HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL MAHASISWA MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK

 

Lathifatul Qolbiyah1, Putri Yuni Indah Lestari2, Della Putri Sabilila3

Universitas Muhammadiyah Gresik, Indonesia

lathifatulqolbiyah023@gmail.com1, putriyuni983@gmail.com2, dellaputri13.sabililla@gmail.com3

 

Keywords

Abstract

Parenting, Emotional Intelligence, College Students

This study aims to analyse the relationship between parenting and emotional intelligence in management students at Universitas Muhammadiyah Gresik. Emotional intelligence is the ability to regulate responses to internal and external stimuli, including self-awareness, self-control, motivation, empathy, and interpersonal relationships. Parenting, which consists of authoritative, authoritarian, and permissive patterns, plays an important role in shaping children's emotional intelligence and is influenced by various factors, including parental personality, beliefs, education, and socio-economic status. This research uses a quantitative approach with a causal correlation study method. Data were collected through a Likert scale questionnaire and analysed to determine the relationship between parenting and emotional intelligence in a purposive sample of 115 students. The results of this study are expected to provide insight into the influence of parenting patterns on emotional intelligence in university students, which will be useful in developing educational strategies and parenting patterns that support the formation of emotional intelligence among the younger generation.

 

Kata Kunci

Abstrak

Pola Asuh, Kecerdasan Emosional, Mahasiswa

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pola asuh orang tua dan kecerdasan emosional pada mahasiswa manajemen di Universitas Muhammadiyah Gresik. Kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk mengatur respons terhadap rangsangan internal dan eksternal, meliputi kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi, empati, dan hubungan interpersonal. Pola asuh, yang terdiri dari pola otoritatif, otoriter, dan permisif, berperan penting dalam membentuk kecerdasan emosional anak dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kepribadian orang tua, keyakinan, pendidikan, dan status sosial-ekonomi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode studi korelasi kausal. Data dikumpulkan melalui kuesioner skala Likert dan dianalisis untuk mengetahui hubungan antara pola asuh dan kecerdasan emosional pada sampel purposive sebanyak 115 mahasiswa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai pengaruh pola asuh terhadap kecerdasan emosional pada mahasiswa, yang akan bermanfaat dalam pengembangan strategi pendidikan dan pola pengasuhan yang mendukung pembentukan kecerdasan emosional di kalangan generasi muda.

Corresponding Author: Lathifatul Qolbiyah 

lathifatulqolbiyah023@gmail.com

 

 

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mahasiswa merupakan seorang pelajar yang menduduki perguruan tinggi. Menurut Sarwono (1978) Mahasiswa dalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18 – 30 tahun. Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai predikat. Mahasiswa adalah agen perubahan. Agen perubahan menjadi seseorang yang dapat memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh suatu bangsa di berbagai belahan dunia.

Mahasiswa tingkat tinggi juga merupakan agen perubahan. Artinya, bertindak tidak seperti pahlawan yang datang ke suatu negara kemudian dengan berani mengusir para penjahat dan dengan berani pahlawan itu meninggalkan daerah tersebut diiringi tepuk tangan oleh penduduk setempat. Dalam pengertian ini siswa bukan hanya sebagai pemrakarsa perubahan, tetapi sebagai objek atau aktor perubahan.Sikap kritis positif harus dimiliki dan seringkali dapat membuat perbedaan besar dan juga membuat pemimpin yang tidak kompeten sakit dan cemas. Banyak kebodohan dan ketidak adilan telah dilakukan oleh para pemimpin bangsa ini.

