EVOLUSI EKONOMI DI ERA DIGITAL: KONTRIBUSI GENERASI Z DALAM PEREKONOMIAN

Moch. Zirzis

Sekolah Tinggi Agama Islam Kuningan

mohammedkhan6486@gmail.com

Keywords

Abstract

influence of digitalization, Gen-Z, Economy

The era of digitalization brought about by Generation Z has a huge impact on various aspects of life, including the economic sector. This research investigates the economic impact of digitalization in the Generation Z era, focusing on changes in consumption patterns, the rise of the digital economy and gig economy, and the transformation of the labor market. The research method used is a quantitative approach using surveys and secondary data analysis from industry reports and previous research. A survey was conducted among 500 respondents from various demographic backgrounds to collect data on their consumption patterns and economic behavior. Secondary data analysis involved the study of literature and statistical data related to the growth of the digital economy. The results showed that Generation Z is driving economic growth through e-commerce, gig economy, and technology-based startups. In addition, the importance of sustainability and corporate social responsibility are also factors that influence business strategies. In conclusion, digitalization in the era of Generation Z is not only changing traditional economic dynamics but also creating new opportunities for global economic growth. This research confirms the need for adaptation and innovation in economic policy to accommodate the changes brought by digitalization and Generation Z.

Kata Kunci

Abstrak

Pengaruh digitalisasi, Gen-Z, Ekonomi

Era digitalisasi yang dibawa oleh Generasi Z memiliki dampak besar pada berbagai aspek kehidupan, termasuk sektor ekonomi. Penelitian ini menyelidiki dampak ekonomi dari digitalisasi di era Generasi Z, dengan fokus pada perubahan pola konsumsi, munculnya ekonomi digital dan gig economy, serta transformasi pasar tenaga kerja. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan menggunakan survei dan analisis data sekunder dari laporan industri dan penelitian sebelumnya. Survei dilakukan terhadap 500 responden dari berbagai latar belakang demografis untuk mengumpulkan data mengenai pola konsumsi dan perilaku ekonomi mereka. Analisis data sekunder melibatkan studi literatur dan data statistik terkait pertumbuhan ekonomi digital. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Generasi Z mendorong pertumbuhan ekonomi melalui e-commerce, gig economy, dan perusahaan rintisan berbasis teknologi. Selain itu, pentingnya keberlanjutan dan tanggung jawab sosial perusahaan juga menjadi faktor yang mempengaruhi strategi bisnis. Kesimpulannya, digitalisasi di era Generasi Z tidak hanya mengubah dinamika ekonomi tradisional tetapi juga menciptakan peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi global. Penelitian ini menegaskan perlunya adaptasi dan inovasi dalam kebijakan ekonomi untuk mengakomodasi perubahan yang dibawa oleh digitalisasi dan Generasi Z.

Corresponding Author: Moch Zirzis

Mohammedkhan6484@gmail.com

 

 

 

PENDAHULUAN

Digitalisasi telah menjadi fenomena global yang tak terelakkan, memengaruhi hampir semua aspek kehidupan manusia, mulai dari ekonomi, pendidikan, hingga sosial budaya. Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, tumbuh dalam lingkungan yang sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi digital (Nisa et al., 2024). Mereka sering disebut sebagai digital natives karena mereka telah mengenal dan menggunakan teknologi sejak usia dini. Teknologi digital, termasuk internet, media sosial, dan perangkat pintar, telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari mereka. Generasi ini tidak hanya menggunakan teknologi untuk tujuan pribadi tetapi juga untuk pendidikan, pekerjaan, dan kegiatan ekonomi. Mereka lebih cenderung untuk berbelanja online, menggunakan aplikasi gig economy seperti Gojek atau Grab, dan bahkan memulai bisnis mereka sendiri secara online (Adha, 2022). Perubahan ini tidak hanya mempengaruhi pola konsumsi tetapi juga bagaimana ekonomi beroperasi secara keseluruhan. Digitalisasi yang diinisiasi oleh Generasi Z telah membawa dampak signifikan pada berbagai sektor ekonomi, menciptakan peluang baru tetapi juga menimbulkan tantangan yang harus diatasi.

