HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN
BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH SOSIOLOGI ANTROPOLOGI BUDAYA
Asfitri Hayati
Universitas Muhammadiyah Tangerang,
Indonesia
Keywords |
Abstract |
Learning Motivation, Learning Ability,
Cultural Anthropology Sociology |
This study aims to analyze the
relationship between learning motivation and students' learning ability in
the Sociology of Cultural Anthropology course. Learning motivation, which
consists of intrinsic and extrinsic motivation, is considered an important
factor affecting student learning outcomes. This study used a quantitative
approach with a causal associative method, where data were collected through
questionnaires distributed to 40 2nd semester students of Tourism Study
Program at Universitas Muhammadiyah Tangerang. The results of correlation
analysis show that there is a significant relationship between learning
motivation, both intrinsic (r = 0.344, p < 0.05) and extrinsic (r = 0.414,
p < 0.01), with learning ability. Multiple regression analysis showed that
learning motivation, both intrinsic and extrinsic, jointly influenced
learning ability with a coefficient of determination of 19.9%. This finding
indicates that learning motivation plays an important role in improving
students' learning ability, so the development of learning strategies that
support the improvement of learning motivation is needed. |
Kata Kunci |
Abstrak |
Motivasi
Belajar, Kemampuan Belajar, Sosiologi Antropologi Budaya |
Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara motivasi belajar dengan
kemampuan belajar mahasiswa pada mata kuliah Sosiologi Antropologi Budaya.
Motivasi belajar, yang terdiri dari motivasi intrinsik dan ekstrinsik,
dianggap sebagai faktor penting yang mempengaruhi hasil belajar mahasiswa.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode asosiatif
kausal, di mana data dikumpulkan melalui kuesioner yang dibagikan kepada 40
mahasiswa semester 2 Prodi Pariwisata di Universitas Muhammadiyah Tangerang.
Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara
motivasi belajar, baik intrinsik (r = 0,344, p < 0,05) maupun ekstrinsik
(r = 0,414, p < 0,01), dengan kemampuan belajar. Analisis regresi berganda
menunjukkan bahwa motivasi belajar, baik intrinsik maupun ekstrinsik, secara
bersama-sama mempengaruhi kemampuan belajar dengan koefisien determinasi
sebesar 19,9%. Temuan ini mengindikasikan bahwa motivasi belajar berperan
penting dalam meningkatkan kemampuan belajar mahasiswa, sehingga pengembangan
strategi pembelajaran yang mendukung peningkatan motivasi belajar sangat
diperlukan. |
Corresponding Author: Asfitri Hayati
PENDAHULUAN
Dalam
era pendidikan tinggi yang semakin kompetitif, memahami faktor-faktor yang
memengaruhi keberhasilan akademik mahasiswa menjadi sangat penting (Muzakir,
2023). Salah satu faktor utama yang dikenal memiliki peran
signifikan adalah motivasi belajar. Motivasi belajar terdiri dari dorongan
internal dan eksternal yang mendorong individu untuk belajar, mencapai tujuan
akademik, dan mengembangkan diri secara pribadi (Ryan
& Deci, 2020). Dalam konteks pembelajaran mata
kuliah Sosiologi Antropologi Budaya, motivasi belajar memainkan peran penting
karena kompleksitas dan kedalaman materi yang dipelajari. Motivasi dapat
dipahami sebagai dorongan, baik yang disadari maupun tidak disadari, yang
mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
Sondang P. Siagian (Sholekah
et al., 2017) mendefinisikan motivasi sebagai
kekuatan pendorong yang membuat seseorang bersedia dan rela untuk menginvestasikan
kemampuan, tenaga, dan waktunya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Motivasi merupakan usaha-usaha yang dapat menyebabkan
seseorang atau kelompok orang tertentu bergerak untuk melakukan sesuatu
keinginan mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan
perbuatannya (Lomu
& Widodo, 2018). Untuk
itu, motivasi adalah suatu proses internal yang mengaktifkan,
membimbing, dan mempertahankan perilaku dalam rentang waktu tertentu. Sedangkan
pengertian motivasi belajar menurut Sardiman (2018:75) adalah
“Keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar,
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat
tercapai” (Syaparuddin
& Elihami, 2020).
