PENGEMBANGAN
INSTRUMEN SELF-ESTEEM COOPERSMITH (CITRA DIRI)
Nailu
Rokhmatika1, Muslikah 2
Universitas
Negeri Semarang1
nrokhmatika@students.unnes.ac.id
Keywords |
Abstract |
Gender
Counseling, Rights and Obligations of Husband and Wife. |
Self-esteem
(self-image) is an important component in an individual's life, self-esteem
can generate a sense of self-confidence, a sense of confidence in one's
abilities, a sense of usefulness and a sense that one's presence is needed in
this world. Coppersmith defines self-esteem as an individual's evaluation of
how he views himself, especially with regard to attitudes of acceptance and
rejection. According to Coopersmith (Coopersmith, 1967), the formation of
self-esteem is influenced by several aspects, namely individual significance,
virtue, individual strength and competence. The development of self-esteem instruments
for students is based on the operational definition of self-esteem developed
by Coopersmith in his book entitled The Antecedents of Self-Esteem in 1967
with aspects taken from the Coopersmith Self-esteem Inventory (CSEI).
Coopersmith's esteem is carried out using a liquid scale with four
measurement scales starting with positive numbers going to negative. This
self-esteem development instrument can be used because it has an instrument
validity value of 0.05 and a reliability value above 0.7. |
Kata Kunci |
Abstrak |
Konseling
Gender, Hak dan Kewajiban Suami Istri . |
Self-esteem (citra
diri) merupakan komponen yang penting dalam kehidupan individu, self-esteem dapat membangkitkan rasa
percaya diri, rasa yakin pada kemampuan diri, rasa berguna dan rasa bahwa
kehadirannya diperlukan di dunia ini. Coppersmith mendefinisikan self-esteem sebagai evaluasi individu
dalam memandang dirinya, terutama berkaitan dengan sikap menerima dan
menolak. Menurut Coopersmith (Coopersmith, 1967)
pembentukan self-esteem dipengaruhi
oleh beberapa aspek yaitu keberatian individu (significance), kebajikan
(virtue), kekuatan individu (power) dan kompetensi (competences).
Pengembangan
instrument self-esteem pada siswa beradsarkan pada definisi
operasional self-esteem yang dikembangkan oleh Coopersmith pada
bukunya yang berjudul The Antecedents of Self-Esteem pada tahun 1967
dengan aspek-aspek yang diambil dari Coopersmith Self-esteem Inventory (CSEI).
Pengembangan instrument self-esteem coopersmith ini dilakukan dengan
menggunakan skala likret dengan empat skala pengukuran yang diawali dengan
angka positif menuju negatife. Instrumen pengembangan self-esteem ini
dapat digunakan karena memperoleh nilai validitas instrument dengan nilai
0,05 dan nilai reliabilitas diatas 0,7 |
Corresponding
Author:
Nailu Rokhmatika, Muslikah
E-mail:
nrokhmatika@students.unnes.ac.id 1
PENDAHULUAN
Harga diri (self-esteem) merupakan
salah satu elemen penting bagi kehidupan manusia. Self-esteem menjadi
bagian terdepan dalam membentuk citra diri dan karisma individu untuk menarik
perhatian orang lain (Branden, 2011), sehingga
kedudukannya menjadi salah satu kebutuhan dasar individu. Peningkatan self-esteem
sangat bermanfaat, hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh (Burks, 2019) dalam
disertasinya yang mengarah pada identifikasi identitas rasial dan hubungannya
dengan harga diri dan konsep diri yang dimiliki oleh Sarjana Afrika dan Amerika
di universitas Historically Black
Colleges, hasil penelitian ini menunjukan bahwa peningkatan self-esteem berhubungan
langsung positif dengan konsep diri akademik yang dimiliki oleh mahasiswa. Self-esteem
(harga diri) terbukti memiliki pengaruh positif terhadap ketahanan diri dan
resiliensi individu, hal ini dibuktikan dalam penelitian (Aliyev & Gengec,
2019) yang menunjukan ketika tingkat harga diri meningkat diikuti dengan
meningkatnya ketahanan diri.
