ANALISIS
PENGEMBANGAN BUSSINES PLAN PRODUK MAKANAN STIK DAKLOR (DAUN KELOR) PENCEGAH
RADIKAL BEBAS
Salma
Putri Tsaniyah1, Putri Dwi Agustiningrum2, Syela
Lailaturohmah3, Diah Susanti4
Institut
Agama Islam Negeri Ponorogo
Keywords |
Abstract |
Stik Daklor, Product, Food, Innovation, Strategy |
"Daklor
Stick" is an innovative snack product that combines the health benefits
of moringa leaves with the crispy taste of snacks. Moringa leaves, known as
one of the most nutritious plants globally, are rich in nutrients such as
vitamins, minerals, proteins, fibers, and antioxidants. The moringa stick is
designed as a healthy snack alternative that enhances antioxidant intake and
combats free radicals while offering culinary pleasure. This research aims to
ensure that the developed business plan supports the sustainability of the
product and provides comprehensive insights into the market, finances, and
health benefits desired by consumers. The research methodology employed is
research and development. This product supports local agriculture, utilizes
eco-friendly packaging, and targets various community groups, including
children who are less inclined to consume vegetables. The development of this
food product aims to encourage entrepreneurship, fostering creativity and
innovation among entrepreneurs while enhancing entrepreneurial skills
effectively. |
Kata Kunci |
Abstrak |
Stik Daklor,
Produk, Makanan, Inovasi Strategi |
"Stik Daklor" adalah
produk inovasi makanan ringan yang memadukan manfaat kesehatan daun kelor
dengan cita rasa camilan renyah. Daun kelor, yang dikenal sebagai salah satu
tumbuhan paling bergizi di dunia, kaya akan nutrisi seperti vitamin, mineral,
protein, serat, dan antioksidan. Stik daun kelor dirancang sebagai alternatif
camilan sehat yang dapat meningkatkan asupan antioksidan dan menangkal
radikal bebas, sembari menawarkan kenikmatan kuliner. Penelitian ini
bertujuan memastikan bahwa business plan yang dikembangkan dapat mendukung
keberlanjutan produk, dan dapat memberikan pemahaman menyeluruh terkait
pasar, keuangan, serta manfaat kesehatan yang diinginkan oleh konsumen. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian research and depelopment. Produk ini
mendukung pertanian lokal, menggunakan kemasan ramah lingkungan, dan
menargetkan berbagai kelompok masyarakat, termasuk anak-anak yang kurang suka
makan sayur. Pengembangan produk makananan ini memiliki tujuan bagi pelaku
usaha salah satunya yaitu menjadikan masyarakat lebih kreatif dan berinovatif
dalam berwirausaha dan melatih kemampuan berwirausaha dengan baik. |
Corresponding
Author:
Salma Putri Tsaniyah
PENDAHULUAN
Berawal dari melimpahnya tanaman
kelor di sekitar daerah Ponorogo yang belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh warga,
muncul inspirasi untuk menjadikan keberlimpahan tersebut sebagai dasar
pengembangan produk inovatif. Motivasi ini muncul karena disadari potensi besar
yang terkandung dalam tanaman kelor belum tersentuh sepenuhnya (Sakti & Prasetyo, 2018). Melihat
kurangnya pemanfaatan, pemilik produk inovasi merasa tertantang untuk
menciptakan suatu produk yang tidak hanya memberikan nilai tambah, tetapi juga
dapat memberdayakan potensi lokal (Zulkifli, Daud Hasim,
& Karim Abubakar, 2022).
Dukungan yang diberikan oleh masyarakat sekitar menjadi pendorong utama dalam
proses pengembangan ini, membuktikan bahwa kolaborasi antara pemilik produk
inovasi dan komunitas lokal dapat menjadi kekuatan utama dalam mewujudkan ide
menjadi sebuah bisnis yang berkelanjutan. Dalam konteks ini, dukungan tersebut
tidak hanya menjadi modal awal, tetapi juga fondasi yang kuat untuk
menciptakan, mengembangkan, dan memasarkan produk inovasi dari tanaman kelor
ini ke tingkat yang lebih luas.
Tak hanya itu, jika melihat sektor
perekonomian di Indonesia saat ini nampak pelaku usaha yang mulai merintis
bisnisnya mulai dari 0. Sebabnya, di Indonesia saat ini dalam hal lapangan
pekerjaan masih sangat minim dan kurang memadai. Angka pengangguran lebih
banyak daripada angka dibukanya lapangan pekerjaan. Hal ini membuat orang-orang
banyak beralih untuk membuka bisnis dan menjadi wirausahawan, meskipun dalam
ruang lingkup kecil.
Melihat inovasi produk yang akan
dijadikan sebuah bisnis memberikan peluang bagi wirausahawan yang sedang
merintis pekerjaan. Apalagi bisnis yang dikembangkan pada sektor makanan, tentunya
sangat digemari oleh masyarakat dan konsumen lainnya. Bagi wirausahawan
hendaknya melihat berbagai peluang yang ada di sekitar, seperti mencari ide
kreatif dalam menciptakan dan mengembangkan suatu usaha dalam sektor makanan.
Di zaman sekarang, seseorang dalam berusaha juga dapat dilihat dari segi
kekreatifannya dalam produk nya yang membuat usaha tersebut semakin di lirik
konsumen untuk mencoba produk (Sancoko. Aldo Hardi, 2015).