Motivasi
belajar artinya dorongan dari diri siswa untuk mencapai
tujuan belajar, misalnya pemahaman materi atau pengembangan belajar.
Dengan adanya motivasi, siswa akan senantiasa semangat untuk
terus belajar tanpa ada paksaan dari pihak manapun (Arianti,
2019). Dalam
konteks pendidikan, motivasi dapat didefinisikan sebagai
dorongan yang menggerakkan tindakan belajar atau
tindakan-tindakan pendidikan yang lain. Itu dapat dilakukan
dengan mengorganisasi kegiatan belajar dan lingkungan belajar untuk
mengembangkan potensi anak menjadi aktual. Pembelajaran sesuai dengan tingkat
kemampuan peserta didik (teaching at the right level) adalah pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada kesiapan belajar dan pemahaman peserta didik,
bukan hanya pada tingkatan kelas (Muthoharoh,
2023).
Dengan Asesmen Awal Pembelajaran dan penyesuaian
Tujuan Pembelajaran
Pembelajaran
diawali dengan pemetaan kemampuan prasyarat agar dapat merencanakan tindak
lanjut yang tepat, termasuk melakukan penyesuaian Tujuan Pembelajaran (Ananda
& Amiruddin, 2019). Kemajuan hasil belajar
selanjutnya dilakukan secara berkelanjutan. Peserta didik yang belum mencapai
capaian pembelajaran mendapatkan pendampingan agar mencapai capaian
pembelajarannya.
Dengan pembelajaran berdiferensiasi Peserta didik dalam fase
perkembangan yang sama bisa memiliki tingkat pemahaman dan kesiapan yang
berbeda. Karena itu, pada model pembelajaran ini, cara dan materi pembelajaran
divariasikan berdasarkan tingkat pemahaman dan kesiapan peserta didik (Wahyudi
et al., 2023).
Kemampuan
mahasiswa adalah suatu kecakapan yang di dapat sitelah terjadi proses
pembelajaran. Dalam aktivitas belajar, kemampuan mahasiswa sangat diperlukan
terutama belajar sendiri, seseorang yang tidak mempunyai kemampuam sulit untuk
melakukan aktivitas belajar terus menerus (Angkatan,
2020).
Mata
kuliah Sosiologi Antropologi Budaya merupakan salah satu mata kuliah yang
penting dalam membentuk pemahaman mahasiswa tentang struktur sosial,
nilai-nilai budaya, dan interaksi manusia dalam konteks berbagai masyarakat.
Materi yang diajarkan mencakup analisis tentang perubahan sosial, proses
akulturasi, serta dinamika budaya yang beragam (Wiranata
& SH, 2011). Untuk menguasai materi ini,
mahasiswa perlu memiliki motivasi yang kuat dalam mempelajari konsep-konsep
yang kompleks dan mendalam.
Penelitian ini memiliki signifikansi yang penting dalam
konteks pengembangan strategi pembelajaran di perguruan tinggi (Noveli et al., 2023). Dengan
memahami hubungan antara motivasi belajar dan tingkat kemampuan mahasiswa pada
mata kuliah Sosiologi Antropologi Budaya, institusi pendidikan dapat
meningkatkan efektivitas proses pembelajaran. Selain itu, penelitian ini juga
dapat memberikan masukan yang berharga bagi pengembangan kurikulum dan metode
pengajaran yang lebih responsif terhadap kebutuhan mahasiswa. Menurut para ahli
pendidikan, hasil belajar yang dicapai oleh mahasiswa dipengaruhi oleh dua
faktor utama yaitu faktor yang terdapat dalam diri pribadi mahasiswa itu
sendiri yang disebut faktor internal seperti motivasi yang kurang, kebiasaan
belajar kurang efektif dan kecakapan mengikuti kuliah kurang (Komalasari, 2012). Sedangkan
faktor yang kedua yaitu faktor yang terdapat dari luar mahasiswa itu sendiri
yangdisebut faktor eksternal seperti faktor yang berasal dari kampus yaitu dari
dosen, bahan bacaan, kurikulum, kondisi alat pelajaran (Triwiyanto, 2022). Faktor
keluarga dan masyarakat juga dapat mempengaruhi faktor eksternal kesulitan
belajar mahasiswa itu sendiri yaitu perhatian orang tua, suasana rumah
tangga,keadaan ekonomi, teman bergaul dan juga aktifitas mastarakat (Mona & Yunita, 2021).