Harga diri (self-esteem)
sangat penting bagi seorang anak dan mempengaruhi kepribadiannya, anak yang
sering mendapatkan pujian tumbuh menjadi pribadi yang semangat, optimis,
memiliki motivasi dan kepribadian yang baik. Sedangkan kondisi sebaliknya akan
terjadi pada anak yang sering mengalami cacian yang tidak membangun, Ia akan
tumbuh menjadi pribadi yang kurang percaya diri sehingga self-esteem yang
tinggi membantu para siswa sebagai salah satu cara pencarian identitas (Maynawati, 2015). Self-esteem diperlukan para siswa
untuk mengembangkan prestasi dan sebagai evaluasi individu dalam menilai
dirinya secara afektif berdasarkan perasaan berharga, penerimaan, konsekuensi
dari kesadaran akan kemampuan diri serta rasa yakin bahwa apa yang dimiliki
berguna bagi lingkungannya (Mete,
2021).
Self-esteem merupakan
salah satu faktor keberhasilan individu dalam kehidupannya. Hal ini karena
perkembangan self-esteem pada anak mempengaruhi keberhasilan maupun
kegagalannya di masa depan (Hajifathali,
Ghorbani, & Rostami, 2021). Self-esteem merupakan salah satu
bagian penting dalam proses pendidikan karena diharapkan mampu menemukan konsep
diri positif pada remaja dan cenderung mempengaruhi prestasi belajarnya. Menurt
Bradshaw proses pembentukan self- esteem atau harga diri dibawa sejak bayi
kemudian merasakan pertama kali yang diterima mengenai kelahirannya (Artika,
Sunawan, & Awalya, 2021). Self-esteem mempengaruhi sikap
optimis dalam memahami perkembangan dirinya dan sebagai evaluasi dalam
aktualisasi diri. Dalam ajaran Islam konsep selfesteem dekat dengan konsep
syukur. Al Ghazali (dalam Minhajul Abidin, 2019) adalah sebangsa kesabaran dan
kepasrahan. Harga diri merupakan cara kita untuk mengevaluasi diri kita, hal
ini diimplementasikan dengan sikap bersyukur pada nikmat Allah swt. Penguatan
potensi dan kekuatan merupakan aspek self-esteem yang dapat meningkatkan
kepercayaan diri individu. Sedangkan aspek bersyukur dekat dengan penerimaan
diri yang mengarah pada penerimaan diri secara penuh dengan sikap qonaah. hal
ini menjadikan manusia seimbang karena mampu memaksimalkan karunia Allah dan
mampu menerima kekurangannya sebagai salah satu bentuk rasa bersyukur pada
Allah Swt (Ananda,
Yuliansyah, & Handayani, 2021).
Berangkat dari
pentingnya high self-esteem untuk siswa dan masih ditemukannya low self-esteem,
peneliti berasumsi bahwa meningkatkan self-esteem para siswa masih sangat
diperlukan agar terciptanya perkembangan yang optimal baik secara akademik
maupun sosial(Jumilah,
2021). Penelitian pengembangan instrumen self-esteem
dikembangkan sebagai salah satu alat ukur psikologi untuk memberikan bantuan
pada siswa atau individu yang mengalami kecenderungan low self-esteem
yang memiliki karakteristik susah percaya dir, mudah menyerah dan sulit
berkembang sehingga membutuhkan bantuan bagi penyelesaian masalah berkaitan
dengan keberartian diri dan untuk mencapai fungsi perkembangan secara optimal.
METODE
PENELITIAN
Penelitian
pengembangan instrumen self-esteem Coopersmith (1987) menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan bantuan
perhitungan SPSS 23. Sugiyono, (2010)
menjelaskan bahwa alat ukur yang valid berati dapat digunakan untuk mengukur
yang seharusnya diukur. Validitas adalah cara untuk menunjukan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan instrumen. Semakin tinggi validitas maka instrumenn
semakin valid atau atau sahaih, sebaliknya semakin rendah semakin tidak valid.
Langkah
selanjutnya menguji validitas instrumen pada 60 siswa diluar subjek penelitian,
namun memiliki karakteristik yang sama. Langkah berikutnya untuk mendapatkan
validitas instrumen dilakukan uji validitas item dengan teknik korelasi item
total product-moment dengan taraf kesalahan 5% (0,05). Item dinyatakan
valid apabila rhitung lebih kecil dibandingkan rtabel. Untuk
taraf kesalahan 5% dengan jumlah siswa 60 maka di temukan rtabel =
0,254. Dalam perhitungan ini peneliti menggunakan bantuan software SPSS
untuk lebih praktis dan akurat. Hasil uji validitas ini ditemukan dari 46 item
terdapat 2 item yang tidak valid, item valid berjumlah 44 item.
