan pasien yang melakukan hemodialisa (Oka et al., 2016).
Di Provinsi Banten angka kejadian penderita gagal ginjal kronis berdasarkan
data Riset Kesehatan Dasar Provensi
Banten (Riskesdas, 2013)
menunjukkan jumlah Pravalensi penyakit ginjal kronik di Provinsi Banten sekitar 0,2 % dari data Riskesda nasional. Sedangkan prevalensi tertinggi di Kabupaten Pandeglang sebesar 0,4 %, diikuti oleh Kabupaten Serang 0,3 %, Kabupaten Lebak dan kota Tangerang Selatan masing-masing sebesar
0,2 %.Sementara Kabupaten
Tangerang, Tangerang Kota dan Kota Serang
masing-masing sebesar 0,1% (Kemenkes, 2018).
Jumlah pasien terminal gagal ginjal baru yang harus dilakukan HD berdasarkan data Riskesda Kabupaten Tangerang pada tahun
2017 adalah 1.873 orang dan meningkat
pada tahun 2018 naik sebanyak
2.052 orang, sedangkan jumlah
pasien yang menjalani hemodialisa di RSUD Kabupaten
Tangerang dalam 3 bulan terakhir yaitu Mei. Juni dan juli sebanyak
513pasien.
Salah satu terapi yang dianjurkan untuk pengganti ginjal yaitu Hemodialisa,
pengganti terafi ginjal ini disebut
juga renal replacement therafy sehingga
pasien yang melakukan HD sering mendapatlan gejala kelebihan volume cairan pasca HD. Hal ini terjadi karena
dipicu adanya penurunan fungsi ginjal untuk mengekresikan
cairan dalam tubuh (Wilson & Prince, 1989).
Jika kelebihan cairan ini tidak
terbuang maka dalam kurun waktu
tertentu akan terjadi akumulasi penumpukan cairan ditubuh yang sangat berlebihan sehingga dapat terjadi oedema anasarka atau bahkan
oedema paru yang akan dapat mengganggu pernafasan dengan resiko kematian. Pengeluaran atau pembuangan kelebihan cairan tubuh ini
dapat dilakukan pada saat tindakan hemodialis
dengan proses ultrafiltrasi.
Dengan ultrafiltrasi maka kelebihan volume cairan akan dibuang,
sehingga kelebihan cairan atau oedema ditubuh pasien akan berkurang (Wong & Sarjana, 2017).
Cairan tubuh yang dibuang pada saat ultrafiltrasi adalah cairan intravaskuler,
dengan berkurangnya jumlah cairan intravaskuler
secara cepat pada saat proses hemodialisa maka volume pre load jantung juga
akan turun sehingga pasien akan dapat mengalami
penurunan tekanan darah atau hipotensi
pada saat pelaksanaan hemodialisa (Tuyisenge, 2017).
Sehingga penulis tertarik melakukan penelitian tentang Pengaruh besarnya ultrafiltrasi terhadap perubahan tekanan darah pada pasien PGK di Unit Hemodialisa Rumah Sakit Umum Tangerang (Black, 2008).
Metode Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperiment. Rencana penelitian yang akan digunakan yakni One Group yang melibatkan
satu kelompok subjek (Gezginci et al., 2018).
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien Hemodialisa
yang melakukan HD di Rumah Sakit Umum Kabupaten
Tangerang, sedangkan sampel
dalam penelitian ini adalah total sampling sebanyak 150 responden sebagai pasien yang melakukan Hemodialisa di Ruang Hemodialisa
RSUD Kabupaten Tangerang (Mbenu, 2019).
Alat pengumpulan data adalah lembar obeserrvasi
responden dengan isi terkait besarnya
ultrafiltrasi dan perubahan
tekanan darah, dengan alat hemodialisa
dan tekanan darah yang sudah dikalibrasi (Sudoyo et al., 2006).
Data yang didapatkan adalah
batasan karateristi seperti umur, jenis
kelamin dan lama hemodialisa.
Dalam penelitian ini, analisa bivariat
digunakan untuk menganalisa mendapatkan pengaruh besarnya ultrafiltrasi terhadap perubahan tekanan darah. Adapun teknik analisa data yang digunakan untuk menguji hipotesis
adalah uji Wilcoxon dengan nilai diperoleh p value (0,000)
<α (0,05) maka ho ditolak (Hudak & Gallo, 2013).