METODE
PENELITIAN
Pendekatan ini menekankan pada pengumpulan dan analisis
data numerik untuk menemukan pola dan hubungan antara variabel. Dilihat dari
sifatnya termasuk desain penelitian asosiatif kausal yaitu untuk mengetahui
hubungan motivasi belajar dengan kemapuan belajar. Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif karena dalam penelitian ini
dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap
data tersebut,
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa
reguler yang mengikuti perkuliah Sosiologi Antropologi Budaya tahun akademik
2023-2024...
Populasi yang akan diteliti adalah seluruh mahasiswa
semester 2 prodi Pariwisata berjumlah 40 orang. Teknik pengambilan sampel
menggunakan total sampling, yaitu seluruh populasi dijadikan sampel yang
berjumlah 40 orang, dengan kriteria bersedia menjadi responden dan hadir pada
saat penyebaran kuesioner. Data yang diperoleh langsung dengan membagikan
kuesioner kemudian dijawab oleh responden, kuesioner dibagikan seluruh
mahasiswa yang mengikuti perkuliah Sosiologi Antropologi Budaya tahun akademik
2023-2024 pada prodi Pariwisata Fakultas Pariwisata dan Industri Kreatif
Universitas Muhammadiyah Tangerang.
...
Dalam penelitian ini variabel bebas motivasi belajar. 2.
Variabel terikat (dependen) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas (independen). Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah hasil belajar.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN
1.
Deskriptif Variabel
Kuesioner
yang disebabkan dalam penelitian ini di ukur dengan menggunakan skala likert
dengan responden sebagai berikut:
a.
Deskriptif Variabel Motivasi
Belajar Intrinsik
Tabel 4.3 Jawaban Responden
Variabel Motivasi Belajar Intrinsik
No |
Pernyataan |
Skor |
Jumlah |
||||
5 |
4 |
3 |
2 |
1 |
|||
Sangat sering |
Sering |
Kadang kadang |
Jarang |
Sangat jarang |
|||
1 |
Item
1 |
9 |
23 |
7 |
1 |
0 |
40 |
2 |
Item
2 |
11 |
20 |
7 |
2 |
0 |
40 |
3 |
Item
3 |
13 |
19 |
8 |
0 |
0 |
40 |
4 |
Item
4 |
8 |
16 |
13 |
3 |
0 |
40 |
5 |
Item
5 |
13 |
15 |
10 |
1 |
1 |
40 |
Jumlah |
54 |
93 |
45 |
7 |
1 |
40 |
Dari pernyataan hasil data koesioner diatas menunjukan
bahwa sebagian besar responden menjawab sering terhadap pernyataan-pernyataan
mengenai Motivasi Belajar Intrinsik dengan jumlah total 93.
b.
Deskriptif Variabel Motivasi
Belajar Ekstrinsik
Tabel 4.4 Jawaban Responden
Variabel Motivasi Belajar Ekstrinsik
No. |
Pernyataan |
Skor |
Jumlah |
||||
5 |
4 |
3 |
2 |
1 |
|||
Sangat
Sering |
Sering |
Kadang-kadang |
Jarang |
Sangat Jarang |
|||
1 |
Item
1 |
22 |
12 |
6 |
0 |
0 |
40 |
2 |
Item
2 |
23 |
12 |
5 |
0 |
0 |
40 |
3 |
Item
3 |
21 |
13 |
4 |
2 |
0 |
40 |
4 |
Item
4 |
9 |
16 |
8 |
3 |
4 |
40 |
5 |
Item
5 |
17 |
19 |
3 |
1 |
0 |
40 |
Jumlah |
92 |
72 |
26 |
6 |
4 |
40 |
Dari pernyataan hasil data koesioner diatas menunjukan
bahwa sebagian besar responden menjawab sangat sering terhadap
pernyataan-pernyataan mengenai Motivasi Belajar Ekstrinsik dengan jumlah total
92.
c.