Uji
reliabilitas merupakan nilai perhitungan dari suatu indicator yang tidak
bervariasi, hal ini dikarenakan oleh karakteristik pengukuran instrumen itu
sendiri. Reliabilitas mengandungg tiga makna yaitu, stabil, konsisten dan dapat
diandalkan. Sugiyono
(2010) menjelaskan bahwa hasil uji reliabilitas jika semakin
kecil kesalahannya maka semakin dapat dipercaya alat ukurnya. Standar nilai
alpha (α) yang digunakan untuk menunjukan bahwa alat ukur tersebut baik
adalah >0,6, sehingga semakin besar nilai alpha maka semakin reliabel alat
ukur tersebut.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Self-esteem (citra diri) merupakan komponen
yang penting dalam kehidupan individu, self-esteem
dapat membangkitkan rasa percaya diri, rasa yakin pada kemampuan diri, rasa
berguna dan rasa bahwa kehadirannya diperlukan di dunia ini. Coppersmith
mendefinisikan self-esteem sebagai
evaluasi individu dalam memandang dirinya, terutama berkaitan dengan sikap
menerima dan menolak (Ardhiani, Harsanti, & Fitriani, 2023). Self-esteem mengindikasikan besarnya
kepercayaan terhadap kemampuan, keberartian, kesuksesan dan keberhargaan atau
dapat disimpulkan self-esteem merupakan
hasil penilaian individu yang diekspresikan dalam sikap-sikap yang ada dalam
diri individu (Khairat & Adiyanti, 2015). Menurut
Coopersmith (Coopersmith, 1967) pembentukan
self-esteem dipengaruhi oleh beberapa
aspek yaitu keberatian individu (significance), kebajikan (virtue), kekuatan
individu (power) dan kompetensi (competences). Berikut beberapa
penjelasan berkaitan dengan aspek-aspek slef-esteem.
Aspek keberartian diri diperoleh individu
melalui penerimaan diri, perhatian dan kasih sayang yang didapatkan dari
lingkungannya. Bentuk ekspresi dari penghargaan diri yang diterima oleh
seseorang terdiri dari dua aspek yaitu penerimaan dan penolakan dari
lingkungannya(Ardhiani et al., 2023). Bentuk
penerimaan terhadap individu memberikan dorongan (motivasi) bagi individu yang
mengalami permasalahan, ungkapan kasih sayang, memperoleh kehangatan dari
sesama, mendapatkan respon positif sesuai dengan kondisi individu tersebut,
adanya keterkaitan antar sesama, keramahan sebagai wujud penerimaan dari
lingkungan sekitar yang menyukai individu secara objektif tanpa ada sesuatu hal
yang melatarbelakanginya (Branden, 1992).
Aspek kebajikan
merupakan salah satu aspek self-esteem yang
merupakan ketaatan individu terhadap nilai norma, etika dan aturan-aturan yang
ada dalam masyarakat. Aspek ini ditujukan pada cara individu melihat bagaimana
persoalan benar atau salah berdasarkan pada nilai moral, etika dan
aturan-aturan yang berlaku dalam lingkungan interaksinya (Martin, 2019). Aspek Kekuatan didefinisikan sebagai sebagai
kemampuan individu untuk mengontrol atau mengendalikan orang lain dan dirinya
sendiri (Jumilah, 2021). Individu
yang dapat mengendalikan maupun mengontrol dirinya dan orang lain dengan baik
akan menunjukan sikap yang mandiri, optiis, percaya diri, mampu berargumen dan
tidak mudah terpengaruh oleh orang lain. Akan tetapi hal sebaliknya terjadi
pada individu yang tidak mampu mengontrol orang lain dan dirinya sendiri dengan
menunjukan sikap yang pesimis dan bergantung pada orang lain. Aspek kompetensi
dalam self-esteem mengacu pada kemampuan
individu untuk mencapai apa yang telah dicita-citakan. Kemampuan
yang ia miliki akan membuat individu merasa yakin, optimis bahwa ia dapat
mencapai yang telah dicita-citakan dan mampu mengatasi setiap masalah yang
dihadapi(Wardani & Sugiharto, 2020).