Stik pangsit merupakan salah satu
camilan ringan yang sangat disukai oleh banyak kalangan, mulai dari anak-anak
sampai orang dewasa. Stik pangsit tentunya sudah tidak asing lagi bagi
masyarakat sekitar, terkenal dengan cita rasanya yang gurih dan kriuk di setiap
gigitannya. Namun, pada adonan stik pangsit hanya terdapat kandungan dalam
tepungnya saja sehingga jika dikonsumsi oleh masyarakat masih kurang terdapat
kandungan yang menyehatkan bagi tubuh.
Oleh karena itu, membuka peluang
bagi pengusaha untuk menciptakan dan mengembangkan produk makanan berupa “Stik
Daklor” atau dapat disebut “Stik Daun Kelor”. Tentunya dalam melakukan
pengembangan inovasi makanan ini supaya konsumen lebih tertarik pada produk
makanan yang dibuat, sebab produk ini memiliki kandungan yang baik bagi
kesehatan, kandungan tersebut berasal dari daun kelor. Jadi, pada Stik Daklor
adonan yang dibuat akan ditambahkan sari daun kelor untuk menambah cita rasa
yang berbeda, warna hijau yang membaluti stik secara alami dan tentunya
memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh kita. Dari segi pembuatannya Stik Daklor
cukup sederhana, higienis dan akan dipasarkan dengan harga yang terjangkau
serta memberikan daya tarik tersendiri pada masyarakat sehingga mereka memiliki
keinginan untuk mencoba dan membelinya.
Produk makanan ini dalam
pengembangannya tentu memiliki visi misi untuk menyongsong kualitas dari produk,
adapun visinya yaitu “Menciptakan dan mengembangkan produk makanan yang
sederhana, berkualitas dan dapat diterima oleh masyarakat dengan baik serta
mengedepankan produk makanan yang unik, menarik dan memberikan kebermanfaatan
bagi kesehatan tubuh” dan misinya yaitu selalu melakukan inovasi-inovasi dari
segi manapun untuk menarik minat beli dan konsumsi masyarakat, menjaga kualitas
produk, memberikan kesan yang terbaik kepada setiap pembeli, menyediakan
layanan bagi konsumen yang ingin memberikan kritik dan saran.
Stik Daun Kelor atau “Stik Daklor”
merupakan camilan ringan yang baru memulai produksi pemasaran. Stik Daklor ini
memiliki keunikan tersendiri dari stik pangsit pada umumnya. Dimana Stik Daklor
ini dibuat dengan menambahkan adonan berupa sari daun kelor yang didalamnya
memiliki kandungan antioksidan dan dapat mencegah radikal bebas, hal ini
merupakan suatu kelebihan dan keunikan yang dipasarkan dari produk ini. Selain
itu, Stik Daklor memiliki tampilan yang berbeda dari stik pangsit pada umumnya,
yaitu Stik Daklor berwarna hijau kecoklatan setelah melalui proses
penggorengan. Ini dikarenakan, daun kelor dapat dijadikan sebagai warna alami
pada makanan. Sehingga, dalam produksi Stik Daklor terjamin dari bahan makanan
sintetis dan tentu terjangkau (Fitri Lestari &
Puspita Sari, 2018).
Lokasi dari produksi Stik Daklor ini
masih dilakukan terbatas di rumah owner. Meskipun pengelolaannya dilakukan di
rumah pribadi tentu lokasinya dapat dijangkau oleh pelanggan karena letak rumah
yang strategis dan dapat dilalui motor maupun mobil. Selain Stik Daklor yang
memiliki keunikan tersendiri dan terinspirasi dari pemanfaatan daun kelor, Stik
Daklor ini tentu dapat disantap oleh semua kalangan masyarakat dan produk
olahan makanan ringan ini disarankan dapat dikonsumsi oleh anak-anak yang
kurang suka makan sayur. Dari camilan ini anak-anak dapat terpenuhi nutrisinya
dari kandungan yang terdapat dalam daun kelor yang telah diinovasikan dalam
bentuk stik daun kelor. Dari adanya proses pengembangan produk berbasis
pemanfaatan Sumber Daya Alam tentu memberikan dampak yang bermanfaat bagi
seluruh masyarakat, terutama bagi pelaku usaha. Seperti halnya menjadikan
masyarakat lebih kreatif dan berinovatif dalam berwirausaha, melatih kemampuan
berwirausaha dengan baik, menambah pengalaman dan pengetahuan tentang berwirausaha,
dapat dijadikan sebagai pengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat dan
berorientasi pada masa depan, menciptakan sebuah inovasi yang dapat digunakan
untuk memanfaatkan SDA yang ada di lingkungan sekitar yaitu tanaman kelor,
membuka peluang usaha untuk membantu masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan.
Usaha makanan Stik Daklor ini
merupakan bagian dari usaha kecil yang dijalankan dari awal dengan membuka datu
outlet yang berlokasi di rumah pemilik usaha. Pemilik akan memperbesar usaha
ini dengan membuka outlet-outlet cabang apabila usaha ini berhasil atau mampu
mencapai tujuan yang diharapkan. Tentu dalam pengembangan produk makanan ini
yang dipasarkan merupakan stik pangsit dengan bahan utama daun kelor yang kaya
akan antioksidan dan baik untuk menghalau radikal bebas. Produk ini memiliki
satu variasi rasa, yaitu original dengan tampilan berwarna hijau. Produk
makanan Stik Daklor ini dapat dinikmati oleh berbagai kalangan, mulai dari
anak-anak, dewasa, hingga lansia karena terbuat dari bahan-bahan alami dan
berkualitas.