Pola asuh dalam keluarga dapat mempengaruhi emosional seseorang. Lingkungan keluarga terutama orang-orang terdekat sangat berpengaruh dalam mengembangkan kecerdasan emosional pada seseorang karena keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Dimana seorang anak pertama hidup di dunia ini adalah di lingkungan keluarga. Tidak terkecuali Mahasiwa sebagai individu yang memiliki kecerdasan emosional yang berbed-beda. Mengingat bahwa kecerdasan emosional ini sangat dipengaruhi oleh pendidikan di dalam keluarga khususnya pola asuh yang diterapkan oleh orang tua. Mahasiswa yang dibesarkan dalam kondisi yang aman dan nyaman, dimana orang tua selalu memberikan dukungan dan dorongan serta menghargai pendapat. Maka akan membentuk pribadi siswa yang tangguh, berkarakter, percaya diri, mudah bergaul dengan orang lain serta mampu mengontrol dan mengendalikan emosinya atau dengan kata lain siswa memiliki kecerdasan emosional yang baik. Mahasiswa juga termasuk ke dalam tahap dewasa awal. Hal ini didukung oleh Santrock (2012) yang menyatakan bahwa dewasa awal merupakan masa perkembangan individu yang berlangsung antara usia 18-25 tahun.

Menurut Priyanti (2015) Kecerdasan emosional seorang tidak hendak timbul dengan sendirinya, hendak namun butuh terdapatnya perkembangan serta rangsangan secepat bisa jadi. Pada masa usia dini anak mempunyai keahlian dalam memaksimalkan kecerdasan emosional mereka sendiri walaupun mereka masih dalam tahap pengembangan dan ditandai dengan keegoisan yang besar.. Kecerdasan emosi ialah salah satu aspek perkembangan yang butuh distimulasi dari kesemua aspek perkembangan yang terdapat. Berkembangnya keahlian emosional anak semenjak dini sangat mempengaruhi besar terhadap perkembangan emosi serta sosial anak di masa yang hendak tiba. Hingga dari itu diharapkan orang tua bisa memaksimalkan kecerdasan emosi anak antara lain berkaitan dengan berbagai perasaan, pergantian perasaan, membuat pertimbangan ataupun pengambilan keputusan, serta keyakinan diri.

Menurut Windarwati( 2008), terdapat jalinan antara pola asuh orang tua dengan pertumbuhan emosi anak. Pola asuh yang diberikan kepada seorang anak yakni aspek utama dalam menekan pertumbuhan emosi anak. Pola asuh orangtua sangat pengaruhi besar pada hasil pertumbuhan emosi anak, meski pula didukung oleh aspek zona dan aspek genetik. Karena itu orang tua mempunyai tanggung jawab yang berat terhadap pertumbuhan emosi anak, biar pada waktu depananak mampu mengendalikan emosi dengan baik, oleh sebab itu sangat tidak orang tua bisa memberikan contoh gimana tata cara mengelola emosi dengan baik. Sedangkan untuk Nasrun (2016) Pola asuh orang tua berperan sangat berarti dalam interaksi antara anak dan orang tuanya, termasuk memenuhi kebutuhan fisik seperti makanan dan minuman, serta kebutuhan psikologis seperti keamanan dan emosi. Norma yang berlaku di masyarakat agar anak dapat hidup selaras dengan lingkungan. Dengan kata lain, orang tua memainkan peran berarti dalam membentuk sistem interaksi yang akrab dan langgeng yang ditandai dengan kesetiaan, cinta, dan kasih sayang orang tua.

 

1.3. Batasan Masalah

Untuk memudahkan dan mengarahkan pembahasan, peneliti membatasi permasalahan yang berhubungan dengan pembahasan yang luas. Maka dari itu peneliti membatasi penelitiannya berfokus hanya pada bagaimana individu tersebut memiliki kemampuan untuk melihat emosi dan perasaan diri sendiri maupun orang lain serta terdapat beberapa faktor dalam kecerdasan emosional yang mengarah kepada pola asuh dengan model pendidikan yang dibentuk oleh orang tua serta berbagai jenis pola asuh dan faktor pola asuh. Mahasiswa yang diteliti juga terbatas pada Mahasiwa Jurusan Manajemen angkatan 21 (semester 4) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Gresik.

 

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Untuk menjawab rumusan masalah yang ada diperlukan metode penelitian, oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif. Tipe penelitian kuantitatif merupakan investigasi sistematis mengenai sebuah fenomena dengan mengumpulkan data yang dapat diukur menggunakan teknik statistik, matematika, atau komputasi. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2016). Penelitian kuantitatif dalam melihat hubungan variabel terhadap objek yang diteliti lebih bersifat sebab dan akibat (Sugiyono, 2016: 7-11).

