PENGEMBANGAN INSTRUMEN SELF-ESTEEM COOPERSMITH (CITRA DIRI)

Nailu Rokhmatika1, Muslikah 2

Universitas Negeri Semarang1

nrokhmatika@students.unnes.ac.id  

muslikah@mail.unnes.ac.id

Keywords

Abstract

Gender Counseling, Rights and Obligations of Husband and Wife.

Self-esteem (self-image) is an important component in an individual's life, self-esteem can generate a sense of self-confidence, a sense of confidence in one's abilities, a sense of usefulness and a sense that one's presence is needed in this world. Coppersmith defines self-esteem as an individual's evaluation of how he views himself, especially with regard to attitudes of acceptance and rejection. According to Coopersmith (Coopersmith, 1967), the formation of self-esteem is influenced by several aspects, namely individual significance, virtue, individual strength and competence. The development of self-esteem instruments for students is based on the operational definition of self-esteem developed by Coopersmith in his book entitled The Antecedents of Self-Esteem in 1967 with aspects taken from the Coopersmith Self-esteem Inventory (CSEI). Coopersmith's esteem is carried out using a liquid scale with four measurement scales starting with positive numbers going to negative. This self-esteem development instrument can be used because it has an instrument validity value of 0.05 and a reliability value above 0.7.

Kata Kunci

Abstrak

Konseling Gender, Hak dan Kewajiban Suami Istri .

Self-esteem (citra diri) merupakan komponen yang penting dalam kehidupan individu, self-esteem dapat membangkitkan rasa percaya diri, rasa yakin pada kemampuan diri, rasa berguna dan rasa bahwa kehadirannya diperlukan di dunia ini. Coppersmith mendefinisikan self-esteem sebagai evaluasi individu dalam memandang dirinya, terutama berkaitan dengan sikap menerima dan menolak. Menurut Coopersmith (Coopersmith, 1967) pembentukan self-esteem dipengaruhi oleh beberapa aspek yaitu keberatian individu (significance), kebajikan (virtue), kekuatan individu (power) dan kompetensi (competences). Pengembangan instrument self-esteem pada siswa beradsarkan pada definisi operasional self-esteem yang dikembangkan oleh Coopersmith pada bukunya yang berjudul The Antecedents of Self-Esteem pada tahun 1967 dengan aspek-aspek yang diambil dari Coopersmith Self-esteem Inventory (CSEI). Pengembangan instrument self-esteem coopersmith ini dilakukan dengan menggunakan skala likret dengan empat skala pengukuran yang diawali dengan angka positif menuju negatife. Instrumen pengembangan self-esteem ini dapat digunakan karena memperoleh nilai validitas instrument dengan nilai 0,05 dan nilai reliabilitas diatas 0,7

Corresponding Author: Nailu Rokhmatika, Muslikah

E-mail: nrokhmatika@students.unnes.ac.id 1

muslikah@mail.unnes.ac.id

https://jurnal.syntax-idea.co.id/public/site/images/idea/88x31.png

 

PENDAHULUAN

Harga diri (self-esteem) merupakan salah satu elemen penting bagi kehidupan manusia. Self-esteem menjadi bagian terdepan dalam membentuk citra diri dan karisma individu untuk menarik perhatian orang lain (Branden, 2011), sehingga kedudukannya menjadi salah satu kebutuhan dasar individu. Peningkatan self-esteem sangat bermanfaat, hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh (Burks, 2019) dalam disertasinya yang mengarah pada identifikasi identitas rasial dan hubungannya dengan harga diri dan konsep diri yang dimiliki oleh Sarjana Afrika dan Amerika di universitas Historically Black Colleges, hasil penelitian ini menunjukan bahwa peningkatan self-esteem berhubungan langsung positif dengan konsep diri akademik yang dimiliki oleh mahasiswa. Self-esteem (harga diri) terbukti memiliki pengaruh positif terhadap ketahanan diri dan resiliensi individu, hal ini dibuktikan dalam penelitian (Aliyev & Gengec, 2019) yang menunjukan ketika tingkat harga diri meningkat diikuti dengan meningkatnya ketahanan diri.