Saat ini, kami memiliki beberapa pesaing,
seperti berbagai macam keripik (keripik kentang, keripik tempe, keripik pisang,
dan lain-lain) yang
tersebar di toserba terdekat. Meski begitu, produk Stik Daklor memiliki ciri
khas tersendiri yang terletak di komposisi daun kelor yang tidak ada di
produk-produk kripik lainnya. Selain itu, lokasi penjualan produk terletak di
jalan padat aktivitas sehingga banyak masyarakat yang berminat membeli produk
Stik Daklor. Dalam sebuah usaha apalagi jual beli, pasti kita menemukan suatu
target pasar dan pesaing pasar. Oleh karena itu, pelaku usaha selalu
menginovasi untuk produk yang dikembangkannya sesuai dengan target yang
ditentukan. Melihat hal tersebut sasaran pembeli Stik Daklor ini adalah para
penikmat cemilan sehat, khususnya anak-anak karena produk ini tidak mengandung
bahan tambahan (micin) dan menggunakan pewarna hijau alami dari daun kelor yang
tentunya aman dikonsumsi dan menyehatkan. Seperti yang kita ketahui bahwa
anak-anak sering mengkonsumsi jajan tidak sehat di pinggir jalan, sehingga
diharapkan Stik Daklor ini menjadi alternatif cemilan anak-anak juga orang
dewasa bahkan lansia. Tak lupa strategi diferensiasi terhadap produk makanan
Stik Daklor terletak pada variasi rasa, yaitu original, balado, dan sapi
panggang. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai simbol dari pemanfaatan sumber
daya lokal, pemberdayaan wirausaha, dan potensi untuk menciptakan bisnis yang
berkelanjutan. Penelitian dan pengembangan yang dilakukan untuk produk ini
tidak hanya menghasilkan camilan yang unik dan sadar kesehatan tetapi juga
berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan kreativitas masyarakat.
METODE PENELITIAN
Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Research and
Depelopment. Penelitian R&D ini adalah upaya sistematis untuk mengembangkan
dan menganalisis business plan produk makanan Stik Daklor, yang terbuat dari
daun kelor, dengan fokus pada pencegahan radikal bebas. Tujuan utamanya adalah
merancang dan menguji strategi pengembangan bisnis untuk produk inovatif ini.
Penelitian melibatkan analisis mendalam terhadap aspek pemasaran, keuangan, dan
operasional business plan, dengan penekanan khusus pada potensi kesehatan dan
antioksidan yang dihadirkan oleh daun kelor. Selain itu, penelitian ini
bertujuan memastikan bahwa business plan yang dikembangkan dapat mendukung
keberlanjutan produk, dan dapat memberikan pemahaman menyeluruh terkait pasar,
keuangan, serta manfaat kesehatan yang diinginkan oleh konsumen.
Penelitian ini dilaksanakan dengan
tujuan utama untuk mengembangkan dan menguji metode pembuatan Stik Daun Kelor,
yang lebih dikenal sebagai "Stik Daklor." Fokus utama dalam
pengembangan produk ini adalah sebagai makanan ringan sehat yang mengandung
antioksidan tinggi, bertujuan untuk melawan radikal bebas.Stik Daklor merupakan
produk inovatif yang terbuat dari daun kelor, sebuah tumbuhan yang dikenal kaya
akan vitamin A, C, dan K, mineral seperti kalsium, kalium, zat besi, protein,
antioksidan, dan serat. Dengan mempertimbangkan aspek kelezatan camilan
tradisional, produk ini didesain dengan tekstur yang renyah, menggabungkan
manfaat kesehatan daun kelor untuk menciptakan camilan yang tidak hanya lezat
tetapi juga bergizi.
Produk ini hadir dalam bentuk stik
pangsit kecil yang sangat praktis dikonsumsi sebagai camilan sehat. Dikemas
dalam wadah dengan berat bersih 100 gram, stik daun kelor memiliki warna kuning
kehijauan dan dapat dihadirkan dalam berbagai bentuk, seperti stik panjang atau
kumpulan stik kecil dalam satu kemasan.Inovasi pangan Stik Daklor menonjolkan
kualitas nutrisinya yang tinggi, memastikan bahwa manfaat kesehatan esensial
dari daun kelor tetap terjaga. Hal ini mencakup kandungan vitamin, mineral,
protein, dan antioksidan yang terdapat dalam produk. Dengan tekstur yang renyah
dan kemudahan konsumsi, Stik Daklor dirancang untuk memastikan nutrisi penting
dari daun kelor tetap terjaga dalam setiap stik.
Komposisi stik daun kelor melibatkan
bahan-bahan seperti daun kelor, garam, bawang merah, tepung terigu, tepung
maizena, margarin, dan air. Tahap pembuatan mencakup proses penghalusan daun
kelor, pencampuran bahan, penyejajaran adonan, dan penggorengan stik, diikuti
dengan tahap pengemasan setelah stik dingin.Lokasi dari produksi Stik Daklor
ini masih dilakukan terbatas di rumah owner, yaitu di karanglo kidul, Jambon, Ponorogo.