Metode penelitian kuantitatif ini adalah metode penelitian korelasi kausalitas. Penelitian korelasi kausalitas adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Korelasi kausalitas adalah hubungan yang bersifat sebab-akibat dua jenis variabel dapat diartikan sebagai variabel bebas dan variabel terikat (Dr.H.Ilyas Ismail, M.Pd. 2018).

3. 2 Identifikasi Variabel

Istilah variabel dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian.dan dapat dikatakan bahwa variabel penelitian sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti (Suryabrta, 2011 :25). Dalam penelitian ini yang digunakan yaitu variabel bebas dan variabel terikat :

1. Variabel dependen adalah Variabel Terikat (Y) adalah variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui besarnya pengaruh dari variabel lain atau variabel yang dipengaruhi oleh variabel X (Azwar,2011:74). Variabel dependen pada penelitian ini ialah Kecerdasan Emosional.

2. Variabel independen adalah Variabel bebas (X) adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain (Azwar,2011:74). Variabel independen biasanya disimbolkan dengan huruf X. Variabel independen pada penelitian ini ialah Pola Asuh Orang Tua.

3.3 Definisi Operasional

                Menurut (Nurdin et al., 2019) definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati yang memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Mendefinisikan variabel secara operasional adalah menggambarkan atau mendeskripsikan variabel penelitian sedemikian rupa, sehingga variabel tersebut bersifat spesifik (tidak berinterpretasi ganda) dan terukur (observable atau measureable).

3.3.1 Kecerdasan Emosional (Y)

Variabel dependen pada penelitian ini adalah Kecerdasan Emosional. Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdoa. Kecerdasan Emosional dapat diungkap menggunakan Skala Kecerdasan Emosional yang disusun berdasarkan pada aspek menurut (Goleman, 2021) antara lain : Kesadaran diri, Pengaturan diri, Motivasi, Empati, Keterampilan social. Pengukuran pada penelitian ini menggunakan adaptasi skala dari dari (Goleman, 2001).

Jenis skala yang digunakan adalah Skala Likert. Menurut Sugiyono (2006), skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi terhadap individu ataupun kelompok terkait dengan fenomena sosial yang sedang terjadi. Tinggi rendahnya Kecerdasan Emosional yang diperoleh subjek dilihat dari skor total skala Kecerdasan Emosional, semakin tinggi skor yang diperoleh subjek. Semakin tinggi pula Kecerdasan Emosional pada subjek. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh semakin rendah pula kualitas Kecerdasan Emosional subjek.

3.3.2 Pola Asuh Orang Tua (X)

Variabel independen pada penelitian ini adalah Pola Asuh Orang Tua. Pola asuh orang tua sangat mempengaruhi kepribadian dan tingkah laku anak. Orang tua memilih pola asuh berdasarkan asumsi bahwa apa yang diberikan kepada anak adalah yang terbaik bagi anak. Pola Asuh Orang Tua dapat diungkap dengan menggunakan Skala Pola Asuh Orang Tua yang disusun berdasarkan pada aspek menurut Diana Baumrind (1967) yang berisi anatara lain : Gaya otoriter (authoritarian style), Gaya permisif (permissive style), Gaya demokratif (authoritative style).

Pengukuran pada penelitian ini menggunakan adaptasi skala dari Diana Baumrind (1967). Jenis skala yang digunakan adalah Skala Likert. Menurut Sugiyono (2006), skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi terhadap individu ataupun kelompok terkait dengan fenomena sosial yang sedang terjadi. Tinggi rendahnya Pola Asuh Orang Tua yang diperoleh subjek dilihat dari skor total skala Pola Asuh Orang Tua  semakin tinggi skor yang diperoleh subjek. Semakin tinggi pula Pola Asuh Orang Tua pada subjek. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh semakin rendah pula kualitas Pola Asuh Orang Tua subjek.