 Harga diri (self-esteem) sangat penting bagi seorang anak dan mempengaruhi kepribadiannya, anak yang sering mendapatkan pujian tumbuh menjadi pribadi yang semangat, optimis, memiliki motivasi dan kepribadian yang baik. Sedangkan kondisi sebaliknya akan terjadi pada anak yang sering mengalami cacian yang tidak membangun, Ia akan tumbuh menjadi pribadi yang kurang percaya diri sehingga self-esteem yang tinggi membantu para siswa sebagai salah satu cara pencarian identitas (Maynawati, 2015). Self-esteem diperlukan para siswa untuk mengembangkan prestasi dan sebagai evaluasi individu dalam menilai dirinya secara afektif berdasarkan perasaan berharga, penerimaan, konsekuensi dari kesadaran akan kemampuan diri serta rasa yakin bahwa apa yang dimiliki berguna bagi lingkungannya (Mete, 2021).

Self-esteem merupakan salah satu faktor keberhasilan individu dalam kehidupannya. Hal ini karena perkembangan self-esteem pada anak mempengaruhi keberhasilan maupun kegagalannya di masa depan (Hajifathali, Ghorbani, & Rostami, 2021). Self-esteem merupakan salah satu bagian penting dalam proses pendidikan karena diharapkan mampu menemukan konsep diri positif pada remaja dan cenderung mempengaruhi prestasi belajarnya. Menurt Bradshaw proses pembentukan self- esteem atau harga diri dibawa sejak bayi kemudian merasakan pertama kali yang diterima mengenai kelahirannya (Artika, Sunawan, & Awalya, 2021). Self-esteem mempengaruhi sikap optimis dalam memahami perkembangan dirinya dan sebagai evaluasi dalam aktualisasi diri. Dalam ajaran Islam konsep selfesteem dekat dengan konsep syukur. Al Ghazali (dalam Minhajul Abidin, 2019) adalah sebangsa kesabaran dan kepasrahan. Harga diri merupakan cara kita untuk mengevaluasi diri kita, hal ini diimplementasikan dengan sikap bersyukur pada nikmat Allah swt. Penguatan potensi dan kekuatan merupakan aspek self-esteem yang dapat meningkatkan kepercayaan diri individu. Sedangkan aspek bersyukur dekat dengan penerimaan diri yang mengarah pada penerimaan diri secara penuh dengan sikap qonaah. hal ini menjadikan manusia seimbang karena mampu memaksimalkan karunia Allah dan mampu menerima kekurangannya sebagai salah satu bentuk rasa bersyukur pada Allah Swt (Ananda, Yuliansyah, & Handayani, 2021).

Berangkat dari pentingnya high self-esteem untuk siswa dan masih ditemukannya low self-esteem, peneliti berasumsi bahwa meningkatkan self-esteem para siswa masih sangat diperlukan agar terciptanya perkembangan yang optimal baik secara akademik maupun sosial(Jumilah, 2021). Penelitian pengembangan instrumen self-esteem dikembangkan sebagai salah satu alat ukur psikologi untuk memberikan bantuan pada siswa atau individu yang mengalami kecenderungan low self-esteem yang memiliki karakteristik susah percaya dir, mudah menyerah dan sulit berkembang sehingga membutuhkan bantuan bagi penyelesaian masalah berkaitan dengan keberartian diri dan untuk mencapai fungsi perkembangan secara optimal.

 

METODE PENELITIAN

     Penelitian pengembangan instrumen self-esteem Coopersmith (1987) menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan bantuan perhitungan SPSS 23. Sugiyono, (2010) menjelaskan bahwa alat ukur yang valid berati dapat digunakan untuk mengukur yang seharusnya diukur. Validitas adalah cara untuk menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan instrumen. Semakin tinggi validitas maka instrumenn semakin valid atau atau sahaih, sebaliknya semakin rendah semakin tidak valid.