Hasil dan Pembahasan
A.
Hasil Penelitian
Tabel 1
Distribusi Frekuensi
Karakteristik Responden
No |
Karakteristik Responden |
Frekuensi |
% |
1 |
Umur |
|
|
|
Remaja |
3 |
2 |
|
Dewasa |
38 |
25,3 |
|
Lansia |
109 |
72,7 |
2 |
Jenis Kelamin |
|
|
|
Laki-laki |
84 |
56 |
|
Perempuan |
66 |
44 |
3 |
Lama HD |
|
|
|
Baru |
124 |
82,7 |
|
Lama |
26 |
17,3 |
Dari hasil tabel 1 menunjukan bahwa umur responden yang melakukan hmodialisa di RSUD
Tangerang 2020 sebagian besar
lansia (>46 tahun) sebesar 109 responen (72,7 %), jenis kelamin responden
laki-laki yang melakukan hemodialisa di RSUD Tangerang 2020 sebesar
84 responden (56%), dan lama hemodialisa
responden di RSUD Tangerang 2020 untuk
kategori baru (3 tahun) sebanyak 124 responden (82,7 %) (Gustomi & Rohmawati, 2016).
Tabel 2
Pengaruh Besarnya Ultrafiltrasi
Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik Di Unit Hemodialisa RSUD Kabupaten Tangerang 2020
Besarnya Ultrafiltrasi |
Tekanan Darah |
Total |
Asymptotic
Significance (2-sided) |
||||||
Normal |
Rendah |
Tinggi |
f |
|
|||||
f |
% |
f |
% |
f |
% |
||||
Baik |
17 |
50,1 |
0 |
0 |
36 |
31,9 |
53 |
|
0.035 |
Sedang |
4 |
11,7 |
2 |
66,6 |
42 |
37,2 |
48 |
|
|
Berat |
13 |
38,2 |
1 |
33,4 |
35 |
30,9 |
49 |
|
|
Jumlah |
34 |
100 |
3 |
100 |
113 |
100 |
150 |
|
Berdasarkan tabel 2 jumlah responden dengan besarnya ultrfiltrasi baik mengalami perubahan tekanan darah normal terbanyak 17 responden (50,1 %), jumlah responden dengan besarnya ultrafiltrasi sedang mengalami prubahan tekanan darah rendah
terbanyak 2 responden (66.6
%) dan jumlah responden besarnya ultrafiltrasi sedang mengali perubahan tekanan darah tinggi sekitar
42 responden (37,2 %) (Sukandar, 2006).
Berdasarkan uji Chi Square didapatkan
nilai Asymp.Sig. (2-sided)
pada uji Pearson Chi-Square adalah sebear 0,035. Karena nilai Asymp. Sig. (2-sided) 0,035
< 0,05, maka berdasarkan
pengmbilan keputusan diatas, dapat disimpulkan
bahwa HO ditolak dan Ha diterima. dengan demikian ada pengruh
antara besarnya ultrafiltrasi terhadap perubahan tekanan darah pada pasien penyakit ginjal kronik di Unit Hemodialisa RSUD Kabupaten Tangerang 2020.
B.
Pembahasan
1.
Karakteristik Responden
a.
Umur
Dari 150 responden yang melakukan
hemodialisa di RSUD Tangerang sebagian
besar adalah usia > dari 46 tahun (Lansia) yaitu sebanyak 72,7 %. Hal ini sesuai dengan
pendapat (Pantara,
2016), bahwa
faktor resiko yang berkaitan dengan terjadinya penyaikit gijal kronik antar
lain adalah Umur. Hal ini diperkuat oleh pendapat Septimar Z.M, dengan judul faktor-faktor
yag mempengaruhi hipotensi intraddialis pada pasien gagal ginjal
kroniknyang menjalani HD.
Hasil penelitian yang dilakukan
di RSUD Tangerang dengan jumlah
63 responden didapatkan
Sebagian besar responden berusia 46-65 tahun sebanyak 51 responden (52,4%).
