PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAPAS
DALAM TERHADAP PENURUNAN NYERI HAID PADA REMAJA PUTRI DI WILAYAH KERJA UPTD
PUSKESMAS PANGLAYUNGAN KOTA TASIKMALAYA
Rica Arieb, Kunnati, Megan
Poltekes Bhakti Pertiwi Husada Cirebon
Email:
Ricaarieb85@gmail.com dan atty121azzahra@gmail.com
INFO ARTIKEL |
abstrak |
Tanggal diterima: 01 Juni 2020 Tanggal revisi:10 Juli 2020 Tanggal dipublish: 20 Juli 2020 |
Indonesia angka
dismenorea sebesar 64,25% yang terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36%
dismenorea sekunder. Biasanya gejala dismenorea primer terjadi pada wanita
usia produktif 1-5 tahun setelah mengalami haid pertama dan wanita yang belum
pernah hamil. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh teknik
relaksasi napas dalam terhadap penurunan rasa nyeri haid pada remaja putri di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Panglayungan Kota Tasikmalaya. Metode penelitian
ini menggunakan desain penelitian analitik eksperimental jenis pre
eksperimental dengan pendekatan pretest-post test one group design. Populasi
dalam penelitian ini adalah semua remaja putri yang mengalami nyeri haid di
UPTD Puskesmas Panglayungan Kota Tasikmalaya yaitu sebanyak 50 responden
dan teknik pengambilan sampel
menggunakan non probability sampling yaitu purposive sampling. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yakni yaitu data primer
dan data sekunder. Instrument penelitian ini menggunakan wawancara,
observasi,dan angket (kuesioner) dan data di analisa secara univariat dan
bivariate. Tempat penelitian dilakukan di UPTD Puskesmas Panglayungan Kota
Tasikmalaya dan waktu penelitian akan dilakukan pada bulan Mei 2020. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa Ada pengaruh Teknik Relaksasi Napas terhadap
Nyeri Haid pada remaja putri di UPTD Puskesmas Panglayungan Kota Tasikmalaya
Tahun 2020 dengan hasil uji statistic dengan
uji t tes berpasangan (paired sample t – test) diperoleh hasil p = 0,002 yang berarti p
< 0,05. Hasil penelitian ini hendaknya dapat menjadi bahan perbandingan
bagi peneliti yang akan datang dalam melakukan penelitian berikutnya tentang
teknik relaksasi nafas dalam terhadap nyeri haid pada remaja putri terutama mengenai
variabel-variabel penelitian yang belum diteliti. |
Kata kunci: Teknik Relaksasi; Nyeri Haid; Remaja
Putri |
Pendahuluan
Indonesia angka dismenorea sebesar 64,25% yang terdiri dari 54,89%
dismenore primer dan 9,36% dismenorea sekunder. Biasanya gejala dismenorea
primer terjadi pada wanita usia produktif 1-5 tahun setelah mengalami haid
pertama dan wanita yang belum pernah hamil (Haspari, 2015). Insiden dismenorea
pada remaja dilaporkan sekitar 92%. Insiden ini menurun seiring dengan
bertambahnya usia dan meningkatnya kelahiran. Puncak insiden dismenorea primer
terjadi pada akhir masa remaja dan di awal usia 20an (Ernawati, 2010). Propinsi
Jawa Barat angka kejadian dismenorea yang dialami oleh wanita saat menstruasi
mencapai 53% dan hanya 1,07%-1,31% dari jumlah penderita dismenorea dating ke
petugas kesehatan (Noravita, 2017).
Teknik relaksasi nafas dalam yang dilakukan secara berulang akan
menimbulkan rasa nyaman. Adanya rasa nyaman inilah yang akhirnya akan
meningkatkan toleransi seseorang terhadap nyeri. Orang yang memiliki toleransi
nyeri yang baik akan mampu beradaptasi terhadap nyeri dan akan memiliki
mekanisme koping yang baik pula. Selain meningkatkan toleransi nyeri, rasa
nyaman yang dirasakan setelah melakukan relaksasi nafas dalam juga dapat
meningkatkan ambang nyeri sehingga dengan meningkatkan ambang nyeri maka nyeri
yang terjadi berada pada skala 2 (nyeri sedang) menjadi skala 1 ( nyeri ringan)
setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam (Ernawati dkk, 2010).