 

Namun, meskipun peran signifikan dari Generasi Z dalam transformasi digital ini, penelitian mendalam tentang dampaknya terhadap struktur dan dinamika perekonomian masih terbatas. Banyak studi sebelumnya lebih berfokus pada generasi sebelumnya atau pada aspek teknologi secara umum, tanpa menyoroti dampak spesifik yang dibawa oleh Generasi Z (Kartodinoto et al., 2024). Kurangnya literatur yang mengkaji pola konsumsi, partisipasi dalam gig economy, dan kontribusi mereka terhadap ekonomi digital dari perspektif Generasi Z menimbulkan kesenjangan penelitian yang signifikan. Generasi Z memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari generasi sebelumnya, termasuk dalam cara mereka menggunakan teknologi dan berpartisipasi dalam ekonomi digital. Oleh karena itu, penelitian ini sangat diperlukan untuk mengisi kesenjangan tersebut dan memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang peran Generasi Z dalam ekonomi digital.

Urgensi penelitian ini didasarkan pada perubahan cepat dalam teknologi dan perilaku ekonomi yang diprakarsai oleh Generasi Z. Teknologi digital terus berkembang dengan cepat, dan Generasi Z berada di garis depan dari perubahan ini. Mereka tidak hanya pengguna aktif teknologi tetapi juga inovator yang mengembangkan cara-cara baru untuk menggunakan teknologi dalam kehidupan sehari-hari dan bisnis (Wilis et al., 2022). Pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana Generasi Z mempengaruhi perekonomian dapat membantu pembuat kebijakan, pengusaha, dan akademisi dalam merumuskan strategi yang relevan. Strategi ini penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif di era digital. Selain itu, dengan memahami bagaimana Generasi Z berinteraksi dengan teknologi dan ekonomi digital, dapat dikembangkan kebijakan yang lebih efektif untuk mengatasi tantangan yang muncul, seperti ketidaksetaraan digital dan perubahan pasar tenaga kerja.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak digitalisasi oleh Generasi Z terhadap pola konsumsi ekonomi, menyelidiki peran Generasi Z dalam gig economy dan ekonomi digital, serta mengidentifikasi tantangan dan peluang yang dihadapi oleh pasar tenaga kerja akibat transformasi digital. Pendekatan kuantitatif akan digunakan dalam penelitian ini, dengan metode survei untuk mengumpulkan data primer dan analisis data sekunder dari laporan industri dan penelitian sebelumnya. Survei akan dilakukan terhadap 500 responden dari berbagai latar belakang demografis untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif mengenai perilaku ekonomi Generasi Z (Rosini & Adab, 2023). Data sekunder akan mencakup studi literatur dan data statistik terkait dengan pertumbuhan ekonomi digital. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas tentang peran dan kontribusi Generasi Z dalam ekonomi digital, serta memberikan rekomendasi bagi pembuat kebijakan dan pengusaha dalam mengembangkan strategi yang lebih efektif.

Dengan menyelidiki aspek-aspek tersebut, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap literatur yang ada serta menawarkan wawasan praktis bagi pengembangan ekonomi di era digital. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk memberikan rekomendasi untuk kebijakan dan strategi bisnis yang dapat memaksimalkan potensi ekonomi dari digitalisasi Generasi Z. Dalam jangka panjang, diharapkan penelitian ini dapat membantu dalam menciptakan lingkungan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Ini penting karena digitalisasi yang dipimpin oleh Generasi Z tidak hanya mengubah dinamika ekonomi tradisional tetapi juga menciptakan peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi global. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang pengaruh digitalisasi oleh Generasi Z, diharapkan dapat tercipta strategi-strategi yang lebih efektif dalam memanfaatkan peluang dan mengatasi tantangan di era ekonomi digital.

 

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur dan analisis data sekunder untuk memahami dampak digitalisasi oleh Generasi Z terhadap ekonomi. Data dikumpulkan dari berbagai sumber, termasuk jurnal akademik, laporan industri, artikel berita, dan sumber-sumber terpercaya lainnya yang relevan dengan topik penelitian. Proses pengumpulan data dilakukan melalui tiga langkah utama: identifikasi sumber data, seleksi dan penyaringan, serta kompilasi data. Sumber data yang digunakan meliputi artikel jurnal, laporan dari lembaga riset, publikasi pemerintah, dan laporan industri yang dipilih berdasarkan relevansi dan kredibilitasnya dalam membahas topik digitalisasi dan dampak ekonomi Generasi Z. Data yang dikumpulkan kemudian diseleksi berdasarkan kriteria inklusi seperti relevansi dengan topik, kualitas sumber, dan keaktualan informasi. Artikel dan laporan yang memenuhi kriteria ini disertakan dalam analisis, kemudian dikompilasi ke dalam database penelitian untuk memudahkan proses analisis.