Sama halnya dengan pendapat Shofaniah yang berjudul perbedaan pengaturan ultrafiltrasi
non-profiling dengan ultrafiltrasi
profiling satu terhadap penurunan tekanan darah Intradialisis Di Instalasi Hemodialisa RSUD Ulin Banjarmasin didapatkan sebagian besar responden berusia 46-55 tahun sebanyak 14 orang (43,1%) dari 31 responden (Azizan & Maryam, 2020).
b.
Jenis Kelamin
Dari hasil penelitian
menunjukan bahwa jenis kelamin responden
yang melakukan hemodialisa
di RSUD Tangerang adalah laki
laki yaitu 56 %, ini menunjukan bahwa jenis kelamin
laki laki lebih banyak dibanding
perempuan yang hanya 44 %.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Septimar Z.M, Hasil penelitian
yang dilakukan di RSUD Tangerang dengan
jumlah 60 responden didapatkan Sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 32 responden (50,8%). Sedangkan penelitian menurut Shofaniah bahwa berdasarkan jenis kelamin yang melakukan hemodialisa yang terbnyak adalah laki-laki sebanyak 17 responden (52,6 %) dari 32 responden (Mansjoer et al., 2000).
Hal ini juga berbeda dengan hasil data Global Burden Of
Disease 2018 bahwa jenis
kelamin perempuan rentan mengalami penyakit gagak ginjal kronik sehingga
resiko terjadi kerusakan ginjal yang mengakibatkan dilakukannya Hemodialisa. Jenis kelamin perempuan lebih rentan karena
karena mereka lebih rentan mengalami
infeksi saluran kemih (ISK) dan preeklamsi yang dijumpai 3-10 % wanita hamil dan perempuan lebih rentan terkena
penyakit sistemik lain seperti SLE, Rheumatoid
Arthiritis (RA) dan Systemik Scleroderma (SS). Penyakit penyakit tersebut dapat meneyebabkan komplikasi berupa gagal ginjal kronik.
c.
Lama Hemodialisa
Tingkat lamanya HD di RSUD Tangerang menunukan hasil dimana responden yang melaksanakan lamanya HD dengan kategori baru (<3 tahun) sebesar 124 responden dan kategori lama (>4 tahun) sebesar 26 responden. Hal ini sesuai dengan
penelitian oleh (Sufiana, 2016)
tentang lama nya HD dengan kualitas hidup, bahwa HD merupakan terapi pengganti ginjal yang digunakan pasien dalam keadaan sakit
akut dan pasien dengan penyakit ginjal stadium terminal. Seseorang
yang telah divonis menderita gagal ginjal dan harus menjalani terapi pengganti ginjal seumur hidup pilihannya
adalah HD (Sugiyono, 2008).
d.
Pengaruh Pengaruh
Besarnya Ultrafiltrasi Dengan Prubahan Tekanan Darah Pada Pasien Penyait Ginjal Kronik Di Unit Hemodialisa RSUD
Tangerang 2020
Hasil Analisa pengaruh besarnya
ultrafiltrasi dengan perubahan tekanan darah pada pasien penyait ginjal kronik Di Unit Hemodialisa RSUD Tangerang 2020 bahwa terdapat 17 responden (50,1%) dari 34 responden mempunyai besarnya ultrafiltrasi baik dengan tekanan
darah normal dibanding dengan besarnya ultrafiltrasi sedang dan berat yaitu 4 responden
(11,7%) dan 13 responden (38,2%). Terdapat
2 (66,6) responden dari 3 responden yang mempunyai besarnya ultrafiltrasi sedang dengan tekanan
darah rendah dibanding dengan besarnya ultrafiltrasi baik dan berat dengan tekanan darah rendah yaitu
0 % dan 1 responden (33,4%). Sedangkan
untuk besarnya ultrafiltrasi sedang dengan tekanan darah tinggi terdapat
42 responden (37,2%) dari
113 responden dibandingkan dengan besarnya ultrafiltrasi baik dan berat dengan tekanan
darah tinggi yatu sebesar 36 responden (31,9%) dan 35 responden
(30,9 %). Hasil penelitian ini
diperkuat oleh Septimar ZM,
bahwa karakteristik tekanan darah pre hemodialisa yang tidak mengalami hipotensi adalah sebanyak 45 responden (71,4%), sedangkan tekanan darah pre hemodialisa yang mengalami hipotensi berjumlah 18 responden (28,6%) (Maulidah, 2015).