3.4 Populasi dan Teknik Sampling

Sugiyono (2018:130) mengemukakan bahwa populasi sebagai wilayah secara umum yang terdiri atas obyek/subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti lalu dibuat kesimpulannya. Peneliti mengambil populasi dari Mahasiswa Jurusan Manajemen semester 4 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Gresik sebanyak 239 mahasiswa. Data tersebut diperoleh dari bagian administrasi kemahasiswaan Universitas Muhammadiyah Gresik.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini penulis menggunakan Non-probability Sampling dengan metode Purposive Sampling dimana teknik dalam pengambilan sampel ini memiliki pertimbangan-pertimbangan yang sudah ditentukan kepada responden. Sugiyono (2011:84) menjelaskan bahwa Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Teknik Non-probability Purprosive Sampling dengan tabel (isac dan michael). Peneliti mengambil penentuan jumlah sampel berdasarkan tingkat kesalahan (significance level) 5%, maka jumlah sampel minimal yang diambil adalah 115.

 

Gambar 3.1 Significance Level Isaac & Michael

Dari pengertian tersebut agar memudahkan penelitian, penulis menetapkan sifat-sifat dan katakteristik yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun sampel yang akan diteliti sesuai dengan karakteristik yaitu Mahasiswa Aktif dan memiliki usia antara 18-25 tahun pada Jurusan Manajemen semester 4 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Gresik yang berjumlah 239 siswa.

Alasan mengambil sampel karena mengerucutkan subjek yang akan diteliti serta memiliki karakteristik. Karakteristik yang dipakai adalah mahasiwa aktif dan memiliki usia 18-25 tahun Santrock (2012) merupakan fase dewasa awal dan merupakan mahasiswa aktif.

 

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan angket berskala likert sebagai alat ukur angket Kecerdaasan Emosional dan Pola Asuh Orang Tua yang memakai kuisioner (angket) sebagai metode pengumpulan data. Menurut Sugiyono (2013: 142) menjelaskan bahwa kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk pernyataan yang berkaitan dengan variabel-variabel yang akan diteliti berdasarkan indikator variabel Kecerdasan Emosional (Y) dan variabel Pola Asuh Orang Tua (X).

 

Untuk mempermudah responden dalam menjawab suatu pertanyaan maka peneliti menggunakan Skala Likert. Skala Likert dapat digunakan untuk mengukur suatu pendapat, sikap, dan persepsi seseorang. Hal ini sesuai dengan pendapat (Sugiyono, 2013: 93) yang menyatakan bahwa Skala likert digunakan untuk mengukur pendapat,sikap, dan persepsi seseoarang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala Likert dalam penelitian ini terdapat beberapa jawaban alternatif guna variabel yang akan diukur dapat terukur dan nampak serta dapat dijabarkan. Penjabaran dalam tabel sebagai berikut :

 

Aitem Favorable

Aitem Unfavorable

Jawaban

Skor

Jawaban

Skor

Sangat Sesuai

4

Sangat Sesuai

1

Sesuai

3

Sesuai

2

Tidak Sesuai

2

Tidak Sesuai

3

Sangat Tidak Sesuai

1

Sangat Tidak Sesuai

4

Table Error! No text of specified style in document..1 Nilai Skor Jawaban

3.5.1 Skala Kecerdasan Emosional

Skala Kecerdasan Emosional menggunakan teori yang di adaptasi dari Goleman, 2009. Responden diminta menjawab pertanyaan dengan kategori yang diantaranya yakni favorable dan  unfavorable dengan empat kategori respon yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju(S), Tidak Setuju(TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Adapun rancangan blueprint yang dirancang sebagai berikut :

No

Aspek

Indikator

Item

Total

Favorable

Unfavorable

1

Self-awareness (mengenali emosi)

Mengenali emosi diri, kesadaran menguasai emosi

1,3,5,9,13

7,11

7

2

Self regulation (mengendalikan emosi)

Menghibur diri sendiri, melepaskan kemurungan, kecemasan dan ketersinggungan

2,8,14

6,10,12,28, 29

8

3

Memotivasi diri

Mengendalikan dorongan hati, antusiasme, gairah, optimis

15,17,19,21,25

23,30,31

8

4

Empati

Kesadaran akan perasaan kepentingan keprihatinan terhadap orang lain

16,18,20

4,27

5

5

Interpersonal relationship

Membina hubungan dengan orang lin, keterampilan

22,24,26

32

4

Jumlah

32

Table Error! No text of specified style in document..2 Blue Print Kecerdasan Emosional

 

3.5.2 Skala Pola Asuh Orang Tua

Table Error! No text of specified style in document..3 Blue Print Pola Asuh Orang Tua

Skala Pola Asuh Orang Tua menggunakan teori yang di adaptasi dari Diana Baumrin. Responden diminta menjawab pertanyaan dengan kategori yang diantaranya yakni favorable dan  unfavorable dengan empat kategori respon yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju(S), Tidak Setuju(TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Adapun rancangan blueprint yang dirancang sebagai berikut :

No.