             Langkah selanjutnya menguji validitas instrumen pada 60 siswa diluar subjek penelitian, namun memiliki karakteristik yang sama. Langkah berikutnya untuk mendapatkan validitas instrumen dilakukan uji validitas item dengan teknik korelasi item total product-moment dengan taraf kesalahan 5% (0,05). Item dinyatakan valid apabila rhitung lebih kecil dibandingkan rtabel. Untuk taraf kesalahan 5% dengan jumlah siswa 60 maka di temukan rtabel = 0,254. Dalam perhitungan ini peneliti menggunakan bantuan software SPSS untuk lebih praktis dan akurat. Hasil uji validitas ini ditemukan dari 46 item terdapat 2 item yang tidak valid, item valid berjumlah 44 item.

            Uji reliabilitas merupakan nilai perhitungan dari suatu indicator yang tidak bervariasi, hal ini dikarenakan oleh karakteristik pengukuran instrumen itu sendiri. Reliabilitas mengandungg tiga makna yaitu, stabil, konsisten dan dapat diandalkan. Sugiyono (2010) menjelaskan bahwa hasil uji reliabilitas jika semakin kecil kesalahannya maka semakin dapat dipercaya alat ukurnya. Standar nilai alpha (α) yang digunakan untuk menunjukan bahwa alat ukur tersebut baik adalah >0,6, sehingga semakin besar nilai alpha maka semakin reliabel alat ukur tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

            Self-esteem (citra diri) merupakan komponen yang penting dalam kehidupan individu, self-esteem dapat membangkitkan rasa percaya diri, rasa yakin pada kemampuan diri, rasa berguna dan rasa bahwa kehadirannya diperlukan di dunia ini. Coppersmith mendefinisikan self-esteem sebagai evaluasi individu dalam memandang dirinya, terutama berkaitan dengan sikap menerima dan menolak (Ardhiani, Harsanti, & Fitriani, 2023). Self-esteem mengindikasikan besarnya kepercayaan terhadap kemampuan, keberartian, kesuksesan dan keberhargaan atau dapat disimpulkan self-esteem merupakan hasil penilaian individu yang diekspresikan dalam sikap-sikap yang ada dalam diri individu (Khairat & Adiyanti, 2015). Menurut Coopersmith (Coopersmith, 1967) pembentukan self-esteem dipengaruhi oleh beberapa aspek yaitu keberatian individu (significance), kebajikan (virtue), kekuatan individu (power) dan kompetensi (competences). Berikut beberapa penjelasan berkaitan dengan aspek-aspek slef-esteem.

             Aspek keberartian diri diperoleh individu melalui penerimaan diri, perhatian dan kasih sayang yang didapatkan dari lingkungannya. Bentuk ekspresi dari penghargaan diri yang diterima oleh seseorang terdiri dari dua aspek yaitu penerimaan dan penolakan dari lingkungannya(Ardhiani et al., 2023). Bentuk penerimaan terhadap individu memberikan dorongan (motivasi) bagi individu yang mengalami permasalahan, ungkapan kasih sayang, memperoleh kehangatan dari sesama, mendapatkan respon positif sesuai dengan kondisi individu tersebut, adanya keterkaitan antar sesama, keramahan sebagai wujud penerimaan dari lingkungan sekitar yang menyukai individu secara objektif tanpa ada sesuatu hal yang melatarbelakanginya (Branden, 1992).

Aspek kebajikan merupakan salah satu aspek self-esteem yang merupakan ketaatan individu terhadap nilai norma, etika dan aturan-aturan yang ada dalam masyarakat. Aspek ini ditujukan pada cara individu melihat bagaimana persoalan benar atau salah berdasarkan pada nilai moral, etika dan aturan-aturan yang berlaku dalam lingkungan interaksinya (Martin, 2019). Aspek  Kekuatan didefinisikan sebagai sebagai kemampuan individu untuk mengontrol atau mengendalikan orang lain dan dirinya sendiri (Jumilah, 2021). Individu yang dapat mengendalikan maupun mengontrol dirinya dan orang lain dengan baik akan menunjukan sikap yang mandiri, optiis, percaya diri, mampu berargumen dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lain. Akan tetapi hal sebaliknya terjadi pada individu yang tidak mampu mengontrol orang lain dan dirinya sendiri dengan menunjukan sikap yang pesimis dan bergantung pada orang lain. Aspek kompetensi dalam self-esteem mengacu pada  kemampuan individu untuk mencapai apa yang telah dicita-citakan. Kemampuan yang ia miliki akan membuat individu merasa yakin, optimis bahwa ia dapat mencapai yang telah dicita-citakan dan mampu mengatasi setiap masalah yang dihadapi(Wardani & Sugiharto, 2020).