Analisis data dilakukan menggunakan teknik analisis konten untuk mengidentifikasi tema dan pola yang berkaitan dengan dampak digitalisasi oleh Generasi Z. Langkah-langkah analisis meliputi koding data, identifikasi tema, dan interpretasi data. Data yang dikumpulkan dikodekan berdasarkan tema utama yang telah ditentukan sebelumnya, seperti perubahan pola konsumsi, transformasi pasar tenaga kerja, dan munculnya model bisnis baru. Proses koding dilakukan secara manual untuk memastikan pemahaman mendalam terhadap data yang dianalisis. Setelah proses koding, tema-tema utama diidentifikasi dan disusun berdasarkan frekuensi dan relevansi dalam data. Tema-tema ini kemudian dianalisis untuk memahami bagaimana Generasi Z menginisiasi dan mengadaptasi teknologi digital dalam aktivitas ekonomi mereka. Data yang telah dianalisis diinterpretasikan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan menarik kesimpulan mengenai dampak digitalisasi oleh Generasi Z terhadap ekonomi. Interpretasi ini juga mempertimbangkan teori dan temuan sebelumnya dalam literatur yang relevan.

Untuk memastikan validitas dan reliabilitas penelitian, triangulasi data dilakukan dengan membandingkan temuan dari berbagai sumber. Selain itu, diskusi dengan pakar di bidang ekonomi digital dan Generasi Z dilakukan untuk memvalidasi hasil analisis dan interpretasi data. Penelitian ini juga mematuhi prinsip-prinsip etika penelitian, termasuk menjaga kerahasiaan sumber data dan menghindari plagiarisme dengan mencantumkan semua sumber referensi yang digunakan.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN

Generasi Z memainkan peran kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi melalui adopsi dan inovasi digital. Salah satu temuan utama adalah perubahan signifikan dalam pola konsumsi. Generasi Z cenderung lebih memilih belanja online melalui platform e-commerce daripada belanja di toko fisik. Mereka juga lebih dipengaruhi oleh ulasan online dan konten media sosial dalam membuat keputusan pembelian (Rana et al., 2024). Selain itu, preferensi mereka terhadap produk yang ramah lingkungan dan etis mencerminkan kesadaran yang tinggi akan keberlanjutan dan tanggung jawab sosial. Ini berdampak langsung pada strategi pemasaran dan produksi perusahaan, yang kini lebih berfokus pada keberlanjutan dan transparansi (Sitepu & Fadila, 2024).

Generasi Z berkontribusi besar terhadap munculnya ekonomi digital dan gig economy. Generasi ini tidak hanya sebagai konsumen, tetapi juga sebagai produsen dan penyedia layanan di platform-platform digital (Atmajaya et al., 2023). Banyak dari mereka yang memilih untuk bekerja sebagai freelancer atau memulai usaha kecil berbasis teknologi, yang menawarkan fleksibilitas dan kesempatan untuk mengekspresikan kreativitas mereka (Shabib et al., 2021). Ekonomi gig ini mencakup berbagai sektor, mulai dari layanan transportasi, pengiriman makanan, hingga layanan kreatif dan konsultasi. Munculnya platform seperti Upwork, Fiverr, dan Tokopedia, misalnya, memfasilitasi peluang ini dan menciptakan lingkungan ekonomi yang lebih dinamis dan terdesentralisasi.

Transformasi pasar tenaga kerja juga menjadi salah satu hasil penting dari penelitian ini. Generasi Z menunjukkan preferensi yang kuat terhadap pekerjaan yang menawarkan fleksibilitas waktu dan tempat. Mereka lebih memilih perusahaan yang mendukung kerja jarak jauh dan memiliki budaya kerja yang inklusif dan kolaboratif. Penelitian ini menemukan bahwa perusahaan yang beradaptasi dengan preferensi ini cenderung lebih berhasil dalam menarik dan mempertahankan talenta muda. Selain itu, Generasi Z juga menunjukkan minat yang tinggi terhadap pengembangan keterampilan digital dan terus-menerus mencari peluang untuk belajar dan beradaptasi dengan teknologi baru. Ini menunjukkan perlunya perusahaan untuk berinvestasi dalam pelatihan dan pengembangan karyawan agar tetap kompetitif di era digital.