Meskipun pengelolaannya dilakukan di rumah pribadi tentu lokasinya dapat
dijangkau oleh pelanggan karena letak rumah yang strategis dan dapat dilalui
motor maupun mobil. Dalam proses pengemasan, Stik Daun Kelor diberikan
perhatian khusus terhadap keberlanjutan dan kenyamanan. Penggunaan kemasan
ramah lingkungan berwarna hijau bertujuan untuk mencerminkan kekayaan nutrisi
daun kelor. Informasi mengenai nutrisi, cara konsumsi, dan manfaat kesehatan
produk secara rinci dicantumkan pada kemasan, sementara desain kemasan ini
dirancang untuk kemudahan pembukaan dan tingkat ketahanan yang optimal guna
menjaga kualitas produk.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kebutuhan
Modal Awal
Modal awal yang dibutuhkan dalam
memulai usaha Stik Daklor sebesar Rp. 2.950.000. Dana tersebut dialokasikan
untuk kebutuhan pengeluaran awal produksi yang dialokasikan untuk tiga aspek,
meliputi investasi, bahan baku produksi, dan biaya operasional. Perincian
kebutuhan awal pada aspek investasi dapat dilihat dalam tabel 1.
Tabel 1. Investasi
No. |
Komponen |
Jumlah |
Satuan |
Harga per
Unit (Rp) |
Total
Biaya (Rp) |
Umur
Ekonomis (tahun) |
Penyusutan/Tahun
(Rp) |
1 |
Kompor Gas |
1 |
Unit |
150.000 |
150.000 |
3 |
50.000 |
2 |
Tabung Gas 3kg |
1 |
Unit |
120.000 |
120.000 |
3 |
40.000 |
3 |
Blender |
1 |
Unit |
200.000 |
200.000 |
2 |
100.000 |
4 |
Baskom/mangkuk |
2 |
Unit |
12.000 |
24.000 |
3 |
8.000 |
5 |
Panci |
1 |
Unit |
60.000 |
60.000 |
3 |
20.000 |
6 |
Pisau |
2 |
Unit |
50.000 |
100.000 |
2 |
50.000 |
7 |
Sendok |
1 |
Unit |
25.000 |
25.000 |
2 |
12.500 |
8 |
Talenan |
2 |
Unit |
5.000 |
10.000 |
1 |
10.000 |
Total Biaya |
634.000 |
|
290.500 |
Tabel 2. Bahan Baku Produksi
No |
Bahan |
Jumlah |
Total Harga Per Produksi |
Total Harga Per Tahunan |
1. |
Tepung Terigu |
10 kg |
120.000 |
39.600.000 |
2. |
Bawang Merah |
¼ kg |
10.000 |
3.300.000 |
3. |
Bawang Putih |
¼ kg |
8.000 |
2.640.000 |
4. |
Garam |
100 gram |
1.500 |
495.000 |
5. |
Tepung Maizena |
5 kg |
50.000 |
16.500.000 |
6. |
Margarin |
1 kg |
8.000 |
2.640.000 |
7. |
Air |
500 ml |
3.000 |
990.000 |
8. |
Jumlah |
200.500 |
66.165.000 |
*1 Tahun Kerja = 330 hari
Tabel 3. Biaya Operasional
No. |
Komponen |
Biaya per
bulan |
Biaya per
tahun |
1 |
Listrik & Air |
50.000 |
600.000 |
2 |
Gas |
20.000 |
240.000 |
3 |
Komunikasi &
Informasi Promosi |
50.000 |
600.000 |
4 |
Tenaga Kerja 1
orang |
1.000.000 |
12.000.000 |
5 |
Pemeliharaan alat |
40.000 |
480.000 |
6 |
Sewa |
1.500.000 |
18.000.000 |
Jumlah |
266.000 |
31.920.000 |
Kebutuhan modal awal untuk memulai usaha Stik Daklor adalah
sebesar Biaya Bahan Baku + Biaya Operasional
= 200.500 + 2.660.000
= Rp. 2.860.500
Total Biaya
Biaya Investasi Rp. 634.000/tahun
Biaya Produksi Rp. 66.165.000/tahun
Biaya Operasional Rp.
18.000.000/tahun
Biaya Penyusutan Rp. 290.500/tahun
Harga Pokok Produksi (HPP)
· Biaya Tetap =
Biaya Penyusutan + Biaya Operasional
= Rp.290.500 / tahun + Rp. 18.00.000
/ tahun
= Rp. 18.290.500 / tahun
· HPP = Biaya
Tetap + Biaya Produksi / Jumlah Produksi
= Rp. 18.290.000 + Rp. 66.165.000 /
(50 x 330)
= Rp. 18.290.000 + Rp. 66.165.000 /
(16.500)
= Rp. 84.455.000/ 16.500
= Rp. 5.118,48at au Rp. 5.500
Harga Jual Per Unit
Rp 5.500 x 25% = Rp. 1.375
Jadi Rp. 5.500 + Rp. 1.375 = Rp.
6.875
Atau Harga Jual Rp. 7.000
Analisis R/C
·
Total Biaya Produksi = Biaya Produksi + Biaya Operasional
= Rp. 66.165.000 / tahun + Rp.