Kategori |
Frekuensi |
Persentase % |
Laksanakan |
282 |
92.5 |
Tidak Laksanakan |
23 |
7.5 |
Total |
305 |
100.0 |
Menurut penelitian dari Hapsari (2013) teknik relaksasi napas dalam
efektif untuk menurunkan nyeri dimenore. Menurut penelitian dari Azizah (2013)
teknik relaksasi napas dalam juga efektif karena merupakan teknik pengendoran
atau pelepasan ketegangan, teknik napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi
paru dan meningkatkan oksigen darah.
Studi pendahuluan dilakukan pada bulan Maret
2020 di Wilayah
Kerja UPTD Puskesmas Panglayungan Kota Tasikmalaya total jumlah kunjungan pasien yang mengalami nyeri saat haid
/ dismenore yaitu sebanyak 50 kasus, tahun 2018 meningkat sebanyak 162 kasus,
dan tahun 2019 terdapat 153 kasus. Berdasarkan hasil wawancara
terhadap 10 orang sebanyak 7 orang 70% menunjukkan pasien belum mengetahui
manfaat dan prosedur dari teknik relaksasi nafas dalam. Pasien melakukan
penanganan dismenore dengan istirahat ditempat tidur dan terkadang pasien tidak
melakukan apa-apa..
Metode penelitian
Penelitian ini
menggunakan desain enelitian analitik eksperimental jenis pre eksperimental
dengan pendekatan pretest-post test one group design yaitu pada paradigma ini
terdapat pretest sebelum diberi perlakuan sehingga hasil perlakuan dapat
diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum dan
sesudah diberi perlakuan (Hidayat, 2012). Desain penelitian merupakan rencana
penelitian yang ditetapkan dengan tujuan agar penelitian dapat dilakukan dengan
efektif dan efisien (Salamah, 2013). Variabel independen dalam peneliitian ini
adalah Teknik Relaksasi Napas Dalam. Variabel dependen dalam penelitian
ini adalah Nyeri Haid Pada Remaja Putri. Populasi dalam penelitian ini adalah semua remaja putri yang
mengalami nyeri haid di UPTD Puskesmas Panglayungan
Kota Tasikmalaya sejumlah 50 orang Teknik sampling
yang digunakan adalah non probability sampling yaitu purposive sampling. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini yakni yaitu data primer dan data
sekunder.Instrument penelitian ini menggunakan wawancara, observasi,dan angket
(kuesioner) dan data di analisa secara univariat dan bivariat tempat penelitian
dilakukan di UPTD Puskesmas Panglayungan Kota
Tasikmalaya dengan waktu penelitian akan dilakukan pada bulan Mei 2020.
Hasil dan Pembahasan
1.
Hasil Analisis Univariat
Pada bagian ini akan dijelaskan deskripsi data hasil
penelitian dari masing-masing variabel dari 20 responden yaitu variabel Teknik
Relaksasi Napas dan variabel Nyeri Haid pada remaja putri di UPTD
Puskesmas Panglayungan Kota Tasikmalaya:
a. Skala Nyeri Haid pada remaja putri sebelum diberikan intervensi Teknik Relaksasi Napas
di UPTD Puskesmas Panglayungan Kota Tasikmalaya.
Tabel
1 Distribusi frekuensi Nyeri Haid pada remaja putri sebelum diberikan intervensi
Teknik Relaksasi Napas di UPTD Puskesmas Panglayungan Kota Tasikmalaya
Intensitas Nyeri Haid |
Frekuensi |
% |
Tidak Nyeri |
0 |
0 |
Ringan |
1 |
5 |
Sedang |
16 |
80 |
Berat |
3 |
15 |
Total |
20 |
100,0 |
Dari tabel di atas diketahui bahwa dari 20 orang yang menjadi
responden penelitian 1 orang (5%) intensitas nyeri haid ringan, 16 orang (80%)
responden mengalami intensitas nyeri haid sedang dan 3 orang (15%) intensitas
nyeri haid berat.
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian ini dimana skala
intensitas nyeri nyeri Haid sebelum relaksasi nafas dalam di SMA Negeri 13 Medan
tahun 2018 diperoleh skala intensitas nyeri nyeri Haid sebelum intervensi M=
5,60, SD= 1,603.