Deskriptif Variabel Kemampuan
Belajar
Tabel
4.5 Jawaban Responden Variabel Kemampuan Belajar
No. |
Pernyataan |
Skor |
Jumlah |
||||
5 |
4 |
3 |
2 |
1 |
|||
Sangat
Sering |
Sering |
Kadang-kadang |
Jarang |
Sangat Jarang |
|||
1 |
Item
1 |
14 |
13 |
12 |
1 |
0 |
40 |
2 |
Item
2 |
15 |
11 |
11 |
2 |
1 |
40 |
3 |
Item
3 |
11 |
19 |
10 |
0 |
0 |
40 |
4 |
Item
4 |
15 |
14 |
9 |
1 |
1 |
40 |
5 |
Item
5 |
13 |
12 |
15 |
0 |
0 |
40 |
6 |
Item
6 |
12 |
16 |
12 |
0 |
0 |
40 |
Jumlah |
80 |
85 |
69 |
4 |
2 |
40 |
Dari
pernyataan hasil data koesioner diatas menunjukan bahwa sebagian besar
responden menjawab sering terhadap pernyataan-pernyataan mengenai Kemampuan
Belajar dengan jumlah total 85
2.
Analisis
Korelasi Sederhana
a.
Korelasi
Sederhana
Correlations |
|||
|
Total X1 |
Total Y |
|
Total X1 |
Pearson Correlation |
1 |
.344* |
Sig. (2-tailed) |
|
.030 |
|
N |
40 |
40 |
|
Total Y |
Pearson Correlation |
.344* |
1 |
Sig. (2-tailed) |
.030 |
|
|
N |
40 |
40 |
|
**. Correlation is significant at the 0.01 level
(2-tailed). |
|||
*. Correlation is significant at the 0.05 level
(2-tailed). |
Sumber: Hasil
output SPSS 24 data diolah, 2024
Berdasarkan tabel maka dapat diketahui bahwa hubungan
antara variabel Motivasi Belajar Intrinsik (X1) terhadap Kemampuan Belajar (Y)
mempunyai tingkat hubungan interpretasi koefisien korelasi sangat kuat, yaitu
sebesar 0,344.
Tabel Hasil Analisis Korelasi
Sederhana Motivasi Belajar Ekstrinsik (X2) Tehadap Kemampuan Belajar (Y)
Correlations |
|||
|
Total X2 |
Total Y |
|
Total X2 |
Pearson Correlation |
1 |
.414** |
Sig. (2-tailed) |
|
.008 |
|
N |
40 |
40 |
|
Total Y |
Pearson Correlation |
.14** |
1 |
Sig. (2-tailed) |
.008 |
|
|
N |
40 |
40 |
|
**. Correlation is significant at the 0.01 level
(2-tailed). |
|||
*. Correlation is significant at the 0.05 level
(2-tailed). |
Berdasarkan tabel maka dapat diketahui bahwa hubungan
antara variabel Motivasi Belajar Ekstrinsik (X2) terhadap Kemampuan Belajar (Y)
mempunyai tingkat hubungan interpretasi koefisien korelasi sangat kuat, yaitu
sebesar 0,414.
b.
Analisis
Korelasi Berganda
Hasil Analisis Korelasi Berganda
Motivasi Belajar Intrinsik (X1), Motivasi Belajar Ekstrinsik (X2) Terhadap
Kemampuan Belajar (Y)
Model Summary |
||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
.446a |
.199 |
.155 |
3.976 |
a. Predictors: (Constant), Total X2, Total X1 |
Sumber: Hasil output SPSS 24 data diolah, 2024
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui R = 0,446,
dilihat dati tingkat hubungan interpretasi koefisien korelasi dengan interval
0,40 – 0,599 memiliki tingkat hubungan sedang. Maka disimpulkan bahwa kekuatan
hubungan antara Motivasi Belajar Intrinsik (X1), Motivasi Belajar Ekstrinsik
(X2) Terhadap Kemampuan Belajar (Y) adalah sedang.
3.
Analisis Regresi
Regresi
seferhana didasarkan pada hubungan fungsional satu variabel independen dengan
satu variabel dependen. Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan variabel
satu dengan variabel lain:
a.