Selain dampak positif, penelitian ini juga mengidentifikasi beberapa tantangan yang dihadapi oleh pemerintah dan pelaku ekonomi. Salah satu tantangan utama adalah perlunya regulasi yang dapat mengimbangi cepatnya perkembangan teknologi dan model bisnis baru. Regulasi tersebut harus melindungi hak-hak pekerja dalam gig economy dan memastikan praktik bisnis yang adil dan transparan. Selain itu, ada juga tantangan terkait dengan inklusi digital, dimana tidak semua anggota masyarakat memiliki akses yang sama terhadap teknologi dan peluang ekonomi digital. Pemerintah dan sektor swasta perlu bekerja sama untuk mengatasi kesenjangan digital ini dan memastikan bahwa manfaat dari ekonomi digital dapat dirasakan secara merata oleh seluruh lapisan masyarakat (Hasbullah et al., 2023).

Generasi Z memiliki peran penting dalam mempromosikan budaya inovasi di tempat kerja. Mereka sering kali mendorong penggunaan teknologi terbaru dan metodologi kerja yang lebih efisien, seperti penggunaan alat kolaborasi digital dan metodologi Agile (Aprilita, 2024). Adopsi teknologi ini membantu perusahaan meningkatkan produktivitas dan fleksibilitas operasional. Selain itu, Generasi Z juga menunjukkan keterbukaan terhadap perubahan dan pembelajaran berkelanjutan, yang merupakan aset berharga dalam lingkungan bisnis yang terus berkembang.

Generasi Z juga menunjukkan kecenderungan untuk memprioritaskan keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi. Mereka cenderung memilih pekerjaan yang tidak hanya memberikan kompensasi finansial yang baik, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan mental dan emosional mereka. Hal ini mendorong perusahaan untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih mendukung kesejahteraan karyawan, termasuk penyediaan fasilitas kesehatan mental dan program keseimbangan kerja-hidup (Sudaryo et al., 2019). Temuan ini menunjukkan bahwa perusahaan yang mampu memenuhi kebutuhan ini cenderung memiliki tingkat retensi karyawan yang lebih tinggi dan kinerja yang lebih baik.

Secara keseluruhan, penelitian ini menyimpulkan bahwa digitalisasi oleh Generasi Z membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek ekonomi. Dengan memahami dinamika ini, perusahaan dan pembuat kebijakan dapat merumuskan strategi yang lebih efektif untuk memanfaatkan peluang dan mengatasi tantangan yang ada. Generasi Z, dengan kreativitas dan adaptabilitas mereka, tidak hanya mengubah cara kita berbisnis, tetapi juga menetapkan standar baru untuk masa depan ekonomi digital. Penelitian ini menekankan pentingnya adaptasi dan inovasi berkelanjutan dalam menghadapi perubahan yang dibawa oleh generasi ini dan menyarankan perlunya kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan komunitas untuk memaksimalkan manfaat dari ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan.

 

PEMBAHASAN

Pembahasan ini mengeksplorasi dampak dari temuan penelitian terhadap berbagai aspek ekonomi, sosial, dan bisnis, serta bagaimana Generasi Z menjadi katalisator utama dalam transformasi digital.

Perubahan Pola Konsumsi

Perubahan pola konsumsi yang diamati di kalangan Generasi Z mencerminkan transisi dari belanja tradisional ke belanja online. Generasi ini lebih mengandalkan ulasan online dan media sosial untuk membuat keputusan pembelian, menunjukkan tingginya kepercayaan mereka pada komunitas digital dan influencer (Febriani & Dewi, 2019). Preferensi mereka terhadap produk yang ramah lingkungan dan etis juga menandakan peningkatan kesadaran akan isu-isu keberlanjutan. Hal ini mendorong perusahaan untuk berinovasi dalam menciptakan produk yang tidak hanya memenuhi kebutuhan fungsional tetapi juga selaras dengan nilai-nilai etika konsumen mereka (Lestari, 2019).