Menurut Kushariyadi (2011), relaksasi napas dalam adalah
pernapasan abdomen dengan frekuensi lambat atau perlahan, berirama dan nyaman
yang dilakukan dengan memejamkan mata, sehingga tindakan tersebut akan
menstimulasi sistem kontrol dependen yaitu system serabut yang berasal dari
dalam otak bagian bawah dan bagian tengah yang akan berakhir pada serabut
interneural inhibitor dalam kornudorsalis dan medulla spinalis yang
mengakibatkan berkurangnya stimulus nyeri yang ditransmisikan ke otak.
Kejadian nyeri Haid sangat dipengaruhi olehusia wanita. Rasa sakit yang
dirasakan beberapa harisebelum menstruasi dan saat menstruasi biasanya
karenameningkatnya sekresi hormon prostaglandin. Semakintua umur seseorang,
semakin sering ia mengalami menstruasi dan semakin lebar leher rahim maka sekresi hormon prostaglandin akan
semakin berkurang. Selain itu, nyeri Haid nantinya akan hilang dengan makin
menurunnya fungsi saraf rahim akibat penuaan.
b.
Skala Nyeri Haid pada remaja putri sesudah
diberikan Teknik Relaksasi Napas di UPTD Puskesmas Panglayungan Kota
Tasikmalaya
Tabel
2 Distribusi frekuensi Nyeri
Haid pada remaja putri sesudah diberikan Teknik Relaksasi Napas di UPTD
Puskesmas Panglayungan Kota Tasikmalaya.
Intensitas Nyeri Haid |
Frekuensi |
% |
Tidak Nyeri |
7 |
35 |
Ringan |
13 |
65 |
Sedang |
0 |
0 |
Berat |
0 |
0 |
Total |
20 |
100,0 |
Dari tabel di atas diketahui bahwa dari 20
orang yang menjadi responden penelitian 7 orang (35%) responden
intensitas nyeri haid tidak ada nyeri, 13 orang (65%) responden intensitas
nyeri haid sedang.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian ini dimana
skala intensitas nyeri nyeri Haid sesudah dilakukan relaksasi nafas dalam di
SMA Negeri 13 Medan tahun 2018 diperoleh sklaa sesudah diberi intervensi M=
0,90, SD= 0,788.
Hasil tersebut
menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna pada rata-rata intensitas nyeri
sesudah dilakukan relaksasi nafas dalam atau dengan kata lain secara signifikan
bahwa relaksasi nafas dalam dapat menurunkan rata-rata intensitas nyeri sebesar
4,70 (α<0,05).
Responden yang
mengalami nyeri Haid dianjurkan pada saat melakukan relaksasi nafas dalam harus
dalam keadaan rileks dengan posisi yang nyaman, tenang dan tidak terdapat beban
pikiran. D‟silva dan Muninarayanappa (2014) menyebutkan bahwa relaksasi
nafas dalam merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada klien
yang mengalami nyeri kronis.Relaksasi sempurna dapat mengurangi ketegangan
otot, rasa jenuh dan kecemasan sehingga mencegah menghebatnya stimulus nyeri.
Nyeri Haid yang dialami responden sesaat sebelum
dilakukan teknik relaksasi nafas dalam, keadaan responden tidak rileks dan
pikiran responden hanya tertuju pada nyeri tanpa melakukan relaksasi terhadap
nyeri yang dirasakan.Teknik relaksasi nafas dalam yang dilakukan oleh responden
hanya berfokus pada daerah yang mengalami nyeri atau ketegangan otot pada perut
bagian bawah dan merelaksasi perut bagian bawah yang mengalami nyeri atau
ketegangan otot sampai responden mencapai relaksasi penuh.
Kegiatan relaksasi nafas dalam menciptakan sensasi
melepaskan ketidaknyamanan dan stres. Secara bertahap, klien dapat merelaksasi
otot tanpa harus terlebih dahulu menegangkan otot-otot tersebut. Saat klien
mencapai relaksasi penuh, maka otak akan mngaktivasi gelombang alfa di otak dan
merangsang hipotalamus mengeluarkan hormone endorphine sehingga menimbulkan
sehingga persepsi nyeri berkurang dan rasa cemas terhadap pengalaman nyeri
menjadi minimal
2.
Hasil Analisis Bivariat
Analisa bivariat dalam
penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh Teknik Relaksasi
Napas Terhadap Nyeri Haid pada remaja putri di UPTD Puskesmas Panglayungan Kota
Tasikmalaya.
Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah t-test independent.