Analisis Regresi Sederhana
Menurut Sugiyono (2022:188) persamaan regresi sederhana
dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel
dependen bila nilai variabel independen dimanipulasi (dirubah), maka dalam
penelitian ini penulis gunakan untuk apakah ada atau tidaknya pengaruh dari
salah satu variabel bebas yaitu Motivasi Belajar Intrinsik (X1), Motivasi
Belajar Ekstrinsik (X2) Terhadap Kemampuan Belajar (Y). Dapat dilihat hasil
dari uji regresi linier sederhana pada tabel berikut:
1)
Analisis Regresi Sederhana Motivasi
Belajar Intrinsik (X1) Terhadap Kemampuan Belajar (Y)
Tabel Hasil Analisis Regresi
Sederhana Motivasi Belajar Intrinsik (X1) Terhadap Kemampuan Belajar (Y)
Coefficientsa |
||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||
1 |
(Constant) |
16.482 |
4.731 |
|
Total X1 |
.534 |
.237 |
.344 |
|
a. Dependent Variable: Total Y |
Berdasarkan
tabel diatas, diperoleh persamaan sebagai berikut:
Y = a + bX
Y = 16,482 + 0,534X1
Dari
persamaan regresi tersebut dapat diketahui sebagai berikut:
a) Koefisien regresi Motivasi Belajar
Intrinsik (X1) sebesar 16,482, artinya jika variabel Motivasi Belajar Intrinsik
(X1) dianggap sama dengan 0, maka tingkat Kemampuan Belajar (Y) mempunyai nilai
16,482.
b) Koefisien regresi Motivasi Belajar
Intrinsik (X1) sebesar 0,534, artinya jika variabel Motivasi Belajar Intrinsik
(X1) mengalami kenaikan sebesar satu satuan, maka dari variabel dependent yaitu Kemampuan Belajar (Y)
akan mengalami keniakan sebesar 0,534 satuan dengan asumsi variabel independent lainnya bernilai tetap.
2)
Analisis Regresi Sederhana Motivasi
Belajar Ekstrinsik (X2) Terhadap Kemampuan Belajar (Y)
Tabel 4. 10 Hasil Analisis Regresi
Sederhana Motivasi Belajar Ekstrinsik (X2) Terhadap Kemampuan Belajar (Y)
Coefficientsa |
||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||
1 |
(Constant) |
14.744 |
4.436 |
|
Total X2 |
.585 |
.209 |
.414 |
|
a. Dependent Variable: Total Y |
Berdasarkan
tabel diatas, diperoleh persamaan seagai berikut:
Y = a + Bx
Y = 14,744 + 0,585X2
Dari
persamaan regresi tersebut dapat diketahui sebagai berikut:
a) Koefisien regresi Motivasi Belajar
Ekstrinsik (X2) sebesar 14,744, artinya jika variabel Motivasi Belajar Ekstrinsik
(X2) dianggap sama dengan 0, maka tingkat Kemampuan Belajar (Y) mempunyai nilai
14,744.
b) Koefisien regresi Motivasi Belajar
Ekstrinsik (X2) sebesar 0, 585, artinya jika variabel Motivasi Belajar
Ekstrinsik (X2) mengalami kenaikan sebesar satu satuan, maka dari variabel dependent yaitu Kemampuan Belajar (Y)
akan mengalami keniakan sebesar 0, 585 satuan dengan asumsi variabel independent lainnya bernilai tetap.
b.
Analisis Regresi Berganda
Uji
regresi berganda bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dua
variabel atau lebih variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) (Aryani,
2020). Dalam penelitian ini persamaan regresi linier
berganda untuk mengetahui pengaruh antara Motivasi Belajar Intrinsik (X1),
Motivasi Belajar Ekstrinsik (X2) Terhadap Kemampuan Belajar (Y) secara
bersama-sama.
Tabel Hasil Analisis
Regresi Linier Berganda Motivasi Belajar Intrinsik (X1),
Motivasi Belajar Ekstrinsik (X2) Terhadap Kemampuan Belajar (Y)
Coefficientsa |
||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||
1 |
(Constant) |
11.632 |
5.216 |
|
Total X1 |
.293 |
.260 |
.188 |
|
Total X2 |
.457 |
.237 |
.324 |
|
a. Dependent Variable: Total Y |
Sumber: Hasil
output SPSS 24 data diolah, 2024
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh persamaan sebagai
berikut:
Y = a + b1x1 + b2x2 + e
Y = 11,632 + 0,293X1 + 0,457X2
Persamaan diatas dapat diartikan sebagai berikut:
a) Nilai konstanta (α) sebesar
11,632 mempunyai arti bahwa jika Motivasi Belajar Intrinsik (X1), Motivasi
Belajar Ekstrinsik (X2) Terhadap Kemampuan Belajar (Y) sebesar 11,632.
b) Nilai koefisien regresi variabel
Motivasi Belajar Intrinsik (X1) sebesar 0,293 berarti jika variabel independen
lain nilainya tetap dan Motivasi Belajar Intrinsik (X1) mengalami perubahan 1
kali maka Kemampuan Belajar (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0,293.
Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara Motivasi
Belajar Intrinsik dan Kemampuan Belajar, semakin naik Motivasi Belajar
Intrinsik maka semakin naik pula Kemampuan Belajar.
c) Nilai koefisien regresi variabel
Motivasi (X2) sebesar 0,457 berarti jika variabel independen lain nilainya
tetap dan Motivasi mengalami perubahan 1 kali maka Kemampuan Belajar (Y) akan
mengalami kenaikan sebesar 0,457. Koefisien bernilai positif artinya terjadi
hubungan positif antara Motivasi dan Kemampuan Belajar, semakin naik Motivasi
maka semakin naik pula Kemampuan Belajar.
4.
Analisis Koefisien Determinasi
Analisis
koefisien determinasi (R2) digunakan untuk memprediksi seberapa
besar kontribusi pengaruh variabel independent
(variabel X) terhadap variabel dependent
(variabel Y) (Ningsih
& Soekotjo, 2017). Nilai koefisien determinasi
adalah antara nol dan satu. Nilai koefisien determinasi ditentukan dengan nilai
R square (R2) dapat
dilihat sebagai berikut:
a.
Analisis Koefisen Determinasi
Motivasi Belajar Intrinsik (X1) Terhadap Kemampuan Belajar (Y)
Tabel Hasil
Koefisensi Determinasi Motivasi Belajar Intrinsik (X1)
Terhadap Kemampuan Belajar (Y)
Model Summary |
||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
.344a |
.118 |
.095 |
4.116 |
a. Predictors: (Constant), Total X1 |
Dengan melihat (R Square) dapat diketahui nilai koefisien
determinasi yaitu sebesar 0,118 atau 11,8% menunjukkan bahwa variabel Motivasi
Belajar Intrinsik (X1) berkontribusi terhadap Kemampuan Belajar (Y) sebesar
11,8% sedangkan sisanya 88,2% (100% - 11,8%) adalah dari epsilon (indikator
dari variabel yang tidak diteliti).
b.
Analisis Koefisen Determinasi
Motivasi Belajar Ekstrinsik (X2) Terhadap Kemampuan Belajar (Y)
Tabel Hasil Koefisensi Determinasi
Motivasi Belajar Ekstrinsik (X2) Terhadap Kemampuan Belajar (Y)
Model Summary |
||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
.414a |
.171 |
.150 |
3.990 |
a. Predictors: (Constant), Total X2 |
Dengan
melihat (R Square) dapat diketahui nilai koefisien determinasi yaitu sebesar
0,171 atau 17,1% menunjukkan bahwa variabel Motivasi Belajar Intrinsik (X1)
berkontribusi terhadap Kemampuan Belajar (Y) sebesar 17,1% sedangkan sisanya
82,9% (100% - 17,1%) adalah dari epsilon (indikator dari variabel yang tidak
diteliti).
5.
Hipotesis
a. Uji
t
Untuk
asumsi thitung adalah α = 5% nilai thitung dibandingkan dengan ttabel,
maka:
1) Nilai probabilitas < 0,05 atau thitung
> ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh
antara variabel independen (Motivasi Belajar Intrinsik dan Motivasi Belajar
Ekstrinsik) secara parsial terhadap variabel dependen (Kemampuan Belajar).
Dengan demikian hipotesis dapat diterima atau terbukti
2) Nilai probabilitas < 0,05 atau
thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada
pengaruuh antara variabel independen (Motivasi Belajar Intrinsik dan Motivasi
Belajar Ekstrinsik) secara parsial terhadap variabel dependen (Kemampuan
Belajar). Dengan demikian hipotesis ditolak atau tidak terbukti.