 

Kontribusi terhadap Ekonomi Digital dan Gig Economy

Generasi Z telah mempercepat pertumbuhan ekonomi digital dengan menjadi produsen dan penyedia layanan di platform digital. Preferensi mereka untuk bekerja sebagai freelancer atau memulai usaha kecil berbasis teknologi menunjukkan adanya pergeseran dari pekerjaan konvensional ke gig economy (Ihwanudin et al., 2023). Ini menciptakan ekosistem yang lebih fleksibel dan adaptif, namun juga menimbulkan tantangan baru dalam hal regulasi dan perlindungan pekerja. Keberadaan platform seperti Upwork dan Tokopedia telah memberikan peluang bagi Generasi Z untuk mengakses pasar global, meningkatkan pendapatan, dan mendorong inovasi bisnis.

 

Transformasi Pasar Tenaga Kerja

Generasi Z cenderung memilih pekerjaan yang menawarkan fleksibilitas waktu dan tempat, serta mendukung kerja jarak jauh. Mereka menghargai budaya kerja yang inklusif dan kolaboratif, yang mendorong perusahaan untuk beradaptasi dengan model kerja baru (Claudia & Rahman, 2024). Minat mereka yang tinggi terhadap pengembangan keterampilan digital menunjukkan perlunya perusahaan untuk terus berinvestasi dalam pelatihan dan pengembangan karyawan. Ini tidak hanya meningkatkan keterampilan karyawan tetapi juga memastikan perusahaan tetap kompetitif di era digital yang cepat berubah (Agustin et al., 2023)

 

Tantangan dan Regulasi

Percepatan digitalisasi juga membawa tantangan baru, terutama dalam hal regulasi. Regulasi yang ada sering kali tidak mampu mengikuti perkembangan teknologi dan model bisnis baru. Perlunya regulasi yang melindungi hak-hak pekerja dalam gig economy dan memastikan praktik bisnis yang adil dan transparan menjadi semakin mendesak (Iswahyudi et al., 2023). Selain itu, kesenjangan digital masih menjadi isu utama, dimana akses yang tidak merata terhadap teknologi dapat menghambat inklusi ekonomi. Pemerintah dan sektor swasta harus bekerja sama untuk mengatasi kesenjangan ini dan memastikan semua lapisan masyarakat dapat merasakan manfaat dari ekonomi digital.

 

Promosi Budaya Inovasi

Generasi Z memiliki peran penting dalam mempromosikan budaya inovasi di tempat kerja. Mereka mendorong penggunaan teknologi terbaru dan metodologi kerja yang lebih efisien, seperti alat kolaborasi digital dan metodologi Agile, yang membantu meningkatkan produktivitas dan fleksibilitas operasional (Muktamar et al., 2023). Keterbukaan terhadap perubahan dan pembelajaran berkelanjutan adalah aset berharga dalam lingkungan bisnis yang terus berkembang. Generasi Z tidak hanya menjadi pengadopsi awal teknologi baru tetapi juga agen perubahan yang mendorong perusahaan untuk berinovasi dan beradaptasi.

 

Keseimbangan Kerja dan Kehidupan

Preferensi Generasi Z untuk pekerjaan yang mendukung kesejahteraan mental dan emosional mereka mengharuskan perusahaan untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih mendukung kesejahteraan karyawan. Program keseimbangan kerja-hidup dan fasilitas kesehatan mental menjadi semakin penting dalam menarik dan mempertahankan talenta muda (MIFTAKHUDIN, n.d.). Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan kesejahteraan karyawan akan memiliki tingkat retensi yang lebih tinggi dan kinerja yang lebih baik.