Individu dengan self-esteem tinggi
ditandai dengan memiliki kepercayaan diri, optimis dan mampu bergaul dengan
lingkungan sekitar. Individu dengan self-esteem tinggi akan dapat
memberikan pemahamn citra diri pada siswa dan meningkatkan optimis, semangat
dan percaya diri siswa. Rendahnya self-esteem merupakan salah satu dari 24 gangguan mental. Fakta ini
dipublikasikan oleh American Psychiatric
Association (APA) diagnostic and statistical manual of mental
disorder, karena itu peningkatan self-esteem
sangatlah penting agar siswa mudah percaya diri dan mengembangkan
potensinya.
Variabel |
Indikator |
Deskriptor |
Favorable (Pernyataan
Pendukung) |
Unfavorable
(pernyataan tidak mendukung) |
Jumlah Item |
Self-esteem |
1. Significance (keberartian) |
a. Penerimaan diri |
3 (1, 3 dan 5) |
3 (2, 4 dan 6) |
6 |
b. Penerimaan
lingkungan |
3 (7, 9 dan 11) |
3 (8, 10 dan 12) |
6 |
||
2. Virtue
(kebajikan) |
a. Norma Agama |
2 (13 dan 15) |
2 (14 dan 16) |
4 |
|
b. Norma Kesusilaan |
3 (17, 19 dan 21) |
3 (18, 20 dan 22) |
6 |
||
3. Power (Kekuatan)
|
a. Kontrol diri |
2 (23 dan 25) |
2 (24 dan 26) |
4 |
|
b. Sifat kemandirian
dan optimis |
3 (27, 29 dan 31) |
3 (28, 30 dan 32) |
6 |
||
c. Kemampuan
berargumen |
2 (33 dan 35) |
2 (34 dan 36) |
4 |
||
4.Competences (Kompetensi)
|
a. Tidak mudah terpengaruh orang lain |
2 (37 dan 39) |
2 (38 dan 40) |
4 |
|
|
b. Kemampuan mencapai tujuan hidup |
3 (41, 43 dan 45) |
3 (42, 44 dan 46) |
6 |
|
Total Item |
46 |
Dari deskripsi table diatas
pengembangan instrumen terdeskripsikan dalam 46 butir berikut:
instrumen dilakukan uji validitas item dengan teknik
korelasi item total product-moment dengan taraf kesalahan 5% (0,05).
Item dinyatakan valid apabila rhitung lebih kecil dibandingkan rtabel.
Untuk taraf kesalahan 5% dengan jumlah siswa 60 maka di temukan rtabel
= 0,254. Dalam perhitungan ini peneliti menggunakan bantuan software SPSS
untuk lebih praktis dan akurat. Hasil uji validitas ini ditemukan dari 46 item
terdapat 2 item yang tidak valid, item valid berjumlah 44 item.
Uji
reliabilitas merupakan nilai perhitungan dari suatu indicator yang tidak
bervariasi, hal ini dikarenakan oleh karakteristik pengukuran instrumen itu
sendiri. Reliabilitas mengandungg tiga makna yaitu, stabil, konsisten dan dapat
diandalkan. Hasil uji validitas menunjukan instrument pengembangan self-esteem coopersmith
valid dan reliabel. Hal ini di tunjukan dengan prosentase hasil validitas
sebagai berikut:
No
Item |
r Tabel 5% (n=60) |
rxy |
Keterangan |
1 |
0,254 |
0,431 |
Valid |
2 |
0,254 |
0,509 |
Valid |
3 |
0,254 |
0,598 |
Valid |
4 |
0,254 |
0,466 |
Valid |
5 |
0,254 |
0,411 |
Valid |
6 |
0,254 |
0,460 |
Valid |
7 |
0,254 |
0,521 |
Valid |
8 |
0,254 |
0,603 |
Valid |
9 |
0,254 |
0,421 |
Valid |
10 |
0,254 |
0,445 |
Valid |
11 |
0,254 |
0,672 |
Valid |
12 |
0,254 |
0,463 |
Valid |
13 |
0,254 |
0,299 |
Valid |
14 |
0,254 |
0,452 |
Valid |
15 |
0,254 |
0,554 |
Valid |
16 |
0,254 |
0,753 |
Valid |
17 |
0,254 |
0,258 |
Valid |
18 |
0,254 |
0,651 |
Valid |
19 |
0,254 |
0,421 |
Valid |
20 |
0,254 |
0,470 |
Valid |
21 |
0,254 |
0,726 |
Valid |
22 |
0,254 |
0,481 |
Valid |
23 |
0,254 |
0,512 |
Valid |
24 |
0,254 |
0,503 |
Valid |
25 |
0,254 |
0,474 |
Valid |
26 |
0,254 |
0,286 |
Valid |
27 |
0,254 |
0,629 |
Valid |
28 |
0,254 |
0,565 |
Valid |
29 |
0,254 |
0,265 |
Valid |
30 |
0,254 |
0,001 |
Tidak Valid |
31 |
0,254 |
0,546 |
Valid |
32 |
0,254 |
0,452 |
Valid |
33 |
0,254 |
0,301 |
Valid |
34 |
0,254 |
0,284 |
Valid |
35 |
0,254 |
0,292 |
Valid |
36 |
0,254 |
0,092 |
Tidak Valid |
37 |
0,254 |
0,603 |
Valid |
38 |
0,254 |
0,548 |
Valid |
39 |
0,254 |
0,398 |
Valid |
40 |
0,254 |
0,272 |
Valid |
41 |
0,254 |
0,254 |
Valid |
42 |
0,254 |
0,257 |
Valid |
43 |
0,254 |
0,255 |
Valid |
44 |
0,254 |
0,258 |
Valid |
45 |
0,254 |
0,254 |
Valid |
46 |
0,254 |
0,261 |
Valid |
Terdapat dua butir instrument yang tidak valid.