Dimensi

Indikator

Item

Jml

F

UF

1

Pola asuh permissive

a.        Tidak ada hukuman untuk anak

3

7

2

b.       Selalu menerima apapun tindakan

11,15

 

2

c.        Selalu memberikan apapun keinginan anak

19,23

20,22

4

d.       orang tua sangat tidak terlibat dalam kehidupan anak

24

 

1

2

Pola asuh authoritarian

a.        Perintah yang harus ditaati

2,6

 

2

b.       Selalu menuntut

10

8

2

c.        Tingkat kontrol yang tinggi tetapi tidak responsive

4,14,17

 

3

3

Pola asuh authoritative

a.        Memantau dan mengarahkan anak

1,5

16,18

4

b.       Bersikap tegas

13

 

1

c.        Bertanggung jawab

9,12,21

 

3

Jumlah item

18

6

24

 

           

3.6  Teknik Analisis Data

Pada penelitian kuantitatif, teknik analisa data yang digunakan sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal. Karena datanya kuantitatif, maka teknik analisis data menggunakan metode statistik yang sudah tersedia. Hasil data yang dianalisa secara deskriptif kemudian disajikan dalam bentuk daftar distribusi frekuensi beserta grafiknya. Kemudian melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis dengan teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah statistik inferensial. Adapun langkah-langkah digunakan dalam menentukan hipotesis yakni sebagai berikut :

1.       Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui valid tidaknya suatu aitem. Tipe validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Indikasi terpenuhinya validitas isi dapat diperoleh melalui prosedur validasi terhadap aitem-aitem dalam tes, yang bertujuan untuk mengestimasi kelayakan atau kesahihan sebuah aitem-aitem yang mewakili komponen-komponen dari kawasan isi materi yang diukur (aspek representasi) atau sejauh mana kesesuaian item-aitem dalam dengan indikator keperilakuan dari atribut yang diukur/aspek relevansi (Azwar, 2018). Setiap item dengan skor total item menggunakan perhitungannya dibantu dengan program komputer IBM Statistical Program for Social Science (SPSS) for windows.

Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan expert judgement dan skor corrected total item correlation. Sebuah aitem dinyatakan valid jika skor corrected total item correlation lebih besar daripada 0,30 (Azwar, 2013). Azwar (2014) menyatakan jika jumlah aitem yang lolos nyatanya tidak mencukupi jumlah yang diharapkan, maka dapat dipertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas kriteria skor corrected total item correlation menjadi 0,25, sehingga pada penelitian ini menggunakan batas minimum skor corrected total item correlation sebesar 0,25. Yang artinya Semua item yang mencapai skor minimal 0,25 maka instrument tersebut dinyatakan valid.

 

2.       Uji Reliabilitas

Dalam pengujian reliabilitas tidak jauh berbeda dari validitas, hal itu juga yang menjadi alasan mengapa setiap instrumen validitas masih harus diuji reliabilitasnya sedangkan instrument yang sudah diuji reliabilitasnya sudah pasti dapat terlihat valid tidaknya intrumen tersebut.

Jenis reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Alpha Cronbanch yang memiliki ketentuan berdasarkan besarnya koefisien reliabilitas yang berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Uji Alpha Cronbanch digunakan sebagai penduga dari reliabilitas konsistensi internal dari suatu skor tes untuk sampel. Reliabilitas alpha adalah data yang diperhitungkan melalui bentuk skala yang dikenakan hanya satu kali pada kelompok responden (Single-trial administrasi) (Azwar, 2012: 182). Untuk mengetahui reliabilitas dari instrument pengumpulan data yang digunakan, perhitungannya dibantu dengan program komputer IBM Statistical Program for Social Science (SPSS).