18.000.000 / tahun
= Rp. 84.165.000 / tahun
· Total Pendapatan
= HPP x Jumlah Produksi
= Rp. 5.500 x 16.500 / tahun
= Rp. 90.750.000 / tahun
= Rp. 7.562.500 / bulan
· Keuntungan
= Total Pendapatan – Total
Biaya Produksi
= Rp.90.750.000/ tahun - Rp.
84.165.000 / tahun
= Rp. 6.585.000 / tahun
= Rp. 548.750 / bulan
R/C = Total Pendapatan : Total Biaya Produksi
= Rp.90.750.000/ tahun : Rp.
84.165.000 / tahun
= 1,07
Maka usaha Stik Daklor menguntungkan jika
nilai R/C > 1
ROI =
Keuntungan : Total Biaya Produksi x 100%
= Rp.6.585.000 / tahun : Rp.
84.165.000/ tahun x 100%
= 0,07%
Jangka Waktu Pengembalian Modal =
Biaya Investasi
x Masa Produksi / Keuntungan
= Rp. 634.000 / tahun x 1 tahun /
Rp. 84.165.000/
tahun : Rp. 6.585.000/ tahun
= 1,143 tahun
Berdasarkan hasil analisis finansial di atas, maka modal
usaha atau biaya investasi yang dikeluarkan untuk mendirikan bisnis ini akan
kembali dalam jangka waktu 1,143 tahun, dengan jumlah produksi 16.500 bungkus
per tahunnya dari 330 hari kerja per tahun.
Disamping dilakukan analisis finansial pada awal usaha, juga
dilakukan proyeksi laba/rugi. proyeksi laba/rugi sebagai laporan keuangan yang
memuat informasi utama seputar neraca keuangan, arus kas, perubahan dalam
modal, juga laba rugi itu sendiri. Proyeksi laba dalam usaha Stik Daklor
sebesar 31.335.000 dengan total biaya usaha sebesar 84.165.000 dan total
pendapatan sebesar 115.500.000. Laba diperoleh dari total pendapatan dikurangi
total biaya produksi. Proyeksi laba/rugi usaha Stik Daklor dapat dilihat dalam
tabel 4.
Tabel 4. Proyeksi Laba/Rugi
PENDAPATAN |
TOTAL |
|
1 |
Penjualan (Rp. 7.000,00 x 50 packs x 330 hari) |
Rp.
115.500.000,00 |
Total
Pendapatan |
Rp. 115.500.000,00 |
|
BIAYA PRODUKSI |
TOTAL |
|
1 |
Biaya
Variabel (variable cost) |
|
Biaya Bahan Baku |
Rp. 66.165.000,00 |
|
|
Biaya Tetap (fixed cost) |
|
Total Biaya Tetap |
Rp.18.290.500,00 |
|
Total Biaya Produksi |
Rp. 84.165.000,00 |
|
Laba
(Pendapatan - Biaya Produksi) |
Rp. 31.335.000,00 |
|
Selanjutnya, dilakukan penghitungan BEP atau Break Even Point. BEP sebagai parameter atau patokan dalam
menentukan suatu bisnis/atau usaha mengalami rugi atau keuntungan. BEP ini juga
sebagai titik impas dimana posisi jumlah pendapatan seimbang dengan biaya
produksi sehingga tidak terdapat keuntungan atau kerugian dalam suatu usaha.
Menurut Syarifuddin Alwi (1990: 239), Break Even Point (BEP) merupakan suatu
keadaan perusahaan di mana dengan keadaan tersebut perusahaan tidak mengalami
kerugian namun juga perusahaan tidak mendapatkan laba sehingga terjadi
keseimbangan atau impas. Proyeksi BEP pada usaha Stik Daklor dapat dilihat pada
tabel 5.
Tabel 5.
Proyeksi BEP
PENJUALAN |
TOTAL |
|
1 |
Penjualan (Rp. 7.000,00 x 50 packs x 330 hari) |
Rp. 115.500.000,00 |
Total
Penjualan |
Rp. 115.500.000,00 |
|
BIAYA
VARIABEL |
TOTAL |
|
1 |
Biaya Bahan Baku |
Rp. 66.165.000,00 |
Total
Biaya Variabel |
Rp. 66.165.000,00 |
|
BIAYA
TETAP |
TOTAL |
|
Total
Biaya Tetap |
Rp.18.290.500,00 |
|
BEP = FC /
1-(VC/Pendapatan) |
Rp. |
Aspek
Organisasi dan Manajemen
1)
Risiko/hambatan
Selain
memiliki peluang usaha, kami juga memiliki resiko yang harus dihadapi dan
dicari solusinya. Beberapa resiko yang mungkin akan kami hadapi diantaranya
adalah:
a.
Persaingan. Dengan meningkatnya
kesadaran akan kesehatan dan nutrisi, banyak produk makanan sehat bermunculan
di pasaran, termasuk camilan yang mengandung bahan alami seperti daun kelor.
Oleh karena itu, Stik Daklor mungkin menghadapi persaingan ketat dari produk
serupa yang menawarkan manfaat kesehatan. Selain itu, dengan popularitas dan
keunikan Stik Daklor, ada kemungkinan pesaing akan mencoba meniru atau
mengadaptasi ide produk ini ke dalam kreasi mereka, menambahkan variasi atau
modifikasi untuk menarik perhatian konsumen (Jaya, 2023).
b.