Sehingga 2 butir instrumen pengembangan ini tidak perlu digunakan. 46 butir
item menjadi 44 butir instrument.sedangkan hasil uji realibilitas instrumen peneliti menggunakan software
SPSS seri 25 dan diperoleh hasil sebesar 0,867(Hulasoh,
2023). Hasil tersebut menujukan bahwa instrumen penelitian
memilki tingkat reliabilitas yang tingga dan layak untuk digunakan mengambil
data.
Tabel 1.2 hasil uji
reliablitas |
|
Cronbach's Alpha |
N of Items |
.867 |
46 |
Hal ini menunjukan instrumen
pengembangan ini dapat digunakan dalam penelitian pengukuran self-esteem baik
pada dunia Pendidikan maupun pada ranah sosial yang berkaitan dengan pengukuran
skala self-esteem(Ai & Iyam, 2022).
KESIMPULAN
Self-esteem merupakan citra
diri yang penting bagi individu untuk memahami dan menemukan konsep diri. Hal
ini menjadikan pengukuran self-esteem bagi individu sangatlah penting
terutama dalam proses pengembangan diri. merupakan
penghargaann diri yang individu miliki didapatkan dari dalam dirinya yang
timbul dengan dukungan lingkungaanya. Aspekaspek self -esteem menurut
Coppersmith (2004) terdiri dari empat komponen yaitu, significance
(keberartian), virtue (kebajikan), power (kekuatan) dan competences (kompetensi).
Instrumen pengembangan ini dapat digunakan bagi kebutuhan pencarian data
kondisi self-esteem siswa maupun individu yang mengalami penurunan kepercayaan
diri maupun ketidakmampuan dalam proses pengembangan diri.
Lampiran Butir
Instrumen pengembangan Self-esteem
Petunjuk
Dibawah ini ada sejumlah hal yang kemungkinan
berhubungan dengan kondisi saudara. Berilah tanda centang (V) pada kolom yang
menunjukan kesesuaian diri saudara dengan masing-masing pernyataan dibawah ini.
SS
: Sangat sesuai
S
: Sesuai
TS
: Tidak sesuai
STS
: Sangat tidak sesuai
Tidak ada jawaban benar atau salah, jawaban
yang terdapat adalah sangat sesuai, sesuai, kurang sesuai, tidak sesuai dan
sangat tidak sesuai dengan kondisi diri anda. Jawablah dengan
sejujur-jujurnya sesuai dengan kondisi anda, bukan jawaban yang menurut anda
baik tetapi sesuai dengan kondisi anda. Jawaban anda bersifat pribadi dan tidak
mempengaruhi nilai akhir saudara.
Isilah keterangan yang diminta :
1.
Jenis
kelamin : …………………………
2.
Kelas
: …………………………
3.
Jurusan
: …………………………
Contoh pengisian:
Berilah tanda centang (V) pada
kolom yang sesuai dengan kondisi anda saat ini.
SS
= Sangat Sesuai TS = Tidak Sesuai
S
= Sesuai STS
= Sangat Tidak Sesuai
No |
Pernyataan |
Alternatif Jawaban |
|||
SS |
S |
TS |
STS |
||
1 |
Saya menerima kondisi diri saat ini |
|
|
V |
|
Pilihlah
dengan menggunakan tanda (V) kondisi yang sesuai dengan keadaan anda!