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1   Gambaran Umum Penelitian

4.1.1 Profil Universitas Muhammadiyah Gresik

The Realistic Education, merupakan sebuah konsep yang menerjemahkan pendidikan sebagai tanggung jawab moral yang sepenuh hati dan menghantarkan peserta didik hingga siap hidup. Dengan demikian arah pembangunan kurikulum dan kegiatan akademik di setiap Program Studi tersebut tidak terlepas dari konsep The Realistic Education dimana keluaran (output) UMG diharapkan menjadi Abdullah dan Khalifatullah yang memiliki: 

1.       Kewibawaan intelektual (kepekaan, ketajaman, daya kritis, kemampuan analitis, dan memprediksi).

2.       kewibawaan kepribadian (kematangan akhlaq, sosial, kemandirian, emosi, dan motivasi).

3.       Kewibawaan keterampilan (kemampuan menggunakan ilmunya sesuai dengan profesi yang dipilih untuk kehidupan secara luas). 

Universitas Muhammadiyah Gresik didirikan atas upaya meningkatkan amal usaha Muhammadiyah dibidang pendidikan tinggi, karena pada saat itu di daerah Kabupaten Gresik belum ada Perguruan Tinggi. Berdasarkan Surat Keputusan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Gresik Majelis Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Nomor : E.1/017-V/1980 tanggal 25 Mei 1980, berdirilah Universitas Muhammadiyah Gresik yang peresmiannya dilakukan oleh Bupati Kabupaten Gresik Bapak Kolonel Wasiadji, SH yang juga sebagai pelindung.

4.1.2 Visi dan Misi Universitas Muhammadiyah Gresik

Ø  Visi Universitas Muhammadiyah Gresik :

Menjadi Universitas unggul dan mandiri yang Islami.

Ø  Misi Universitas Muhammadiyah Gresik :

1.      Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang berkualitas dan terukur melalui pendidikan senyatanya yang teraktualisasi dalam Universitas memadu the realistic educationIntegrated University

2.      Menyelenggarakan Universitas yang mandiri dengan tata kelola yang baik (Good University Governance)

4.2   Hasil Pengukuran Validitas dan Reabilitas

4.2.1          Hasil Uji Validitas

Dalam penelitian ini, (Azwar, 2013) menjelaskan mengenai Sebuah aitem dinyatakan valid jika skor corrected total item correlation lebih besar daripada 0,30. Pada penelitian ini menggunakan validitas isi dengan cara melihai nilai Corrected item total correlation.

1.      Uji  Validitas Skala Pola Asuh Orang Tua

Skala Asuh Orang Tua yang telah dikembang kan oleh (Baumrin,1967). Berdasarkan hasil likert pada  29 subjek terdapat hasil bahwa item yang digunakan tidak ada yang gugur. Sehingga didapati blueprint setelah tryout sebagai berikut :

Table Error! No text of specified style in document..4 Validitas Asuh Orang Tua

No.

Dimensi

Indikator

Item Sahih

Item Gugur

1

Pola asuh permissive

a.       Tidak ada hukuman untuk anak

3,7

-

b.      Selalu menerima apapun tindakan

11,15

-

c.       Selalu memberikan apapun keinginan anak

19,23 ,20,22

-

d.      orang tua sangat tidak terlibat dalam kehidupan anak

24

-

2

Pola asuh authoritarian

a.       Perintah yang harus ditaati

2,6

-

b.      Selalu menuntut

10,8

-

c.       Tingkat kontrol yang tinggi tetapi tidak responsive

4,14,17

-

3

Pola asuh authoritative

a.       Memantau dan mengarahkan anak

1,5,16,18

-

b.      Bersikap tegas

13

-

c.       Bertanggung jawab

9,12,21

-

Jumlah item

 22

 -

 

2.       Uji  Validitas Skala Kecerdasan Emosional

Skala Kecerdasan Emosional yang telah dikembang kan oleh (Goleman 2009). Berdasarkan hasil likert pada  29 subjek terdapat hasil bahwa item yang digunakan tidak ada yang gugur. Sehingga didapati blueprint setelah tryout sebagai berikut :

Table Error! No text of specified style in document..5 Validitas Kecerdasan Emosional

No.