Daya Tahan Produk. Stik Daun Kelor
atau "Stik Daklor" dirancang untuk menjamin kualitas nutrisi yang
tinggi, yang mengandalkan keaslian bahan daun kelor tanpa tambahan bahan
pengawet. Dengan demikian, produk ini mungkin tidak memiliki daya tahan yang
sangat panjang. Produk berbasis daun alami seperti ini umumnya harus disimpan
dengan benar untuk mempertahankan kesegarannya. Pengemasannya yang ramah
lingkungan juga dirancang untuk menjaga kualitas produk, tetapi konsumen harus
memperhatikan cara penyimpanannya agar produk tetap dalam kondisi terbaik.
2.)
Tindakan alternatif
Tindakan yang akan kami lakukan untuk mengatasi resiko dan
hambatan tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Persaingan. Untuk menanggulangi
potensi persaingan dan menjaga keunikan "Stik Daklor", kami berencana
untuk terus berinovasi dengan menawarkan variasi rasa dan tekstur yang berbeda,
sesuai dengan tren dan preferensi konsumen saat ini (Handhini
& S, 2023). Kami juga akan aktif dalam melakukan promosi dan edukasi
tentang manfaat kesehatan daun kelor, sehingga konsumen lebih memahami nilai
tambah dari produk kami. Selain itu, kami sedang mempertimbangkan untuk
mendaftarkan hak cipta dan paten untuk produk ini, guna melindungi formula dan
konsep unik dari Stik Daklor dari kemungkinan peniruan oleh pesaing.
b.
Daya Tahan Produk. Mengingat
kualitas nutrisi yang tinggi dan tidak adanya pengawet pada "Stik
Daklor", salah satu langkah strategis yang kami rencanakan untuk mengatasi
tantangan daya tahan produk adalah dengan melakukan analisis permintaan pasar
secara rutin. Dengan demikian, kami dapat memproduksi dalam jumlah yang tepat
sesuai dengan estimasi penjualan harian, sehingga meminimalisir sisa produk dan
memastikan konsumen selalu mendapatkan Stik Daklor dalam kondisi segar setiap
harinya.
3)
Strategi STP (Segmentation, targeting. dan positioning)
Pertama, segmentation. segmentasi
dibagi menjadi tiga, yaitu semografis, targeting,
dan position. Demografis merupakan
salah satu segmentasi yang dilakukan dengan membagi pasar ke dalam
kelompok-kelompok berdasarkan variabel demografis, seperti usia, jenis kelamin,
besarnya, pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan (Kusumawardhany,
Iswadi, Dewi, & Widjaja, 2019). Produk Stik Daklor ini dapat dikonsumsi oleh berbagai
kalangan, mulai dari anak-anak, orang dewasa, hingga lanjut usia. Segmentasi
demografis multi variasi, produk Stik Daklor ini diarahkan pada segmentasi
umur, jenis kelamin dan pendapatan sehingga produk dapat secara maksimal
diterima oleh konsumen dan memberikan suatu kepuasan konsumen. Targeting, Setelah tahap pemetakan
pasar, tahap selanjutnya adalah targeting. Targeting adalah membidik kelompok
konsumen yang akan disasar (strategi target market) (Faroque,
Morrish, & Rahman Faroque, 2015). Setiap perusahaan, khususnya yang bergerak di bidang
pangan pasti memiliki target penjualan produksinya, dalam hal ini produk Stik
Daklor memiliki target pasar yang meliputi anak-anak, dewasa, dan lansia. Hal
ini disebabkan karena produk ini memiliki tampilan yang menarik, rasa renyah
dan gurih serta kaya antioksidan yang baik dikonsumsi oleh berbagai kalangan. Position, Pada posisi pasar Stik Daklor
merupakan makanan yang bergizi tanpa penambahan micin dan bahan kimia berbahaya
lainnya. Inovasi pangan terletak pada penggunaan daun kelor yang berperan
sebagai penambah kandungan nutrisi. Selain itu, tampilan berwarna hijau dari
daun kelor juga memberikan kesan menarik kepada konsumen (Handhini &
S, 2023) .
4)
Pemasaran
Aspek
pemasaran produk Stik Daklor meliputi promosi, pengembangan pasar, dan
pengembangan produk(Firmansyah, 2023). promosi produk Stik Daklor dilakukan dengan promosi dari
mulut ke mulut, dilanjutkan promosi di platform online, seperti instagram,
whatsapp, twitter, dan lainnya(Supriyanto, 2021). Pada bulan pertama, kami akan memberikan diskon atau
potongan harga kepada konsumen juga tester agar dapat menarik para calon
konsumen. Selanjutnya, pengembangan pasar, yakni setelah usaha mencapai tujuan
dan sudah dapat dikatakan sukses, langkah selanjutnya dilakukan pembukaan
cabang “Stik Daklor” di dalam kota juga di luar kota untuk lebih memperluas
pasar, dan yang terakhir adalah pengembangan produk, dilakukan perbanyak
variasi rasa juga distribusi yang lebih memadai, seperti menggunakan jasa kirim
dan pendaftaran pada platform online (shopee, lazada, tokopedia, dan lain-lain)(Sari & Oktaviani, 2021).