             Individu dengan self-esteem tinggi ditandai dengan memiliki kepercayaan diri, optimis dan mampu bergaul dengan lingkungan sekitar. Individu dengan self-esteem tinggi akan dapat memberikan pemahamn citra diri pada siswa dan meningkatkan optimis, semangat dan percaya diri siswa. Rendahnya self-esteem merupakan salah satu dari 24 gangguan mental. Fakta ini dipublikasikan oleh American Psychiatric Association (APA) diagnostic and statistical manual of mental disorder, karena itu peningkatan self-esteem sangatlah penting agar siswa mudah percaya diri dan mengembangkan potensinya.

Variabel

Indikator

Deskriptor

Favorable (Pernyataan Pendukung)

Unfavorable (pernyataan tidak mendukung)

Jumlah Item

Self-esteem

1. Significance (keberartian)

a. Penerimaan diri

3 (1, 3 dan 5)

3 (2, 4 dan 6)

6

b. Penerimaan lingkungan

3 (7, 9 dan 11)

3 (8, 10 dan 12)

6

2. Virtue (kebajikan)

a. Norma Agama

2 (13 dan 15)

2 (14 dan 16)

4

b. Norma Kesusilaan

3 (17, 19 dan 21)

3 (18, 20 dan 22)

6

3. Power (Kekuatan)

a. Kontrol diri

2 (23 dan 25)

2 (24 dan 26)

4

b. Sifat kemandirian dan optimis

3 (27, 29 dan 31)

3 (28, 30 dan 32)

6

c. Kemampuan berargumen

2 (33 dan 35)

2 (34 dan 36)

4

4.Competences (Kompetensi)

a.  Tidak mudah terpengaruh orang lain

2 (37 dan 39)

2 (38 dan 40)

4

 

b. Kemampuan mencapai tujuan hidup

3 (41, 43 dan 45)

3 (42, 44 dan 46)

6

Total Item

46

 

            Dari deskripsi table diatas pengembangan instrumen terdeskripsikan dalam 46 butir berikut:

instrumen dilakukan uji validitas item dengan teknik korelasi item total product-moment dengan taraf kesalahan 5% (0,05). Item dinyatakan valid apabila rhitung lebih kecil dibandingkan rtabel. Untuk taraf kesalahan 5% dengan jumlah siswa 60 maka di temukan rtabel = 0,254. Dalam perhitungan ini peneliti menggunakan bantuan software SPSS untuk lebih praktis dan akurat. Hasil uji validitas ini ditemukan dari 46 item terdapat 2 item yang tidak valid, item valid berjumlah 44 item.

            Uji reliabilitas merupakan nilai perhitungan dari suatu indicator yang tidak bervariasi, hal ini dikarenakan oleh karakteristik pengukuran instrumen itu sendiri. Reliabilitas mengandungg tiga makna yaitu, stabil, konsisten dan dapat diandalkan. Hasil uji validitas menunjukan instrument pengembangan self-esteem coopersmith valid dan reliabel. Hal ini di tunjukan dengan prosentase hasil validitas sebagai berikut:

No Item

r Tabel 5% (n=60)

rxy

Keterangan

1

0,254

0,431

Valid

2

0,254

0,509

Valid

3

0,254

0,598

Valid

4

0,254

0,466

Valid

5

0,254

0,411

Valid

6

0,254

0,460

Valid

7

0,254

0,521

Valid

8

0,254

0,603

Valid

9

0,254

0,421

Valid

10

0,254

0,445

Valid

11

0,254

0,672

Valid

12

0,254

0,463

Valid

13

0,254

0,299

Valid

14

0,254

0,452

Valid

15

0,254

0,554

Valid

16

0,254

0,753

Valid

17

0,254

0,258

Valid

18

0,254

0,651

Valid

19

0,254

0,421

Valid

20

0,254

0,470

Valid

21

0,254

0,726

Valid

22

0,254

0,481

Valid

23

0,254

0,512

Valid

24

0,254

0,503

Valid

25

0,254

0,474

Valid

26

0,254

0,286

Valid

27

0,254

0,629

Valid

28

0,254

0,565

Valid

29

0,254

0,265

Valid

30

0,254

0,001

Tidak Valid

31

0,254

0,546

Valid

32

0,254

0,452

Valid

33

0,254

0,301

Valid

34

0,254

0,284

Valid

35

0,254

0,292

Valid

36

0,254

0,092

Tidak Valid

37

0,254

0,603

Valid

38

0,254

0,548

Valid

39

0,254

0,398

Valid

40

0,254

0,272

Valid

41

0,254

0,254

Valid

42

0,254

0,257

Valid

43

0,254

0,255

Valid

44

0,254

0,258

Valid

45

0,254

0,254

Valid

46

0,254

0,261

Valid

    

            Terdapat dua butir instrument yang tidak valid. Sehingga 2 butir instrumen pengembangan ini tidak perlu digunakan. 46 butir item menjadi 44 butir instrument.sedangkan hasil uji realibilitas  instrumen peneliti menggunakan software SPSS seri 25 dan diperoleh hasil sebesar 0,867(Hulasoh, 2023). Hasil tersebut menujukan bahwa instrumen penelitian memilki tingkat reliabilitas yang tingga dan layak untuk digunakan mengambil data.

 

Tabel 1.2  hasil uji reliablitas

Cronbach's Alpha

N of Items

.867

46

 

            Hal ini menunjukan instrumen pengembangan ini dapat digunakan dalam penelitian pengukuran self-esteem baik pada dunia Pendidikan maupun pada ranah sosial yang berkaitan dengan pengukuran skala self-esteem(Ai & Iyam, 2022).

           

KESIMPULAN

            Self-esteem merupakan citra diri yang penting bagi individu untuk memahami dan menemukan konsep diri. Hal ini menjadikan pengukuran self-esteem bagi individu sangatlah penting terutama dalam proses pengembangan diri. merupakan penghargaann diri yang individu miliki didapatkan dari dalam dirinya yang timbul dengan dukungan lingkungaanya. Aspekaspek self -esteem menurut Coppersmith (2004) terdiri dari empat komponen yaitu, significance (keberartian), virtue (kebajikan), power (kekuatan) dan competences (kompetensi). Instrumen pengembangan ini dapat digunakan bagi kebutuhan pencarian data kondisi self-esteem siswa maupun individu yang mengalami penurunan kepercayaan diri maupun ketidakmampuan dalam proses pengembangan diri.

Lampiran Butir Instrumen pengembangan Self-esteem

Petunjuk

            Dibawah ini ada sejumlah hal yang kemungkinan berhubungan dengan kondisi saudara. Berilah tanda centang (V) pada kolom yang menunjukan kesesuaian diri saudara dengan masing-masing pernyataan dibawah ini.

            SS                    : Sangat sesuai

            S                      : Sesuai 

            TS                    : Tidak sesuai

            STS                  : Sangat tidak sesuai

             Tidak ada jawaban benar atau salah, jawaban yang terdapat adalah sangat sesuai, sesuai, kurang sesuai, tidak sesuai dan sangat tidak sesuai dengan kondisi diri anda. Jawablah dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan kondisi anda, bukan jawaban yang menurut anda baik tetapi sesuai dengan kondisi anda. Jawaban anda bersifat pribadi dan tidak mempengaruhi nilai akhir saudara.

Isilah keterangan yang diminta :

1.       Jenis kelamin                : …………………………

2.       Kelas                            : …………………………

3.       Jurusan                        : …………………………

Contoh pengisian:

Berilah tanda centang (V) pada kolom yang sesuai dengan kondisi anda saat ini.