Maka:
a)
Motivasi
Belajar Intrinsik (X1) terhadap Kemampuan Belajar (Y)
α
= 5% atau 0,05
tabel
= (a/2 : n-k)
tabel
= (0.05/2 : 40-3)
tabel
= (0,025 : 37)
tabel
= 2,026
Tabel Hasil Uji t Motivasi Belajar Intrinsik (X1) terhadap
Kemampuan
Belajar (Y)
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
16.482 |
4.731 |
|
3.484 |
.001 |
Total X1 |
.534 |
.237 |
.344 |
2.255 |
.030 |
|
a. Dependent Variable: Total Y |
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai thitung
> ttabel atau (2,255 > 2,026) hal tersebut juga diperkuat
dengan nilai signifikan < 0,05 atau (0,030 < 0,05). Dengan demikian Ho
ditolak dan Ha diterima, hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan secara parsial antara Motivasi Belajar Intrinsik (X1) terhadap
Kemampuan Belajar (Y).
b)
Motivasi
Belajar Ekstrinsik (X2) terhadap Kemampuan Belajar (Y)
α = 5% atau 0,05
tabel = (a/2 : n-k)
tabel = (0.05/2 : 40-3)
tabel = (0,025 : 37)
tabel = 2,026
Tabel Hasil Uji t Motivasi Belajar Ekstrinsik (X2) terhadap
Kemampuan
Belajar (Y)
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
14.744 |
4.436 |
|
3.324 |
.002 |
Total X2 |
.585 |
.209 |
.414 |
2.803 |
.008 |
|
a. Dependent Variable: Total Y |
Berdasarkan hasil uji t pada tabel diatas, diperoleh
informasi yaitu :
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai thitung
> ttabel atau (2,803 > 2,026) hal tersebut juga diperkuat dengan nilai
signifikan < 0,05 atau (0,008 < 0,05). Dengan demikian Ho ditolak dan Ha
diterima, hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara
parsial antara Motivasi Belajar Ekstrinsik (X1) terhadap Kemampuan Belajar (Y).
b.
Uji F
uji F atau uji simultan digunakan untuk menguji tingkat
signifikan dari pengaruh variabel independen secara bersama-sama (simultan)
terhadap variabel dependen. Untuk pengambilan keputusan taraf nyata signifikan
yang digunakan yaitu α = 5%, selanjutnya hasil hipotesis Fhitung
dibandingkan dengan Ftabel dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika Fhitung > Ftabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak
Jika F hitung < F tabel, maka Ha ditolak dan Ho
diterima.
Hipotesisnya adalah sebagai berikut:
a)
Ha : Terdapat pengaruh variabel independen secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
b)
Ho : Tidak terdapat pengaruh variabel independen secara
simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
df3 = (n-k-1)
df3 = (40–3–1)
df3 = (36) = df-3 ke 36 dilihat pada distribusi F tabel
Ftabel = 2,87
Tabel Hasil Uji F Motivasi
Belajar Intrinsik (X1), Motivasi Belajar Ekstrinsik (X2) Terhadap Kemampuan
Belajar (Y)
ANOVAa |
||||||
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
145.019 |
2 |
72.509 |
4.587 |
.017b |
Residual |
584.881 |
37 |
15.808 |
|
|
|
Total |
729.900 |
39 |
|
|
|
|
a. Dependent Variable: Total Y |
||||||
b. Predictors: (Constant), Total X2, Total X1 |
Berdasarkan hasil uji F pada tabel diatas, diperoleh
nilai Fhitung sebesar 4,587 serta signifikansi F sebesar 0,017; dimana nilai
tersebut lebih kecil dari 0,05 atau (Fhitung 4,587 > Ftabel 2,87) dan (signifikan
0,000 < 0,05), yang menunjukkan bahwa Motivasi Belajar Intrinsik (X1) dan
Motivasi Belajar Ekstrinsik (X2) secara simultan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kemampuan Belajar (Y), dengan demikian maka Ho ditolak dan
Ha diterima.
KESIMPULAN
Kesimpulan
dari penelitian ini menyoroti pentingnya motivasi belajar, baik intrinsik
maupun ekstrinsik, dalam mempengaruhi kemampuan belajar mahasiswa pada mata
kuliah Sosiologi Antropologi Budaya. Berdasarkan analisis data, terdapat
hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar dan kemampuan belajar.