Berdasarkan hasil Uji perbedaan
pada penelitian ini menggunakan
teknik statistik Uji
Independent T Test dengan bantuan
SPSS versi 20 for
Windows mengenai Pengaruh Teknik Relaksasi Napas Terhadap Nyeri Haid pada
remaja putri di UPTD Puskesmas Panglayungan Kota Tasikmalaya adalah sebagai
berikut :
tahun
2018.
Pengaruh Teknik Relaksasi Napas Terhadap Nyeri Haid pada remaja putri di
UPTD Puskesmas Panglayungan Kota Tasikmalaya:
Tabel 5.7 Hasil Uji Statistik
Pengaruh Teknik Relaksasi Napas Terhadap Nyeri Haid pada remaja putri di
UPTD Puskesmas Panglayungan Kota Tasikmalaya
Teknik Relaksasi Napas |
Independent Samples Test Nyeri Haid pada remaja putri |
|||
Mean |
Std. Deviation |
Std. Error Mean |
P value |
|
Sebelum Sesudah |
5.06250 |
.85391 |
.21348 |
0.002 |
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa relaksasi nafas dalam dapat menurunkan intensitas nyeri haid secara
signifikan sehingga menunjukkan perbedaan yang signifikan antara skala
intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan relaksasi nafas dalam.
Dalam penelitian yang
dilakukan oleh Vetty Priscilla, dkk (2012) dengan judul penelitian Perbedaan
Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Dan Kompres Hangat Dalam Menurunkan Nyeri
Haid Pada Remaja di SMA Negeri 3 Padang dengan jumlah jumlah responden 32
remaja putri yang dibagi menjadi dua kelompok intervensi dan durasi relaksasi
nafas dalam selama 20 menit disebutkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara relaksasi nafas dalam dan kompres hangat dalam menurunkan
nyeri nyeri Haid.
Penelitian lain yang mendukung penelitian tentang pengaruh relaksasi
nafas dalam terhadap intensitas nyeri nyeri Haid adalah penelitian yang
dilakukan oleh Retno Wida Hapsari dan Tri Anasari (2013). Dimana dalam
penelitian tersebut peneliti membandingkan relaksasi nafas dalam dengan
pemberian coklat. Penelitian tersebut dilakukan pada 15 responden yang
mengalami nyeri Haid primer dengan metode relaksasi nafas dalam yang sama
dengan penelitian ini. Hasil akhir menunjukkan bahwa responden mengalami
penurunan intensitas nyeri yang signifikan dengan nilai signifikansi p=0,000.
Hasil akhir dalam penelitian tersebut menyebutkan bahwa relaksasi nafas dalam
lebih efektif terhadap penurunan intensitas nyeri nyeri Haid dibandingkan
dengan metode pemberian cokelat.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 20 responden maka
peneliti dapat mengambil kesimpulan:
1.
Skala Nyeri Haid pada remaja putri sebelum
diberikan intervensi Teknik Relaksasi Napas di UPTD Puskesmas Panglayungan Kota Tasikmalaya sebagian besar mengalami
nyeri sedang sebanyak 16 remaja putri (80%).
2.
Skala Nyeri Haid pada remaja putri sesudah diberikan intervensi Teknik
Relaksasi Napas di UPTD Puskesmas Panglayungan Kota
Tasikmalaya sebagian besar mengalami nyeri ringan sebanyak 13 remaja putri (65%).
3. Ada pengaruh Teknik
Relaksasi Napas terhadap Nyeri Haid pada remaja putri di UPTD Puskesmas Panglayungan
Kota Tasikmalaya dengan tingkat signifikasi α = 0.05 diperoleh hasil p =
0,002 yang berarti p < 0,05
Daftar Pustaka
Afroh F dan Mohamad Judha, Sudarti, (2012). Teori
Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan, Yogyakarta : Nuha Medika.
Andrarmoyo, Sulistyo, 2012. Keperawatan keluarga,
Konsep Teori, Proses dan Praktik Keperawatan. Yogyakarta:Graha Ilmu.
Ali Mohammad dan Mohammad Asrori. 2012. Psikologi
Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Andarmoyo, Sulistyo. 2013. Konsep dan Proses
Keperawatan Nyeri.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Ariyani Ratna, 2009. Aspek Biopsikososial Hygiene
Menstruasi pada Remaja di Pesantren As-Syafi`iyah Bekasi. Skripsi FKM-UI
Atikah Proverawati dan Misaroh Siti.2009. Menarche
Menstruasi Pertama Penuh Makna.Yogyakarta: Nuha Medika.