SS  = Sangat Sesuai                  TS   = Tidak Sesuai

S    = Sesuai                              STS = Sangat Tidak Sesuai

No

Pernyataan

Alternatif Jawaban

SS

S

TS

STS

1

Saya menerima kondisi diri saat ini

 

 

 V

 

 

Pilihlah dengan menggunakan tanda (V) kondisi yang sesuai dengan keadaan anda!

No

Pernyataan

Alternatif Jawaban

 

SS

S

TS

STS

1

Saya menerima kondisi diri saat ini

 

 

 

 

2

Saya menerima resiko keputusan yang saya pilih

 

 

 

 

3

Saya memutuskan tujuan hidup saya sendiri

 

 

 

 

4

Saya ragu pada diri sendiri

 

 

 

 

5

Saya yakin keputusan sendiri walaupun berbeda dengan orang lain

 

 

 

 

6

Saya kurang percaya diri dengan kondisi fisik yang saya miliki

 

 

 

 

7

Saya meminta maaf jika melakukan kesalahan

 

 

 

 

8

Saya menghindar dari pergaulan yang membawa pengaruh buruk

 

 

 

 

9

Saya terlibat aktif dikegiatan sosial masyarakat

 

 

 

 

10

Saya sulit mengelola emosi

 

 

 

 

11

Saya sering membandingkan baik dan buruk diri saya dengan orang lain

 

 

 

 

12

Saya kurang mendapatkan kasih sayang orang tua

 

 

 

 

13

Saya rajin beribadah

 

 

 

 

14

Saya berpegang teguh pada agama dalam kehidupan sehari-hari

 

 

 

 

15

Agama membentuk saya menjadi orang yang saya inginkan

 

 

 

 

16

Saya sering melaksanakan sholat lima waktu

 

 

 

 

17

Saya sering berkata jujur

 

 

 

 

18

Saya datang ke sekolah tapt waktu

 

 

 

 

19

Selama ini saya sering berkata kasar dan kotor

 

 

 

 

20

Saya sering terlambat datang ke sekolah

 

 

 

 

21

Saya mengerjakan tugas sekolah dengan tertib

 

 

 

 

22

Saya menyalin tugas sekolah teman karena ragu dengan jawaban sendiri

 

 

 

 

23

Saya berusaha mengendalikan emosi saat sedang marah

 

 

 

 

24

Saya aktif berorganisasi di sekolah

 

 

 

 

25

Saya tahu apa yang harus dikatan pada orang lain

 

 

 

 

26

Saya bisa diandalkan teman kelas dalam urusan tugas sekolah

 

 

 

 

27

Saya sering menyendiri di rumah tau di sekolah

 

 

 

 

28

Saya meminta bantuan  untuk menyelesaikan pekerjaan rumah atau sekolah

 

 

 

 

29

Saya tertib melaksanakan piket kelas setiap minggu

 

 

 

 

30

Saya sering menunda-nunda pekerjaan

 

 

 

 

31

Saya senang memimpin diskusi dalam kelas

 

 

 

 

32

Saya sulit mengemukakan pendapat saat banyak orang

 

 

 

 

33

Saya tidak mengikuti kegiatan ekstrakulikuler apapun disekolah

 

 

 

 

34

Saya sering melakukan kegiatan sosial bersama teman-teman

 

 

 

 

35

Saya menyadari bahwa tidak semua orang menyukai diri saya

 

 

 

 

36

saya senang jika bermanfaat bagi orang lain

 

 

 

 

37

Saya yakin mampu mewujudkan cita-cita saya

 

 

 

 

38

Saya memiliki banyak kekurangan dalam diri

 

 

 

 

39

saya tidak dapat menerima kekurangan diri saya

 

 

 

 

40

Saya mudah terpengaruh orang lain

 

 

 

 

41

Saya sering tidak dapat mengkontrol diri saat marah pada orang lain

 

 

 

 

42

Saya merasa sedih saat mengalami hal yang buruk

 

 

 

 

43

Saya pandai dalam pelajaran disekolah

 

 

 

 

44

Saya sering sedih yang berlarut saat mengalami kesedihan

 

 

 

 

45

Saya suka mencoba hal-hal yang baru

 

 

 

 

46

Saya mampu memanfaatkan kelebihan dan kekurangan saya untuk mencapai tujuan hidup

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

Ai, Ristiani, & Iyam, Maryati. (2022). Kemampuan representasi matematis dan self-esteem siswa pada materi statistika. Jurnal Inovasi Pembelajaran Matematika: PowerMathEdu, 1(1), 37–46.