Aspek

Indikator

Item Sahih

Item Gugur

1

Self-awareness (mengenali emosi)

Mengenali emosi diri, kesadaran menguasai emosi

1,3,5,9,13,7,11

2

Self regulation (mengendalikan emosi)

Menghibur diri sendiri, melepaskan kemurungan, kecemasan dan ketersinggungan

2,6,8,10,12,14,

 -

3

Memotivasi diri

Mengendalikan dorongan hati, antusiasme, gairah, optimis

15,17,19,21

 -

4

Empati

Kesadaran akan perasaan kepentingan keprihatinan terhadap orang lain

4,16,18,20

 -

5

Interpersonal relationship

Membina hubungan dengan orang lin, keterampilan

22

 -

Jumlah

 22

 -

 

4.2.2 Hasil Uji Reabilitas

                Peneliti ini menggunakan pengujian reliabilitas dengan cara melihat koefisien Alpha Cornbach. Pengujian reliabilitas hasil ukur instrument penelitian dilakukan dengan bantuan SPSS 20 For windows dengan operasi analyze > scale > reliability analyze.

instrument Pola Asuh Orang tua adalah sebagai berikut :

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

N of Items

.369

.444

24

Table Error! No text of specified style in document..6Reliabilitas Pola Asuh Orang Tua

Pada tabel 4.3 menunjukan bahwa hasil analisis pada instrument kepercayaan diri menunjukan hasil 0,369 yang berarti di katakan sudah realiabel.

Sedangkan hasil analisis pada instrument Kecerdasan Emosional adalah sebagai berikut :

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

N of Items

.725

.775

22

Table Error! No text of specified style in document..7 Reliabilitas Kecerdasan Emosional

Pada tabel 4.2 menunjukan bahwa hasil analisis pada instrument kepercayaan diri menunjukan hasil 0,725 yang berarti di katakan sudah realiabel.

4.3  Hasil Uji Asumsi dan Hipotesis

4.3.1 Uji Normalitas

Pada uji normalitas data dapat dilakukan dengan menggunakan uji One Sample Kolmogorov Smirnov yaitu dengan ketentuan apabila nilai signifikansi diatas 5% atau 0,05 maka data memiliki distribusi normal. Sedangkan jika hasil uji One Sample Kolmogorov Smirnov menghasilkan nilai signifikan dibawah 5% atau 0,05 maka data tidak memiliki distribusi normal.

 

Tabel Hasil Uji Normalitas

Variabel                                        Nilai sig            Keterangan

Pola asuh, kecerdasan emosi          0,007               Normal

 

Dasar pengambilan keputusan dalan uji normalitas: jika nilai signifikansi >0,05 maka data tersebut berdistribusi normal. Jika nilai signifikansi <0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal. Berdasarkan pengujian normalitas variabel Pola Asuh (X) dan Kecerdasan Emosional (Y) diperoleh nilai signifikan sebesar 0,007 yang artinya 0,007 < 0,05 data berdistribusi tidak normal (Ghozali, 2021:199)

4.3.2 Uji Lineraritas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel atau lebih yang diuji mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai persyarat dalam analisis kolerasi atau regresi linear. Dasar pengambilan keputusan dalam uji linearitas adalah:

·         Jika nilai probabilitas > 0,05 maka hubungan antara variable (X) dengan (Y) adalah linear.

·         Jika nilai probabilitas < 0,05 maka hubungan antara variable (X) dengan (Y) adalah tidak linear.

 

Tabel Hasil Uji Linieritas

Variabel                                        Nilai sig            Keterangan

Pola asuh, kecerdasan emosi          0,968               Linier

               

                Berdasarkan hasil tabel diatas, dapat diketahui bahw nilai signifikasi pada variabel Pola Asuh, kecerdasan emosi nilai sig 0,968 > 0,05 yang artinya data linier.