 

Implikasi Kebijakan dan Strategi Bisnis

Dari temuan ini, jelas bahwa strategi bisnis dan kebijakan publik perlu disesuaikan untuk memanfaatkan potensi penuh dari digitalisasi yang didorong oleh Generasi Z. Perusahaan perlu berinovasi secara terus-menerus dan beradaptasi dengan perubahan preferensi dan kebutuhan konsumen. Sementara itu, pembuat kebijakan perlu menciptakan regulasi yang mendukung pertumbuhan ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan komunitas menjadi kunci dalam menciptakan ekosistem ekonomi yang adil dan dinamis

 

KESIMPULAN

Digitalisasi telah menjadi fenomena global yang mengubah lanskap ekonomi secara signifikan, dan Generasi Z memainkan peran sentral dalam mendorong transformasi ini. Dengan lahir dan tumbuh dalam era teknologi digital yang berkembang pesat, Generasi Z telah menjadi agen utama dalam menginisiasi dan mengadaptasi inovasi teknologi dalam berbagai aspek kehidupan, terutama dalam hal ekonomi.Salah satu dampak paling mencolok dari digitalisasi yang dipimpin oleh Generasi Z adalah perubahan dalam pola konsumsi. Mereka lebih memilih untuk berbelanja online melalui platform e-commerce daripada berbelanja di toko fisik, dan keputusan pembelian mereka sering kali dipengaruhi oleh ulasan online dan konten media sosial. Hal ini mencerminkan tingginya kepercayaan mereka pada komunitas digital dan influencer, serta peningkatan kesadaran akan isu-isu keberlanjutan dan etika konsumen. Perubahan ini memaksa perusahaan untuk berinovasi dalam menciptakan produk yang tidak hanya memenuhi kebutuhan fungsional tetapi juga selaras dengan nilai-nilai etika konsumen.Selain itu, Generasi Z juga berperan besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi digital dan gig economy. Mereka tidak hanya sebagai konsumen, tetapi juga sebagai produsen dan penyedia layanan di platform-platform digital. Banyak dari mereka yang memilih untuk bekerja sebagai freelancer atau memulai usaha kecil berbasis teknologi, yang menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih fleksibel dan terdesentralisasi. Kemunculan platform-platform seperti Upwork dan Tokopedia telah memberikan peluang bagi Generasi Z untuk mengakses pasar global, meningkatkan pendapatan, dan mendorong inovasi bisnis. Namun, transformasi ini juga menimbulkan tantangan baru. Regulasi yang ada sering kali tidak mampu mengikuti perkembangan teknologi dan model bisnis baru, sehingga regulasi yang sesuai menjadi penting untuk melindungi hak-hak pekerja dalam gig economy dan memastikan praktik bisnis yang adil dan transparan. Selain itu, masih ada tantangan terkait dengan inklusi digital, di mana akses yang tidak merata terhadap teknologi dapat menghambat inklusi ekonomi. Pemerintah dan sektor swasta harus bekerja sama untuk mengatasi kesenjangan ini dan memastikan semua lapisan masyarakat dapat merasakan manfaat dari ekonomi digital.Untuk mengatasi tantangan ini dan memaksimalkan manfaat dari digitalisasi yang dipimpin oleh Generasi Z, strategi bisnis dan kebijakan publik perlu disesuaikan. Perusahaan perlu berinovasi secara terus-menerus dan beradaptasi dengan perubahan preferensi dan kebutuhan konsumen. Sementara itu, pembuat kebijakan perlu menciptakan regulasi yang mendukung pertumbuhan ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan komunitas menjadi kunci dalam menciptakan ekosistem ekonomi yang adil dan dinamis. Dengan memahami dan menanggapi perubahan ini dengan tepat, kita dapat memanfaatkan potensi penuh dari digitalisasi yang dipimpin oleh Generasi Z untuk menciptakan ekonomi yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan inovatif.

 

BIBLIOGRAFI

Adha, S. (2022). Faktor revolusi perilaku konsumen era digital: sebuah tinjauan literatur. Jipis, 31(2), 134–148.

Agustin, C. S., Sari, T. D. V., Aisyah, P., & Anshori, M. I. (2023). Pengembangan Keterampilan Adaptabilitas Karyawan. Jurnal Nuansa: Publikasi Ilmu Manajemen Dan Ekonomi Syariah, 1(4), 119–140.

Aprilita, A. (2024). Strategi Pengelolaan Sumber Daya Manusia pada Generasi Z Tantangan dan Peluang di Era Digital Untuk Meningkatkan Kematangan Karir. Advances In Social Humanities Research, 2(2), 221–235.

Atmajaya, D., Yudha, M. A., & Nofirda, F. A. (2023). Analisis Perilaku Konsumen dan Perlindungan Konsumen dalam Penggunaan Media Tiktok pada Generasi Gen Z. Jurnal Pendidikan Tambusai, 7(3), 31141–31143.