No |
Pernyataan |
Alternatif Jawaban |
|
|||
SS |
S |
TS |
STS |
|||
1 |
Saya menerima kondisi diri saat ini |
|
|
|
|
|
2 |
Saya menerima resiko keputusan yang saya pilih
|
|
|
|
|
|
3 |
Saya memutuskan tujuan hidup saya sendiri |
|
|
|
|
|
4 |
Saya ragu pada diri sendiri |
|
|
|
|
|
5 |
Saya yakin keputusan sendiri walaupun berbeda dengan
orang lain |
|
|
|
|
|
6 |
Saya kurang percaya diri dengan kondisi fisik
yang saya miliki |
|
|
|
|
|
7 |
Saya meminta maaf jika melakukan kesalahan |
|
|
|
|
|
8 |
Saya menghindar dari pergaulan yang membawa
pengaruh buruk |
|
|
|
|
|
9 |
Saya terlibat aktif dikegiatan sosial
masyarakat |
|
|
|
|
|
10 |
Saya sulit mengelola emosi |
|
|
|
|
|
11 |
Saya sering membandingkan baik dan buruk diri
saya dengan orang lain |
|
|
|
|
|
12 |
Saya kurang mendapatkan kasih sayang orang tua
|
|
|
|
|
|
13 |
Saya rajin beribadah |
|
|
|
|
|
14 |
Saya berpegang teguh pada agama dalam
kehidupan sehari-hari |
|
|
|
|
|
15 |
Agama membentuk saya menjadi orang yang saya
inginkan |
|
|
|
|
|
16 |
Saya sering melaksanakan sholat lima waktu |
|
|
|
|
|
17 |
Saya sering berkata jujur |
|
|
|
|
|
18 |
Saya datang ke sekolah tapt waktu |
|
|
|
|
|
19 |
Selama ini saya sering berkata kasar dan kotor
|
|
|
|
|
|
20 |
Saya sering terlambat datang ke sekolah |
|
|
|
|
|
21 |
Saya mengerjakan tugas sekolah dengan tertib |
|
|
|
|
|
22 |
Saya menyalin tugas sekolah teman karena ragu
dengan jawaban sendiri |
|
|
|
|
|
23 |
Saya berusaha mengendalikan emosi saat sedang
marah |
|
|
|
|
|
24 |
Saya aktif berorganisasi di sekolah |
|
|
|
|
|
25 |
Saya tahu apa yang harus dikatan pada orang
lain |
|
|
|
|
|
26 |
Saya bisa diandalkan teman kelas dalam urusan
tugas sekolah |
|
|
|
|
|
27 |
Saya sering menyendiri di rumah tau di sekolah
|
|
|
|
|
|
28 |
Saya meminta bantuan untuk menyelesaikan pekerjaan rumah atau
sekolah |
|
|
|
|
|
29 |
Saya tertib melaksanakan piket kelas setiap
minggu |
|
|
|
|
|
30 |
Saya sering menunda-nunda pekerjaan |
|
|
|
|
|
31 |
Saya senang memimpin diskusi dalam kelas |
|
|
|
|
|
32 |
Saya sulit mengemukakan pendapat saat banyak
orang |
|
|
|
|
|
33 |
Saya tidak mengikuti kegiatan ekstrakulikuler
apapun disekolah |
|
|
|
|
|
34 |
Saya sering melakukan kegiatan sosial bersama
teman-teman |
|
|
|
|
|
35 |
Saya menyadari bahwa tidak semua orang
menyukai diri saya |
|
|
|
|
|
36 |
saya senang jika bermanfaat bagi orang lain |
|
|
|
|
|
37 |
Saya yakin mampu mewujudkan cita-cita saya |
|
|
|
|
|
38 |
Saya memiliki banyak kekurangan dalam diri |
|
|
|
|
|
39 |
saya tidak dapat menerima kekurangan diri saya
|
|
|
|
|
|
40 |
Saya mudah terpengaruh orang lain |
|
|
|
|
|
41 |
Saya sering tidak dapat mengkontrol diri saat
marah pada orang lain |
|
|
|
|
|
42 |
Saya merasa sedih saat mengalami hal yang
buruk |
|
|
|
|
|
43 |
Saya pandai dalam pelajaran disekolah |
|
|
|
|
|
44 |
Saya sering sedih yang berlarut saat mengalami
kesedihan |
|
|
|
|
|
45 |
Saya suka mencoba hal-hal yang baru |
|
|
|
|
|
46 |
Saya mampu memanfaatkan kelebihan dan
kekurangan saya untuk mencapai tujuan hidup |
|
|
|
|
|
BIBLIOGRAFI
Ai, Ristiani, & Iyam, Maryati. (2022). Kemampuan
representasi matematis dan self-esteem siswa pada materi statistika. Jurnal
Inovasi Pembelajaran Matematika: PowerMathEdu, 1(1), 37–46.