5)
Analisis SWOT
Analisis
SWOT meliputi, kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunities),
dan ancaman (threats). Pertama, kekuatan pada produk Stik
Daklor, diantaranya memiliki tampilan berwarna hijau yang dapat menarik minat
para konsumen; memiliki cita rasa yang renyah dan gurih tanpa bahan pengawet
buatan dan bahan kimia lainnya; terbuat dari bahan alami dan berkualitas; harga
terjangkau sehingga cocok untuk kalangan menengah kebawah dan menengah keatas;
lokasi outlet yang strategis, yaitu tempat padat aktivitas yang mudah ditemukan
oleh konsumen; dan terdapat layanan sistem pemesanan online sehingga konsumen
dari berbagai daerah, khususnya di Ponorogo. Kedua, kelemahan pada produk ini, diantaranya produk yang
ditawarkan hanya satu jenis dari kebanyakan stik atau keripik lainnya, apabila
selera konsumen terus berubah, maka produk ini akan ditinggalkan dan beralih ke
produk lain; variasi rasa produk yang terbatas; pendistribusian masih terbatas
di daerah Ponorogo dan sekitarnya saja; serta daya tahan yang tidak terlalu
lama karena tidak ada penambahan bahan pengawet. Produk hendaknya disimpan
ditempat yang tidak terkena matahari langsung, diletakkan di suhu ruang dan
kering (akan lebih awet jika diletakkan di dalam kulkas). Ketiga, peluang produk ini meliputi Cita rasa produk Stik daklor
yang renyah dan gurih menjadi selera favorit berbagai kalangan di masyarakat,
terbukti telah banyak beredar berbagai jenis makanan yang memiliki cita rasa
yang sama. Namun, pembeda Stik Daklor dari produk lainnya terletak pada
kandungan antioksidan dan warna hijau dari daun kelor. Selain itu, banyaknya
bermunculan produk makanan yang mengandung bahan alami dan klaim nutrisi di
pasaran(Rosari & Christiani,
2022).
Stik Daklor mungkin menghadapi persaingan ketat dari produk serupa yang
menawarkan manfaat kesehatan. Keempat, ancaman
bagi produk ini terletak pada popularitas dan keunikan Stik Daklor yang dapat
ditiru atau diadaptasi oleh pesaing kedalam kreasi mereka, menambahkan variasi
atau modifikasi untuk menarik perhatian konsumen. Selain itu, adanya
pedagang-pedagang keripik pinggir jalan atau kiloan yang menjual produk stik
dengan harga yang lebih murah (Bali et
al., 2022).
6)
Analisis 4P
Analisis
4P (Product, price, promotion, and place)
pada usaha Stik Daklor sebagai berikut. Pertama
produk, yaitu Stik Daun Kelor, yang dikenal dengan nama "Stik
Daklor", merupakan makanan ringan sehat yang terbuat dari daun kelor,
tumbuhan yang dikenal sebagai salah satu sumber nutrisi terbaik di dunia(Ekafitri & Faradilla,
2011).
Daun kelor, yang menjadi bahan utama dalam produk ini, kaya akan vitamin,
protein, antioksidan, dan serat. Produk ini dirancang dengan tekstur yang
renyah, memadukan manfaat kesehatan daun kelor dengan kelezatan camilan
tradisional. Dengan adanya stik daun kelor, konsumen dapat menikmati camilan
yang tidak hanya lezat, tetapi juga kaya nutrisi dan bermanfaat bagi kesehatan.
Kedua Harga jual, yaitu produk Stik
Daklor dijual dengan harga Rp. 7000 per kemasan. Produk ini dikemas dengan
menggunakan warna hijau yang mencerminkan keberlanjutan dan kekayaan nutrisi
daun kelor(Sancoko. Aldo Hardi, 2015). Informasi tentang nutrisi, cara konsumsi, dan manfaat
kesehatan dari produk akan dicantumkan di kemasan. Ketiga promosi, yakni Promosi yang akan kami lakukan dengan
menyebarkan pamflet lewat platform sosial media, seperti instagram, whatsapp,
twitter, dan lainnya(Rozinah & Meiriki, 2020). Pada bulan pertama, kami akan memberikan diskon atau
potongan harga kepada konsumen juga tester agar dapat menarik para calon
konsumen. Keempat sistem pemasaran
dan distribusi, yaitu outlet Stik Daklor terletak di jalan Raya Solo RT 01/RW
01 No.69 Karanglo-lor, Sukorejo, Ponorogo, tepatnya di depan rumah pemilik
usaha yang mana padat oleh aktivitas masyarakat dan mudah diakses menggunakan
kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.
7)
Distribusi
Selain
membuka outlet di depan rumah pemilik, kami juga menjalin kemitraan dengan
toko-toko bahan pangan disekitar guna menitipkan produk untuk menambah peluang
pemasaran(Fitri Lestari & Puspita
Sari, 2018).
Sehingga diharapkan calon konsumen yang mulanya belum tahu keberadaan Produk
Stik Daklor serta keunikan yang dimiliki dengan lebih cepat diketahui (Rosari
& Christiani, 2022).
KESIMPULAN
"Stik
Daklor" diciptakan sebagai solusi efektif untuk memenuhi kebutuhan pasar
akan camilan sehat dan inovatif di era di mana kesadaran akan nutrisi semakin
meningkat. Daun kelor dipilih sebagai bahan dasar utama karena kandungan
nutrisi luar biasa. Keinovasian tidak hanya terbatas pada bahan dasar,
melainkan juga melibatkan pengemasan ramah lingkungan dan strategi promosi yang
menekankan manfaat kesehatan. Harapannya, "Stik Daklor" dapat menjadi
pionir tren dalam camilan sehat dengan menyajikan alternatif lezat dan bergizi,
tetapi tetap terjangkau. Dalam pengembangan bisnis, fokusnya adalah agar usaha
ini tumbuh pesat, diterima oleh masyarakat, dan menjadi pilihan utama di
kategori camilan sehat. Kunci keberhasilan terletak pada inovasi yang
berkelanjutan, dengan mempertimbangkan masukan konsumen untuk penyempurnaan
produk dan menjaga harga tetap terjangkau tanpa mengorbankan kualitas.