4.4  Hasil Uji Hipotesis

4.4.1 Hasil Uji Korelasi Product Moment

Peneliti telah melakukan uji normalitas dan uji linieritas menyatakan bahwa data angket didistribusikan secara normal dan linier, yang artinya penelitian bisa dilanjutkan. Selanjutkan akan nebganaisis data menggunakan rumus koefisien korelasi product moment sebagai berikut:

                                               

                                               

 = 0,008         

 

Berdasarkan hasil uji korelasi product moment dapat diambil kesimpulan rh = 0,008  . kemudian  nilai tersebut dibandingkan dengan taraf sig 5% untuk N = 29 dan df = N – 1 = 28 diperoleh ttabel sebesar 0,361. Karena rhitung  < ttabel  maka dinyatakan  Ho diterima dan Ha ditolak.

 

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan antara pola asuh orang tua dan kecerdasan emosional pada mahasiswa manajemen di Universitas Muhammadiyah Gresik, ditemukan bahwa pola asuh yang diterapkan orang tua berpengaruh signifikan terhadap perkembangan kecerdasan emosional mahasiswa. Pola asuh otoritatif cenderung mendukung peningkatan kesadaran diri, pengendalian emosi, dan kemampuan interpersonal pada mahasiswa, sedangkan pola asuh otoriter dan permisif memiliki dampak yang lebih variatif tergantung pada konteks dan faktor-faktor individu. Dengan demikian, pola asuh yang efektif dan positif berperan penting dalam membentuk kecerdasan emosional generasi muda, yang sangat diperlukan dalam menghadapi tantangan dan interaksi sosial di kehidupan sehari-hari. Hasil ini menunjukkan pentingnya perhatian terhadap gaya pengasuhan yang diterapkan, terutama dalam lingkungan keluarga, untuk mendukung perkembangan kecerdasan emosional yang optimal.

 

BIBLIOGRAFI

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Febriani, I., & Yulsyofriend, Y. (2022). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Emosional Anak di Taman Kanak Kanak Awalidil Jannah Timbulun Kabupaten Pesisir Selatan. Jurnal Family Education, 2(2), 220-226.

Lintina, Shovia. (2015). “Pengaruh Konsep Diri Dan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Mahasiswa Fakultas Psikologi Uin Syarif Hidayatullah Jakarta”. Skripsi Uin Syarif Hidayatullah Jakarta.

Juliasri Amin, J. U. L. I. (2021). Pengaruh Kualitas Produk, Harga Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Indomie Di Kecamatan Tarumajaya (Doctoral Dissertation, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Jakarta).

Najibah, N. A. (2017). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Cempaka Putih 02 Tangerang Selatan.

Pramadya, T. P., & Oktaviani, J. 2021. Korean wave (hallyu) dan persepsi kaum muda di Indonesia: Peran media dan diplomasi publik Korea Selatan. Insignia: Journal of International Relations, 8(1), 87-100.

Pramuditya Saputra, A. L. D. I. R. A. (2021). Pengaruh Tunjangan Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Di Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) Malang (Doctoral dissertation, STIE Malangkucecwara).

Rosada, U. D. (2019). Hubungan pola asuh demokratis orangtua dan kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar. Jurnal Fokus Konseling, 5(2), 116-12.

Serena, Megatasya Kurnia. (2014). “Pengaruh Kecerdasan Emosi Dan Self Control Terhadap Agresivitas Remaja Pengguna Game Online”. Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sulistiyono, N. Y. (2013). Gambaran Asupan Zat Gizi Dan Aktivitas Fisik Mahasiswa Ilmu Keolahragaan (Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia).

Suryana, D., & Sakti, R. (2022). Tipe Pola Asuh Orang Tua dan Implikasinya terhadap Kepribadian Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(5), 4479-4492.

Valentina, A., & Istriyani, R. 2013. Gelombang Globalisasi ala Korea Selatan. Jurnal Pemikiran Sosiologi, 2(2).

Yuliawan, B. A. P., & Subakti, G. E. 2022. Pengaruh Fenomena Korean Wave (K-Pop Dan K-Drama) Terhadap Perilaku Konsumtif Penggemarnya Perspektif Islam. Jurnal Penelitian Keislaman, 18(1), 35-48.