Azizah, N. (2013). Aplikasi Relaksasi Nafas Dalam
Sebagai Upaya Penurunan Skala Nyeri Menstruasi (Dismenorrhea) Pada Siswi Mts.
Ibtidaul Falah Samirejo Dawe Kudus Tahun 2013. Jurnal Fakultas Kesehatan. Vol 5
No 1. Departemen Kesehatan RI. (1988). Kesehatan keluarga. Jakarta: Depkes RI.
Devi, N. (2012). Gizi saat sindrom menstruasi. Jakarta
: PT Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia.
Dieny, Fillah. 2014. Permasalahan Gizi Pada Remaja
Putri. Yogyakarta : Graha Ilmu
E, Kusmiran, 2012. Kesehatan Reproduksi Remaja dan
Wanita. Jakarta: Salemba Medika.
Friedman, Marlyn. M, 1998. Keperawatan Keluarga, Edisi
3, Jakarta:EGC
Gusti, Salvari, 2013. Asuhan Keperawatan Keluarga.
Jakarta: Trans Info Medika.
Hapsari & Anasari. 2013. Efektivitas teknik
relaksasi nafas dalam dan metode pemberian cokelat terhadap penurunan
intensitas dismenore pada remaja putri di SMK Swagaya 2 Purwokerto. Jurnal Involusi
Kebidanan, Vol 3, no. 5, hh. 26-38
Hadisaputra, W & Pramayadi, C, T. 2008. Masalah
Gangguan Haid dan Infertilitas. Jakarta: FKUI.
Idris, H. 2009. Perbedaan nyeri haid sebelum dan
sesudah dilakukan Teknik Relaksasi Napas Dalam pada Mahasiswi S-1 Keperawatan
Unimus. Semarang: Jurnal e-biomedik.Volume 4.
Kumbhar, S, K, Mrudula, R., Sujana, B., Roja,R, K.,
Divya,B, K dan BalkrishnaPrevalensi Dismenore Di antara Adolescent Girls (15
-19 thn) dari Distrik Kadapa dan Dampaknya pada Kualitas Hidup: Sebuah Studi
Sectional Cross. Jurnal Nasional Community Medicine Vol 2 Edisi 2 Juli - 20
September 12
L, Sherwood. 2012. Fisiologi Manusia dari Sel ke
Sistem. Edisi 6. Jakarta : EGC.h. 708-710
Manuaba. 2010. Ilmu kebidanan Penyakit Kandungan dan
KB . Jakarta : EGC
Mitayani. (2012). Asuhan keperawatan maternitas.
Jakarta : SalembaMedika.
Nugroho, T dan Utama I.B. 2014. Masalah Kesehatan
Reproduksi Wanita. Yogyakarta: Nuha Medika.
Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta:
MediAction
Nursalam, 2008. Konsep Dan Penerapan Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi 2. Jakarta Salemba Medika.
Notoatmodjo,S. (2012). Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Padila, 2012. Buku Ajar Keperawatan Keluarga.
Yogjakarta. Nuha Medika
Potter & Perry, 2006. Fundamental Of Nursing.
Proses Konsep dan Praktis.Edisi 4 Volume 2. Jakarta
Prasetyo, S. N. (2010). Konsep dan Proses Keperawatan
Nyeri.Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sarwono. 2011. Psikologi Remaja.Edisi Revisi. Jakarta:
Rajawali Pers.
Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G, 2002. Buku
Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2), Alih
bahasa oleh Agung Waluyo. (dkk), EGC, Jakarta.
Sumiati, Dkk. 2009. Kesehatan Jiwa Remaja Dan
Konseling. Jakarta:Trans Info Media. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10
Tahun 1992 Tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga Sejahtera,
Sejahtera, BKKBN, Jakarta, 1992.
Triwibowo Cecep, Pusphandani Mitha Erlisya 2015.
Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat Nuha Medika: Yogyakarta
Triwibowo Cecep, Pusphandani Mitha Erlisya. 2015.
Kesehatan Lingkungan dan K3 Nuha Medika: Yogyakarta.
Copyright
holder: Rica Arieb, Kunnati, Megan
(2020) |
First
publication right: Jurnal Health Sains |
This
article is licensed under: |