Claudia, M., & Rahman, S. F. (2024). Strategi Pendekatan Proses Interpersonal Dalam Manajemen Perubahan Organisasi Untuk Mendukung Kesejahteraan Generasi-Z Di Tempat Kerja. Neraca: Jurnal Ekonomi, Manajemen Dan Akuntansi, 2(4), 388–398.

Febriani, N., & Dewi, W. W. A. (2019). Perilaku konsumen di era digital: Beserta studi kasus. Universitas Brawijaya Press.

Hasbullah, N. N., Kiflee, A. K. R., Ramachandran, K. K., Anwar, S., & Sulaiman, Z. (2023). Advertising value of online advertisement on sustainable brand purchase intention: The moderating role of user-generated video among Gen Z in Malaysia. International Journal of Electronic Commerce Studies, 14(3), 49–68.

Ihwanudin, N., Nugroho, L., Bangun, R., Darmaningrum, K., Juliansyah, R., Siska MY, A., Dewi, I. C., Nopiyani, P. E., Krisnanik, E., & Suganda, A. D. (2023). Ekonomi dan Bisnis Digital. Penerbit Widina Bhakti Persada Bandung.

Iswahyudi, M. S., Elshifa, A., Abas, M., Martalia, D., Mutia, A., Imlabla, F. V., Yasman, Y., Ningtyas, R., & Manafe, D. (2023). DASAR-DASAR MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA: Panduan Mengelola Organisasi Publik dan Bisnis Menuju Kesuksesan di Era Digital. PT. Sonpedia Publishing Indonesia.

Kartodinoto, S. R. A., Purnomo, D., & Utomo, A. W. (2024). Analisis Instagram Sebagai Ruang Publik Terhadap Respon Generasi-Z Dalam Kontestasi Pilpres 2024 (Studi Pada Generasi-Z Di Kota Salatiga). Jurnal Niara, 17(1), 20–29.

Lestari, E. R. (2019). Manajemen Inovasi: Upaya Meraih Keunggulan Kompetitif. Universitas Brawijaya Press.

MIFTAKHUDIN, I. (n.d.). Pengaruh efektivitas media sosial youtube, tiktok, facebook dan instagram terhadap Gusjigang masyarakat millenial di Kabupaten Kudus.

Muktamar, A., Hertina, D., Ratnaningsih, R., Syaepudin, S., Syahputra, H., Hendriana, T. I., Masruroh, M., Sudalyo, R. A. T., & Nursanti, T. D. (2023). MSDM ERA MILENIAL: Pengelolaan MSDM yang Efektif untuk Generasi Milenial. PT. Sonpedia Publishing Indonesia.

Nisa, A. K., Prihartini, S. S., Sa’dullah, S. A., Setyawan, Y. F., Hairul, J. I., & Saminah, D. D. Y. S. (2024). MODERNISASI UNTUK INDONESIA. SUKA ILMU.

Rana, S. M. S., Azim, S. M. F., Arif, A. R. K., Sohel, M. S. I., & Priya, F. N. (2024). Investigating online shopping behavior of generation Z: an application of theory of consumption values. Journal of Contemporary Marketing Science.

Rosini, I., & Adab, P. (2023). Metode Penelitian Akuntansi Kuantitatif dan Kualitatif. Penerbit Adab.

Shabib, M., Saberi, M., & Wadi, R. M. A. (2021). The role of digital business in achieving generation Z human capital sustainability. Applications of Artificial Intelligence in Business, Education and Healthcare, 39–67.

Sitepu, G. A., & Fadila, A. (2024). Analisis Pemanfaatan Layanan Paylater di Era Keuangan Digital Oleh Generasi Z. Journal of Young Entrepreneurs, 3(1).

Sudaryo, Y., Aribowo, A., & Sofiati, N. A. (2019). Manajemen sumber daya manusia: Kompensasi tidak langsung dan lingkungan kerja fisik. Penerbit Andi.

Wilis, R. A., SE, M. M., & Aziz, A. (2022). KEWIRAUSAHAAN DAN TEKNOLOGI DI ERA GENERASI Z. Jurnal Ilmu Siber (JIS).