Selain itu berdasarkan
uji Chi Square didapatkan nilai
Asymp.Sig. (2-sided) pada uji Pearson Chi-Square adalah sebear 0,035, maka ada pengaruh
antara besarnya ultrafiltrasi terhadap perubahan tekanan darah pada pasien penyakit ginjal kronik di Unit Hemodialisa RSUD Kabupaten Tangerang 2020. Ini sejalan dengan penelitian (Nuriya et al., 2019), hasil penelitian menunjukan ada pengaruh antara laju ultrafiltrasi dengan tekanan darah pada pasien Hemodialisa di Ruang Hemodialisis
Rumah Sakit Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Selain itu penelitian
yang dilakukan oleh (Shofaniah & Suwandewi, 2018),
bahwa terjadi penurunan tekanan darah intradialis karena adanya adanya
perbedaan pegaturan ultrafiltrasi non-profiling dengan
ultrafiltrasi profiling Di Instalasi
Hemodialisa RSUD Ulin
Banjarmasin (Adi Fanny, 2017).
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh pengaruh besarnya ultrafiltrasi terhadap perubahan tekanan darah pada pasien penyakit ginjal kronik di Unit Hemodialisa RSUD Kabupaten Tangerang Tahun 2020, maka dapat disimpulkan
distribusi frekuensi umur responden di unit Hemodialisa RSUD Tangerang 2020sebagian besar
adalah Lansia (>46 tahun) sebanyak 109 responden (72,7 %) dari 150 responden.
Distribusi frekuensi jenis
kelamin responden di unit Hemodialisa RSUD Tangerang 2020sebagian besar
adalah berjenis kelamin laki laki
sebanyak 84 responden (56
%) dari 150 responden.
Distribusi frekuensi besarnya
laju ultrafiltrasi responden di unit Hemodialisa
RSUD Tangerang 2020sebagian besar adalah
baik sebanyak 53 responden (35.3 %) dibandingkan dengan besarnya laju ultrafiltrasi sedang (32%) dan berat (32,7%).
Distribusi frekuensi tekanan
darah sebagian besar tinggi yaitu
sebanyak 113 responden
(74,3 %) disbandingkan dengan
tekanan darah normal 22,7 %
dan tekanan darah rendah 2 %.
Ada pengaruh antara besarnya ultrafiltrasi terhadap perubahan tekanan darah pada pasien penyakit ginjal kronik di Unit Hemodialisa RSUD Kabupaten
Tangerang Tahun 2020 dengan
nilai P value 0,035.219.
BIBLIOGRAFI
Adi Fanny,
M. (2017). Studi Deskriptif Mengenai Character Strengths Pada Pasien Gagal
Ginjal Kronis Di Rsai Bandung. Google Scholar
Azizan,
N., & Maryam, M. S. (2020). Analisis Biaya Dan Manfaat Berbagai Skema Untuk
Pelayanan Hemodialisis Di Rumah Sakit Dr. Sitanala Tangerang. Jrb-Jurnal
Riset Bisnis, 4(1), 3948. Google Scholar
Black,
J. M. (2008). Medical-Surgical Nursing. Clinical Management For Positive
Outcomes. Volume I. Saunders. Google Scholar
Gezginci,
E., Iyigun, E., Kibar, Y., & Bedir, S. (2018). Three Distraction Methods
For Pain Reduction During Cystoscopy: A Randomized Controlled Trial Evaluating
The Effects On Pain, Anxiety, And Satisfaction. Journal Of Endourology, 32(11),
10781084. Google Scholar
Gustomi,
M. P., & Rohmawati, D. Z. (2016). Pengetahuan Dengan Kecemasan Pada Pasien
Terdiagnosis Gagal Ginjal Kronik (Knowledge With Anxiety In Patients With
Chronic Renal Failure). Journals Of Ners Community, 7(1), 9296. Google Scholar
Hudak,
C. M., & Gallo, B. M. (2013). Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik
(Critical Care Nursing: A Holistic Approach).(Edisi 5 Volume 1). Alih Bahasa
Allenidekania, B., Susanto, Nerera, & Yasmin. Jakarta: Egc. Google Scholar
Kemenkes,
R. I. (2018). Hasil Utama Riskesdas 2018. In Online) Http://Www. Depkes. Go.
Id/Resources/Download/Info-Terkini/Materi_Rakorpop_2018/Hasil% 20riskesdas
(Vol. 202018). Google Scholar
Mansjoer,
A., Triyanti, K., Savitri, R., Wardhani, W. I., & Setiowulan, W. (2000).
Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius, 8692. Google Scholar
Maulidah,
S. N. (2015). Studi Penggunaan Albumin Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik
(Pgk)(Penelitian Di Instalasi Rawat Inap Ilmu Penyakit Dalam Rsud Dr. Soetomo
Surabaya). Universitas Airlangga. Google Scholar
Mbenu,
A. W. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Klien Chronic Kidney Disease Dengan
Masalah Hipervolemia Di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang. Stikes
Panti Waluya Malang. Google Scholar
Nuriya,
M., Yoneyama, H., Takahashi, K., Leproux, P., Couderc, V., Yasui, M., &
Kano, H. (2019). Characterization Of Intra/Extracellular Water States Probed By
Ultrabroadband Multiplex Coherent Anti-Stokes Raman Scattering (Cars)
Spectroscopic Imaging. The Journal Of Physical Chemistry A, 123(17),
39283934. Google Scholar
Oka,
A., Suwitra, K., & Soebadi, D. (2016). Obstructive Nephropathy Of Kidney
Stone: The Role Of Caspase-3, Transforming Growth Factor-Β And Tumor
Necrosis Factor-A In Kidney Fibrosis. Bju International, 117. Google Scholar
Organization,
W. H. (2018). Who Expert Consultation On Rabies: Third Report (Vol.
1012). World Health Organization. Google Scholar
Pantara,
P. D. D. W. I. (2016). Hubungan Antara Kadar Ureum Dengan Kadar Hemoglobin
Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik. Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Google Scholar
Riskesdas.
(2013). Riskesdas 2013. In Jakarta Kementeri Kesehat Ri (Vol. 6). Google Scholar
Shofaniah,
S., & Suwandewi, A. (2018). Perbedaan Pengaturan Ultrafiltrasi
Non-Profiling Dengan Ultrafiltrasi Profiling Satu Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Intradialisis Di Instalasi Hemodialisa Rsud Ulin Banjarmasin. Dinamika
Kesehatan: Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan, 9(2), 534546. Google Scholar
Sudoyo,
A. W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., & Setiati, S. (2006).
Ilmu Penyakit Dalam Jilid Ii Edisi Iv. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia. Google Scholar
Sufiana,
F. N. (2016). Analisis Perkembangan Perkebunan Kopi Di Provinsi Kalimantan
Timur. Jurnal Ilmu Ekonomi Mulawarman (Jiem), 1(3). Google Scholar
Sugiyono.
(2008). Metode Penelitian Pendidikan:(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan
R & D). Alfabeta. Google Scholar
Sukandar,
E. (2006). Gagal Ginjal Dan Panduan Terapi Dialisis. Bandung: Fk Unpad. Google Scholar
Tuyisenge,
M. J. (2017). Exploration Of Factors Influencing Nurses Performance In The
Care Of Hemodialysis Patients At Selected Nephrology Units In Rwanda.
University Of Rwanda. Google Scholar
Wilson,
D. A., & Prince, J. R. (1989). John Caffey Award. Mr Imaging Determination
Of The Location Of The Normal Conus Medullaris Throughout Childhood. American
Journal Of Roentgenology, 152(5), 10291032.
Google Scholar
Wong,
O. A., & Sarjana, D. (2017). Analisis Perubahan Hemoglobin Pada Pasien
Gangguan Ginjal Kronik (Ggk) Yang Menjalani Hemodialisa Selama 3 Bulan Di Rumah
Sakit Perguruan Tinggi Negeri (Rsptn) Universitas Hasannudin (Unhas) Makassar
[Skripsi]. Makasar: Skripsi Fk Universitas Hasanuddin Makasar, 183. Google Scholar
Copyright holder: Sulastri, Zahrah
Maulidia Septimar, Lastri Mei Winarni (2021) |
First publication right: |
This article is licensed under: |