Ananda, Rizky,
Yuliansyah, Muhammad, & Handayani, Eka Sri. (2021). Jurnal Mahasiswa BK
An-Nur : Berbeda , Bermakna , Mulia Volume …. Nomor ….., Tahun Tersedia
Online : https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/AN-NUR EFEKTIVITAS
LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING DALAM MENINGKATKAN
SELF-ESTEEM SISWA. Journal BK An-Nur, 1–7. https://doi.org/2460-9722
Ardhiani, Ocvita,
Harsanti, Intaglia, & Fitriani, Reni. (2023). Potret Diri (Selfie) Di
Instagram: Kontribusi Mediated-Self Disclosure Pada Harga Diri Remaja Pengguna
Instagram. BroadComm, 5(1), 1–13.
Artika, Munik
Yuni, Sunawan, Sunawan, & Awalya, Awalya. (2021). Mindfulness and
Student Engagement : The Mediation Effect of Self Esteem. 10(2),
89–98.
Branden,
Nathaniel. (1992). The Power Of Self-Esteem.
Coopersmith.
(1987). The antencedents of self-esteem. San Fransisco: Freeman Press.
Hajifathali,
Fatemeh, Ghorbani, Nima, & Rostami, Reza. (2021). The Relationship Between
Integrative Self-Knowledge, Mindfulness, Self-Control, and Mental Health
Parameters. Propósitos y Representaciones, 9(SPE3), 0–1.
https://doi.org/10.20511/pyr2021.v9nspe3.1277
Hulasoh, Ela.
(2023). Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Komunikasi Aparatur Desa Terhadap
Kepuasan Masyarakat Desa Pamegarsari, Kecamatan Parung, Bogor. PROMEDIA
(PUBLIC RELATION DAN MEDIA KOMUNIKASI), 9(2).
Jumilah, Retno.
(2021). Hubungan Konsep Diri dan Kontro Diri dengan Perilaku Konsumtif Pada
Mahasiswa Pengguna Aplikasi E-commerce. Universitas 17 Agustus 1945
Surabaya.
Khairat, Masnida,
& Adiyanti, M. G. (2015). Self-esteem dan Prestasi Akademik sebagai
Prediktor Subjective Well-being Remaja Awal. 1(3), 180–191.
Martez Emery
Burks. (2019). An Investigation of Racial Identity, Self-Esteem and Its
Relationship to Academic Self-Concept among African American Undergraduate
Students at Historically Black Colleges and Universities. A Dissertation
Submitted to the Graduate School of Tennessee State University in Partial
Fulfillment of the Requirements for the Degree of Doctor of Philosophy, 148(Self
Esteem, Self concept), 148–162.
Maynawati, Aldila
Fitri Radite Nur. (2015). Pengembangan Model konseling kelompok dengan
teknik Reframingg untuk meningkatkan self esteem siswa sekolah menengah pertama
(studi pengembangan di SMP Negeri Kota Semarang)Al.
Mete, Pelin.
(2021). Structural Relationships between Coping Strategies, Self-Efficacy, and
Fear of Losing One’s Self-Esteem in Science Class. International Journal of
Technology in Education and Science, 5(3), 375–393.
https://doi.org/10.46328/ijtes.180
Sugiyono, P. D.
(2010). Cara Mudah Menyusun Skripsi: SKRIPSI dan DESERTASI. Yogyakarta:
ALFABETA.
Wardani, Ita
Anindya, & Sugiharto, Dwi Yuwono Puji. (2020). Hubungan Adversity Quotient
dan Dukungan Sosial Dengan Optimisme Akademik Pada Siswa SMP Negeri 1 Wanadadi.
Konseling Edukasi: Journal of Guidance and Counseling, 4(2), 160–178.