Ananda, Rizky, Yuliansyah, Muhammad, & Handayani, Eka Sri. (2021). Jurnal Mahasiswa BK An-Nur : Berbeda , Bermakna , Mulia Volume …. Nomor ….., Tahun Tersedia Online : https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/AN-NUR EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING DALAM MENINGKATKAN SELF-ESTEEM SISWA. Journal BK An-Nur, 1–7. https://doi.org/2460-9722

Ardhiani, Ocvita, Harsanti, Intaglia, & Fitriani, Reni. (2023). Potret Diri (Selfie) Di Instagram: Kontribusi Mediated-Self Disclosure Pada Harga Diri Remaja Pengguna Instagram. BroadComm, 5(1), 1–13.

Artika, Munik Yuni, Sunawan, Sunawan, & Awalya, Awalya. (2021). Mindfulness and Student Engagement : The Mediation Effect of Self Esteem. 10(2), 89–98.

Branden, Nathaniel. (1992). The Power Of Self-Esteem.

Coopersmith. (1987). The antencedents of self-esteem. San Fransisco: Freeman Press.

Hajifathali, Fatemeh, Ghorbani, Nima, & Rostami, Reza. (2021). The Relationship Between Integrative Self-Knowledge, Mindfulness, Self-Control, and Mental Health Parameters. Propósitos y Representaciones, 9(SPE3), 0–1. https://doi.org/10.20511/pyr2021.v9nspe3.1277

Hulasoh, Ela. (2023). Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Komunikasi Aparatur Desa Terhadap Kepuasan Masyarakat Desa Pamegarsari, Kecamatan Parung, Bogor. PROMEDIA (PUBLIC RELATION DAN MEDIA KOMUNIKASI), 9(2).

Jumilah, Retno. (2021). Hubungan Konsep Diri dan Kontro Diri dengan Perilaku Konsumtif Pada Mahasiswa Pengguna Aplikasi E-commerce. Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.

Khairat, Masnida, & Adiyanti, M. G. (2015). Self-esteem dan Prestasi Akademik sebagai Prediktor Subjective Well-being Remaja Awal. 1(3), 180–191.

Martez Emery Burks. (2019). An Investigation of Racial Identity, Self-Esteem and Its Relationship to Academic Self-Concept among African American Undergraduate Students at Historically Black Colleges and Universities. A Dissertation Submitted to the Graduate School of Tennessee State University in Partial Fulfillment of the Requirements for the Degree of Doctor of Philosophy, 148(Self Esteem, Self concept), 148–162.

Maynawati, Aldila Fitri Radite Nur. (2015). Pengembangan Model konseling kelompok dengan teknik Reframingg untuk meningkatkan self esteem siswa sekolah menengah pertama (studi pengembangan di SMP Negeri Kota Semarang)Al.

Mete, Pelin. (2021). Structural Relationships between Coping Strategies, Self-Efficacy, and Fear of Losing One’s Self-Esteem in Science Class. International Journal of Technology in Education and Science, 5(3), 375–393. https://doi.org/10.46328/ijtes.180

Sugiyono, P. D. (2010). Cara Mudah Menyusun Skripsi: SKRIPSI dan DESERTASI. Yogyakarta: ALFABETA.

Wardani, Ita Anindya, & Sugiharto, Dwi Yuwono Puji. (2020). Hubungan Adversity Quotient dan Dukungan Sosial Dengan Optimisme Akademik Pada Siswa SMP Negeri 1 Wanadadi. Konseling Edukasi: Journal of Guidance and Counseling, 4(2), 160–178.