Kecerdikan dalam melihat peluang, keunikannya, dan pelayanan yang unggul di
tengah persaingan yang ketat adalah kunci untuk memenangkan hati konsumen dan
memastikan kesuksesan jangka panjang.
BIBLIOGRAFI
Bali, Muhammad Mushfi El Iq, Hayati, Nur, Mukarromah,
Nadifatul, Awliya’, Indah Zahrotul, Halisah, St. Nur, Miladiana, & Dewi,
Agustina. (2022). Analisis Strategi Marketing Brambang Chips Berbasis Media
Sosial sebagai Potensi Utama Masyarakat. KEADABAN: Jurnal Sosial &
Humaniora, 4(1), 66–74.
Ekafitri, Riyanti,
& Faradilla, R. H. Firi. (2011). Pemanfaatan komoditas lokal sebagai bahan
baku pangan darurat. Jurnal Pangan, 20(2), 153–162.
Faroque, Anisur,
Morrish, Sussie C., & Rahman Faroque, Anisur. (2015). Incorporating
International Entrepreneurship Into Firm Internationalization: an Integrative
Research Model. Journal of International Marketing Strategy, 3(1),
19–35.
Firmansyah, M.
Anang. (2023). Pemasaran Produk dan Merek: Planning & Strategy.
Penerbit Qiara Media.
Fitri Lestari,
Ayu, & Puspita Sari, Intan. (2018). KELOR (Kelas Entrepreneurship
Pemanfaatan Daun Kelor) Sebagai Upaya Pemberdayaan Untuk Menigkatkan
Produktivitas Ibu Rumah Tangga (KELOR (Moringa Leaf Utilization
Entrepreneurship Class) as an Empowerment to Improve Productivity of
Housewifes). Public Health Journal, 9(2), 3–9.
Handhini, Ulfah
Nur Fajrima, & S, Yelli Eka. (2023). Perencanaan Usaha Makanan Chick Me Up.
Jurnal Informatika Ekonomi Bisnis, 5, 67–74.
https://doi.org/10.37034/infeb.v5i1.196
Jaya, Jaka Darma.
(2023). Analisis Risiko dan Kelayakan Usaha Produk Wirausaha Kembang Goyang
dari Daun Kelor. Jurnal Teknologi Agro-Industri, 10(02), 50–62.
https://doi.org/10.34128/jtai.v10i02.188
Kusumawardhany,
Prita Ayu, Iswadi, Hazrul, Dewi, ArdhiaDeasy Rosita, & Widjaja, M. E. Lanny
Kusuma. (2019). Strategi Technopreneurship: Peningkatan Daya Saing Produk
Unggulan Daerah Trawas, Mojokerto. Prosiding Semnas Abdimas 2019:
Pemberdayaan Masyarakat Yang Berkelanjutan Menyongsing Revolusi Industri 4.0,
51–60.
Rosari, R., &
Christiani, Y. N. (2022). Program Kemitraan Masyarakat Pelatihan Perencanaan
Bisnis Makanan Home Industry bagi Pemuda-Pemudi Jemaat Elim Lasiana. Jurnal
Pengabdian Kepada …, 2(2).
Rozinah, Siti,
& Meiriki, Andri. (2020). Pemanfaatan digital marketing pada usaha mikto
kecil dan menengah (umkm) di kota tangerang selatan. Jurnal Doktor Manajemen
(JDM), 3(2), 134.
Sakti, Arif
Barata, & Prasetyo, Andjar. (2018). Potensi Peningkatan Produktivitas
Kewirausahaan Berbasis Model Penguatan Teknopreuner Pada Hasil Inovasi Di Kota
Magelang. Jurnal REP (Riset Ekonomi Pembangunan), 3(1), 60–73.
https://doi.org/10.31002/rep.v3i1.793
Sancoko. Aldo
Hardi. (2015). Strategi Pengembangan Bisnis Usaha Makanan dan Minuman pada
Depot Time To Eat Surabaya. Agora, 3(1), 185–194.
Sari, Fatimah
Mulya, & Oktaviani, Lulud. (2021). Undergraduate Students’ Views on the Use
of Online Learning Platform during COVID-19 Pandemic. Teknosastik, 19(1),
41–47.
Supriyanto, Agus.
(2021). Pertumbuhan Bisnis Online Mahasiswa Melalui Sosial Media pada Masa
Pandemi Covid-19. Al-Kharaj: Journal of Islamic Economic and Business, 3(2).
Zulkifli, Daud
Hasim, & Karim Abubakar. (2022). Pemetaan Potensi Ekonomi Unggulan Berbasis
Sumberdaya Lokal Untuk Pengembangan Unit Usaha Di Desa Bobawa Kecamatan Makian
Barat Kabupaten Halmahera Selatan. J-ABDI: Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 1(8), 1681–1686. https://doi.org/10.53625/jabdi.v1i8.958