Motivasi belajar intrinsik memiliki korelasi sebesar 0,344, sedangkan motivasi
belajar ekstrinsik memiliki korelasi lebih tinggi, yaitu 0,414. Hasil analisis
regresi juga menunjukkan bahwa motivasi belajar intrinsik dan ekstrinsik
bersama-sama berkontribusi secara signifikan terhadap peningkatan kemampuan
belajar, dengan nilai R sebesar 0,446, yang menunjukkan tingkat hubungan
sedang.
Secara
keseluruhan, motivasi belajar, baik yang berasal dari dorongan internal maupun
eksternal, memainkan peran penting dalam mendukung keberhasilan akademik
mahasiswa, khususnya dalam mata kuliah yang kompleks seperti Sosiologi
Antropologi Budaya. Dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi,
institusi pendidikan dapat merancang strategi pembelajaran yang lebih efektif
dan responsif terhadap kebutuhan mahasiswa.
BIBLIOGRAFI
Ananda, R., & Amiruddin, A. (2019). Perencanaan
Pembelajaran.
Angkatan, M. T. M. (2020). Ruang Ketik Mahasiswa: Kumpulan
Essay Karya Mahasiswa. Penerbit Nem.
Arianti, A. (2019). Peranan Guru Dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa. Didaktika: Jurnal Kependidikan, 12(2), 117–134.
Aryani, Y. (2020). Sistem Informasi Penjualan Barang Dengan
Metode Regresi Linear Berganda Dalam Prediksi Pendapatan Perusahaan. Jurnal
Riset Sistem Informasi Dan Teknologi Informasi (Jursistekni), 2(2),
39–51.
Komalasari, K. (2012). Egc. Sekolah Dasar, 1(1),
1–13.
Lomu, L., & Widodo, S. A. (2018). Pengaruh Motivasi
Belajar Dan Disiplin Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa.
Mona, S., & Yunita, P. (2021). Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa. Menara Ilmu: Jurnal
Penelitian Dan Kajian Ilmiah, 15(2).
Muthoharoh, M. (2023). Kurikulum Merdeka: Konsep Dan
Implementasinya. Tabyin: Jurnal Pendidikan Islam, 5(1), 125–132.
Muzakir, M. I. (2023). Implementasi Kurikulum Outcome Based
Education (Obe) Dalam Sistem Pendidikan Tinggi Di Era Revolusi Industri 4.0. Edukasiana:
Journal Of Islamic Education, 2(1), 118–139.
Ningsih, R. A., & Soekotjo, H. (2017). Pengaruh Struktur
Modal, Profitabilitas Dan Likuiditas Terhadap Return Saham. Jurnal Ilmu Dan
Riset Manajemen (Jirm), 6(1).
Noveli, A. F., Maksum, H., Nasir, M., & Hidayat, N.
(2023). Analisis Minat Siswa Melanjutkan Studi Di Perguruan Tinggi Dalam
Hubungannya Dengan Motivasi Belajar Dan Pendapatan Orang Tua. Jtpvi: Jurnal
Teknologi Dan Pendidikan Vokasi Indonesia, 1(2), 217–226.
Ryan, R. M., & Deci, E. L. (2020). Intrinsic And
Extrinsic Motivation From A Self-Determination Theory Perspective: Definitions,
Theory, Practices, And Future Directions. Contemporary Educational
Psychology, 61, 101860.
Sholekah, N. A., Wening, N., & Sulastiningsih, S. (2017).
Pengaruh Motivasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas
Pariwisata Di Kabupaten Gunungkidul. Stie Widya Wiwaha.
Syaparuddin, S., & Elihami, E. (2020). Peningkatan
Motivasi Belajar Siswa Melalui Video Pada Pembelajaran Pkn Di Sekolah Paket C. Jurnal
Edukasi Nonformal, 1(1), 187–200.
Triwiyanto, T. (2022). Manajemen Kurikulum Dan
Pembelajaran. Bumi Aksara.
Wahyudi, S. A., Siddik, M., & Suhartini, E. (2023).
Analisis Pembelajaran Ipas Dengan Penerapan Pendekatan Pembelajaran
Berdiferensiasi Dalam Kurikulum Merdeka. Jurnal Pendidikan Mipa, 13(4),
1105–1113.
Wiranata, I. G. A. B., & Sh, M. H. (2011). Antropologi
Budaya. Citra Aditya Bakti.